Anda di halaman 1dari 6

MINGGU 4

Learning Objective Minggu ke-4


1. Exit Outcome :
a. Mahasiswa mampu mendiagnosis kelainan akibat trauma pada sistem muskuloskeletal
b. Mahasiswa mampu menentukan sikap menghadapi penderita patah tulang
c. Mahasiswa mampu mengenal dan mencegah komplikasi penyakit
d. Mahasiswa mampu menetapkan kapan harus dilakukan reposisi tertutup-reposisi
terbuka dan membaca X-ray foto
e. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan traksi pada penderita-penderita yang
membutuhkannya berdasarkan indikasi dan mengevaluasi
f. Mahasiswa mampu mengenal dan mencegah komplikasi akibat penggunaan traksi
2. Intermediete :
a. Mahasiswa mampu memahami prosedur pemeriksaan orthopedic pada tulang dan sendi
serta menafsirkan arti kelainan yang ditemukan
b. Mahasiswa mampu mengenal gambaran radiologi kelainan traumatic (fraktur tulang dan
dislokasi sendi)
c. Mahasiswa mampu menerangkan fisiologi penyembuhannya
d. Mahasiswa mampu mengenal beberapa jenis dislokasi
e. Mahasiswa mampu menjelaskan predisposing; faktor penyebab dislokasi sendi
3. Introductory :
f. Mahasiswa mampu menguraikan anatomi fisiologi anggota gerak dan tulang belakang
g. Mahasiswa mampu mengenal patofisiologi pada fraktur

h. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme terjadinya patah tulang


i.

Mahasiswa mampu menyebutkan tanda-tanda patah tulang

j.

Mahasiswa mampu pembagian jenis patah tulang

SKENARIO 4
SUDAH JATUH, TERLEMPAR KE SAWAH
Seorang anak laki-laki, berusia 5 tahun, rujukan dari Puskesmas dibawa oleh keluarganya ke IGD RSUP
NTB dengan keluhan nyeri pada paha kanan. Beberapa jam sebelumnya sewaktu di Puskesmas, pasien
telah dilakukan pembersihan dan penutupan luka, serta pemasangan spalk oleh dokter Puskesmas, dan
kemudian dirujuk. Dari anamnesis ayah pasien, diketahui pasien jatuh terlempar saat dibonceng sepeda
motor oleh ayahnya dengan kecepatan cukup tinggi. Sepeda motor ayah pasien berusaha menghindari
lubang besar, karena kecepatan tinggi, ayah pasien tidak mampu mengendalikannya dan pasien jatuh
terlempar ke kanan hingga masuk ke area tanah persawahan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 120 kali/ menit, pernapasan : 28 kali/ menit, suhu : 37,90C. Pada
pemeriksaan extremitas inferior terlihat di regio femur dextra pasien telah terpasang spalk. Saat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terdapat luka di daerah paha bawah, sudah tertutup kassa perban.
Pada lengan bawah juga ditemukan deformitas.
Dokter IGD kemudian melakukan pemeriksaan fisik lanjutan yang lebih rinci, pemeriksaan penunjang,
dan bersiap mengkonsulkan ke dokter ahli apabila dari hasil pemeriksaan lanjutannya pasien
memerlukan tindakan operatif.

MINGGU 5
Learning Objective Minggu ke-5
1. Exit Outcome
a. Mahasiswa mampu mengenali penyakit infeksi pada tulang dan sendi
i.

Osteomielitis pyogenik dan granulomatosa

ii.

Spondilitis tuberculosa

iii.

Artritis septic

b. Mahasiswa mengetahui pengobatan yang harus diberikan pada penyakit infeksi tulang
dan sendi (medikamentosa dan terapi bedah)
c. Mahasiswa mengetahui jenis penyakit radang dan autoimun pada sendi dan tulang
i.

Artritis (reumatoid, pirai)

ii.

Spondilitis ankilosis

iii.

Tendinitis (supraspinatus, biceps, kalsifikans,tendo Achilles)

iv.

Carpal tunnel syndrom

v.

Tenosynovitis

vi.

Bursitis

vii.

Epikondilitis

viii.

Frozen shoulder

d. Mahasiswa mengetahui pengobatan yang harus diberikan pada penyakit infeksi tulang
dan sendi (medikamentosa dan terapi bedah)
2. Intermediete
a. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit infeksi pada tulang dan sendi (hasil
laboratorium, pemeriksaan radiologi)
b. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit infeksi pada tulang dan sendi (hasil
laboratorium, pemeriksaan radiologi)

3. Introductory
a. Mahaiswa mampu mengetahui penyebab dan menjelaskan terjadinya penyakit infeksi
pada tulang dan sendi (etiologi dan patofisiologi)
b. Mahasiswa mengetahui penyebab terjadinya penyakit radang dan autoimun pada sendi
dan tulang

SKENARIO 5
ANTARA SAKIT GIGI DAN SAKIT TULANG
Seorang anak laki-laki, berusia 7 tahun, dibawa dengan cara dibopong oleh keluarganya ke Puskesmas
dengan keluhan nyeri hebat pada paha kiri. Dari anamnesis nenek pasien, diketahui bahwa pasien mulai
mengeluh nyeri paha sejak 2 hari yang lalu dan disertai dengan demam. Pasien dan keluarga
menyangkal adanya riwayat trauma. Saat ditanyakan tentang riwayat penyakit sebelumnya diketahui
pasien beberapa waktu yang lalu menderita sakit gigi.
Keadaan umum pasien tampak kesakitan dan status gizi kesan kurang. Dari pemeriksaan tanda vital
didapatkan suhu : 39 0C, nadi 120 kali/menit, pernapasan 28 kali/menit, pada pemeriksan fisik
didapatkan nyeri tekan pada regio femur dextra, tampak oedema, hangat pada perabaan.

MINGGU 6
Learning Objective Minggu ke-6
1. Exit Outcome :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit-penyakit degenerative khususnya
osteoporosis
b. Mahasiswa mampu memahami kelainan kongenital pada leher dan bahu :
c. Mahasiswa mampu menentukan sikap dan cara pengobatan pada kelainan kongenital
pada leher dan bahu
d. Mahasiswa mampu melakukan rujukan
e. Mahasiswa mampu mengenal kelainan kongenital pada tulang belakang (skoliosis
hemivertebrae, spinabifida) dan melakukan rujukan
2. Intermediate
a. Mahasiswa mampu memahami kelainan kongenital pada leher dan bahu
b. Mahasiswa mampu memahami penyakit dan kelainan pada tulang belakang (trauma
dan infeksi)
c. Mahasiswa mampu mengetahui tumor tulang belakang (primer dan sekunder)
d. Mahasiswa mampu menetapkan tanda penyakit degenerasi tulang leher dan lumbal
dilihat dari radiologinya
e. Mahasiswa mampu menetapkan gambaran radiologik tumor ganas tulang, serta
metastasenya dan tumor jinak tulang
f. Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit talipes equinovarus dan CDH
g. Mahasiswa mampu memahami neoplasma jaringan musculoskeletal (osteoclasma,
osteosarcoma)
3. Introductory
a. Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fungsi tulang belakang

SKENARIO 6
NYERINYERINYERI
Seorang perempuan, berusia 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kedua lutut. Nyeri
dikeluhkan terutama saat berjalan sehingga pasien tidak bisa berjalan jauh. Nyeri dirasakan sejak 1
tahun yang lalu, memberat sejak 1 minggu yang lalu. Selama nyeri, pasien mengkonsumsi obat anti nyeri
dari dokter dan sering melanjutkan membeli sendiri di apotik tanpa resep. Awalnya nyeri sangat
berkurang dengan meminum obat, namun belakangan ini, nyeri lututnya tidak berkurang dengan obat
nyeri yang biasa dikonsumsinya.
Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan tanda vital. Dari pemeriksaan sendi didapatkan
pembengkakan pada lutut kanan, saat pasien diminta untuk berdiri tegak lututnya tampak berbentuk
O dan saat berjalan terlihat pincang. Dari status nutrisi pasien kesan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai