Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI


“EKONOMI MIKRO”

OLEH:
MICHAELSEMBIRIG
193020406038

DOSEN PENGAMPU :

Subhan A. Alhidayat , S.Pi, M.Si

PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA


PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan banyak
nikmat, berkat dan karunianya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekonomi Mikro “ dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah penyusun selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.

Palangkaraya, Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang..................................................................................2
Rumusan Masalah............................................................................2
Tujuan Penulisan..............................................................................3
Manfaat Penulisan............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Ekonomi Mikro...................................................................5


Fungsi Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang.................................6
Skala Ekonomi dan Tidak Ekonomi.....................................................12
Ekonomi Mikro Dalam Bentuk Kerangka Ilmu Ekonomi....................16
Pelaku-Pelaku Ekonomi Mikro….........................................................20
Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro.........................25
Perencanaan Dan Mekanisme Harga....................................................26
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Monopoli......................................27
Karakteristik Pasar Oligopoli...............................................................28

BAB III PENUTUP

Simpulan...........................................................................................30
Saran..................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Di dalam dunia ekonomi modern, terutama mengenai makna biaya dan produksi, menjadi
salah satu hal yang harus diperhatikan yang tidak bisa dipisahkan layaknya uang keping logam
yang memiliki dua muka yang berbeda namun dalam satu kesatuan.
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, ilmu pengetahuan, dan bertambahnya
penduduk, memaksa kebutuhan hidup terus meningkat. Pada saat ini Kebutuhan hidup tidak bisa
diambil langsung dari alam, akan tetapi harus diolah dahulu dengan cepat, efesien, dan harga
terjangkau. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian orang untuk memperoleh
keuntungan. Akan tetapi, permintaan pasar berubah-ubah sehingga menyulitkan perusahaan
untuk melakukan kegiatan produksinya, produk apa yang akan di produksi? Namun dalam
melakukan proses produksi suatu barang, perusahaan seharusnya memperhatikan beberapa hal
sebelum melakukan produksi, salah satunya kekuatan finansial yang mereka miliki, seperti biaya
produksi.
Biaya produksi merupakan proses mengeluarkan pengorbanan yang biasanya dapat berupa
uang atau peralatan, agar produksi dapat dilaksanakan. Selain biaya produksi, ada biaya-biaya
lain yang harus diperhatikan, seperti biaya admintrasi, biaya keuangan, dan biaya pemasaran.
Selain itu biaya produksi dapat dibagi dua pula berdasarkan jangka yaitu jangka pendek dan
jangka panjang.Dalam kasus perusahaan besar yang memiliki aset yang cukup banyak, dalam
melakukan proses produksi tentu sudah ada perhitungan yang matang jumlah produk yang harus
diproduksi supaya memperoleh keuntungan.Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang
bertajuk “Biaya Produksi
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam tugas mandiri ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan ekonomi makro di Indonesia?
2. Bagaimanakah Teori Biaya Produksi menurut ekonomi mikro ?
3. Beberapa konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang ?
4. Penjelasan skala ekonomi dan skala tidak ekonomi ?

TUJUAN PENULISAN
1. Agar mengetahui definisi biaya produksi dari para ahli.
2. Agar mengetahui konsep biaya jangka pendek dan jangka panjang.
3. Agar mengetahui bentuk – bentuk kurva jangka pendek dan jangka panjang.
4. Agar mengatahui definisi skala ekonomi dan skala tidak ekonomi.

MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoristis
Dari aspek teoristis akan memperdalam pemahaman mengenai biaya produksi. Kita akan
menjadi tau bagaimana sebenarnya Konsep-konsep pada biaya produksi bagaimana cara
mengalokasikannya.
.
2. Manfaat Praktis
Setelah membaca tugas mandiri yang penulis buat maka secara tidak langsung pembaca
akan mengetahui bagaimana sebenarnya aspek biaya produksi tersebut dalam sebuah
pasar produksi dan bisa langsung untuk mempraktikannya di dunia pasar secara nyata.
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN EKONOMI MIKRO


Sejarah ekonomi mikro bermula dari perkembangan awal ilmu ekonomi modern.
Ekonomi modern sendiri baru mulai berkembang ketika Adam Smith (1723-1790) meluncurkan
pemikirannya dalam buku berjudul “An Inquiri into the Nature and Causes of Wealth of
Nations” atau yang kemudian dikenal sebagai “the Wealth of Nations” pada 1776.
Sejak momentum tersebut, analisis Ilmu ekonomi mulai dilakukan dengan menggunakan
dasar-dasar ilmiah, tanpa Teori Moral dan Teologis. Adapun dasar-dasar ilmiah yang digunakan
meliputi gejala-gejala ekonomi seperti kenaikan harga barang dan pengangguran yang
menunjukkan gangguan keseimbangan sistem ekonomi.
Pada intinya, masyarakat meyakini bahwa segala permasalahan ekonomi akan teratasi
apabila ekonomi dikembalikan pada kondisi keseimbangan. Untuk mengarahkan ekonomi pada
kondisi keseimbangan, tidak ada upaya yang perlu dilakukan.
Sebab, layaknya alam semesta yang telah berjalan secara teratur, sistem ekonomi pun
juga memiliki kemampuan memulihkan dirinya sendiri (Self Adjustment) karena adanya
kekuatan pengatur yang disebut Invisible Hands atau tangan-tangan tak kelihatan. Invisible
hands yang dimaksud di sini adalah mekanisme pasar.
Pasar memiliki suatu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi yang berjalan dengan
landasan interaksi kekuatan demand dan supply. Interaksi inilah yang mampu menjadi alat
alokasi sumber daya yang efisien, jika Pemerintah TIDAK IKUT campur dalam perekonomian.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hukum Say yang dicetuskan Ekonom Perancis,
Jean Baptiste Say (1767-1832), bahwa “Supply creates it’s own demand”. Hukum ini
menegaskan bahwa barang dan jasa yang diproduksi, pasti terserap permintaan sampai pada
akhirnya tercapai keseimbangan pasar. Pasar, tanpa harus diatur, mampu menjadi alat alokasi
sumber daya yang efisien lewat proses pertukaran (Exchange Economics).

 Tokoh Ekonomi Mikro


Perkembangan ekonomi mikro tak luput dari kontribusi para ahli ekonomi. Ada beberapa
ahli ekonomi yang banyak membahas serta mencurahkan pemikirannya terhadap teori ekonomi
mikro ini, seperti Leon Walras dari Austria, Vilfredo Pareto dari Italia, dan Edward Hastings
Chamberlin dari Inggris.

 Perkembangan Ilmu Ekonomi Mikro


Ekonomi makro berkembang berawal dari kegagalan ekonomi klasik yang sangat fanatik
terhadap konsep mekanisme pasar dalam mengatur perekonomian. Adam Smith sebagai tokoh
ekonomi klasik pada tahun 1776 menulis buku yang berjudul The Wealth of Nations meyakinkan
para ahli ekonomi klasik bahwa konsep invisible hand atau bekerjanya mekanisme pasar dapat
menentukan produk apa yang akan dihasilkan.
Analisis ekonomi makro mulai berkembang dengan pesat setelah seorang ahli ekonomi Inggris
yaitu John Maynard Keynes pada tahun 1936 menerbitkan buku yang berjudul The General
Theory of Employment, Interest and Money.

 Biaya produksi menurut para ahli


Ada beberapa pengertian biaya produksi menurut para ahli yaitu :
Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu
produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode mana produk itu dijual (Abdul
Halim, 1998) .
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item, yaitu
jumlah dari bahan langsung, upah langsung, biaya langsung , dan biaya overhead pabrik (Amin
Widjaya Tunggal, 1993)
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi,1995)
Biaya produksi adalah biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan
pemerolehan atau pembuatan suatu produk (Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, Peter C. Brewer,
2008)

Dari beberapa pendapat para ahli intinya tetap sama yaitu :


Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang atau jasa . Atau Biaya Produksi dapat didefinisikan sebagai semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yag akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut.

Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
1. Biaya eksplisit
Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan .
2. Biaya tersembunyi
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki
oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong dengan biaya tersembunyi antara lain
adalah Pembayaran untuk keahlian perusahaan produsen tersebut, modalnya sendiri yang
digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya.
3. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Biaya Langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang dihasilkan.
yang termasuk biaya langsung adalah biaya untuk pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja
yang langsung menganai produksi.
4. Biaya Kesempatan(oppotunity cost) dan Biaya Historis
Biaya kesempatan adalah niai dari sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang
paling baik. Misalnya dalam pembuatan secara alternatif yaitu kayu . Kayu dapat digunakan
untuk menghasilkan sesuatu barang maka ada kesempatan yang hilang untuk menghasilkan
barang lain dengan kayu tersebut.

5. Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan.


Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan waktu membeli faktor produksi.
6. Biaya Incremental
Adalah biaya yabng timbul sebagai akibat keputusan yang telah dibuat.
7. Biaya Relevan
Adalah biaya yang akan dibebankan bila suatu keputusan telat dilakukan.

Metodologi Ilmu Ekonomi

Seperti telah disinggung di atas, ilmu ekonomi mencoba menerangkan perilaku umat
manusia dalam menggunakan alat-alat pemuas kebutuhan yang adanya terbatas untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang bisa dikatakan jumlahnya tidak terbatas. Untuk mengetahui bagaimana
tugas tersebut dilaksanakan, dalam bab mi kita sajikan beberapa fasal yang menyangkut masalah
metodologi.
Gambar dibawah ini mengikhtisarkan secara garis besar urutan langkah langkah kegiatan
dalam ilmu ekonomi, khususnya yang menyangkut bidang teori. Pertama-tama kita
perbincangkan sedikit mengenai dunia nyata. Menurut kenyataan dunia yang nyata amat sangat
kompleks. Perbuatan seseorang demikian juga gejala-gejala yang terjadi dalam suatu
perekonomian banyak faktor yang ikut mempengaruhi atau bahkan menentukannya. Faktor-
faktor seperti misalnya politik, sosial, psikologi dan sebagainya lagi juga besar pengaruhnya
terhadap perilaku seseorang atau suatu masyarakat. Teori ekonomi pada azasnya hanya menelaah
salah satu dan sekian banyak aspek kehidupan seseorang ataü suatu masyarakat, yaitu aspek
ekonominya. ini berarti bahwa kita dapat membedakan aspek-aspek ekonomi dan aspek-aspek
lainnya, sekalipun kita tidak dapat memisahkannya.
Meskipun semua aspek yang bukan ekonomi, telah kita kesamping kan, namun
masalahnya juga sering masih terlalu kompleks untuk bisa di peroleh gambaran yang jelas dan
kesimpulan yang berarti, oleh karena pada umumnya tidak sedikit jumlah macam variabel
ekonomi yang secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai hubungan dengan masalah .
Oleh karena itu kita terpaksa memilih di antara variabel-variabel tersebut mana yang kita
perkirakan mempunyai peranan yang besar, dan yang bisa dipakai dalam model analisa ekonomi
yang akan kita bentuk. Model analisa ekonomi atau economic model oleh Robert Y. Awh
didefinisikan sebagai konstruksi teoritik atau kerangka analitik yang terdiri dan satu rangkaian
asumsi-asumsi dan mana kesimpulan-kesimpulan kita turunkan. Di dalam menyusun model
analisa ekonomi tersebut kita menentukan asumsi-asumsi mengenai hubungan-hubungan di
antara variabel-variabel yang kita pilih tersebut.
Langkah selanjutnya ialah, dari asumsi-asumsi yang kita pilih dan kita susun sebagai
model ekonomi tersebut kita turunkan kesimpulan kesimpulan teoritik. Menurunkan kesimpulan-
kesimpulan dan hal yang umum ke hal yang khusus biasa disebut melakukan analisa deduksi.
Yang dilakukan oleh teori ekonomi mikro pada umumnya hanya sampai dengan langkah ini.
Kesimpulan-kesimpulan teoritik ini nantinya dapat pula dipergunakan untuk menyusun model-
model analisa ekonomi lainnya.
Kesimpulan-kesimpulan teoritik yang dihasilkan tersebut apabila diturunkan secara betul
dikatakan berlaku secara abstrak universal, yaitu berlaku di manapun juga dan bilamanapun juga,
asalkan dipenuhi syarat bahwa kenyataan dalam dunia nyata sejalan dengan asumsi-asumsi yang
terbentuk dalam model analisa ekonomi yang kita pakai Sebagai contoh misalya saja, Dengan
menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan selalu berusaha memaksimumkan
keuntungan, kita sampai pada kesimpulan bahwa meningkatnya permintaan akan produk yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan mengakibatkan bertambah besarnya keuntungan yang
diperoleh atau bertambah kecilnya kerugian yang diderita oleh perusahaan bersangkutan.
Bisa saja terjadi bahwa karena sesuatu hal sebuah rumah tangga perusahaan tidak
bersikap rasional; hingga meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkannya tidak
mengakibatkan meningkatnya keuntungan, hal mana misalnya disebabkan tambahan hasil
penjualan dipergunakan untuk membiayai bertambahnya jumlah karyawan perusahaan.
Apabila banyak kesimpulan-kesimpulan teoritik yang menyimpang dan kenyataan, maka
kalau kita tidak hati-hati, kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang hasilnya
justru berlawanan dengan yang kita harapkan. Oleh karena itu kita perlu menguji validitas
daripada teori dengan cara membandingkan kesimpulan-kesimpulan teoritik.
Pengujian teori tidak semudah yang kita ungkapkan, oleh karena sekali lagi dunia yang
nyata sangat kompleks. Pada umumnya buku teks ekonomi mikro tidak mempersoalkan hal ini.
Akhirnya dapat disebutkan di sini bahwa metode-metode yang banyak dipakai dalam
melaksanakan pengkajian teori ekonomi secara empirik dapat diperoleh dalãm literatur di bidang
statistik ekonomi dan di bidang ekonometrika.
FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan perlu dibedakan kepada dua jangka waktu:
jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan
dapat menambah salah satu factor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dengan
perkataan lain, dalam analisis dimisalkan bahwa sebagian dari factor-faktor produksi yang
digunakan dianggap tetap jumlahnya. Sedangkan jangka panjang adalah jangka waktu dimana
semua factor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila
pertambahan itu diperlukan.
Biaya produksi, menurut Sadono Sukirno didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh factor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang akan diproduksikan perusahaan
tersebut. (Sadono Sukirno 2008:208). Biaya produksi yang dikeuarkan perusahaan dapat
dibedakan menjadi dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya
eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang
untuk mendapatkan factor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya
produksi adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri.
Menurut Karl E. Case & Ray C. Fair dalam jangka pendek, semua perusahaan (kompetitif
maupun nonkompetitif) memiliki biaya yang harus mereka tanggung apapun output mereka.
Sebenarnya, beberapa biaya tetap harus dibayar meskipun berusaha berhenti berproduksi yakni,
meskipun outputnya nol. Jenis biaya ini disebut biaya tetap, biaya tetap adalah segala biaya yang
tidak tergantung pada tingkat output perusahaan. Biaya ini tetap timbul meskipun perusahaan
tidak memproduksi apapun. Tidak ada biaya tetap dalam jangka panjang, dan perusahaan tidak
bisa melakukan apapun dalam jangka pendek untuk menghindarinya atau mengubahnya. Dalam
jangka panjang, suatu perusahaan tidak memiliki biaya tetap, karena perusahaan itu bisa
memperluas, mempersempit, atau keluar dari industry.
Perusahaan memang memiliki biaya tertentu dalam jangka panjang yang tergantung pada
tingkat output yang mereka pilih. Jenis biaya ini disebut dengan biaya varibel, biaya variable
adalah baiya yang tergantung pada tingkat produksi yang dipilih. Biaya tetap dan biaya variable
merupakan penyusun biaya total, biaya total adalah biaya tetap ditambah biaya variable.
2.2.1 Pengertian Biaya Produksi Jangka Pendek
Tabel 10.1 menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menghasilkan suatu barang. Dalam membuat contoh yang terdapat dalam table 10.1
tersebut dimisalkan tenaga kerja adalah factor produksi yang berubah-ubah jumlahnya,
sedangkan factor produksi yang lain jumlahnya tetap.Sehingga keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu biaya
yang selalu berubah dan biaya tetap.

Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya


pekerja produksi tetap berubah total marjinal tetap berubah total
total total rata- rata- rata-
rata rata rata
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
2 6 50 100 150 12.5 12.5 16.7 25
3 12 50 150 200 8.3 8.3 12.5 16.5
4 20 50 200 250 6.25 6.25 10 12.5
5 27 50 250 300 7.1 7.1 9.3 11.1
6 33 50 300 350 8.3 8.3 9.1 10.6
7 38 50 350 400 10.0 10.0 9.2 10.5
8 42 50 400 450 12.5 12.5 9.5 10.7
9 45 50 450 500 16.7 16.7 10 11.1
10 47 50 500 550 25 25 10.6 11.7
11 48 50 550 600 50 50 11.5 12.5
Tabel 10.Biaya Produksi dalam Jangka Pendek (dalam ribuan rupiah)

a. Biaya Total (TC)


Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC = TFC + TVC

b. Biaya Tetap Total (TFC)


Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai contoh
adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan. Biaya tetap
dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.
Penuruanan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC
FC = TC – VC
Dalam Tabel 10.1 besarnya biaya tetap total, yang ditunjukkan dalam kolom (3), adalah Rp
50.000

c. Biaya Berubah Total (TVC)


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi
perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah
dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total,
yaitu:
TC = FC + VC
VC = TC – FC
Dalam table 10.1, dimisalkan setiap tenaga kerja yang digunakan memperoleh pendapatan
sebesar Rp 50.000. Berdasarkan pemisalan ini, biaya berubah total ditunjukkan dalam kolom (4).

d. Biaya Tetap Rata-rata (AFC)


Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya tetap rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = TFC / Q

e. Biaya Berubah Rata-rata (AVC)


Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi
sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variabel rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AVC = TVC / Q
f. Biaya Total Rata-rata (AC)
Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-
rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC

g. Biaya Marjinal (MC)


Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost). Biaya
marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
MCn = TCn – TC n-1 atau MCn = ∆TC / ∆Q
Perhatikan Tabel 10.1. Misalkan jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Dapat
dilihat bahwa produksi bertambah dari 6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya
produksi bertambah sebanyak Rp 50.000, yaitu dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000.
Dengan demikian biaya marjinal adalah Rp 50.000 / 6 unit = Rp 8333
SKALA EKONOMI DAN TIDAK EKONOMI
SKALA EKONOMI
Skala kegiata produksi jangka penjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi apabila
pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi
yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi, dan pertambahan
kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Ini mencerminkan oleh
biaya produksi yang bertambah rendah.
Ada beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi :
1. Spesialisasi Faktor-faktor Produksi
Dalam perusahaan yang kecil ukurannya, para pekerja harus menjalankan beberapa tugas. Oleh
sebab itu mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang tinggi di dalam mengerjakan tugas
tertentu. Dalam perusahaan yang besar perlu adanya dilakukan spesialisasi. Setiap pekerja
diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka.
Produktivitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.

2. Pegurangan Harga Bahan Mentah dan Kebutuhan Produksi Lain


Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk
melakukan kegiatan produksi. Harga bahan-bahan tersebut akan memnjadi bertambah murah
apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan
mentahdan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan
menjadisemakinmurah.

3. Memungkinkan Produk Sampingan(by-Products) Diproduksi


Di dalam perusahaan-perusahaan adakalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang(waste), yaitu
barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh proses produksi.
Di dalam perusahaan yang kecil biasanya jumlah tidak banyak dan tidak ekonomis untuk
diproses menjadi barang sampingan. Tetapi kalau perusahaan merupakan kegiatan memproduksi
yang besar, dan memiliki barang residu yang cukup banyak, barang residu ini dapat diproses
menjadi barang yang diproduksi secara sampingan. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan
biaya per unit dari keseluruhan operasi perusahaan.
4. Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Kalau sesuatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis
untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang-barang atau
fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut. Sebagai contoh, pembesaran
perusahaan lain akan mendorong pemerintah menyediakan jaringan pengangkutan yang baik,
dan fasilitas penyediaanair dan listrik yang murah. Disamping itu perusahaan-perusahaan yang
menyediakan jasa-jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan berkembang. Berbagai
perkembangan ini akan mengurangi biaya per unit.

SKALA TIDAK EKONOMI


Kegiatan memproduksi suatu perusahaan dikatakan mencapai skala tidak ekonomi apabila
pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin tinggi. Keadaan
ini diwujudkan oleh kegiatan memproduksi yang menurun efisiennya.
Wujudskala tidak ekonomi terutama disebabkan oleh organisasi perusahaan yang sudah menjadi
sangat besar sekali sehingga menimbulkan kerumitan di dalam mengatur dan memimpinnya.
Perusahaan yang terus menerus membesar biasanya berarti jumlah tenaga kerja yang digunakan
meliputi beribu-ribu orang, dan mempunyai pabrik dan cabang di berbagai tempat. Sebagai
akibatnya kegiatan dan organisasi perusahaan itu sudah menjadi sangat kompleks. Tidak
mungkin lagi ia dipimpin oleh seorang manajer saja. Ini dapat mengakibatkan pengambilan
keputusan dan kebijakan perusahaan yang sangat kaku dan memakan waktu yang lama untuk
merumuskannya. Keadaan ini mengurangi efisiensi kegiatan perusahaan, dan menyebabkan
biaya produksi rata-rata semakin tinggi.
EKONIMI MIKRO DALAM KERANGKA ILMU EKONOMI
Ilmu ekonomi biasa dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi
deskriptif, kelompok teori ekonomi dan kelompok ekonomi terapan. Ekonomi deskriptif atau
descriptive economics, mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai
sesuatu masalah ekonomi. Teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau
economic principles, yang selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu
kelompok teori ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro, tugas utamanya ialah encpb
menerangkan secara umum sistem perekonomian Apabila yang merupakan materi pembahasan
adalah perilaku pelaku-pelaku ekonomi yang berada di dalam sistem perekonomian.
Sedangkan apabila yang merupakan materi pem bahasan adalah mekanisme bekerjanya
perekonomian sebagai suatu keseluruhan, maka, yang dilakukan oleh ekonomi terapan, atau
applied economics ialah menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori
ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang dikumpulkan oleh ekonomi
deskriptif.
Dengan menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut di atas dapatlah
dikatakan bahwa materi yang disajikan dalam buku ini kalau dilihat isinya dapat dimasuk kan ke
dalam kelompok teori ekonomi mikro, yang lazim pula disebut teori harga atau price theory, dan
yang biasa juga disingkat ekonomi mikro atau microeconomics.
Di atas telah diungkapkan bahwa cabang ilmu ekonomi yang dapat kita sebut ilmu ekonomi
mikro, teori ekonomi mikro, microeconomics, atau singkatnya ekonomi mikro, biasa
didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perilaku pelaku-pelaku
ekonomi. Apabila kita berpegang teguh pada definisi ini kita harus berkesimpu1an bahwa materi-
bahas ilmu ekonomi mikro berupa perilaku ekonomi rumah tangga keluarga, perilaku ekonomi
rumah tangga perusahaan dan perilaku ekonomi rumah tangga pemerintah.
Akan tetapi rupa-rupanya para pemikir ekonomi berfikir pragmatis. Dalam mengisi literatur
ekonomi mikro para memikir ekonomi tidak mau terikat kepada definisi ilmu ekonomi mikro
seperti yang mereka lafalkan. Pertama-tama dapat diketengahkan bahwa dengan mendasarkan
kepada pertimbangan bahwa transaksi yang dilakukan oleh pemerintah di samping nilainya
secara keseluruhan sangat besar juga tujuan utamanya sering-sering adalah untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian, maka kebanyakan pemikir ekonomi tidak memasukkan teori perilaku
ekonomi rumah-tangga pemerintah ke dalam disiplin ilmu ekonomi mikro.
1. Teori Konsumen. Bagian dari ilmu ekonomi mikro ini pada pokoknya membahas
perilaku ekonomi rumah-rumah tangga keluarga dalam menggunakan penghasilan
mereka yang jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan
memperoleh tingkat kepuasan yang maksimal. Selanjutnya dapat diketengahkan bahwa
teori konsumen mi memberi dasar teoritik konsepsi kurva permintaan konsumen, suatu
konsepsi yang peranan nya sangit besar dalam kita mencoba menerangkan perilaku harga
pasar.

2. Teori Badan Usaha. Bagian ini membahas tentang perilaku rumah tangga perusahaan
dalam menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, dalam menentukan harga
satuan barang atau jasa yang dihasilkan, dan dalam menentukan kombinasi sum ber-
sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi, yang semuanya ini didasarkan
kepada asumsi bahwa yang ingin dikejar oleh rumah tangga perusahaan adalah
keuntungan sebesar-besarnya. Teori mi memberikan dasar teoritik konsepsi kurva
penawaran produsen.
3. Teori Harga Pasar. Bagian daripada ilmu ekonomi. mikro ini pada dasarnya membahas
perilaku harga pasar barang-barang dan jasa jasa. Teori mi, seperti disinggung di atas
banyak mernanfaati kesimpulan-kesimpulan teoritik teori konsumen dan teori badan
usaha, khususnya konsepsi permintaan dan konsepsi penawaran yang dihasilkan oleh
kedua teori tersebut.
4. Teori Distribusi Pendapatan. Bagian daripada ilmu ekonomi mikro ini mencoba
menerangkan perilaku harga sumber-sumber daya, yang dapat berubah upah untuk
sumber daya manusia, bunga modal untuk sumber daya modal, dan sewa untuk sumber
daya alam. leon distnibusi pendapatan mi banyak menggunakan kesimpulan teoritik teori
rumah-tangga perusahaan dan teori perilaku rumah-tangga keluarga.
5. Teori Keseimbangan Umum. Teori-teori yang disebutkan di atas, yaitu teori konsumen,
teori produsen, teoni harga pasar dan eori distribusi pendapatan semuanya didasarkan
kepada asumsi tidak adanya saling pengaruh-mempengaruhj atau interdependensi antara
kegiatan ekonomi pelaku ekonomi yang satu dengan kegiatan ekonomi pelaku ekonomi
lainnya. Dunia yang nyata menunjukkan adanya hubungan interdependensi tersebut.
Teori ekonomi mikro yang dalam usaha menerangkan pembentukan harga, penentuan
kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan dan yang dikonsumsi, dan sebagainya seperti
yang telah diuraikan di atas, mengikut sertakan ke dalam analisa unsur saling pengaruh-
mempengaruhi di antara pelaku pelaku ekonomi tersebut, biasa disebut ana/isa
keseimbangan- umum atau general equilibrium analysis.
6. Ekonomi Kemakmuran atau Welfare Economics. Teoni-teoni ekonomi mikro sepertiyang
kita uraikan di atas, dan butir ke 1 sampai dengan butir ke 5, tidak satupun yang
memperhatikan skala preferensi masyarakat. Di lain fihak cabang ilmu ekonomi mikro
yang disebut welfare economics, dalam mencoba menerangkan perilaku konsumen,
produsen, harga dan sebagainya mernperhatikan norma-norma etik masyarakat.

1. Penerapan Ekonomi Mikro


Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak diantaranya
menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik
sperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang. Hukum dan Ekonomi
menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim
legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan
dinamika pasar buruh. Finansial publik mempelajari rancangan dari pajak pemerintah dan
kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari kebijakan – kebijaka tersebut.

