Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau
buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses
perkembangan dan pendidikan

manusia tidak hanya terjadi dan

dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan


formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan
itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal
tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang
berada di luar lingkungan formal.
Dewasa ini yang masih menjadi pembicaraan hangat dalam masalah
mutu pendidikan adalah prestasi belajar siswa dalam suatu bidang ilmu
tertentu. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli
pendidikan, berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Upaya
pembaruan

pendidikan

telah

banyak

dilakukan

oleh

pemerintah,

diantaranya melalui seminar, lokakarya dan pelatihan-pelatihan dalam hal


pemantapan materi pelajaran serta metode pembelajaran untuk bidang
studi tertentu misalnya IPA, Matematika dan lain-lain. Sudah banyak
usaha yang dilakukan oleh Indonesia untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia, khususnya pendidikan Matematika dan IPA di
sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik
ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar
siswanya. Dari beberapa mata pelajaran yang disajikan pada sekolah,
MIPA adalah mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam
melatih penalarannya. Melalui pengajaran MIPA diharapkan akan
1

pengantar dasar pendidikan

menambah kemampuan, mengembangkan keterampilan dan aplikasinya.


Oleh

karenanya

semua

masalah

kehidupan

yang

membutuhkan

pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus merujuk pada


matematika.
Matematika dan IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan
mulai dari jenjang pendidikan dasar, selain sebagai sumber dari ilmu yang
lain juga merupakan sarana berpikir logis, analis, sistematis dan
konsisten. Sebagai mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep
yang abstrak, maka dalam penyajian materi pelajaran, matematika dan
IPA harus dapat disajikan lebih menarik dan sesuai dengan kondisi dan
keadaan siswa. Salah satu cara penting yang harus ditempuh adalah
dengan dimensi proses, maksudnya dalam proses mendapatkan ilmu itu
sendiri MIPA diperoleh melalui penelitian menggunakan langkah-langkah
tertentu yang disebut Metode Ilmiah. Hal ini tentu saja dimaksudkan agar
dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar.
Untuk itulah perlu adanya pendekatan dan metode khusus yang
diterapkan oleh guru.
Pembelajaran matematika dan IPA yang saat ini berlangsung di
lapangan

umumnya

verbalisme,

artinya

guru

cenderung

untuk

menjelaskan materimateri MIPA dan konsepkonsep MIPA dengan


menggunakan metode ceramah yang notabene merupakan metode
termudah dan termurah. Tetapi dengan cara konvensional semacam ini,
apakah makna dari belajar atau learning itu sendiri tersentuh? Dan
apakah dengan caracara belajar semacam ini sesuai dengan eksistensi
psikologis siswa itu sendiri? Caracara belajar MIPA yang semacam ini
tentu jauh dari hakikat MIPA itu sendiri. Nada sinis yang sering dijadikan
kelakar bahwa cara mengajar seperti itu dikatakan Sastra MIPA. Artinya
tidak ada bedanya antara pembelajaran bahasa Indonesia dengan MIPA.
Salah satu hambatan dalam peningkatkan kualitas pendidikan MIPA, di
antaranya adalah mitos yang telah melekat pada sebagian besar bangsa
Indonesia. MIPA selama ini sering diasumsikan dengan berbagai hal yang
2

pengantar dasar pendidikan

berkonotasi negatif, dari mulai MIPA sebagai ilmu yang sangat sukar, ilmu
hafalan tentang rumus, berhubungan dengan kecepatan hitung, ilmu
abstrak yang tidak berhubungan dengan realita, sampai pada ilmu yang
membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. Semakin lengkap pula ketika
mitos-mitos ini disertai dengan sikap guru matematika yang dalam
menyampaikan pelajarannya, galak, tidak menarik, bahkan cenderung
menciptakan rasa takut dan tegang pada anak. Situasi semacam ini
semakin menjauhkan rasa ketertarikan siswa dalam mempelajari MIPA.
Apa lagi jika siswa tersebut merasa dirinya memiliki kemampuan berfikir
yang kurang dibandingkan teman-temannya.
Padahal, saat ini banyak fasilitas yang kita gunakan merupakan
produk dari hasil pembelajaran MIPA. Maksudnya bahwa fasilitas yang
dapat kita nikmati saat ini kebanyakan dibuat berdasarkan pemahaman
terhadap pelajaran MIPA. Contoh : pembuatan sabun merupakan
pemahaman atau aplikasi ilmu kimia pada materi koloid. Dengan
mempelajari dan memahami MIPA, akan mampu menciptakan peluang
kerja (penyediaan tenaga), baik sebagai seorang guru, dokter, ilmuwan,
dan lain-lain.

