Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 8

Nama : Siska Shelvia Deviani (4311413048)


Melinda Dwi Lestari (4311413077)
Octaviana K.G.C (4311413063)
Okto Firmantri (4311413054)

Management Bakpia Pathok 25 Yogyakarta

Manajemen One Man Show

Barangkali bukan hanya PT Bakpia Pathok 25, produsen kue bakpia yang masih
menggunakan manajemen one man show. Meski telah mempekerjakan 100 pegawai, seperti
layaknya UKM, Arlen Sanjaya mengaku sistem operasi perusahaannya masih terpusat
kepadanya. Meski demikian, ia berani mengklaim, PT Bakpia Pathok 25 merupakan pengrajin
bakpia pertama yang telah menggunakan brand (merk). Melalui sentuhan manajemen Lita
Sanjaya, kakak perempuan Arlen, dulu menggunakan merk Bakpia Pathok 38. Alasannya, karena
saat itu menyewa toko dengan nomor 38. Namun karena dianggap sebagai angka kawin mistis
dalam penanggalan Imlek, maka diubahlah menjadi Bakpia Pathok 25. Ternyata, dewi fortuna
menghampiri, merk 25 ini terkenal dan menjadi brand yang cukup diperhitungkan.
Saat itu sudah banyak pengrajin bakpia, namun pada belum pakai merk. Kita berani
bilang kita pakai merk yang pertama. Mungkin memang ibu saya membuat bakpia bukan yang
pertama, tapi yang pertama pakai brand itu ibu saya, saat itu menggunakan nama 38. Membuat
merk lagi, angka 25, tapi malah yang terkenal 25 ini. pemikirannya, angka 38 itu khan kawin
mistik, 25 ini khan bisa dibicarakan selawe, duapuluh lima, papar Arlen.
Menyadari betul mengenai pentingnya brand, kemudian dibuatlah slogan Bakpia Pathok
25 Oleh-oleh Khas Jogja. Menurut Arlen Sanjaya, nama Bakpia Pathok 25 tidak bisa dipatenkan
karena berkaitan dengan nama kue, nama jalan, dan angka yang merupakan milik publik. Namun
Arlen telah mematenkan Bakpia Pathok 25 secara utuh 1 kardus atau 1 kotak. Sertifikat Depkes
pun telah diraih pada tahun 1988 dan serifikat halal MUI pada 1998. Mengenai kemasan, jika
dulu hanya menggunakan kemasan kotak anyaman bambu (besek), kemudian dikemas dalam
kardus putih biasa, kini telah dikemas dalam kardus dengan desain elegan dan higienis.
Dari segi kemasan dari dulu kita memang paling menang. Sebelum ini bakpia hanya
dikemas dalam kertas buram (contong), kalau beli lebih dari 10 biji dikemas dalam kotak
anyaman bambu (besek). Besek ini kalau hujan ini jamur, bubuk, juga besar kecilnya nggak
sama. Saat itu merk hanya bisa dikasih label tempelan kertas terus ditali. Itu pertama, dulu punya
merk tapi cuman ditempelin, ujar Arlen.