Ekonomi kesehatan mempelajari organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai
kesahatan dan program asuransi kesehatan. Politik Ekonomi mempelajari peran dari institusi
politik dalam menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi Kependudukan, yang
mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota – kota, seperti gepeng, polusi air dan udara,
kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan, digambarkan dalam geografi kependudukan dan
sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktura dari portofolio yang optimal,
rasio dari finansial korporat. Bidang Sejarah Ekonomi mempelajari evolusi dari ekonomi dan
institusi ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi,
sosiologi, psikologi dan ilmu politik.
 Ilmu Ekonomi dibagi dalam 3 kelompok Dasar yaitu :

a.Ekonomi deskriptif :
Mengumpulkan keterangan-keterangan factual yang relevan mengenai suatu masalah
ekonomi.

b. Teori Ekonomi :
Bisa disebut economi theory atau economic principal, yang terbagi lagi atas 2 kelompok
besar yaitu teory ekonomi mikro dan teory ekonomi makro yang tugasnya menerangkan secara
umum perilaku system perekonomian . Bila materi pembahasannya tentang pelaku-pelaku
ekonomi yang berada dalam system perekonomian, maka masuk kategory teori ekonomi Mikro,
sedangkan bila pembahasan tentang mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan
maka akan masuk pada kategori ekonomi Makro.

c. Ekonomi Terapan :
Menggunakan hasil-hasil pemikiran yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk
menerangkan keterangan keterangan yang dikumpulka oleh ekonomi deskriptif. Dengan
menggunakan kerangka penggolongan ilmu ekonomi tersebut, dapatlah dikatakan bahwa materi
yang disajikan dalam bahasan ini kalau dilihat isinya dapat dimasukkan ke dalam kelompok teori
ekonomi mikro, yang lazim disebut teori harga atau price teori atau ekonomi mikro atau micro
economic.

2. Pasar
Pasar adalah suatu situasi dimana pembeli atau konsumen dan penjual atau produsen dan
pedagang melakukan sebuah transaksi setelah kedua pihak bersepakat mengenai harga dan
kuantitas objek transaksi. Baik pembeli maupun penjual mendapatkan manfaat dari adanya
transaksi atau pasar. Pihak pembeli akan mendapatkan barang yang diinginkan sedangkan
penjual mendapatkan imbalan pendapatan sesuai kesepakatan.
Ciri-Ciri Pasar
1. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan
2. Terjadi transaksi jual beli
3. Adanya proses permintaan dan tawar menawar
4. Terjadinya interaksi antara pembeli dan penjual
5. Transaksi terjadi ketika ada kesepakatan antaran penjual dan pembeli

Klasifikasi Pasar Secara Umum :


Secara umum pasar dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pasar tradisional dan
pasar modern. Walaupun pasar tradisional telah mengalami gempuran dari pasar modern, namun
cukup banyak masyarakat yang lebih memilih belanja di pasar tradisional.

1. Pasar Tradisional

Pengertian pasar tradisional adalah sebuah tempat bertemunya para penjual dan pembeli serta
terjadi proses jual beli secara langsung yang melalui proses tawar menawar. Bentuk bangunan
pasar tradisional ini berupa kios, los, atau gerai.

Barang yang dijual di pasar tradisional adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pasar jenis
ini mudah ditemukan di berbagai daerah, misalnya pasar Klewer di Solo, pasar Minggu di
Jakarta, dan pasar Beringharjo di Yogyakarta.

2. Pasar Modern

Pasar modern adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta melakukan transaksi. Namun,
di pasar modern tidak terjadi proses tawar menawar karena barang yang dijual sudah diberi label
harga pas.

Bentuk pasar modern ini berada di dalam bangunan dimana para pelayanannya dilakukan secara
mandiri atau swalayan, dan bisa juga dilayani oleh seorang pramuniaga. Barang-barang yang
dijual di pasar tradisional biasanya kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang tahan lama.
Jenis-Jenis Pasar di Indonesia

1. Pasar Berdasarkan Sifat dan Waktu Kegiatannya

Jenis pasar yang satu ini dapat diketahui dengan melihat sifat dan waktu kegiatannya.
Diantaranya adalah:

 Pasar harian : pasar yang kegiatannya dilakukan setiap hari, misalnya pasar tanah
abang.
 Pasar mingguan: pasar yang kegiatannya hanya terjadi sekali dalam seminggu,
misalnya pasar minggu.

Ada Pasar tahunan: pasar yang kegiatannya hanya terjadi sekali dalam satu tahun,
misalnya Pasar Raya Jakarta (PRJ) diantaranya adalah :
 Pasar Temporer: pasar yang kegiatannya hanya pada waktu tertentu saja, misalnya
bazar murah

2. Pasar Berdasarkan Wujudnya

Jenis pasar ini bisa kita kenali dengan melihat wujudnya. Diantaranya adalah:

 Pasar konkret (pasar nyata): pasar dimana terjadi hubungan langsung antara penjual
dan pembeli, misalnya pasar tradisional dan pasar swalayan
 Pasar Abstrak (pasar tak nyata): pasar dimana terjadi pertemuan langsung antara
penjual dan pembeli, namun barang yang diperjualbelikan tidak secara langsung,
misalnya pasar modal.

3. Pasar Berdasarkan Jangkauannya

Bentuk pasar ini mudah dikenali dengan melihat jangkauannya di masyarakat, diantaranya
adalah:
 Pasar lokal: pasar yang pelaksanaannya berada di lokasi atau di daerah tertentu,
misalnya pasar Tanah Abang.
 Pasar nasional: pasar yang menjangkau pembeli di dalam satu negara. Dengan kata
lain, pasar nasional ini dapat melayani permintaan dari berbagai daerah dalam satu
negara.
 Pasar internasional: pasar yang penjualannya sudah bisa menjangkau berbagai negara
di seluruh dunia.

4. Pasar Berdasarkan Bentuk dan Strukturnya

Jenis pasar dapat kita kenali dari bentuk dan strukturnya, diantaranya adalah:

1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)

Pasar yang di dalamnya terdapat banyak pembeli dan penjual dan mereka sudah paham
tentang keadaan pasar tersebut

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna (Inperfect Competition Market)

Pasar yang terdiri dari beberapa penjual yang menguasai pasar, jumlah penjual biasanya
tidak terlalu banyak.

Lebih lanjut, pasar persaingan tidak sempurna dibagi menjadi 3 jenis, yaitu pasar
oligopoli, pasar monopoli, dan pasar monopolistik.

 Bentuk Pasar Oligopoli: pasar yang terdiri dari dari beberapa penjual yang
memasarkan barang khusus, dimana masing-masing penjual dapat saling
mempengaruhi harga, misalnya perusahaan semen dan industri telekomunikasi.
 Pasar Monopoli: pasar dimana seluruh penawaran terhadap permintaan telah dikuasai
oleh satu organisasi penjual tertentu.
 Pasar Monopolistik: pasar yang di dalamnya terdapat banyak penjual dengan produk
yang berbeda. Biasanya pasar jenis ini banyak dijumpai pada retailer dan jasa,
misalnya apotik, toko kelontong.
5. Peran dan Fungsi Pasar di Masyarakat

Secara umum, ada 5 fungsi dan peran pasar bagi masyarakat, diantaranya adalah:

1. Menetapkan harga ; menetapkan harga suatu barang/ jasa sesuai dengan permintaan
dan penawaran di pasar.
2. Mengorganisir produksi ; menentukan metode produksi yang paling sesuai dengan
memaksimalkan rasio antara output produk dengan input sumber daya.
3. Mendistribusikan produksi ; pasar berperan sebagai distributor pembayaran kepada
para pelaku pasar, dalam hal ini tenaga kerja sesuai produktifitasnya.
4. Menyelenggarakan penjatahan ; bertujuan untuk membatasi konsumsi dari produksi
yang tersedia. Masing-masing pembeli mendapatkan jatah sesuai dengan daya belinya.
5. Menyediakan barang dan jasa untuk masa depan ; pasar turut berperan sebagai
fasilitator dalam hal pengelolaan tabungan dan investasi. Pasar yang memfasilitasi
investasi dan tabungan adalah pasar modal.
PELAKU-PELAKU EKONOMI

Pelaku ekonomi adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis
besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, lembaga keuangan, dan negara-negara lain. Setiap pelaku ekonomi ada
yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor.
Yang selanjutnya perlu dicatat adalah, bahwa pemerintah bisa menjadi konsumen dan
bisa pula menjadi produsen, serta demikian pun dengan pihak swasta; kecuali sekali
lagi business, milik pemerintah maupun milik swasta, yang tidak dapat menjadi konusmen
(consumer) melainkan hanya sebagai produsen (producer) dan investor. Sementara itu, baik
pemerintah maupun swasta, dapat menjadi investor atau pelaku investasi.
Namun karena kesulitan dana untuk meningkatkan produksi dimasa yang akan datang,
dan konsumen juga kesulitan dalam cadangan keuangan, maka mulai terpikirkan bagaimana
menyisihkan sebagian dari pendapatan produsen dan konsumen agar dapat tersedia dana dimasa
yang akan datang. Sebagian dana dari konsumen dan produsen yang tidak habis di konsumsi
disimpan/diinvestasikan.
Ilmu ekonomi membahas segala perilaku manusia. Ada jutaan orang dan individu yang
terlibat dalam suatu sistem perekonomian. Untuk memahami bagaimana perekonomian berjalan,
kita harus menemukan cara untuk menyederhanakan pemikiran mengenai semua kegiatan
tersebut. Dengan kata lain, kita memerlukan model yang dapat menjelaskan bagaimana
perekonomian diatur dan bagaimana orang-orang yang mengambil bagian dalam perekonomian
berinteraksi satu sama lain.

Di atas telah disinggung bahwa ekonomi mikro berusaha menerangkan perilaku pelaku-
pelaku ekonomi. Oleh karena itu ada man faatnya apabila untuk sejenak perhatian kita, kita
arahkan guna mengetahui macam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi tersebut
dan hubungan-hubungan yang lazim terjadi di antara mereka.

Dalam perekonomian manapun, baik primitif maupun modern, baik kapitalis, sosialis
maupun komunis, dapat dibedakan tiga kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk
selanjutnya kita sebut pelaku pelaku ekonomi atau subyek-subyek ekonomi. Ketiga kelompok
pelaku pelaku ekonomi tersebut ialah
1. Rumah tangga keluarga,
2. Rumah tangga perusahaan, dan
3. Rumah tangga pemerintah.
Dan ke tiga kelompok tersebut masing-masing mempunyai pola aktivitas ekonomi tertentu
yang sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem perekono mian yang berlaku. Pada dasarnya
kegiatan-kegiatan ekonomi yang khas bagi masing-masing golongan pelaku ekondmi tersebut di
atas dapat kita ikhtisarkan sebagai berikut
1. Rumah Tangga Keluarga. > Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi mi biasa disebut
sebagai household, dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula berupa orang
perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai rumah tangga keluarga beranggota
tunggal. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga pada
pokoknya meliputi
a. menjual atau menyewakan sumber-sumber daya yang mereka mi liki dengan
mendapatkan pendapatan yang dapat berupa upah, gaji, sewa, bunga atau laba sebagai
hasil penjualan atau hasil persewaan sumber-sumber daya mereka,
b. membayar pajak, membeli dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa pribadi yang
dihasilkan oleh rumah-rumah tangga perusahaan, dan
c. memanfaati jasa pemakaian barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh
pemerintah.

2. Rumah Tangga Perusahaan > Pelaku-pelaku ekonomi yang tergolong dalam kategori
mi mempunyai bentuk yuridis yang bermacam macam. Ada yang berbentuk perseroan
terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma, perusahaan perseorangan,
perusahaan negara, koperasi dan sebagainya lagi. Rumah-rumah tangga perusahaan, yang
dengan singkat kita sebut juga produsen, perusahaan atau badan usaha melaksanakan
kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada dasarnya adalah seperti di bawah ini
a. membeli sumber-sumber daya dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga
pemerintah,
b. membayar pajak,
c. memanfaati barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh pemerintah,
d. menggunakan sumber-sumber daya seperti dimaksudkan di atas untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa-jasa, dan
e. menjual barang-barang dan jasa-jasa yang mereka hasilkan, kepada rumah-rumah tangga
keluarga, rumah tangga pemerintah, dan juga kepada sesama rumah tangga perusahaan.

3. Rumah-tangga pemerintah > Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah,
menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti berikut
a. membeli sumber-sumber daya, (untuk sistem perekonomian kita terutama sumber daya
manusia), barang-barang dan jasa-jasa dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-
rumah tangga perusahaan,
b. dengan sumber-sumber daya, barang-barang dan jasa-jasa yang dibelinya, rumah tangga
pemerintah menghasilkan serta menya jikan jasa barang-barang publik untuk dapat
dimanfaati oleh rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-rumah tangga perusahaan,
c. memungut pajak dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah rumah tangga perusahaan
dengan maksud antara lain untuk membiayai pembelian barang-barang, jasa-jasa serta
sumber-sumber daya yang diperlukan seperti yang dimaksudkan pada butir ke 1 di atas,
d. bertindak sebagai pengatur perekonomian, pemerintah berkewajiban
1) mengusahakan pembagian pendapatan nasional yang adil,
2) mengusahakan tingkat pendapatan nasioñal dan tingkat kesempatan kerja yang tinggi,
3) mengusahakan tingkat harga yang relatif stabil.
Asumsi-Asumsi Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro

Di atas telah disebutkan bahwa teori ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja
dengan menggunakan asumsi-asumsi. Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat
umum dalam arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi
makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori ekonomi makro
saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk bagian-bagian tertentu ekonomi mikro
maupun bagian-bagian tertentu ekonomi makro. Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai
beberapa asumsi yang mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.

1. Asumsi Umum.
Asumsi-asumsi di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun
kebanyakan teori ekonomi lainnya
a. Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku
ekonomi yang diasumsikan bersikap rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau
economic man. Penggunaan asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk
asumsi bahwa rumah tangga keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan;
yaitu yang dalam literatur terbiasa dengan sebutan utility maximization assump tion.
Sebaliknya dalam teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam
bentuk asumsi bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit
maximization assumption.

b. Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain untuk asumsi ini ialah asumsi other things
being equal atau lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang
dikehendaki oleh asumsi mi ialah bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel
yang secara eksplisit dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak
disebutkan berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel
yang nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.

c. Asumsi Penyederhanaan. Meskipun abstraksi sudah banyak sekali mengurangi


kompleksnya permasalahan, agar supaya permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan
difahami, sering-sering kita perlu menyederhanakan persoalan lebih lanjut. Misalnya saja
menurut kenyataan jumlah macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga keluarga
tidak terhitung banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X,
penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam
barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita
menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.

2. Asumsi Khusus Ekonomi Mikro


Sebetulnya tidak banyak asumsi yang hanya dipergunakan oleh teori ekonomi
mikro, dalam arti tidak dipergunakan sama sekali oleh teori ekonomi makro. Hal ini
kiranya mudah difahami kalau kita ingat hahwa yang membentuk perilaku perekonomian
sebagai suatu keseluruhan tidak lain adalah perilaku para pelaku ekonomi itu sendiri,
dengan demikian tidaklah mengherankan kalau kita jumpai bahwa teori ekonomi makro
banyak menggunakan teori-teori atau kesimpulan-kesimpulan teoritik ekonomi mikro
sebagai dasar analisanya.
Oleh karena itulah maka yang kita maksud dengan asumsi khusus teori ekonomi
mikro, hanyalah terbatas kepada asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro
akan tetapi tidak selalu dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan menggunakan
batasan ini kita dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro.
Antara lain yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya
hambatan atas proses penyesuaian
a. Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk sebagian besar model-model analisa ekonomi
mikro, seperti juga halnya dengan seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi
berlakunya ekuilibrium parsial, yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-
balik antara perbuatan-perbuatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi
dengan perekonomian di mana pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja,
sebagai akibat berubahnya cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran
konsumsinya. Kalau tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita
membuat analisa kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran
konsumsi tersebut terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap
pendapatan mereka, dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola
pengeluaran para konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial
unsur pemant ulan semacam itu tidak kita perhatikan.
b. Asumsi tidak adanya hambatan atas proses penyesuaian. Kelak kita akan
menyaksikan misalnya, apabila harga suatu barang mengalami perubahan, maka
berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu diasumsikan bahwa konsumen
melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut kenyataan banyak hambatan-
hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian tersebut. Faktor-faktor, seperti
misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik dan sebagainya, dapat merupakan
penghambat terhadap penyesuaian tersebut. Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan
menurunnya harga barang Z, tingkat kepuasan akan meningkat dengan cara mengurangi
kortsumsi barang Y dan meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin
bahwa kita akan melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko
langganan kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan
penyesuaian tersebut. Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan
hambatan terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.

Ruang lingkup teori ekonomi mikro


Ilmu ekonomi mikro adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari kegiatan-
kegiatan ekonomi secara individual (unit-unit) atau bagian-bagian kecil dari masalah-masalah
ekonomi atau secara disagregat.Seperti misalnya kehidupan/kegiatan suatu perusahaan, tingkat
harga dan upah, alokasi factor-faktor produksi, dan sebagainya.
Jadi ilmu ekonomi mikro lebih mempelajari secara spesifik terhadap unit-unit dalam kegiatan
ekonomi dan apa yang terjadi pada kehidupan ekonomi yang berlangsung.

Pendekatan teori ekonomi mikro menggunakan model-model abstrak di dalam melihat


bagaimana terbentuknya harga dari suatu benda dan bagaimana sumber daya yang tersedia
dialokasikan kepada berbagai macam penggunaan produksi untuk masyarakat.
Fungsi teori ekonomi mikro adalah hanya bersifat menerangkan dan dapat digunakan
sebagai dasar untuk peramalan, dimana kita dimungkinkan untuk membut suatu peramalan yang
bersifat kondisional atau ramalan yang besyarat, dimana syaratnya adalah adanya suatu
ASUMSI.
Suatu model yang paling sempurna dalam teori ekonomi mikro adalah model penawaran
dan model permintaan, dimana melalui penggunaan model ini maka ramalan yang bersifat
kondisional dapat dibuat. Misalnya, dapat dikatakan bahwa bila kurva permintaan mempunyai
kemiringan yang negatif dan kurva penawaran mempunyai kemiringan yang positif, maka
dengan naiknya harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan adanya kelebihan barang di
pasar, dan sebaliknya.
Teori ekonomi mikro dapat juga diterapkan pada kebijaksanaan perekonomian, yakni
dengan menggunakan teori harga untuk menganalisa tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
mempengaruhi perekonomian.
Peranan Matematika dalam Teori Ekonomi Mikro :
Dalam teori ekonomi mikro penggunaan matematika bukanlah merupakan tujuan, tetapi
lebih berperan sebagai alat untuk membantu tercapainya tujuan menerangkan dan
meramalkan.Melalui penggunaan matematika, maka masalah ekonomi yang banyak mengandung
variabel dapat disederhanakan pemecahannya, serta penyajian teori dapat dilakukan lebih
singkat. Pada dasarnya setiap teori ekonomi dapat diformulasikan ke dalam model matematis,
meskipun penggunaan analisa variabel seringkali tetap diperlukan untuk mengisi kekurangan-
kekurangan dalam hubungan matematis, dan asumsi-asumsi dasar serta kesimpulan yang hendak
dicapai
PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA

Mekanisme harga dikatakan mampu memecahkan semua permasalahan ekonomi. Namun


untuk masalah-masalah ekonomi penting tertentu, Mekanisme harga tidak bisa memecahkan
permasalahan dengan baik. Masalah-masalah Ekonomi lainya di mana mekanisme harga tidak
memecahkan masalah ekonomi dengan baik yaitu :

a.Distribusi pendapatan.
Mekanisme harga tidak selalu bisa menjamin dipecahkannya masalah FOR WHOM
secara “adil”

b.Ketidaksempurnaan pasar
Apabila terdapat perbedaan yang menyolok dalam hal kekuatan ekonomi antara pihak-
pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tidak mencerminkan
prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah WHAT dan HOW tidak bisa
dipecahkan dengan baik.

c.Barang-barang kolektif
Ada barang-barang yang hanya bisa disediakan secara kolektif oleh masyarakat (misalnya
: keamanan, ketertiban hukum, beberapa macam infrastruktur dan sebagainya). Harga
pasar bagi barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada tidak mencerminkan
kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Lagi, masalah WHAT untuk barang-barang ini
tidak bisa dipecahkan dengan baik oleh mekanisme harga.
d.Eksternalitas
Mekanisme pasar tidak bisa memperhitungkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari
kegiatan ekonomi ( misalnya, pengaruh suatu pabrik terhadap lingkungan ).
e.Pengelolaan perekonomian secara makro
Dalam perekonomian Makro Mekanisme pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan
gejolak naik turunnya kegiatan ekonomi nasional secara total.

