Anda di halaman 1dari 20

POLA KEGIATAN PEREKONOMIIAN DAN APLIKASI TEORI

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

d
i
s
u
s
u
n
oleh:
eben pulman siagian
193010302053
manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
1.POLA KEGIATAN SUATU PEREKONOMIAN

dalam garis besarnya sistem ekonomi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
A.ekonomi pasar
B.ekonomi campuran
C.ekonomi perencanaan pusat
*ekonomi pasar adalah perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh intraksi diantara pembeli dan penjual
dipasaran
*ekonomi campuran adalah sistem eknomi pasaran yang disertai campur tangan pemerintah
*ekonomi perencanaa pusat adalah sistem ekonomi yang kegiatannya sepenuhnya diatur oleh
pemerintah.

Dalam materi kali ini saya hanya membahas satu bagian yaitu yang kedua EKONOMI
CAMPURAN.

EKONOMI CAMPURAN

Sebagian besar negara yang ada didunia menggunakan sistem ekonomi campuran,yaitu sistem
ekonomi pasaran yang disertai campur tangan pemerintah didalam mengatur kegiatan ekonominya.
Apabila diperhatikan corak ekonomi yang ada dinegara maju seperti:
-amerika serikat
-jepang
-jerman barat
-inggris
dimana hal ini jelas akan dapat dilihat bahwa keiinginan masyarakat merupakan faktor yang utama
didalam menentukan corak ekonomi dinegara tersebut.
Akan tetapi disamping itu dengan jelas dapat pula dilihat bahwa pemerintah memegang peranan yang
sangat penting didalam mengatur dan mengendalikan kegiatan kegiatan ekonomi masyarakat seperti
dinegara berkembang yaitu:
-indonesia
-india
-philipina
-malasya

BENTUK BENTUK CAMPUR TANGAN PEMERINTAH

Keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dapat dibedakan kedalam tiga
bentuk yaitu:
1.membuat peraturan peraturanan
2.menjalankan kebijakan kebijakan fiskal dan moneter
3.secara langsung menjalankan kegiatan ekonomi.

Berikut adalah penjelasan dari kegiatan ekonomi tersebut:


1.membuat peraturan peraturan
tujuan pokok pemerintah adalah agar kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak
merugikan khalayak ramai.
Contoh:
a).eraturan mengenai syarat syarat kerja kepada para pekerja disektor industri dibuat untuk
menjamin agar para pekerja diberi gaji,upah dan tunjangan yang lain dan wajar dan tidak ditindas
majikan.

2).peraturan mengenai lokasi pengembangan perusahaan ditujukan agar industri industri tidak
dikembangkan secara sembarangan sehingga tidak mengganggu masyarakat disekitarnya dan
menghindari pencemaran udara disekitar perumahan

2.menjalankan kebijakan fiskal dan moneter


fiskal adalah strategi dan langkah langkah pemerinytah didalam pengeluarannya dan didalam
sistem dan cara cara dalam mengumpulkan pajak.
Sedangkan kebijakan kebijakan pemerintah untuk memengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian
yaitu memengaruhi tingkat bunga,operasi bank bank dan mengatur jumlah uang yang beredar didalam
masyarakat.
Kedua kebijakan ini untuk mengatasi kenaikan harga dan kekurangan pekerjaan

3.secara langsung menjalankan kegiatan ekonomi


dalam kegiatan ini terdapat perbedaan diantara keuntungan yang diperoleh orang yang
melakukannya disebut dengan keuntungan pribadi.
Dan keuntungan yang diperoleh oleh masyarakat secar keseluruhan ini dinamakan keuntungan sosial.

Ada kegiatan ekonomi yang dijalankan tetapi masyarakat tidak mendapatkan untung atau mengalami
kerugian sebagai akibat tindakan orang tersebut.
Contohnya yang jelas didalam hal ini ialah kegiatan pendidikan.kehausan akan pendidikan memberi
kemungkinan untuk yang besar apabila kegiatan tersebut sepenuhnya dijalankan oleh pihak dengan baik.

TUJUAN CAMPUR TANGAN PEMERINTAH

Disaat kegagalan pemerintah didalam ekonomi pasar maka tentu nya akan ada campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ini.tujuan campur tangan pemerintah dalam kegiatan ini adalah
1.menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu dapat terwujud dan penindasan dapt dihindarkan.
2.menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil
3.mengawasi kegiatan kegiatan perusahaan terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar
mereka tidak menjalankan praktek yang merugikan
4.menyediakan barang bersama,seperti jln raya,polisi,dan tentara yang penggunaannya dilakukan kolektif
oleh masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan masyarakat.

APLIKASI TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. MASALAH JANGKA PANJANG SEKTOR PERTANIAN

besar dari produksi nasioanal merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah
tangga dibelanjakan untuk membeli hasil pertanian.
Dinegara industri hanya sebagian kecil penduduk melakukan kegiatan sektor pertanian.sedangkan di
negara yang baru saja berkembang biasanya sevagian besar penduduk melakukan kegiatan disektor
pertanian.
Kemunduran perana sektor pertanian dalam perekonomian yang telah mencapai kemajuan yang tinggi
ditimbulkan oleh dua faktor yaitu:
*permintaan terhadap hasil pertanian yang lambat perkembangannya
*kemajuan teknologi disektor pertanian

a.Pertambahan permintaan yang lambat

pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga terus bertambah.corak


permintaan masyarakat mengalami perubahan yang sangat drastis dalam perekonomian yang mengalami
pertumbuhan.kenaikan pendapatan akan menaikkan kinsumsi berbagai macam barang baik barang
industri maupun barang pertanian.tetapi kanaikan itu tidak berbanding lurus dengan pendapatan.
Ini berarti barang barang seperti itu mempunyai elastisitas permintssn yang tinggi.
Dengan demikian dari sudut permintaan wujud kecenderungaan yang melebarkan jurang antara
harga barang pertanian dan barang industri

b.     Kemajuan tekhnologi yang pesat

kecil penduduknya bekerja disektor pertanian. Hal ini dimungkinkan oleh perkembangan
teknologi yang cepat disektor tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produktivitas yang
sangat tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929 di Amerika Serikat sebanyak 12,8 juta orang
bekerja disektor pertanian. Produksi yang mereka ciptakan pada tahun 1929, kalau dihasilkan
pada masa sekarang, yaitu kurang lebih sesudah tujuh dekade, hanya memerlukan pekerja
sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambar ini menunjukan betapa besar kenaikan produktivitas
perorang yang berlaku dalam masa lebih 70 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Sebagai akibat
dari kenaikan produktivitas yang seperti itu yang dialami Ameriaka Serikat dan negara-negara
maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikan dengan cepat apabila terdapat cukup banyak
permintaan. Tetapi ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami perkembangan
yang jauh lebih lambat dari pada kemampuannya untuk menambah produksi pertanian.

c.    Masalah jangka panjang pertanian dalam grafik

Masalah jangka panjangsektor pertanian dapat juga diterangkan dengan menggunakan


perubahan terhadap kurva permintaan dan penawaran. Ini ditunjukan pada gambar 1.1. pada
mulanya, dalam perekonomian yang belum berkembang, permintaan terhadap barang pertanian
adalah seperti yang ditunjukan kurva DD dan penawaran seperti ditunjukan kurva SS. Maka
harga barang pertanian adalah Pdan jumlah hasil pertanian yang diperjualbelikan adalah Q.

Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka panjang akan menambah
permintaan. Tetapi, karena elastisitas permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah
rendah, maka pertambahan permintaan terhadap hasil pertanian tidak begitu besar. Katakanlah
pertambahan permintaan tersebut dari DD ke D1D1. Pada waktu yang sama penawaran hasil
pertanian mengalami pertambahan yang relatif besar, yaitu bisebabkan oleh perkembangan dalam
teknologi. Kemajuan teknologi bercocok tanam yang sangat tinggi telah menyebabkan kenaikan
produktivitas dan produksi yang sangat pesat dan ini menyebabkan penawaran bertambah dari SS
menjadi S1S1 yang menggambarkan suatu pertambahan yang relatif besar.

2.2.MASALAH JANGKA PENDEK DALAM SEKTOR PERTANIAN

Dalam jangka pendek harga hasil-hasil pertanian cendrung mengalami naik turun yang relatif
besar. Harganya boleh mencapai ketingkat yang sangat tinggi pada suatu masa, sebaliknya
mengalami kemorosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan harga tersebut
dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian yang sifatnya tidak
elastis. Sifat ini menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila
permintaan atau  penawaran mengalami perubahan. Faktor yang menimbulkan ketidakstabilan
harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan kepada dua sumber berikut: (i) naik
turunnya permintaan, (ii) naik turunnya penawaran.

a.    Ketidak stabilan yang bersumber dari perubahan penawaran

Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar
kemampuan para petani untuk mengendalikannya. Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh
faktor alamiah. Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari satu musim ke
musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama dipengaruhi oleh keadaan cuaca, iklim dan
faktor-faktor alamiah yang lain, seperti banjir yang terlalu besar atau kemarau yang terlalu
panjang. Selain itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu misalnya serangan tikus
atau burung pada tanaman padi juga dapat menimbulkan pengaruh yang penting terhadap
perubahan produksi hasil pertanian. Faktor-faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian
cendrung mengalami perubahan yang relatif besar kalau dibandingkan dengan perubahan produksi
barang-barang industri.

Oleh karena sifat permintaan keatas barang pertanian yang tidak elastis tersebut, harga akan
mengalami perubahan yang sangat besar sekiranya penawaran hasil pertanian mengalami
perubahan. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dalam gambar 1.2. Gambar 1.2 (i) menggambarkan
keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian dan gambar 1.2 (ii)
menggambarkan keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Misalkan pada
mulanya dimasing-masing sektor, penawaran seperti yang ditunjukan oleh kurva SS, tetapi sektor
pertanian kurva permintaannya adalah Dp sedangkan disektor industri kurva permintaan adalah
Di. Kurva Di adalah lebih elastis dari kurva Dp. Dalam sektor pertanian keseimbangan dicapai di Ep
dan disektor industri di Ei. Maka harga barang pertanian adalah P dan harga barang industri
adalah H dan dapat dilihat bahwa P=H.

Selanjutnya kita misalkan penawaran terhadap barang pertanian dan barang industri masing-
masing bertambah dari SS menjadi S1S1. Perubahan ini menyebabkan disektor pertanian
keseimbangan berubah dari Ep menjadi ep dan dari sektor industri keseimbangan berubah dari Ei
menjadi ei. Dengan demikian disektor pertanian harga menjadi sangat merosot, yaitu hanya
mencapai P1 sedangkan pada sektor industri tidak mengalami penurunan yang terlalu besar, yaitu
dari H ke H1.
b.    Ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh perubahan permintaan

Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang tinggi. Adakalnya ia mengalami
resesi dan kemunduran dan adakalanya tenaga kerja dan barang-barang modal hampir
sepenuhnyadigunakan (berarti kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat
tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi permintaan terhadap
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil-hasil pertanian. Perubahan permintaan
yang disebabkan oleh naik turunyya kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga.
Akan tetapi sifat perubahan harga ini adalah berbeda untuk berbagai jenis barang. Barang-barang
pertanian cendrung menngalami perubahan harga yang lebih besar dari pada harga barang-
barang industri. Sifat perubahan yang seperti itu disebabkan karena penawaran terhadap barang-
barang pertanian, seperti juga dengan permintaannya, yaitu tidak elastis.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang pertanian bersifat tidak
elastis. Yang pertama, barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja
sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan pada bulan-bulan tertentu dan dari tahun
ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar.

Misalkan pada mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian berturut-berturut
ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran barang
pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah tidak elastis.
Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah di P dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena beberapa faktor tertentu,
perekonomian mengalami resesi. Kemunduran ekon omi ini menyebabkan permintaan keatas
barang pertanian pinda dari Dp menjadi dp. Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka
keseimbangan yang baru dicapai di titik ep. Dengan demikian, harga barang pertanian telah
merosot menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan menjadi Q1.
Seterusnya perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap barang industri. Pada
mulanya dimisalkan, permintaannya dan penawarannya berturut-turut adalah D1 da S1.
Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya keseimbangan dicapai pada titik E1. Sesuai dengan sifat
permintaan dan penawaran barang industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis.
Apabila berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan keatas barang industri telah
memindahkan kurva permintaan dari D1 menjadi d1. Maka keseimbangan yang baru adalah pada
e1, yang berarti harga telah turun ke P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang
menjadi Q1.

c.   Permintaan, pendapatan dan penggunaan tenaga kerja

Dengan menggunakan gambar 1.3 dapat pula ditunjukan bagaimana perubahan harga
mempengaruhi

pendapatan dan penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan menghasilkan barang industri dan
barang pertanian. Terlebih dahulu akan diperhatikan keadaan yang wujud dalam kegiatan yang
menghasilkan barang pertanian.

