Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

PASIEN An. DP (16 tahun)


Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Profesi Mata Ajar Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Geisandra Astaqviani Putri

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

RESUME KUNJUNGAN RUMAH


Kunjungan rumah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada keluarga tentang
perkembangan kondisi klien selama di rumah sakit; memvalidasi data dan melengkapi data yang
diperoleh dari klien dan data sekunder (Rekam Medik ) mengenai alasan masuk Rumah Sakit,
faktor predisposisi dan presipitasi, genogram keluarga, persepsi keluarga terhadap penyakit yang
diderita klien, dan support sistem dalam keluarga; melakukan implementasi keperawatan sesuai
dengan diagnosa keperawatan terkait dengan An. DP; melakukan pendidikan kesehatan sesuai
dengan masalah kesehatan yang ditemukan; memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan
perawatan ketika klien sudah pulang dari runah sakit, serta mengkaji keadaan rumah dan
lingkungan sekitar. Keluarga yang menerima kedatangan perawat adalah Ayah klien (Tn. D) dan
Ibu klien (Ny. Y). Mereka terbuka dalam memberikan informasi terkait klien dan mau menerima
perawat dengan ramah. Berikut ini adalah beberapa info yang sudah perawat validasi sesuai
keterangan keluarga:
A. Identitas dasar
Klien berinisial An. DP (16 tahun) berlatar belakang pendidikan SMK kelas X namun
cuti sekolah karena dirawat di RSMM dan tinggal di Kampung Cibuluh RT 09/08 Bogor.
Klien berasal dari suku Sunda, beragama Islam, dan belum menikah. Klien merupakan anak
pertama dari 3 bersaudara. Penanggung Jawab dari An. DP adalah Tn. D yang merupakan
Ayah dari An. DP.
B. Alasan Masuk
Keluarga klien mengatakan pertama kali masuk RSJ, alasan masuk karena sering
melamun, gelisah, tidak bisa tidur, nampak bingung dan menyentuh semua alat rumah tangga
dirumah.
C. Faktor Predisposisi
Keluarga klien mengatakan mengatakan klien mulai tampak stress sejak dua minggu
sebelum masuk RSMM karena tidak dibelikan motor, klien sering diejek temannya karena
miskin. Klien pernah mengikuti latihan ilmu kebathinan dan bela diri dengan tujuan klien
ingin memiliki kekuatan untuk menjaga ayah ibunya. Klien juga mengikuti berbagai jenis

pengajian. Awalnya klien menunjukkan tanda-tanda positif, yaitu sering mengaji, pandai
membaca doa-doa, rajin sholat, dsb. Namun, lama-kelamaan klien tampak tidak kuat,
murung, kemudian menunjukkan gejala gelisah, tidak bisa tidur, dan mondar-mandir.
D. Psikososial
Keluarga klien mengatakan klien tinggal berlima bersama ayah, ibu, dan adikadiknya. Ayah adalah pengambil keputusan saat di rumah. Keluarga klien mengatakan klien
tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat karena malu sering diejek miskin
oleh teman-temannya. Keluarga klien juga mengatakan klien pernah mengatakan ditolak
cintanya oleh teman wanitanya karena tidak memiliki motor.
E. Identitas Sosial dan Ekonomi Keluarga
Klien dan keluarganya tinggal di sebuah rumah yang merupakan milik sendiri. Kamar
klien bergabung dengan ayah (45 th), ibu (40 th) dan adik-adiknya dalam satu ruang. Suasana
daerah pemukiman juga cukup tenang dan bersih, namun tampak padat. Klien dan keluarga
berada pada status ekonomi kurang, dimana biaya hidup ditanggung oleh ayah klien. Adapun
yang menjadi tanggungan keuangan ayah klien adalah ibu klien, klien, dan adik-adik klien.
Selama ini, sikap klien menurut jika sadar penuh, keluarga juga mau menerimanya. Namun,
menurut ibu klien masyarakat sekitar terlalu ikut campur dan selalu mengolok-olok keluarga
klien karena miskin.
F. Kondisi Klien saat ini di RS
Saat berada di RS, klien tidak banyak perubahan fisik, namun klien nampak kotor,
menyendiri, murung, kadang menangis. Klien mampu melakukan ADL dengan bantuan atau
motivasi (bangun tidur, mandi, BAB/BAK, makan, minum, ganti pakaian, tidur, dll), tidak
tampak berinteraksi dengan teman-teman di ruangan dan petugas RS. Kontak mata klien saat
interaksi nampak kurang. Klien nampak sopan dengan petugas dan perawat, namun jika
waktu istirahat dan pintu dikunci, klien nampak berontak dan ingin keluar.klien nampak tidak
tertarik dengan kegiatan karena pengaruh injeksi valium.
G. Intervensi yang dilakukan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran, Isolasi Sosial, dan Harga Diri Rendah: Kronik sehingga intervensi
yang dilakukan pada keluarga juga SP terkait ketiga masalah tersebut. Adapun tindakan yang
dilakukan di antaranya:

a. Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan


terkait dengan An. DP dan tugas perkembangan keluarga.
b. Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang
ditemukan
c. Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan

perawatan ketika klien sudah

pulang dari runah sakit, terutama mengingatkan untuk selalu minum obat.
Adapun Respon keluarga menanggapi informasi dari perawat adalah mau menerima dan
mempraktikkan apa yang sudah diajarkan perawat. Motivasi keluarga untuk membawa klien berobat
juga cukup tinggi. Kakak dan keponakan klien selalu mengingatkan klien untuk minum obat dan jika
terjadi amuk lagi mereka akan segera membawa klien ke RS untuk penanganan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai