Laporan Fieldtrip Ekonomi Pengairan
Laporan Fieldtrip Ekonomi Pengairan
Oleh :
Zahra Fithri Maiyuriyda
1105102010018
Kelas 01
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting dalam
kehidupan manusia, termasuk bercocok tanam. Namun, terkadang air tidak selalu
tersedia, sungai-sungai bisa kering pada musim kemarau dan sungai bisa pula
meluap ketika musim penghujan tiba. Karena itulah manusia mulai berfikir untuk
menciptakan suatu sistem guna mengatasi masalah ini, yaitu salah satunya
menciptakan bendung dan waduk.
Bendung adalah bangunan yang dibuat untuk membendung aliran aliran
air. Sedangkan waduk adalah bangunan untuk menampung air pada waktu terjadi
surplus di sumber air agar dapat dipakai sewaktu-waktu terjadi kekurangan air
sehingga fungsi utama waduk adalah untuk mengatur sumberair. Dengan
diciptakannya bendung dan waduk, maka kesenjangan yang terjadi antara musim
kemarau dan musim penghujan dapat diatas.
Pembuatan bendung dan waduk keuliling mampu memperbaiki keadaan
lingkungan di sekitar, sehingga kelestarian alam tetap terjaga serta berbagai
manfaat lainnya dapat diperoleh, antara lain ketersedian air untuk pertanian di
daerah Aceh Besar akan terpenuhi, sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi pertanian serta meningkatkan kesejahteraan keluarga tani. Selain itu,
waduk juga dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang dapat menambah
pendapatan daerah. Bendungan ataupun waduk merupakan salah satu wujud
manifestasi kepedulian manusia terhadap upaya memelihara dan melestarikan
sumber daya air agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kehidupan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan fieldtrip ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melihat secara langsung di lapangan bagaimana
pengaplikasian teori yang telah diperoleh pada Mata Kuliah Ekonomi
Pengairan.
II.
A. HASIL PENGAMATAN
1. Bendung Krueng Aceh
a. Hidrologi
-
: 0,50 m
: 2 m/detik
: 150 m
: 65 m
: 65 m
Pulau
: 20 m
b. Bendungan Utama
-
: 1 liter/detik
: 150 liter/detik/pintu
: 3 Unit
: 6 Unit
c. Jaringan Utama
-
Saluran Primer
: 37.082,47 m
Saluran Sekunder
: 58.388,50 m
Bangunan Bagi
: 7 Unit
Bangunan Sadap
: 57 Unit
Bangunan Pelengkap
: 153 Unit
d. Jaringan Tersier
-
: 6.640,80 Ha
: 809,00 Ha
: 256,00 Ha
1. Waduk Keuliling
a. Lokasi
-
Provinsi
: Aceh
Kabupaten
: Aceh Besar
Kecamatan
Desa
: Bak Sukon
b. Topografi
Berdasarkan elevasinya, areal pengairan Waduk Keuliling hilir berada
pada ketinggian 4-12 mdpl, sedangkan areal pengairan hulu berada pada
ketinggian 22-43 mdpl.
-
Kemiringan rata-rata
: 0,01m/m
: 7 m
c. Sumber Air
Sumber air utama Waduk Keuliling adalah Alur Keuliling dengan luas
DAS 38,2 Km2 , panjang sungai 12,3 Km.
Data Teknis Waduk
a. Hidrologi
-
: 38,20 Km2
: 1.791 mm
Debit Rerata
: 1,24 m3/detik
: 203,03 m3/detik
: 725,08 m3/detik
b. Genangan
-
: 18,359 x 106 m3
: 12,992 x 106 m3
: 4,232 x 106 m3
: 259,95 Ha
: 97,26 Ha
: 50 tahun
c. Bendungan Utama
-
Tipe Bendungan
:1V:5H
: 1 V : 3,5 H
: EL.+ 49.00 m
: 8.00 m
: 689,50 m
: 25,00 m
d. Bangunan Elak
1) Conduit
-
Konstruksi
: Beton bertulang
Tampang Saluran
: Bujur sangkar
: 2,20 m x 2,20 m
: 151,20 m
: 88,50 m
Kemiringan Dasar
: 0,009
2) Terowongan
-
Tipe
: Tapal kuda
Konstruksi
: Linning beton
bertulang
Debit Rencana
: 39,20 m3/detik
Panjang Terowongan
: 67,00 m
Diameter Dalam
: 2,20 m
e. Pelimpah
-
Tipe
: Pelimpah samping
ganda tak berpintu
Konstruksi
: Beton Bertulang
Qpmf (in)
: 725,00 m3/detik
Elevasi Puncak
: 45,80 m
: 131,00 m
: 20,00 m
: 60,88 m
: 20,00 m
: 27 m
: 20 m
Konstruksi
: Beton bertulang
: Persegi
: Tapal kuda
Elevasi Ambang
: 37,30 m
Diameter Terowongan
: 2,20 m
Dimensi Inlet
: 2,20 m x 2,80 m
: 2,40 m x 2,20 m
Fisik Pekerjaan
Dana yang terserap sampai penyelesaian pekerjaan Waduk Keuliling
sebesar Rp258.893.414.000 dengan rincian fisik pekerjaan sebagai berikut :
Tahun
Fisik (%)
Sumber Dana
2000
1,06
APBN
2001
5,25
APBN
2002
4,22
APBN
2003
12,99
APBN
2004
14,24
APBN
2005
14,85
APBN
2006
11,91
APBN
2007
25,04
APBN
2008
10,44
APBN
Jumlah
100,00
APBN
B. PEMBAHASAN
1. Bendung Krueng Aceh
Materi pada Bendung Krueng Aceh disampaikan oleh Bapak Ir. M.
Sufriyatno, ST, MP dari Dinas Pengairan Prov. Aceh.
Bendung Krueng Aceh yang selesai dibangun pada tahun 1992.
Bendung
dibuat
permukaan air maka tekanan air akan semakin besar sehingga dapat mengalir
lebih jauh. Air dari bendung diairi kelahan pertanian di daerah Kabupaten
Aceh Besar. Sebelum adanya bendung ini para petani hanya mengandalkan air
hujan saja untuk tanaman pertanian mereka. Pembuatan ini sangat bermanfaat
bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.
Terletak di Seulimum, Kabupaten Aceh Besar, Bendung Krueng Aceh
merupakan bendung yang menerapkan sistem irigasi teknis, yaitu dapat diukur
dan diatur debit airnya. Perbedaan bendung dengan bendungan adalah dari segi
tujuan, jika bendung tujuannya untuk meninggikan muka air sementara
bendungan tujuannya untuk menampung air. Ketinggian bendung sama dengan
tinggi dari ketinggian permukaan sawah tertinggi yang akan diairi. Bendung
Krueng Aceh terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
-
kantong lumpur, tergantung pada tingkat kadar lumpur yang terkandung pada air
sungai. Jika kadar lumpur tinggi, maka diperlukan kantong lumpur. Namun jika
kadar lumpurnya rendah maka tidak diperlukan kantong lumpur.
Bendung Krueng Aceh mampu mengairi 7.384 Ha sawah. Besarnya
pengambilan air disesuaikan dengan usulan dari P3A (Perkumpulan Petani
Pengambil Air). Dasar usulan ini diberikan kepada panitia irigasi di tingkat
kecamatan, kabupaten, dan provinsi, berisi berapa luas areal yang akan diari.
Selain itu terdapat Blangko O (operasi) yang terdiri dari 12 blangko dan Blangko
P. Kedua blangko ini harus diisi oleh masing-masing lembaga mulai dari tingkat
petani di setiap desa hingga tingkat kabupaten. Kemudian usulan dipelajari oleh
Dinas Pengairan bersama dengan panitia irigasi, camat dan Dinas Pertanian, untuk
kemudian disepakati berapa jumlah air yang harus dialirkan dan kapan harus
dilakukan. Kesepakatan ini disesuaikan dengan masa tanam serta jumlah debit air
yang tersedia dengan jumlah debit air yang dibutuhkan. Unruk melihat jumlah
debit air yang tersedia digunakan tabel Q Andalan, yaitu Q80 dan fiskal,
berbentuk seperti mistar yang terletak di dinding bendung.
2. Waduk Keuliling
Materi pada Waduk Keuliling disampaikan oleh Bapak Saiful Azhar dari
pengelola bendungan Prov. Aceh.
Waduk Keuliling merupakan waduk pertama di Provinsi Aceh, dilaksanakan
oleh putra dan putri Indonesia mulai dari investigasi, desain maupun konstruksi.
Pembangunan Waduk Keuliling telah mendapat penghargaan karya konstruksi
tahun 2008 kategori Teknologi Konstruksi dan Karya Ilmiah Internal Kementrian
Pekerjaan Umum. Pembangunan Waduk Keuliling dimulai pada tahun 2000 dan
selesai keseluruhannya pada tahun 2008 yang dibiayai oleh APBN Murni. Waduk
Keuliling merupakan salah satu sub-basin DPS Krueng Aceh yang mempunyai
areal potensial seluas 4.790 Ha. Lokasi proyek berjarak 35 Km ke arah Timur dari
Kota Banda Aceh dan dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 dalam waktu
tempuh 1 jam.
Pembangunan Waduk Keuliling mewujudkan waduk pertama di Aceh.
Pelaksanaan konstruksi, secara bertahap dilakukan mulai tahun 2001 hingga 2009
dengan dana APBN. Masalah menonjol pada konstruksi antara lain : keamanan
kerja saat itu, masalah teknis pondasi endapan alluvial pada palung sungai
bendungan utama, dapat diselesaikan dengan Dinding Halang (diaphragma wall)
yang bertujuan untuk mengurangi volume rembesan air waduk dan menambah
panjang aliran equipotensial air rembesan. Waduk Keuliling merupakan
bendungan tipe urugan zonal dengan inti tegak, tinggi tubuh bendungan 25,50 m
diukur dari dasar sungai.
Waduk Keuliling mempunyai manfaat multiguna. Tapak waduk utama terletak
pada Sungai Alue Keliling, yang merupakan anak sungai Kr. Keumireu. Lokasi
waduk dapat ditempuh dari Banda Aceh berjarak 33 km kearah Medan, lalu
belok kanan 2 km menuju Desa Bak Sukon, Kecamatan Cot Glie, Kabupaten
Aceh Besar. Manfaat utama terwujudnya Waduk Keuliling terutama untuk
pengembangan areal persawahan, mensuplai air irigasi, meningkatkan penyediaan
air baku Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, meningkatkan keamanan banjir, dan
sebagainya. Adapun manfaat Waduk Keuliling secara lebih rinci adalah sebagai
berikut :
a. Pengembangan area persawahan seluas 4.790 Ha
b. Dapat meningkatkan keamanan terhadap banjir
c. Meningkatkan penyediaan air baku untuk kebutuhan pada masa yang akan
datang
d. Mendukung Program Swasembada pangan khususnya beras
e. Meningkatkan produksi tani dan menciptakan lapangan kerja di kawasan
Waduk Keuliling
f. Pelestarian lingkungan pengembangan pariwisata
g. Pengembangan perikanan darat
Dalam setiap tahap pembangunan waduk perlu adanya sertifikasi dari pihakpihak tertentu, agar waduk dinyatakan aman. Di antaranya sertifikasi desain oleh
Komisi Keamanan Bendungan pada tahun 2006 dan sertifikasi pengisian air
waduk yang diperoleh setelah menyerahkan bukti-bukti lab keamanan bangunan.
Waduk mampu menampung air sebesar 13.589.000 m3. Untuk mengairi 4.790 Ha
sawah dalam sekali musim tanam, cukup digunakan 5.000.000 m3 air
Pada dasar waduk terdapat tufa, berupa singkapan gunung berapi yang
gampang larut dalam air namun subur bagi tanaman. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kebocoran pada waduk. Karenanya waduk diberi lapisan-lapisan
tertentu untuk mengatasi kebocoran.
Pada tipe waduk urugan dapat digunakan dinding cut-off: beton
konvensional, atau sluri bentonit-semen, ataupun beton plastis. Pada Waduk
Keuliling, dinding halang menggunakan beton plastis, lebar 80 m, kedalaman
maksimum 9 m dan panjang 40 m, untuk selanjutnya disebut dinding halang
(diaphgram wall) karena cut-off sempit dengan penghalang beton plastis. Agar
efektif, cut-off dipasang menembus lapisan lolos air sampai masuk ke dalam
lapisan kedap air. Beton plastis harus mempunyai tingkat kemudahan alir
(fluidity) dan kemudahan pengerjaan (workability) yang tinggi agar bubur beton
yang dituang dalam pipa penyalur (tremie) sanggup mendesak ke atas bubur
bentonit yang telah dituang lebih dahulu. Komposisi material beton plastis per m3
adalah sebagai berikut :
-
PC type 1
: 185 kg
Bentonite
: 100 kg
Air
: 300 liter
: 440 kg
: 1.100 kg
Zona Filter, yaitu bagian pasir yang berguna untuk meredam tekanan air.
III.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bendung dan bendungan memiliki perbedaan, bendung tujuannya
untuk meninggikan muka air sementara bendungan tujuannya untuk
menampung air.
2. Setiap
bendung
memiliki
bagian-bagian
yang
berbeda-beda,
pemerintah terhadap
pembangunan,
keuliling.
3. Mengetahui gambaran umum proses pembuatan dan keadaan waduk
4. Mengetahui manfaat dari waduk tidak hanya dari sektor pertanian
namun juga dari sektor sosial dan ekonomi.
SUMBER REFERENSI
1. Buletin Komite Nasional Indonesia Untuk Bendungan Besar. Edisi
Nopember 2008.
2. Diktat Bangunan Air I Fakultas Teknik Sipil Unsyiah. Juli 2007.
3. Leaflet Profil Waduk Keuliling Kab. Aceh Besar Prov. Aceh. Kementrian
Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah
Sungai Sumatera I. Prasarana Konservasi SDA Aceh.