Angka Penjualan Fluktuatif
Arlen mengaku angka penjualan Bakpia Pathok 25 miliknya, amat fluktuatif. Barangkali
ini bisa menjadi salah satu kendala ataupun dianggap sebagai tantangan. Pasalnya, jika dalam
keadaan ramai, Arlen yang dibantu 100 karyawan kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar,
sehingga masih kekurangan tenaga. Bahkan omset bisa mencapai 5-6 kali lipat dibanding hari
biasa. Namun jika sepi, tentu saja 100 karyawan yang membantu Arlen terkesan berlebihan
tenaga. Karena, Bakpia dibuat tanpa bahan pengawet dan hanya tahan dalam waktu 5 hari, maka
produksi tidak bisa distok. Untuk menyikapi hal ini, jika dalam keadaan ramai, yaitu menjelang
liburan nasional, atau pada hari jumat, sabtu, dan minggu, Arlen mengambil tenaga borongan
(pocokan) dengan mekanisme pembayaran 3 kali lipat dibanding karyawan biasa.
Bakpia itu fluktuatif sekali pasarnya, diwaktu sepi ya sepi sekali pasarnya. Diwaktu
ramai bisa 5-6 kali omset harian. Makanya saya menyediakan tenaga agak repot, waktu sepi saya
menggunakan 40-50 tenaga cukup. Tapi kalau ramai pakai 200 tenaga masih kurang.
Mengenai perekrutan pegawai, Arlen merekrut orang yang bukan dari pendidikan tinggi.
Rata-rata lulusan SD, bahkan SMP pun tidak lulus yang rata-rata dari Bantul, Wonosari, dan
Kulonprogo dengan sistem upah UMP DIY. Mekanisme perekrutannya, hanya melalui kenalan
pegawai yang sudah bekerja di Bakpia Pathok 25. Tidak pernah ditanyakan mengenai, ijazah,
minimal memiliki KTP dan memiliki niat untuk bekerja, itu sudah cukup. Mengenai pekerjaan
yang dilakukan serabutan, mulai produksi bakpia, jaga toko, hingga perawatan peralatan
produksi. Karena resep pembuatan bakpia cukup terbuka, dari sinilah mulai terjadi persaingan
antar pengrajin. Selain itu bahan bakunya juga tidak sulit untuk didapatkan. Arlen biasa
mengambil bahan baku terigu dari Yogyakarta, sementara untuk kacang hijau yang paling bagus
dari daerah Demak dan Tuban.
Karena tidak terlalu sulit untuk membuat bakpia, maka mulai bermunculanlah pesaing-
pesaing Bakpia Pathok 25. Bahkan dideret jalan Pathok, banyak pengrajin menjajakan
makanannya dengan berbagai macam brand. Agar tetap eksis dalam bisnis ini, Arlen
menyikapinya dengan tetap menjaga kualitas dan mutu bakpia buatanya. Termasuk selalu terus
terang kepada pembeli mengenai tanggal kadaluarsa, karena kebanyakan orang membeli bakpia
untuk dijadikan buah tangan atau oleh-oleh. Meski tidak bersedia berterus terang, namun ketika
paling ramai, bisa diasumsikan Arlen memproduksi 1000 kardus bakpia dengan harga mulai Rp
12.000 per kardus. Arlen mengaku memperoleh keuntungan antara 20-30 persen, sementara
keuntungan bersih 10 persen optimis dapat diraih.
Guna lebih mengembangkan bisnisnya, selain pembenahan manajemen internal, Arlen
juga berencana membuka outlet dekat bandara, agar lebih memudahkan pelanggan untuk
mendapatkan bakpia. Selain itu, setiap tahunnya Arlen telah mengikuti pameran di Pekan Raya
Jakarta dengan menyewa 1 stan, dan telah membuka kantor cabang di Jl Kemandoran,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Meski pasarnya pasar lokal, karena bakpia tidak mungkin
diekspor karena kendala keawetan. Namun tampaknya, bisnis makanan satu ini masih tetap
menjanjikan. Selain rasanya enak, ternyata keuntungannya juga lumayan.

Asumsi Penghitungan Keuntungan Bakpia Pathok 25 :
Omset per hari jika sedang ramai :
- Untuk penjualan Bakpia Pathok 25 per hari kalau sedang ramai : 1000 kardus x Rp 12.000
=Rp 12.000.000
- Biaya operasional (biaya bahan baku, gaji karyawan, listrik, telpon, dll) = Rp 8.400.000
- Keuntungan kotor 30% = Rp 3.600.000
- Namun jika dalam keadaan sepi, asumsi omset penjualan hanya sekitar 200 kardus x Rp
12.000 = Rp 2.400.000




3.1 Gambaran Umum Manajemen Strategi
Pengertian Manajemen Strategi
1. Sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau
sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan (Lawrence R.
Jauch & William F. Glueck).
2. Suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan
strategi, dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai2 yang terbaik bagi seluruh
pelanggan untuk mewujudkan visi organisasi (Bambang Hariadi).
Jadi manajemen Strategi pada usaha Bakpia Pathok 25 adalah suatu rencana jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi ke depannya.

3.2 IFAS dan EFAS
Perusahaan pada umunya didirikan untuk kelangsungan hidupnya dan diharapkan dapat
memperoleh laba yang maksimum. Dalam hal ini Bakpia Pathok 25 menciptakan kualitas dan
banyak pilihan rasa dengan harga yang bersaing dengan usaha lain serupa, hal ini dilakukan agar
Bakpia Pathok 25 tetap mampu berkembang dan bersaing ditengah persaingan yang semakin
ketat.
Untuk mengetahui seberapa pentingnya dan pengaruhnya antara kekuatan dan kelemahan
, serta peluang dan ancaman yang dialami oleh usaha Bakpia Pathok 25 dapat dilihat sbb :
Bobot :
- 0,00-0,05 ( kurang penting)
- >0,05-0,10 ( cukup penting )
- >0,10-0,15 ( penting )
- >0,15-0,20 ( sangat penting )

Rating :
Pada S dan O
- 4 ( sangat berpengaruh )
- 3 ( cukup berpengaruh )
- 2 ( berpengaruh )
- 1 ( kurang berpengaruh )
Pada W dan T
- 4 ( Sangat berpengaruh )
- 3 ( cukup bepengaruh )
- 2 ( berpengaruh )
- 1 (kurang berpengaruh )

Tabel IFAS
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor Keterangan
Bakpia 25 merupakan anggota
dari pengrajin Bakpia Kampung
Pathok Jogjakarta.
0,10 4 0,40 Terus
meningkatkan
kualitas karena
membawa nama
baik Pathok.
Memiliki banyak pelanggan
mulai di daerah hingga ke luar
daerah Jogja seperti Magelang,
Semarang, Jakarta, dsb.
0,11 3 0,33 Terus
memberikan
pelayanan yang
baik agar
pelanggan tidak
kecewa.
Kualitas Bakpia 25 sudah
dikenal dan dipercaya.
0,11 4 0,44 Menjaga kualitas
produk yang
dihasilkan.
Harga yang ditawarkan cukup
terjangkau dan disesuaikan
dengan kualitas produk.
0,10 3 0,30 Berusaha menjaga
kestabilan harga
dengan tidak
mengorbankan
kualitas.
Memiliki aneka rasa bakpia. 0,09 3 0,27 Membuat inovasi
rasa terbaru untuk
isi bakpia.
Memiliki toko pusat oleh-oleh
yang tersebar di daerah strategis
di kota Jogja.
0,10 4 0,40 Mengembangkan
pemasaran
(jumlah toko) di
daerah potensial
yang belum
dimasuki.
JUMLAH 0,61 2,14
Weakness (Kelemahan)
Kurang efektifnya penggunaan
website dalam kegiatan
pengenalan produk baru kepada
konsumen.
0,09 3 0,27 Mempromosikan
produk baru di
website resmi.
Masih tergantung dengan alam
dalam proses pembuatan bakpia.
0,08 2 0,16 Membeli alat
oven untuk
pengering kacang
hijau sebagai
antisipasi musim
hujan.
Kurang efektifnya upaya Bakpia
25 dalam upaya pemberdayaan
karyawan.
0,06 3 0,18 Pemberian
pelatihan bagi
karyawan agar
diperoleh
karyawan yang
ahli di dalam
bidangnya.
Pelanggan sering antre lama di
toko, terutama di toko daerah
stratgis seperti Bandara Jaya.
0,07 3 0,21 Menambah
jumlah loket
kasir.
Tidak ada tester bagi produk
baru misalnya Bakpia Kumbu
Hitam di toko.
0,09 3 0,27 Menyediakan
tester produk di
tiap toko.
JUMLAH 0,39 1,09
TOTAL 1,00 3,23

