Disusun Oleh :
Geisandra Astaqviani Putri
pengajian. Awalnya klien menunjukkan tanda-tanda positif, yaitu sering mengaji, pandai
membaca doa-doa, rajin sholat, dsb. Namun, lama-kelamaan klien tampak tidak kuat,
murung, kemudian menunjukkan gejala gelisah, tidak bisa tidur, dan mondar-mandir.
D. Psikososial
Keluarga klien mengatakan klien tinggal berlima bersama ayah, ibu, dan adikadiknya. Ayah adalah pengambil keputusan saat di rumah. Keluarga klien mengatakan klien
tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat karena malu sering diejek miskin
oleh teman-temannya. Keluarga klien juga mengatakan klien pernah mengatakan ditolak
cintanya oleh teman wanitanya karena tidak memiliki motor.
E. Identitas Sosial dan Ekonomi Keluarga
Klien dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang merupakan milik sendiri. Kamar
klien bergabung dengan ayah (45 th), ibu (40 th) dan adik-adiknya dalam satu ruang. Suasana
daerah pemukiman juga cukup tenang dan bersih, namun tampak padat. Klien dan keluarga
berada pada status ekonomi kurang, dimana biaya hidup ditanggung oleh ayah klien. Adapun
yang menjadi tanggungan keuangan ayah klien adalah ibu klien, klien, dan adik-adik klien.
Selama ini, sikap klien menurut jika sadar penuh, keluarga juga mau menerimanya. Namun,
menurut ibu klien masyarakat sekitar terlalu ikut campur dan selalu mengolok-olok keluarga
klien karena miskin.
F. Kondisi Klien saat ini di RS
Saat berada di RS, klien tidak banyak perubahan fisik, namun klien nampak kotor,
menyendiri, murung, kadang menangis. Klien mampu melakukan ADL dengan bantuan atau
motivasi (bangun tidur, mandi, BAB/BAK, makan, minum, ganti pakaian, tidur, dll), tidak
tampak berinteraksi dengan teman-teman di ruangan dan petugas RS. Kontak mata klien saat
interaksi nampak kurang. Klien nampak sopan dengan petugas dan perawat, namun jika
waktu istirahat dan pintu dikunci, klien nampak berontak dan ingin keluar.klien nampak tidak
tertarik dengan kegiatan karena pengaruh injeksi valium.
G. Intervensi yang dilakukan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran, Isolasi Sosial, dan Harga Diri Rendah: Kronik sehingga intervensi
yang dilakukan pada keluarga juga SP terkait ketiga masalah tersebut. Adapun tindakan yang
dilakukan di antaranya:
pulang dari runah sakit, terutama mengingatkan untuk selalu minum obat.
Adapun Respon keluarga menanggapi informasi dari perawat adalah mau menerima dan
mempraktikkan apa yang sudah diajarkan perawat. Motivasi keluarga untuk membawa klien berobat
juga cukup tinggi. Kakak dan keponakan klien selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan jika
terjadi amuk lagi mereka akan segera membawa klien ke RS untuk penanganan lebih lanjut.