pengantar dasar pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (1) adalah:
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi

dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Pendidikan Nasional menurut UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat (2)
adalah: Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.
Pendidikan menurut Siswoyo (2007: 21) merupakan proses
sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam
arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan
cara komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social,
serta sebagai makhluk Tuhan.
Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa pendidikan merupakan
suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk
mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan.
Menurut Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada
pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya
dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti
4

pengantar dasar pendidikan

sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan


ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
John

Dewey

mengatakan,

pendidikan

adalah

proses

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual


dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Menurut J.J. Rousseau, pendidikan adalah memberi kita
perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa.
Menurut Carter V.Good, pendidikan adalah:
i)

Seni, praktik, atau profesi pengajar.

ii)

Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan

dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan


bimbingan

murid;

dalam

arti

luas

digantikan

dengan

istilah

pendidikan.
Pendidikan menurut

Ki Hajar Dewantara adalah tuntutan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan


yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun
kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan
potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang
diharapkan serta pendidikan tidak hanya menitik beratkan pada
pengembangan pola pikir saja, namun juga untuk mengembangkan
semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan
menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk
5

pengantar dasar pendidikan

membuat seseorang tersebut lebih mengembangkan bakat serta


minatnya dan menjadi lebih baik.
Pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu dan tidak
ditentukan oleh orang lain.
b. Pendidikan berlangsung kapanpun (berlangsung sepanjang hayat).
c. Pendidikan berlangsung bagi siapapun.
d. Pendidikan berlangsung dimanapun.

1. Batasan tentang Pendidikan


Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli
beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang
lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep
dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena
falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi
yang

lain.

Nilai-nilai

budaya

tersebut

mengalami

proses

transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Bentuk-bentuk


transformasi itu misalnya nilai-nilai yang masih cocok diteruskan,
seperti nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan
pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka
yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi
mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
6

pengantar dasar pendidikan

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara


Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai
suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar
menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai
kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar
utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan
tentang pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional
yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan
pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
2. Pengertian Pendidikan IPA
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait
dengan penerapan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri untuk tujuan
pembelajaran. Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan
usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa
memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik
terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip,
hokum dan teori IPA.

pengantar dasar pendidikan

Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan suatu ilmu


pegetahuan sosial yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis
melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat
produktif.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar
untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkahlangkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku
siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat
dikembangkan di masyarakat.
Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan
tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti
dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak
digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan
ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan
penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut
bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses
pembelajaran.

3. Dalam Pendidikan MIPA diperlukan kegiatan praktikum


Suatu teori yang diajukan, seperti halnya juga dengan sebuah
hipotesis, kemudian harus di uji secara empiris agar dapat disahkan
kebenarannya secara keilmuan. Pengujian ini dilakukan dengan
mendeduksikan konsekuensi dari hipotesis dan kemudian memeriksa
apakah konsekuensi ini memang terdapat atau tidak.
Kelebihan ilmu terletak pada pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan logis serta telah teruji kebenarannya. Faktor pengujian
pada ilmu matematika dan ilmu pengetahuan alam ini dapat dilakukan
dengan cara kegiatan praktikum yang akan memberikan karakteristik
yang unik kepada proses kegiatan keilmuan, karena dengan demikian
khasanah teoritis ilmu harus selalu dinilai berdasarkan pengujian
8

pengantar dasar pendidikan

empiris.

Dengan

sifatnya

yang

terbuka

dan

tersurat

yang

dikomunikasikan kepada semua pihak menyebabkan Ilmu mengalami


penilaian yang amat dalam dan luas. Setiap orang bisa mengajukan
sanggahan, atau memperlihatkan temuan-temuan barunya yang
mendukung atau menggugurkan teori-teori tertentu.
Lalu dalam hal yang bagaimanakah ilmu pengetahuan tersebut
disusun agar mencapai tujuannya yang berguna bagi kita dalam
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol gejala-gejala alam? Untuk
menjawab pertanyaan itu, pertama kali bahwa pengetahuan keilmuan
itu harus bersifat umum, sebab suatu pernyataan yang bersifat umum
akan mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga hal itu akan
memudahkan kita untuk membuktikannya dengan kegiatan praktikum.
Seperti contoh: semua logam kalau dipanaskan akan memuai.
Menyebabkan kita mampu menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol
semua gejala seperti ini yang terjadi pada berbagai jenis logam.
Untuk menarik sebuah kesimpulan yang bersifat umum dan dapat
diandalkan, tentu saja tidak cukup dengan pengamatan sepintas saja
karena ada faktor-faktor kebetulan juga yang sangat penting dan yang
harus diperhitungkan. Maka masuklah statistika yang dapat membantu
kita untuk menarik kesimpulan umum yang dapat diandalkan.
Statistika merupakan alat atau metode yang terlibat dalam proses
induktif dari kegiatan keilmuan. Jujun Suriasumantri (2006:20),
mengatakan bahwa tanpa statistik, sukar dibayangkan, betapa kita
akan sampai pada suatu kesimpulan umum yang dapat diandalkan.
Tak ada penelitian yang benar-benar bersifat keilmuan dilakukan
tanpa statistik. Betapa statistik membantu kita secara kuantitatif dalam
kegiatan penelitian keilmuan, suatu contoh misalnya, pernyataan
keilmuan: bila padi diberi pupuk maka tinggi padi mempunyai peluang
untuk bertambah. Dalam hal ini maka statistik membantu dalam
menghitung besar peluang tersebut secara kuantitatif.

pengantar dasar pendidikan

B. Tujuan Pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mendidik individu-individu
dalam masyarakat, untuk mempersiapkan dan memenuhi syarat
mereka untuk bekerja di bidang ekonomi serta mengintegrasikan
orang-orang ke dalam masyarakat dan mengajarkan mereka nilai-nilai
dan moral masyarakat.
C. Peran pendidikan
Peran pendidikan merupakan sarana sosialisasi dan individu
smoothing untuk menjaga masyarakat dan tetap stabil. Pendidikan di
masyarakat mempersiapkan anak-anak untuk dewasa sehingga
mereka dapat membentuk generasi berikutnya menjadi seorang
pemimpin.
Pendidikan
membantu

memiliki

siswa

peran

penting

untuk memahami

untuk

identitas

bermain
budaya

dalam
mereka.

Pendidikan bertindak sebagai mekanisme distribusi nilai-nilai budaya


seperti itu masyarakat yang lebih berlapis dan berpartisipasi dalam
masyarakat yang membawa budaya.. Setiap masyarakat memiliki
individu-individu khusus yang memerlukan pendidikan diperpanjang
untuk memenuhi posisi utama tertentu. Orang-orang ini biasanya
dikenal sebagai profesor, pendeta, dokter, mekanik atau seniman.
Pendidikan telah menjadi bagian yang lebih tinggi dari setiap
kebudayaan di bumi dan pendidikan adalah proyek sistemik. Seluruh
masyarakat harus peduli dan mendukung patriotisme pendidikan,
sebab dan sosialisme di kalangan anak muda.
Dalam masyarakat modern, pendidikan memegang peranan
sangat

penting

dalam

hal

meningkatkan

kecerdasan

dan

keterampilan. Dengan pengetahuan yang cukup tinggi, masyarakat


akan mempunyai pandangan yang cukup luas, mampu mengantisipasi
kehidupan masa mendatang dan melakukan perbaikan kehidupan
dengan memperkenalkan norma sosial yang baru yang dapat
10

pengantar dasar pendidikan

menjawab tantangan masa mendatang. Jadi pengetahuan lah yang


menjadi modal utama bagi masyarakat modern untuk tetap eksis
dalam situasi dan kondisi peradaban modern. Pentingnya pendidikan
adalah menciptakan peluang dan pilihan bagi individu, menawarkan
kesempatan

untuk

meningkatkan

standar

hidup

sekaligus

menciptakan warga negara yang terampil, baik-informasi dan


dilengkapi untuk membantu negara mereka mencapai kemakmuran
ekonomi dan sosial.
D. Sasaran Pendidikan
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud
membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensipotensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih
kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimana
pun wujudnya, jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga
dan bukannya pohon jambu.
Berdasarkan