Telah diterangkan bahwa perubahan permintaan dari Dp menjadi dp telah menyebabkan


keseimbangan pindah dari Ep menjadi ep. Dengan demikian pendapatan produsen barang
pertanian menurun dari sebanyak yang ditunjukan kotak OQEPP menjadi seperti yang ditunjukan
oleh kotak OQePP1. (catatan: pendapatan produsen/penjual adalah sama dengan harga dikali
dengan jumlah barang yang diperjualbelikan). Kedua kotak tersebut menggambarkan hasil
perkalian antara harga dan jumlah barang pertanian yang diperjualbelikan.

Jelas kelihatan bahwa pendapatan produsen barang pertanian mengalami pengurangan yang besar
sebagai akibat dari permintaan yang merosot. Pengurangan pendapatan yang besar tersebut
terutama disebabkan oleh harga yang sangat merosot dan bukan karena produksi yang sangat
besar penurunannya.produksi mengalami penurunan yang relatif sedikit, yaitu dari Q ke Q 1.

Perubahan permintaan dari D1 menjadi d1 menyebabkan perubahan keseimbangan dari E1


menjadi e1. Dengan demikian pendapatan dari penjualan barang industri berkurang dari seperti
ditunhukan oleh kotak OQE1P menjadi yang ditunjukan oleh kotak OQe1P1.

Jelas dapat dilihat bahwa walaupun pendapatan dari penjualan hasil industri berkurangtetapi
pengurangan itu tidaklah sebesar pengurangan pendapatan produsen barang pertanian.
Disamping itu dapat pula dilihat bahwa penurunan pendapatan dan hasil penjualan tersebut
terutamadisebabkan oleh kemerosotan produksi barang industri, yaitu Q menjadi Q 1.
Pengurangan produksi pada kegiatan menghasilkan biasanya diikuti oleh memberhentikan
pekerja. Dari penjelasan ini maka kesimpulan yang dapat dibuat adalah bahwa dalam kegiatan
industri perubahan permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja sedangkan pendapatan
(terutama pendapatan tiap pekerja) tidak mengalami perubahan sebesar pada sektor pertanian.

2.3 .MENSTABILKAN HARGA DAN PENDAPATAN PERTANIAN

Untuk menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian berbagai negara melakukan
campur tangan dalam penentuan produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara.

*Membatasi (menentukan quota) tingkat produksi yang dapat dilakukan tiap-tiap produsen.
*Melakukan pembelian-pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di pasaran bebas.
*Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalaah lebih rendah daripada
harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

Misalkan harga yang tercapai dalam pasar bebas ini tidak memuaskan petani dan pemerintah,
sebab dianggap harga tersebut terlalu rendah. Harga yang dianggap memadai adalah yang akan
memberikan pendapatan yang lumayan kepada para petani, yaitu P2. Apabila permintaan adalah
tetap seperti yang ditunjukan oleh kurva DD maka harga P2 hanya akan wujudapabila penawaran
adalah seperti yang ditunjukan oleh Sq. Dengan demikian barang yang sebaiknya diproduksikan
dan diperjualbelikan haruslah sebesar Q2. Ini berarti para petani seara keseluruhan memproduksi
tidak lebih dari Q2. Tanpa adanya pembatasan produksi, pada harga P2 para petani akan
memproduksi sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi adalah untuk
menghalangi petani memproduksi lebih daripada Q2.
a.    Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas

Dalam kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah: “didalam jangka panjang tingkat harga
adalah sama dengan harga keseimbangan ang ditentukan dalam pasar bebas”. Jadi pada
hakikatnya pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan oleh pasar  bebas sudah cukup
wajar dan tidak perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah agar dalam jangka panjang
harga dapattetap dipertahankan. Untuk melihat bagaimana kebijakan menstabilkan harga seperti
yang dinyatakan diatas dilaksanakan. Perhatikanlah gambar 1.5

Kurva DD dan SS berturut-turut adalah permintaan dan penawaran dipasar. Maka keseimbangan
dicapai pada titik E, harga keseimbngan pasar bebas adalah P dan jumlah yang diperjualbelikan
adalah Q. Pemerintah merasa bhwa harga keseimbangan ini merupakan harga yang wajar dan
berusaha menjaga agar dalam jangka panjang harga tersebut dapat dipertahankan. Untuk
mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan jual beli dipasar.