Pada kelima bidang masalah ekonomi ini, mekanisme harga tidak bisa diharapkan
menyelesaikan permasalahan ekonomi secara otomatis dengan baik, Di sini perlu tindakan-
tindakan yang dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh masyarakat (Negara).
FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MONOPOLI

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan)


monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh
Perusahaan Lain.
Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya
yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air
minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki
sumber daya yang unik.
2. Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of
Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.
Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai
kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang
efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi
hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.
Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang
maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.
Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di
mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai
jumlah permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala
ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila
produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah
sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing
dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar
monopoli.
Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas
adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural monopoly.
Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti
perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan amgkutan
kereta api.
3. Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi
Hak Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut
Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-
parusahaan terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan monopoli.
Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :
1. Peraturan paten dan hak cipta
Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi.
Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan
biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan
teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah
dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.
Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan
memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum
kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak
paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.
2. Hak usaha eksklusif
Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi
sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi
kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan
menjual produksinya dengan harga rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara
serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :
a. Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
b. Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan.
Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan
kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul
halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa
perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang
dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang
seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga /
tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.
KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

a. Hanya sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)


Secara teoritas sulit untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar agar
dapat dikatakan oligopoly.Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah perusahaan diasumsikan
kurang dari sepuluh.Dalam kasus tersebut hanya terdapat dua perusahaan (Duopoli).Kekuatan
perusahaan-perusahaan dalam industry dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi. Rasio
konsentrasi menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoly dikuasi oleh perusahaan-
perusahaan yang dominan (4 – 8 perusahaan). Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (CR4)
60% berarti 60% output dalam industry dikuasai oleh empat perusahaan terbesar. CR4 yang
semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing sempurna.Pasar suatu
industry dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.Dapat juga diukur
delapan perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output
dalam industry dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.

b. Produksi Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferensiasi Product)


Jika dalam persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output (output
strategy) untuk meningkatkan laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu
mengendalikan harga dan output. Maka dalam pasar oligopoly bentuk persaingan antar
perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).
Contoh pasar oligopoly yang menghasilkan produk diferensiasi adalah industry mobil, rokok,
film kamera, sedangkan yang menghasilkan produksi homogeny adalah industry baja,pipa,
paralon, seng, dan kertas. Pergolongan ini mempunyai arti penting dalam menganalisis pasar
yang oligopolistic semakin besar tingkat diferensinya perusahaan semakin tidak tergantung pada
kegiatan perusahaan-perusahaan lainnya.Berarti oligopoly dengan produk diferensiasi dapat
lebih mudah memprediksi reaksi-reaksi dari perusahaan-perusahaan lawan.

c. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi (Interdependence Decisions)


Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi
perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (exixting firms) maupun yang masih di luar industry
(potensial firms). Karenanya guna menahan perusahaan potensial untuk masuk industry.
Perusahaan yang usdah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting price)
yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat maksimum.

d. Komperisi Non Harga ( Non Pricing Competition)


Dalam upaya mencapai kondisi opyimal perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga,
namun juga non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat berupa
sebagai berikut :
 Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
 Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
 Mempengaruhi prilaku konsumen
Keputusan investasi yang akurat diperlukan agar perusahaan dapat berjalan dengan
tingkat efesien yang sangat tinggi.Informasi- informasi ini sangat penting agar perusahaan dapat
memprediksi reaksi pesaing terhadap setiap keputusan yang diambil.
e. Kebaikan Pasar Olipologi
 Memberi kebebasan
 Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk memilih bagi pembeli
 Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan penjual
 Adanya penerapan teknologi baru
f. Kebugaran Pasar Olipologi
 Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
 Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
 Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerjasama antar oligopoly
karena semangat bersaing kurang
 Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik factor produksi
 Sulit ditembus/ dimasuki perusahaan baru
 Bisa berkembang kea rah monopoli
g. Penyebab-Penyebab Pemusatan Olipologi
o Skala ekonomi yang ada dalam produksi barang-barang tertentu
o Siklus-siklus bisnis yang menyingkirkan pesaing-pesaing lemah
o Keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
o Hambatan-hambatan lainnya perkembangan teknologi dan periklanan
 Contoh yang berhubunngan Dengan Pasar Oligopoli
Industry transportasi udara dan TELKOM mewarisi struktur pasar monopoli-
oligopoly.Kedua industry ini sangat padar moral, sehingga di masa lalu Negara mengambil
inisiatif dengan memprakarsai lebih dulu melalui pembentukan BUMN.Tetapi lambat laun
swasta mulai masuk ke dalam pasar tersebut sehingga semakin banyak pesaing-pesaing baru
yang terlibat.Industry trasnportasi udara telah berhasil melakukan transformasi dari pasar
monopoli menjadi pasar yang bersaing dengan tekanan pasar yang memaksa terjadinya
efesiensi.Akhirnya konsumen memperoleh manfaat yang besar karena biaya transportasi udara
semakin murah.
Tetapi industry telekomunikasi belum berhasil melakukan transformasi seperti
itu.Telkom di dalam pasar telekomunikasi masih sangat dominan sehingga mekanisme
persaingan yang sehat masih belum sepenuhnya terwujud dengan baik.Struktur pasar seperti ini
masih menjadi kendala bagi efesiensi pelaku didalamnya dan masih belum berhasil menurunkan
tariff telpon sampai setara dengan Negara- Negara lainnya.Sebagai contoh, ketika kita berada di
Negara AS, Australia, atau Eropa dan iseng menelepon ke Jakarta, maka carilah kartu telpon
internasional.Kita dapat menelepon ke Jakarta sampai kuping panas dengan tariff sangat murah,
hanya beberapa dollar saja.Ini terjadi Karena pasar dibuka dan ditransformasikan menjadi pasar
yang lebih bersaing dengan banyak pelaku-pelaku pasar di dalamnya.
Telkom dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami tekanan dari public, konsumen,
media dan parlemen untuk masuk ke dalam pasar yang lebih bersaing secara sehat. Pasar
telekomunikasi seluler masih bersifat oligopolies dengan tariff yang sangat mahal.Lambat lauan
produk-produk teknologi baru dalam bidang komunikasi ternyata memberi tekanan pada
persaingan yang leboih dan semakin terbuka luas. Produk Flexi, Esia, dan sejenisnya mulai
memberi tekanan pada pasar seluler sehingga membuat banyak item biaya yang dikurangi.
Pulsa untuk internet yang mahal mulai mendapat tekanan yang kuat dari produk-produk
GPRS, yang menbeerikan tariff cukup murah untuk pemakai layanan internet. Jadi, dengan
teknologi dan informasi yang semakin terbuka, konsumen dan masyarakat luas akan semakin
mendapat akses yang lebih banyak pada pasar telekomunikasi. Pada gilirannya, harga pulsa
telepon akan lebih murah. Contoh lainnya adalah masuknya petronas dan shell membuat praktek
monopoli penjualan BBM di Indonesia berakhir.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Pengertian ilmu ekonomi mikro (micro economics) adalah ilmu ekonomi yang
mengkhususkan untuk mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya.
Ekonomi mikro pada dasarnya mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang
bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang
dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan
bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
selanjutnya.
Teori ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal,
dan Tengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya terbatas, sedangkan keinginan manusia
tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi
kegiatan dalam memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.

SARAN
Ekonomi mikro pada dasarnya mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang
bersifat bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan jasa yang
dibutuhkan,untuk memperoleh kepuasan maksimum. Makalah Ekonomi Mikro juga mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi
mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana
harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Oleh karena itu pemahan terhadap Ekonomi mikro sangat penting dikuasai oleh mahasiswa
untuk bekal dalam kehidupan di masyarakat.
Daftar Pustaka

https://makalah15.blogspot.com/2015/02/makalah-teori-ekonomi-mikro-lengkap.html

https://mynewbloggadresspinkgy.blogspot.com/2015/12/biaya-produksi.html

https://farihatur.blogspot.com/2012/02/makalah-ekonomi-mikro.html

https://juniskaefendi.blogspot.com/2014/12/makalah-monopoli.html

https://jagocopy.blogspot.com/2012/05/contoh-makalah-ekonomi-mikro.html

https://makalah15.blogspot.com/2015/02/makalah-teori-ekonomi-mikro-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai