Anda di halaman 1dari 2

Percobaan 3

Dasar teori

Sistem pengendalian proses merupakan faktor yang sangat menentukan dalam


menjamin tingkat keberhasilan proses. Dengan unit pengendali yang kuat maka proses
dapat dijalankan pada kondisi optimalnya dengan cara merejeksi/menolak segala
macam gangguan seperti fluktuasi laju aliran umpan, suhu, aliran pendingin, ataupun
gangguan lain yang tidak terprediksi.
Marlin menyebutkan bahwa pengendalian proses memberikan kontribusi yang
penting dalam safety, perlindungan lingkungan (menekan polusi/emisi bahan
berbahaya), perlindungan peralatan terutama dari over capacity/over heated, operasi
pabrik yang lancar, menjamin kualitas produk, menjaga operasional pabrik pada
keuntungan maksimumnya, dan berguna dalam monitoring dan diagnose proses
(Marlin, 1995).
Dalam industrik kita mengenal setidaknya ada dua jenis sistem pengendali yang
bekerja secara konvensional yaitu sistem pengendali umpan balik (Feedback Control)
dan sistem pengendali umpan depan (Feedforward Control). Sistem pengendali umpan
balik akan bekerja berdasarkan tingkat kesalahan yang terjadi pada produk yang
dimonitor/dikontrol besarnya. Artinya jika variable yang dikontrol nilainya (di-set)
mengalami perubahan (error) maka sistem pengendali ini akan bekerja memanipulasi
input pasangannya (mengubah besarnya) sehingga nilai variabel yang dikontrol sebagai
output akan sama dengan nilai yang diset (ditetapkan besarnya)
Kontroler proporsional memiliki keluaran yang sebanding/proposional dengan
besar dari sinyal kesalahan (selisih antara besaran yang diinginkan dengan harga
aktual). Secara lebih sederhana dapat dikatakan, bahwa keluaran kontroler proporsional
merupakan perkalian antara konstanta proporsional dengan error. Perubahan pada sinyal
masukan akan segera menyebabkan sistem secara langsung mengubah keluaran sebesar
konstanta pengali.

Berikut ini merupakan ketentuan-ketentuan kontroler proporsional yang perlu


diperhatikan saat diterapkan pada suatu sistem, antara lain:
1.

Jika nilai Kp kecil, kontroler proporsional hanya mampu melakukan koreksi


kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat.

2.

Jika nilai Kp dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai


keadaan mantap. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang
berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil, atau respon sistem
akan

berosilasi.

Pengendali Proporsional menghasilkan keluaran sebanding dengan masukan. Faktor


penguatan proporsional (Kp) diuraikan sebagai hambatan Rf didalam rangkaian umpan balik
dari terminal keluaran ke terminal masukan pada Op-Amp.
Pada percobaan ini, kecepatan aliran air yang berasal dari pompa peristaltik dimonitor
secara terus-menerus oleh sebuah flow sensor yang akan mengirimkan signal hasil
pembacaannya ke PID controller pada software. PID contoller kemudian mengatur kecepatan
pompa sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air menuju nilai yang diinginkan.
Prosedur Kerja

Dipastikan SOL1 terbuka dan atur pompa B pada 0%.


Diklik PID pada pompa A dan pilih mode operasi Manual serta atur kecepatan pompa
A pada 50%. Berikan pula nilai awal setpoint, P, I, D, dan masing-masing 700 mL/menit,
5% ,0 dan 0.
Diklik Apply dan GO untuk memulai data logging.
Diperhatikan laju alir F1, dan tunggu sampai menunjukkan angka yang konstan.
Disturbance dapat diberikan dengan cara mengatur kecepatan pompa B pada 0,10, 20,
30,40, 50, dan 100%. Dicatat waktu yang dibutuhkan dan laju alir yang dihasilkan.
Setelah itu, maka klik STOP untuk mengakhiri data logging.

Anda mungkin juga menyukai