Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

SAMPAH DI PASAR TRADISIONAL SALATIGA

Di Susun oleh :

Nama

: yoga adi pranata

Nim

: 4311413053

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME. Karena atas berkat
dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
SAMPAH DI PASAR TRADISIONAL SALATIGA
Atas bantuan secara langsung maupun tidak langsung kami ucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Orang tua kami yang telah mendukung dan memberikan semangat.
2. Ibu miranita selaku dosen yang membimbing dalam penulisan makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat.
Dengan segala kemampuan yang ada serta mengingat terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan, kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Semoga dengan makalah ini dapat membantu bagi
yang membutuhka.

09 Mei 2014

Penulis

Daftar Isi
Halaman judul ............................................................................................. i
Kata pengantar ............................................................................................ ii
Daftar isi ...................................................................................................... iii
Pendahuluan
Latar belakang............................................................................................. 1
Rumusan masalah........................................................................................ 2
Tujuan ......................................................................................................... 2
Pembahasan
Penyebab ..................................................................................................... 3
Solusi........................................................................................................... 7
Penutup
Kesimpulan ................................................................................................. 10
Saran............................................................................................................ 10
Daftar pustaka ............................................................................................. 11
Lampiran ..................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kioskios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. pemandangan yang lumrah bila kita melihat keadaan
pasar tradisional yang terkesan kumuh, kotor dan jorok. Keadaan tersebut
tidak lain di karenakan sampah yang tercecer dimana dan keadaan yg becek.
Sampah sendiri merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses.
Dalam perkembangan jaman, memang telah banyak pasar-pasar
modern seperti minimarket dan supermarket. Namun dalam kenyataannya
masih banyak ibu-ibu atau orang-orang yang masih bergantung pada pasar
tradisional. Dengan banyaknya peminat atau pengunjung di pasar tradisional
ini sangat berpengaruh pada kondisi kebersihan pasar. Kebanyakan
pengunjung pasar terbiasa membuang sampah sembarangan. Walaupun di
pasar sendiri ada pengelolanya, tetap saja masalah sampah adalah masalah
nomer satu yang ada di pasar. Petugas kebersihan seolah tak berkutik dengan
sampah yang terlalu banyak. Petugas-petugas hanya bisa mengumpulkan
sampah-sampah tersebut dan menunggu sampai sampahnya di angkut ke
TPA terdekat.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dari tulisan ini :
a. Apa itu pasar ?
b. Apa saja jenis sampah ?
c. Bagaimana cara mengelola sampah yang baik di pasar-pasar sekitar
salatiga ?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulis ingin mengetahui :
a. Perkembangan kebersihan di dalam pasar,
b. Bagaimana sikap pemerintah dalam menanggapi permasalahan sampah
pasar.
c. Solusi yang baik untuk kebersihan pasar.

BAB II
PEMBAHASAN
3.1 PENYEBAB
Sebelum membicarakan tentang penyebabnya, alangkah lebih baik
apabila mengetahui apa itu sampah, apa saja macamnya, dimana saja dan
lain-lainnya.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya.
Sampah dapat di kategorikan dalam beberapa kelompok, seperti :
sampah berdasarkan sumber, sampah berdasarkan sifat dan sampah
berdasarkan bentuk.
Sampah berdasarkan sumber dapat di bagi sebagai berikut :
a. Sampah alam
b. Sampah manusia
c. Sampah konsumsi
d. Sampah nuklir
e. Sampah industri
f. Sampah pertambangan
Sampah berdasarkan sumbernya di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah

lebih

lanjut

menjadi

kompos.(Wikipedia,

sampah

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah).
b. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah
plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Sampah berdasarkan bentuk dapat di bagi menjadi berikut :
a. Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia,
urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah
ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potonganpotongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
b. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
4

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi
dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
c. Sampah gas
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan
polusi.(Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah).
Setelah kita mengetahui apa itu sampah, kita akan membicarakan
tentang pasar, apa itu pasar, apa saja macamnya, dan lain-lain.
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur,
hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang
dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini
merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan
sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua
orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga
orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu
dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala
geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang
dan jasa yang diperdagangkan.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.(Wikipedia, pasar,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar).
5

Pasar Tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan


pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri
dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari
seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,
daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada
pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Contoh pasar
tradisioal di daerah penulis adalah pasar blauran Salatiga.
Hampir di setiap pasar tradisional sampah dijumpai dan selalu saja
menggunung. Karena produksi sampah di pasar tradisional sangat tinggi.
Kita semua tahu. Di pasar tradisional, sayuran yang datang dari pemasok
belum sepenuhnya dalam keadaan siap dijual. Sayuran itu harus di grading.
Dipilih dan dibersihkan.

Tak sedikit juga sayuran dan buah telah rusak.

Rusaknya bisa karena layu dan busuk. Busuk karena terlalu lama disimpan.
Atau, terlalu lama dalam perjalanan. Sampah hasil grading sayuran, buah
dan sayuran yang telah membusuk dikumpulkan sementara. Kemudian
setelah pedagang tutup, oleh petugas kebersihan sampah dibuang ke tempat
pembuangan sampah sementara (TPS). Baru kemudian diangkut ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
Di Salatiga khususnya di pasar blauran, tiap harinya pasti ada sampah
yang menggunung di belakang pasar, tepatnya di TPS pasar blauran.
Kebanyakan sampah berupa sampah organik, seperti daun, buah dan lainlain. Berikut adalah data Laporan Publikasi Statistik Lingkungan Hidup
2011

dari

BLH

Provinsi Jateng menyebutkan, persentase terbanyak

komposisi sampah adalah bahan organik 61,64 %, disusul plastik 15,94%,


kertas 9,42%, kayu 2,87%, gelas/

kaca 1,70 %, kain 1,62%, logam 1,4%, karet/ kulit tiruan 0,69 %, dan lainlain

3,73

%.(

Mendorong

Perubahan

Perilaku,

http://salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=440&)
Apabila pemerintah mau berkontribusi dalam pengolahan limbah atau
sampah ini, mungkin saja akan terbentuk pasar blauran yang bersih dan tidak
bau.
3.2 Solusi
Solusi yang pernah di lakukan dalam penanggulangan sampah di kota
salatiga, khususnya di pasar blauran adalah pengumpulan di TPS, lalu di
lanjutkan dengan pengiriman ke TPA ngronggo. Walaupun di TPA
ngronggo telah menggunakan system control landfill namun pada
kenyataannya TPA ngronggo terancam di tutup dalam 2-3 tahun ke depan.
Karena jumlah sampah yang masuk terlalu banyak sekitar 90-100 ton
sampah tiap harinya.
Untuk menanggulangi hal tersebut dapat di lakukan dengan cara :
a. Pada prinsipnya teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi
(penguraian) biomassa (residu/sampah) secara mikrobiologis dalam
kondisi anaerobik (tanpa oksigen). Secara garis besar bahan baku yang
diperlukan untuk teknologi anaerobik adalah berupa sampah pasar
tradisional (berjenis sampah basah), mikroorganisme, dan air.
Sedangkan perangkat yang diperlukan dalam teknologi anaerobik ini
terdiri dari digester sebagai tempat berlangsungnya proses anaerobik,
penampung biogas,

dan

perangkat

pemanfaatan

biogas

yang

dihasilkan, serta beberapa komponen pendukung seperti stop kran,


pipa, dan perangkat pengaman. Hal ini dengan jelas mencerminkan
bahwa teknologi anaerobik adalah teknologi yang murah, karena
semua bahan baku tersebut dapat diperoleh dengan cara mudah dan
7

dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk digester dan penampung


gas dapat dibuat dari bahan-bahan bangunan seperti semen dan pasir,
sehingga biaya pembuatannya relatif murah. Dalam perberlakuan
kebijakan ini di butuhkan satu badan atau orang-orang khusus yang
mau memilah sampah. Hal ini juga bisa mengurangi jumlah
pengangguran di daerah Salatiga. Hasil dari gasnya pun bisa di
gunakan sendiri di gedung pemerintahan di sekitar pasar blauran,
seperti gedung kecamatan dan gedung-gedung lainnya. Pemanfaatan
ini dapat mengurangi jumlah pengeluaran dari pemerintah juga, karena
penggunaan gas elpiji dapat di pangkas. Bisa juga di manfaatkan untuk
warga sekitar yang ingin menggunakan biogas. Tentunya dengan
retribusi tertentu yang dapat menambah pendapatan daerah.

b. Penerapan program Zero Waste :


i. PEMILAHAN, pisahkan barang terbuang/sampah antara yang
basah (organik) seperti sisa dapur, makanan dengan sampah
kering (anorganik) seperti, kaleng, beling, karet, styrofoam,
pembalut dalam kantong plastik yang berbeda. Kepedulian ini
adalah

menjadi

bagian

dari

masyarakat

hijau

peduli

lingkungan.
ii. PENGUMPULAN, kumpulkan sampah yang telah terpisah
(organik dan anorganik) atau barang-barang yang tidak
terpakai sehingga memudahkan pengangkutan oleh petugas
kebersihan.
iii. PENGOLAHAN, sampah yang telah terpilah/terpisah akan
sangat membantu dalam proses pengolahan ,dan dapat segera
di daur ulang atau dimanfaatkan sebagai bahan baku lain, mis.
pembuatan kerajinan dari botol bekas, kertas daur ulang dan
kegiatan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.
iv. PENJUALAN, sampah yang telah di daur ulang atau
8

dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan/barang lain yang


bermanfaat, dapat dijual melalui jaringan Kemitraan Usaha
atau dukungan Pemerintah Daerah secara berkelanjutan yang
akan membantu dalam pendampingan dan menjembatani
kegiatan tata niaga keberbagai pihak yang membutuhkan.
v. PEMBUDAYAAN, mulailah membudayakan dan membisakan
melakukan kegiatan di atas dan aktif menyuarakan peduli
lingkungan sebagai warisan masa depan putra-putri kita.(zero
waste,

http://anomwibisono.blogspot.com/2008/09/zero-

waste.html)
vi. Dalam perberlakuan zero waste, pada awalnya haruslah di
tetapkan dengan penambahan jumlah tempay sampah dan juga
tempat sampah yang bervariasi menurut jenisnya.
vii. Apabila tempat sampah sudah tersedia dan layak pakai, langkah
selanjutnya

adalah

menetapkan

sangsi

bagi

orang-

orang/pedagang yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
bertransaksi.
2. Sampah di bagi menjadi beberapa jenis menurut bentuk dan
asalnya.
3. Solusi yang tepat untuk menanggulangi masalah sampah di pasar
adalah dengan menerapkan teknologi anaerobic pada pengolahan
sampah dan zero waste dan dengan bantuan pemerintah untuk
penetapan peraturan.

3.2 Saran
Kebersihan dapat di capai dengan menggunakan ilmu pengetahuan.
Namu tidak akan pernah terwujud apabila tidak di barengi dengan usaha dan
kesadaran dari masyarakat. Saran dari penulis adalah jangan menyalahkan
pemerintah atau siapapun tentang masalah lingkungan. Namun sadarlah
bahwa perubahan itu berawal dari diri kita masing-masing.

10
10

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah, di akses 4 juni 2014, jam 20.55.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar, di akses 4 juni 2014, jam 20.58.
http://www.salatigakota.go.id/InfoBerita.php?id=440&, di akses 4 juni 2014, Jam
21.20.
http://anomwibisono.blogspot.com/2008/09/zero-waste.html di akses 4 juni 2014, jam
21.10

11
11

Lampiran

TPS pasar blauran Salatiga

TPS pasar blauran Salatiga


(dengan foto penulis)

TPS yang berada di pinngir jalan

Tak hanya sampah organik namun


sampah anorganik juga terlihat

12
12

TPS pasar blauran Salatiga

TPS pasar blauran Salatiga

13

Anda mungkin juga menyukai