yang telah

ditetapkan

oleh

lembaga-lembaga

pendidikan sasaran pendidikan makro meliputi, akuisisi pengetahuan


(sasaran kognitif), pengembangan kemampuan atau keterampilan
(sasaran motorik), serta pembentukan sikap (sasaran afektif).
Selanjutnya sasaran makro tersebut diterjemahkan ke dalam bentuk
sasaran mikro yang dapat diukur secara rinci dan spesifik berupa hal
yang diharapkan dari hasil belajar mengajar. Nilai akhir belajar (NEM)
dan perankingan sebagai implikasi NEM merupakan salah satu
sasaran yang bisa diukur untuk sasaran kognitif. Sementara itu,
sasaran motorik berhubungan dengan hal-hal yang telah dihasilkan
siswa. Sasaran afektif berkaitan dengan perubahan perilaku atau
sikap siswa setelah melakukan proses belajar mengajar.
E. Kapan Pendidikan Dilaksanakan
Pendidikan berlangsung kapanpun (sepanjang hayat). Pendidikan
tersebut terbagi dalam bentuk pendidikan formal yang merupakan
11

pengantar dasar pendidikan

pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya


dan mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan
dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pendidikan
nonformal yang paling banyak terdapat pada usia dini dan pendidikan
dasar, seperti TPA atau Taman Pendidikan Al Quran yang banyak
terdapat di setiap masjid, dan Sekolah Minggu yang terdapat di semua
gereja, berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar
dan sebagainya. Serta Pendidikan informal yang meliputi pendidikan
dalam keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri serta dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Manusia selalu belajar melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman yang telah dialami.
Konsep pendidikan sepanjang hayat tidak mengenal batas usia,
semua manusia baik yang masih kecil hingga lanjut usia tetap bisa
menjadi peserta didik, karena cara belajar sepanjang hayat dapat
dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun.
Menurut pendapat Sudjana (2001: 217-218) pendidikan sepanjang
hayat harus didasarkan atas prinsip-prinsip pendidikan di bawah ini :
a. Pendidikan hanya akan berakhir apabila manusia telah meninggal
dunia.
b. Pendidikan sepanjang hayat merupakan motivasi yang kuat bagi
peserta didik untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar
secara terorganisi dan sistimatis.
c. Kegiatan belajar bertujuan untuk mempeoleh, memperbaharui, dan
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah
dimiliki.
d. Pendidikan memiliki tujuan-tujuan berangkai dalam memenuhi
kebutuhan belajar dan dalam mengembangkan kepuasan diri setiap
manusia yang melakukan kegiatan belajar.
e. Perolehan pendidikan merupakan prasyarat bagi perkembangan
kehidupan manusia, baik untuk meningkatkan kemampuannya,
12

pengantar dasar pendidikan

agar manusia selalu melakukan kegiatan belajar guna memenuhi


kebutuhan hidupnya.
Menurut Suprijanto (2007) proses belajar yang terjadi dalam diri
seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan
yaitu :
a. Motivasi
Yang dimaksud motivasi di sini adalah keinginan untuk mencapai
suatu hal. Apabila dalam diri peserta didik tidak ada minat untuk
belajar, tentu saja proses belajar tidak akan berjalan dengan baik. Jika
demikian halnya, pendidik harus menumbuhkan minat belajar tersebut
dengan berbagai cara, antara lain dengan menjelaskan pentingnya
pelajaran dan mengapa materi itu perlu dipelajari.
b. Perhatian pada Pelajaran
Peserta didik harus dapat memusatkan perhatiannya pada
pelajaran. Apabila hal itu tidak terjadi maka proses belajar akan
mengalami hambatan. Perhatian peserta ini sangat tergantung pada
pembimbing.
c. Menerima dan Mengingat
Setelah memperhatikan pelajaran, seorang peserta didik akan
mengerti dan menerima serta menyimpan dalam pikirannya. Tahap
menerima dan mengingat ini harus terjadi pada diri orang yang
sedang belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan

dan

pengingatan

ini,

seperti

struktur,

makna,

pengulangan pelajaran , dan interverensi.


d. Reproduksi
Dalam proses belajar, seseorang tidak hanya harus menerima dan
mengingat informasi baru saja, tetapi ia juga harus dapat menemukan
kembali apa-apa yang pernah dia terima. Agar peserta didik mampu
13

pengantar dasar pendidikan

melakukan reproduksi, pendidik perlu menyajikan pengajarannya


dengan cara yang mengesankan.
e. Generalisasi
Pada tahap generalisasi ini, peserta didik harus mampu
menerapkan hal yang telah dipelajari di tempat lain dan dalam ruang
lingkup yang lebih luas. Generalisasi juga dapat diartikan penerapan
hal yang telah dipelajari dari situasi yang satu ke situasi yang lain.
f.

Menerapkan Apa yang Telah Diajarkan serta Umpan Balik

Dalam tahap ini, peserta didik harus sudah memahami dan dapat
menerapkan apa yang telah diajarkan. Untuk meyakinkan bahwa
peserta didik telah benar-benar memahami, maka pembimbing dapat
memberikan tugas atau tes yang harus dikerjakan oleh peserta didik.
Tes yang diberikan pun dapat berupa tes tertulis maupun lisan.
Selanjutnya, pendidik berkewajiban memberikan umpan balik berupa
penjelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan umpan
balik seperti itu, peserta didik dapat mengetahui seberapa ia
memahami apa yang diajarkan dan dapat mengoreksi dirinya sendiri.
F. Posisi Dasar Pendidikan
Pendidikan menjadi aset yang tak ternilai bagi individu dan
masyarakat, karena merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan,
itu berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap
untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan tidak pernah
dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan
fasilitas yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua,
namun lebih dari itu semuanya. Pendidikan merupakan proses yang
esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa).
Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai
individu sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi
14

pengantar dasar pendidikan

(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.


Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan,
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan
tentang

dirinya

menentukan

dan

arah

melaksanakan

lingkungannya,
kehidupannya.

bidang

administratif

juga

pengalaman

Pendidikan
dan

yang

pengajaran

dalam
hanya
dengan

mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan


individu yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki

kemampuan

atau

kematangan

dalam

aspek

psikososiospiritual. Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut


dijelaskan sebagai berikut:
1. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan. Bidang ini menyangkut
kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan
staf

administrasi

lainnya)

yang

terkait

dengan

kegiatan

perencanaan organisasi, deskripsi jabatan atau pembagian


tugas, pembiayaan, penyediaan fasilitas atau sarana prasarana
(material), supervisi, dan evaluasi program.
2. Bidang intruksional dan kurikuler. Bidang ini terkait dengan
kegiatan

pengajaran

yang

bertujuan

untuk

memberikan

pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak


yang bertanggung jawab secara langsung terhadap bidang ini
adalah para guru.
3. Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling) Bidang ini
terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada
peserta didik (siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya
yang

optimal,

melalui

interaksi

yang

sehat

dengan

lingkungannya.
G. Macam-macam Metode Pendidikan dan Pembelajaran
Cara mempelajari atau lebih dikenal sebagai metode belajar
merupakan suatu cara yang diterima oleh siswa dari guru yang berupa
15

pengantar dasar pendidikan

pengalaman belajar sehingga kemampuannya dapat berkembang,


dan belajar dapat berjalan secara efisien serta bermakna. Beberapa
metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah :
1. Metode Ceramah Bermakna
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran
secara lisan oleh guru. Metode ini banyak dipilih dan digunakan
karena mudah dilaksanakan, tidak membutuhkan alat bantu khusus
serta tidak memerlukan rancangan untuk kegiatan siswa. Namun,
dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat
unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan
mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru
yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat
mekanisme

psikologis yang memungkinkannya

untuk menolak

disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut


kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri. Salah satu ciri
adanya

metode

ceramah

pertanyaan-pertanyaan

bermakna

yang

diajukan

yaitu
guru

siswa
dan

berfikir
guru

dari
harus

mempersiapkan serta mempertimbangkan pertanyaan yang akan


diajukan dan dimana pertanyaan itu harus digunakan.
2. Metode Tanya Jawab
Siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir jika terdapat
pertanyaan yang terarah. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan
dalam mengemukakan pokok pokok pikirannya dapat terdeteksi
ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong
bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai
sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan
apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi
yang akan dibahas.
3. Metode Diskusi
16

pengantar dasar pendidikan

Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan


masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat
untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi
keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan
menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman,
menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih
penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab
terhadap hasil pemikiran bersama. Dalam pembelajaran, yang
dimaksud dengan metode diskusi adalah terlibatnya suatu kelompok
belajar yang saling berinteraksi secara verbal di kelas. Interaksi
tersebut dapat berlangsung antara siswa antara siswa dengan siswa
atau guru.

4. Metode Belajar Kooperatif


Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana
setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut
terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas
anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model
belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif
model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang
berbeda

untuk

disampaikan

atau

diajarkan

pada

teman

sekelompoknya.
5. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan


memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya
diaplikasikan dengan menggunakan alat alat bantu pengajaran
seperti benda benda miniatur, gambar, perangkat alat alat
laboratorium dan lain lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling
17

pengantar dasar pendidikan

pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang
multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat
menggambarkan

objek,

membuat

skema,

membuat

hitungan

matematika, dan lain lain peragaan konsep serta fakta yang


memungkinkan.
menggunakan
eksperimen.

Secara
metode

garis

besar

demonstrasi

Perbedaanya

antara

persiapan

ini sama
lain

guru

untuk

dengan

metode

pada

metode

adalah

demonstrasi tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi


satu atau dua siswa, dan yang lain sebagai pengamat.

6. Metode Ekspositori atau Pameran

Metode

ekspositori

adalah

suatu

penyajian

visual

dengan

menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud


mengemukakan

gagasan

atau

sebagai

alat

untuk

membantu

menyampaikan informasi yang diperlukan. Metode ini sama seperti


metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan interaksi pada guru
sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode
ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus bicara
saja. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan
contoh soal, dan pada waktu yang diperlukan saja. Beberapa hasil
penelitian (di Amerika Serikat) menyatakan ekspositori merupakan
cara mengajar yang paling efektif dan efisien. Demikian pula
keyakinan sementara ahli teori belajar mengajar. David P. Ausubel di
antaranya berpendapat metode ekspositori yang baik adalah cara
mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar
bermakna (meaningful learning).

7. Metode Karyawisata / Widyawisata

18

pengantar dasar pendidikan

Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan


membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas.
Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat
merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual,
siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi
karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan
perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.

8. Metode Penugasan

Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa


melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan
kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina
disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari
dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini menyulitkan
pengawasan mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara
mandiri.

9. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan


menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa
menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru
dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap
ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan
siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan.

10. Metode Bermain Peran

19

pengantar dasar pendidikan

Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran


dengan cara seolah olah berada dalam suatu situasi untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode
ini siswa berkesempatan terlibat secara aktif sehingga akan lebih
memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan
waktu lama.

11. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah digunakan guru bila bertujuan untuk


mengembangkan proses berpikir siswa melalui pemberian masalah
yang harus dipecahkan. Tergantung dari sifat masalah yang dibawa
ke dalam kelas, teknik pemecahan masalahnya dapat dilaksanakan
secara berkelompok atau secara individual, dapat dikerjakan di dalam
kelas atau sebagai tugas di luar kelas.

12. Metode Penemuan

Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan


yang dilakukan siswa. Dalam belajarnya ia menemukan sendiri
sesuatu yang baru. Ini tidak berarti yang ditemukannya benar-benar
baru, sebab sudah diketahui yang lain. Dengan metode ini, siswa
didorong oleh rasa ingin tahu (curiousity) untuk mengeksplorasi dan
belajar sendiri. Pemahaman suatu konsep didapat siswa melalui
proses. Dengan metode ini lebih ditekankan kepada proses penemuan
konsep

dan

bukan

produknya.

Secara

umum

individu

mengorganisasikan pikirannya hingga ia menemukan pola pikir yang


baru yang membawa ia lebih dekat pada keseimbangan internal dan
eksternal.

20

pengantar dasar pendidikan

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait antara


pendidikan dengan IPA. Pendidikan merupakan suatu proses sadar dan
terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi
yang baik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam upaya
mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup yang diharapkan. IPA sendiri
merupakanpengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang dipeoleh
dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah
yang didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus disempurnakan.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap
gejala-ejala alam dengan meerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk
membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat
memehami

proses

IPA

yang

kemudian

dapat

dikembangkan

di

masyarakat. Pendidikan IPA di SMP memiliki tujuan agar peserta didik


dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat
dikembangkan menjadi suatu ilmu yang baru.
Perkembangan IPA ditandai dengan pesatnya perkembangan
teknologi yang berpengaruh dalam kehidupan di masyarakat. Oleh sebab
itu pendidikan IPA sangat diperlukan, melalui pembelajaran IPA ini,
diharapkan peserta didik dapat menggali pengetahuan melalui kerja ilmiah
dan terus mengembangkan sikap ilmiah.

21

pengantar dasar pendidikan

Saran
Setelah memberikan uraian diatas, saya menyarankan hal-hal
berikut bagi pengembangan kurikulum pendidikan 9 tahun, diantaranya :
1) Selama ini kurikulum dikatakan overloaded. Hal ini terbukti dari
kegiatan guru yang mengajar terutama dengan metode ceramah tanpa
menghiraukan

CBSA,

pendekatan

keterampilan

proses,

apalagi

memperhatikan gagasan-gagasan apa yang telah dimiliki para siswa.


Oleh karena harus dilakukan seleksi konsep-konsep sains dengan
cermat. Tidak semua konsep perlu dianggap penting, dan jangan
memasukkan begitu banyak kepentingan bidang-bidang lain ke dalam
kurikulum

sains.

Bagaimanapun

juga

kemampuan

anak

untuk

mencernakan informasi terbatas. Dengan demikian guru diminta untuk


dapat melaksanakan proses belajar mengajar sebagaimana mestinya.
2) Pendidikan sains di pendidikan dasar hendaknya ditekankan pada
pengembangan kemampuan berpikir. Apa yang dicapai selama ini
dalam pendidikan kepada anak-anak adalah mereka malas berpikir. Hal
ini tercermin mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Padahal
penerapan

CBSA

dan

pendekatan

keterampilan

proses,

bila

dilaksanakan dengan intensif sudah melatih para siswa berpikir.


Apalagi dengan diterapkannya gagasan para konstruktivis bahwa anak
itu harus aktif membangun pengetahuannya.
3) Buku-buku pelajaran yang digunakan untuk menanamkan konsep
hendaknya jangan yang berupa rangkuman. Anak-anak sedini mungkin
dibiasakan membaca buku, sehingga dapat mengeluarkan konsepkonsep yang penting, kemudian mengaitkannya dengan konsep-konsep
yang telah mereka miliki. Peta konsep dapat digunakan untuk
menolong bagaimana mereka mudah untuk belajar.
4) Dengan penyempurnaan kurikulum, diharapkan pendidikan IPA menjadi
lebih

baik

dan

sesuai

dengan

kurikulum,

terutama

dalam

pelaksanaannya.
22

pengantar dasar pendidikan

5) Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang


maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang erat maka
diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam
menentukan kurikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk
mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat.
Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh
masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.

23

pengantar dasar pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

- http://mamatsasak.blogspot.com/2010/01/dasar-dasar-kependidikanmipa.html
- http://renirahmawatii.blogspot.com/2012/01/dasar-dasar-pendidikanmipa.html
- Margono,dkk.(1994). Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Surakarta: UNS
Press
- Danim, Prof. Dr. Sudarwan. Pengantar Kependidikan. Bandung:
Alfabeta

24

pengantar dasar pendidikan

LAMPIRAN

pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

kegiatan praktikum dalam MIPA

Pendidikan IPA bukan ilmu teoritis, tapi


pembuktian ilmu alam
25

pengantar dasar pendidikan

Hasil dari pengembangan kemampuan atau keterampilan (sasaran motorik) :

Pompa listrik elektrik pertanian siswa SMK, hasil dari


pendidikan MIPA

Motor listrik mahasiswa UNS, hasil dari pendidikan MIPA

26

pengantar dasar pendidikan

Beberapa metode-metode dalam pendidikan dan pembelajaran :

Metode tanya jawab

Metode diskusi

Metode karyawisata atau


belajar di luar ruangan

27

pengantar dasar pendidikan

Metode kooperatif,
siswa menggantikan
guru untuk
menerangkan
teman-temannya

Metode eksperimen, salah satu contoh


pembelajaran di laboratorium

28

pengantar dasar pendidikan

Anda mungkin juga menyukai