Tabel EFAS
Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor Keterangan
Masih terdapat beberapa daerah
yang potensial namun belum
dimasuki oleh toko / gerai
Bakpia 25.
0,08 4 0,32 Membangun toko di
daerah potensial
yang belum
dimasuki.
Dengan omset yang cukup besar
dapat meningkatkan kegiatan
promosi.
0,07 3 0,21 Melakukan promosi
yang lebih gencar
lagi.
Kesempatan untuk memperluas
jaringan karena laba yang besar.
0,08 2 0,16 Terus memperluas
jaringan pemasaran
produk.
Pertumbuhan UKM di daerah
Jogja terus naik.
0,07 2 0,14 Meningkatkan
jumlah rumah
produksi.
Pengembangan produk selain
Bakpia
0,10 3 0,30 Mengembangkan
produk lain
sepertiMoachi,
Yangko, Ampyang,
dll.
JUMLAH 0,40 1,13
Threat (Ancaman)
Semakin banyak usaha sejenis
dengan kualitas yang tidak jauh
beda dengan Bakpia 25.
0,11 3 0,33 Mengedepankan
kualitas dari pada
kuantitas agar tetap
memilki keunggulan
kompetitif.
Pengusaha besar asal Jogja
seperti Mirotha telah membuka
usaha baru yaitu Bakpia
Raminten.
0,12 3 0,36 Menjaga kualitas
agar tetap memiliki
keunggulan
bersaing.
Kenaikan harga bahan utama
seperti gula dan kacang hijau
yang sering tidak bisa diprediksi.
0,10 3 0,30 Menjaga hubungan
baik dengan
pemasok agar pada
waktu kenaikan
harga tidak terlalu
berpengaruh.
Musim penghujan, dimana
sangat berdampak pada proses
pembuatan Bakpia.
0,09 2 0,18 Membeli mesin
pemanas sebagai
pengganti sinar
matahari.
Pemalsuan merek, misalnya
Bakpia buatan orang lain yang
menggunakan Box merek Bakpia
ternama di Jogja.
0,09 2 0,18 Pengawasan lebih
intensif terhadap
daerah daerah yang
rawan pemalsuan
merek.
Adanya kemungkinan toko milik
Bakpia Pathok 25 yang dapat
menurunkan reputasi merek
akibat kegagalannya memenuhi
0,09 3 0,27 Menjaga standar
mutu dalam bentuk
pelayanan, produksi,
dsb.
standar tertentu.
JUMLAH 0,60 1,62
TOTAL 1,00 2,75

Matriks SPACE
kategori Analisis
faktor
Skor Persentase Skor
Bobot
Persentase
IFAS Kekuatan 2,14 66% 3,23 54%
Kelemahan 1,09 34%
EFAS Peluang 1,13 41% 2,75 46%
Ancaman 1,62 59%
5,98 100%

INTERNAL EKSTERNAL
KOMPETITIF S > W T > O
2,14 > 1,09 1,62 > 1,13


Matriks Space

Matriks SWOT
IFAS

EFAS
Kekuatan (S)


Kelemahan (W)


Peluang ( O )

Ancaman ( T ) Strategi ST
1. berusaha mengambil
celah dari persaingan
dengan mengedepankan
keunggulan kompetitif
yang dimiliki oleh Bakpia
25

2. membangun dan
menjaga citra baik bakpia
25dengan mengedepan
kan profesionalisme dan
kepuasan konsumen di
atas segalanya.
Strategi yang digunakan oleh Bakpia 25 yaitu strategi ST, antara lain harus memfokuskan
pada:
1. Integrasi kedepan, kebelakang, dan horizontal
2. Penetrasi pasar
3. Pengembangan pasar dan pengembangan produk

Anda mungkin juga menyukai