Apabila produksi mencapai Q2 maka harga cendrung mencapai tingkat yang lebih rendah
daripada P. Untuk menghindari kemerosotan harga ini maka pemerintah akan membeli sebanyak
QQ2 pada harga sebesar P dan menyimpan barang tersebut. Sebaliknya, jika produksi hanya
mencapai Q1 maka harga cendrung menjadi cbertambah tinggi. Pemerintah akan mencegah hal ini
dengan menjual stoknya sebanyak Q1Q. Dengan demikian pada hakikatnya campur tangan
pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli barang yang ingin distabilkan harganya telah
menyebabkan permintaan keatas barang itu berubah dari DD menjadi D1D1.
b. Menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada harga keseimbangan

Kebijakan lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga pada tigkat yanglebih
tinggi dari pada yang ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian dikenal sebagai
kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah. Bagaimana bentuk kebijakan tersebut
dan apa dan apa efeknya terhadap pembeli dan para produsen dapat diterangkan dengan
menggunakan gambar.
Apabial didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah, keseimbangan dicapai pada titik
E – pada harga sebesar P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah sebanyak Q. Jika
pemerintah merasa harga P terlalu rendah, kebijakan harga minimum akan dijalankan dan harga
akan ditetapkan pada Pm. Dengan kebijakan ini maka pemerintah telah mengubah permintaan
dalam pasar dari DD menjadi D1D1. Akibat kenaikan harga tersebut maka pembeli hanya bersedia
membeli sebanyak Q2 sedangkan penjual menawarkan sebanyak Q1. Maka dipasar akan terjadi
kelebihan penawaran yang wujud tersebut pada harga Pm.

c. Menstabilkan pendapatan dengan subsidi


Masalah yang diterangkan diatas, yaitu stok kelebihan produksi yang terus menerus bertambah
akibat dari pembelian atas harga keseimbangan, dapat dihindari dengan cara memberi subsidi
pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini, pemerintah tidak menentukan harga pasar
tetapi menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap produksinya. Harga
jaminan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan yang dicapai dipasar. Jumlah subsidi yang
akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara harga
jaminan dan harga keseimbangan.

Akibat dari kebijakan memberi subsidi kepada pendapatan petani dan harga dapat dilihat dalam
gambar 1.7. Tanpa campur tangan pemerintah maka keseimbangan akan dicapai pada titik E dan
harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini dianggap tidak memberi pendapatan yang
memadai kepada para petani maka pemerintah perlu menentukan harga jaminan sebesar P 2.
Akibat kebijakan harga jaminan yang lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi
Q1 dan kurva penawaran berubah dari SS menjadi S1S1. Akibatnya, kedudukan keseimbangan di
pasar berubah dari E menjadi E1. Berarti harga pasar barang tersebut menurun menjadi P1.

Keseimbangan baru ini menunjukan bahwa kebijakan subsidi pendapatan dapat petani dari
penjualan kepasar sangat sedikit sekali, yaitu sebesar OQ1E1P1 dan oleh karena itu untuk
mempertahankan pendapatan mereka pada tingkat yang dikehendakimaka subsidi pemerintah
diperlukan. Dalam gambar 1.7 besarnya subsidi pemerintah adalah P1E1E2P2 dan dengan demikian
pendapatan yang diterima para petani adalah OQ1E2P2.

2.4  KEBIJAKAN HARGA MAKSIMUM

            Di dalam masa perang atu ketidak stabilan politik dan kadang kadang juga dalam masa
damai, adakalanya timbul keadaan di mana penawaran adalah terbatas sedangkan permintaan
jauh lebih besar. Dalam pasar bebas, keadaan itu akan menyebabkan harga keseimbangan
mencapai tingkat yang lebih jauh lebih tinggidari harga yang wajar. Di bawah ini di uraikan cirri-
ciri kebijakan maksimum dan implikasinya.

a.  Ciri-ciri kebijakan harga maksimum

            Dalam pasar bebas, permintaan dan penawaran akan menentukan tingkat harga yang
berlaku di pasar. Harga yang yang di tetapkan oleh pasar bebas itu adalah terlalu tinggi dan
menimbulkan implikasi yang buruk pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan.atau sangat
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Cirri-ciri kebijakan harga maksimum akan dapat dengan lebih jelas di lihat dengan menggunakan
gambar 6.8.

Tanpa adanya campuran pemerintah keseimbangan akan tercapai pada E, di mana harga dalam
pasar bebas adalah sebesar P dan barang yang di perjual belikan sebanyak Q, harga sebesar P di
anggap pemerintah terlalu tinggi dan mendorong pemerintah menjalankan kebijakan harga
maksimum. Misalkan harga maksimum tersebut di tetapkan pada Pm dan pada

b.  Implikasi kebijakan harga maksimum

Karena kebijakan maksimum menyebabkan wujudnya kelebihan permintaan maka


kebijakan seperti itu berkecenderungan untuk menciptakan pasar gelap.yaitu kegiatan jual beli
yang di lakukan tidak secara terbuka dan bertentangan dengan kebijakan harga maksimum yang
di harapkan. Kalau semua barang yang tersedia di jual belikan kembali ke pasar gelap maka harga
akan mencapai P1.

pemerintah tidak dapat menghindari kecenderungan ini maka kebijakan harga maksimum dapat
di pandang dan tidak menemui sasarannya. Adalah lebih baik menentukan harga dengan
mekanisme pasar karena dengan cara demikian harga akan lebih rendah dari P1 (yaitu hanya
mencapai P) dan jumlah barang yang di perjual belikan banyak (yaitu sebanyak Q) kalau di pasar
gelap mencapai P1 maka pendapatan yang di terima oleh para penjual di pasar gelap adalah
sebesar Pm ABP1.

2.5  PENGARUH PAJAK PENJUALAN

Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar pada waktu jual beli
keatas barang-barang yang dikenakan pajak penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak
penjualandikenakan dalam bentuk suatu presentasi tertentu dari hasil penjualan. Misalkan, pajak
penjualan adalah 10% dari harga atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan akan
menyebabkan para pembeli harus membayar lebih tinggi untuk memperoleh barang-barang yang
dikenakan pajak tersebut. Dalam analisis dapat ditunjukan bahwa pajak penjualan tersebut tidak
seluruhnya dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang dikenakan akan dipikul oleh
para penjual. Pembagian beban pajak antara pembeli dan penjual dinamakan insiden pajak atau
tax insidance. Analisis mengenai insiden pajak akan memberikan suatu gambaran tentang
besarnya proporsi pajak penjualan yang akan yang akan ditanggung oleh penjual dan pembeli.
Untuk menganalisis insiden pajak perlu dilihat proporsi beban pajak diantara pembeli dan penjual
pada masing-masing keadaan berikut.
·         Akibat elastisitas permintaan yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli
dan penjual.

·         Akibat elastisitas penawaran yang berbeda keatas beban pajak yang ditanggung pembeli dan
penjual.

a.  Insiden pajak dan elastisitas permintaan

Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengarruhi insiden pajak akan
dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua keadaan yang dibandingkan.
Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan keadaan dimana permintaan adalah elastis
dengan permintaan adalah tidak elastis. Keadaan seperti itu akan ditunjukan dalam gambar 1.9 (i)
menggambarkan insiden pajak apabila permintaan elastis dan bagian (ii) menggambarkan
keadaan apabila permintaan tidak elastis.

GAMBAR 1.9
Kasus permintaan elastis

dalam gambar 6.9(1)dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva permintaan dan
penawaran berturut-turut adalah DD dan SS, Maka keseimbangan adalah pada titik E dan
keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga adalah P dan jumlah barang yang di perjualbelikan
adalah Q. Kemudian misalkan pemerintahan mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Akibat
pajak penjualan ini kurva penawaran akan berubah dari SS menjadi S,S, yang selanjutnya
mengakibatkan perubahan keseimbangan dari E kepada Dapat dilihat bahwa harga akan naik
menjadi dan jumlah barang yang di perjualbelikan hanya mencapai jumlah .

kalau dibandingkan harga sebeum adanya pajak penjualan dan harga sesudah pajak
tersebut dikenakan, uraian di atas menunjukkan bahwa harga naik sebanyak . ini berarti bahwa
beban pajak yang di tanggung konsumen hanyalah dan selebihnya yaitu (T-)= PA ditanggung oleh
penjua/produsen
b.      Insiden pajak dan elastisitas pesawaran

Untuk melihat efek elastisitas penawaran terhadap insiden pajak akan dibandingkan dua keadaan
keseimbangan permintaan dan penawaran. Pada keadaan yang pertama kurva penawaran adalah
elastis dan pada keadaan kedua kurva penawaran tidak elastis. Dalam kedua keadaan tersebut
dimisalkan kurva permintaan tetaap sama. Insiden pajak yang ditunjukkan dalam gambar 6.10
dibuat berdasarkan pemisalan ini.

Kasus Penawaran Elastis

Terlebih dahulu akan kita perhatikan keadaan dalam gambar 6.10 (1), yaitu untuk melihat corak
insiden pajak apabila kurva penawaran bersifat elastic. Sebelum ada pajak penjualan kurva
penawaran adalah SS, kurva permintaan adalah DD dan berdasarkan kedua kurva tersebut
keseimbangan dicapai di titik E. Yang menujukkan harga adalah P dan jumlah yang di
perjualbelikn adalah Q. Seterusnya misalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan sebanyak
T. Ini mengakibatkan kurva penawaran bergeser dari SS menjadi  dan sekarang keseimbangan
dicapai di titik . Harga naik menjadi  dan jumlah barang yang diperjualbelikan berkurang menjadi
. Dengan demikian dari pajak penjualan sebanyak T yang dibayar  pembeli adalah  sedangkan
selebihnya yaitu  ditanggung penjual.

2.6  EFEK SUBSIDI PEMERINTAH

  Untuk melihat bagaimana subsidi dapat member manfaat kepda pembeli dan penjual akan
digunakan cara yang sama seperti melihat akibat pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja
bentuk analisis harus disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah
pemberian pemerintah kepada produsen untuk mengurangi biaya produksi yang ditanggung
produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan dari pajak penjualan karena subsidi
dapat menuirunkan harga. Sampai di mana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan
adanya subsidi adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku. Gambar
6.11 dan Gambar 6.12 dapat di gunakan untuk mengetahuinya.

SUBSIDI DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

Dalam gambar 6.11(i) dimisalkan sebelum ada subsidi tingkat keseimbangan ini
menunjukan harga adalah P dan jumblah barang yang di perjualbelikan adalah Q. Subsidi sebesar
R akan bergeser kurva penawaran dari SS menjadi S₁S₁ dan keseimbangan bergeser pula kepada
E₁. Sekarang harga adalah P₁ dan jumlah barang yang di perjualbelikan Q₁. Dengan cara yang
sama,analisis terhadap keadaan pada gambar 6.11 (ii) akan menunjukan bahwa subsidi sebesar R
akan akan menyebabkan harga turun dari P kepada P₁.dan jumlah barang yang akan
diperjualbelikan akan meningkat dari Q menjadi Q₁. berdasarkan analisis ini,kesimpulan yang
dapat dibuat mengenai subsidi adalah:
*Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari subsidi yang akan diperoleh penjual.
*Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan jumlah barang yang
diperjualbelikan.
 SUBSIDI DAN ELASTISITAS PENAWARAN

Gambar 6.12 menunjukan pengaruh elastisitas penawaran kepada bagian subsidi yang di
terima pembei dan penjual. Terlebih dahulu diperhatikan Gambar 6.12(i) dan dimisalkan
keseimbangan permulaan adalah pada tingkat E dimana harga adalah P dan jumlah barang yang
diperjualbelikan adalah Q. Misalkan jumlah subsidi pemerintah adalah sebesar R dan ini
menyebabkan kurva penawaran bergeser menjadi S₁S₁ dan keseimbangan yang baru adalah E1.
Berarti, harga telah turun menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan telah naik menjadi
Q1.

Eben pulman siagian

Anda mungkin juga menyukai