Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR PARU


Oleh : Gadur Blasius,S.Kep

Konsep dasar
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5 %) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas (90%)
adalah karsinoma bronkogenik.
Karena pertimbangan klinis maka yang dibahas adalah kanker paru atau karsinoma bronkogenik.

I.
Pengertian
Menurut Hood Alsagaff, dkk. 1993, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer
yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan Wilson dan June Thompson,
1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam
paru.
II.
Etiologi
Seperti kanker pada umumnya, etiologi yang pasti dari kanker paru masih belum diketahui,
namun diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan bahan karsiogenik
merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan perana predisposisi
hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status imunologis.
1. Pengaruh rokok.
2. Pengaruh paparan industri
3. Pengaruh adanya penyakit lain atau predisposisi oleh karena adanya penyakit
lain.
4. Pengaruh genetik dan status imunologis.
III.
Patofisiologi.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal, dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe
sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel
kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak terdeferensiasi) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa
dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel
besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di cabang bronkus perifer dan alveoli.
Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai
prognosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokarsinoma prognosis baik karena
sel ini pertumbuhan lambat.
IV.
Gejala klinis
Pada waktu masih dini gejala sangat tidak jelas utama seperti batuk lama dan infeksi saluran
pernapasan. Oleh karena itu pada pasien dengan batuk lama 2 minggu sampai 1 bulan harus
dibuatkan foto X dengan gejala lain dyspnea, hemoptoe, febris, berat badan menurun dan
anemia. Pada keadaan yang sudah berlanjut akan ada gejala ekstrapulmoner seperti nyeri
tulang, stagnasi (vena cava superior syndroma).

Rata rata lama hidup pasien dengan kanker paru mulai dari diagnosis awal 2 5 tahun.
Alasannya adalah pada saat kanker paru terdiagnosa, sudah metastase ke daerah limfatik dan
lainnya. Pada pasien lansia dan pasien dengan kondisi penyakit lain, lama hidup mungkin
lebih pendek.
V.
Klasifikasi/Pentahapan Klinik (Clinical staging)
Klasifikasi berdasarkan TNM : tumor, nodul dan metastase.
1. T : T0 : tidak tampak tumor primer
T1 : diameter tumor < 3 cm, tanpa invasi ke bronkus
T2 : diameter > 3 cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun berjarak
lebih dari 2 cm dari karina, serta belum ada efusi pleura.
T3 : tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau sudah dekat karina dan
atau disetai efusi pleura.
2. N : N0 : tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe regional
N1 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral
N2 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau kontralateral
N3 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal
3. M : M0 : tidak terdapat metastase jauh
M1 : sudah terdapat metastase jauh ke organ organ lain.
VI.

Studi Diagnostik
1. Chest x ray ( pandangan lateral dan poteroanterior), tomografi dada dan CT
scanning.
2. Radioisotop scanning
3. Tes laboratorium
a. Pengumpulan sputum untu sitologi, bronkoskopi dengan biopsi,
hapusan dan perkutaneus biopsi
b. Mediastinoskopi

VII.

Manajemen medis
1. Manajemen umum : terapi radiasi
2. Pembedahan : Lobektomi, pneumonektomi, dan reseksi.
3. Terapi obat : kemoterapi

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kanker Paru


I.

Pengkajian
a. Riwayat :
Perokok berat dan kronis, terpajan terhadpa lingkungan karsinogen, penyakit paru kronis
sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan fibrosis pada
jaringan paru.
b. Pemeriksaan fisik pada pernapasan
Batuk menetap akibat sekresi cairan, mengi, dyspnea, hemoptisis karena erosi kapiler di
jalan napas, sputum meningkat dengan bau tak sedap akibat akumulasi sel yang nekrosis
di daerah obstruksi akibat tumor, infeksi saluran pernapasan berulang, nyeri dada karena
penekanan saraf pleural oleh tumor, efusi pleura bila tumor mengganggu dinding par,
disfagia, edema daerah muka, leher dan lengan.
c. Nutrisi :
Kelemahan, berat badan menurun dan anoreksia
d. Psikososial :
Takut, cemas, tanda tanda kehilangan.
e. Tanda vital
Penngkatan suhu tubuh, takipnea
f. Pemeriksaan diagnostik.

II.

Diagnosa keperawatan
1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial
sekunder karena invasi tumor.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor
paru.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan
dan dyspnea
4. Aktivitas intolerans berhubungan dengan kelemahan secara umum.

III.
No
1.

Rencana Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan
Tidak efektif bersihan
jalan
napas
berhubungan dengan
obstruksi
bronkial
sekunder
karena
invasi tumor.

Tujuan dan kriteria hasil


Bersihan jalan napas akan 1.
paten dengan kriteria batuk
hilang, suara napas bersih, x
ray bersih.
2.

Perencanaan
Intervensi
Auskultasi paru akan
ronkii, rales atau mengi.
Monotr ABGs

3.

Monitor hasil sputum


sitologi

4.

5.
6.
7.
8.
2.

Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
berhubungan dengan
penekanan saraf oleh
tumor paru.

Mendemonstrasikan
bebas 1.
nyeri dengan kriteria ekspresi
wajah rileks, pengembangan
paru optimal, menyatakan
nyeri hilang
2.

3.

Beri posisi optimal


kepala tempat tidru ditinggikan.
Atur humifier oksigen
bantu pasien dengan
ambulasi atau ubah posisi
anjurkan intake 1,5 2
L/hari kecuali kontraindikasi
Bantu pasien yang
batuk
Beri
analgesik
dan
evaluasi
keefektifannya
Untuk meminimalkan nyeri dada
pleural : anjurkan untuk menahan dada
dengan kedua tangan atau dengan
bantal saat batuk, dorong pasien untuk
berhenti merokok, dan berikan
pelembab udara sesuai order dan obat
antitusif
Untuk meminimalkan nyeri tulang :
mmembalik hati - hati dan berikan
dukungan,
hindari
menarik
ekstremitas, berikan matras yang
lembut, ubah posisi tiap 2 jam.

Rasional
Lihat adekuatnya pertukaran gas dan
luasnya obstruksi jalan napas karena
skeret.
Melihat keseimbangan asam dan basa
dan kebutuhan untuk terapi oksigen
Melihat adanya sel kanker
Sekret bergerak sesuai gravitasi sesuai
perubaha posisi. Meninggikan kepala
tempat tidur memungkinkan diafragma
untuk brkontraksi
Mensuplay oksigen dan mengurangi
kerja pernapasan
Sekret bergerak sesuai perubahan
tubuh terhadap gravitasi
Mengencerkan sekret
Batuk mengeluarkan
menunmpuk

sekret

yang

Rasa nyaman merupakan prioritas


dalam pemberian perawatan pasien
demgam tumor. Kontrol rasa nyeri
butuh narkotik dosis tinggi.
Napas dalam dan batuk kuat
meregangkan membran pleura dan
menimbulkan nyeri dada pleuritik.
Nikotin
dari
tembakau
bisa
menyebabkan konstriksi bronkial dan
menuruhkan gerakan silia yang
melapisi saluran pernapasan. Anti
batuk menekan pusat batuk di otak
Metastase ke tulang menyebabkan
nyeri hebat. Pada banyak pasien
bahkan sentuhan ringan dapat
menimbjlkan rasa nyeri.

3.

Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan
kelelahan
dan
dyspnea

Status nutrisi ditingkatkan 1.


dengan kriteria BB bertambah, 2.
makan sesuai diet seimbanmg, 3.
albumin, limfosit normal,
lingkar lengan normal
4.
5.

4.

Aktivitas intolerans
berhubungan dengan
kelemahan
secara
umum.

Kaji diet harian dan kebutuhannya


Timbang BB tiap minggu
Kaji faktor psikologi
Moniitor albumin dan limfosit

6.

Beri oksigen selama makan sesuai


keperluan
Anjurkan oral care sebelum makan

7.

Atur anti emetik sebelum makan

8.
9.

Berikan diet TKTP


Atur pemberian vitamin sesuai order

Pasien mampu melakukan 1.


akvitas tanpa keleahan atau 2.
dyspnea dengan kriteria hasil
mampu melakukan aktivitas
hariannya.
3.
4.
5.
6.

Observasi respon terhadap aktivitas


Identifikasi faktor yang mempengaruhi
intolerans seperti stres, efek samping
obat
rencanakan periode istirahat di antara
waktu bekerja
anjurkan untuk lakukan aktivitas
sesuai kemampuan pasien
berikan program latihan aktivitas
sesuai toleransi
Rencanakan
bersama
keluarga
mengurangi energi yang berlebihan
saat melakukan aktivitas harian

Bantu menentukan diet individu


Sesuai penngkatan nutrisi.
Mengidentifikasi efek psikologis yang
mempengaruhi menurunnya makan dan
minum
Indikasi adekuatnya protein untuk
sistem imun
Mengurangi
dyspnea
denan
mengurangi kerja paru
Menghilangkan rasa sputum yang bisa
mengurangi napsu makan pasien
Mengurangi
mual
yang
bisa
mempengaruhi napsu makan
Mendukung sistem imun
Sebagai diet suplemen atau tambahan
Melihat kemapuan beraktivitas
Intevensi dilaksanakan sesuai faktor
yang mempengaruhi
Mengurangi
kelelahan
melalui
isitirahat yang cukup
Menemukan pasien kebutuhannya
ttanpa menyebabkan kelelahan
Meningkatkan independensi pasien
sendiri
Identifikasi menyimpan energi .

Daftar Pustaka
Phipps, Wilma. et al, (1991), Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice, 4th edition, Mosby Year
Book, Toronto
Doengoes, Marilynn, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta
Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa Suharyati S, volume 1, EGC,
Jakarta
Tucker, Martin dkk, (1999), Standar Perawatan Pasient,alih bahasa Yasmin Aih dkk, volume 4, edisi V, EGC,
Jakarta
Alsagaff, Hood, dkk. (1993), Pengantar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University Press, Surabaya.
Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru, (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dokter Soetomo, Surabaya
Wilson, Susan and Thompson, June (1990), Respiratory Disorders, Mosby Year Book, Toronto.

Laporan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN TN. MOCH. ZEN DENGAN TUMOR PARU
DI RUANG PARU LAKI RSDS SURABAYA
TANGGAL 12 16 NOPEMBER 2001
Tgl. MRS : 12 11 2001
No. Register : 10103611
Tempat/tanggal pengkajian :PARU LAKI,13 11 - 2001

Pengkajian
I.

Biodata
A. Identitas pasien
1. Nama : Tn. Moch. Zen (Laki laki /65 tahun)
2. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
3. Agama : Islam
4. Status perkawinan : kawin
5. Pendidikan/pekerjaan : SD/petani.
6. Bahasa yang digunakan : Jawa dan Indonesia
7. Alamat : Kali Sampurno Rt 1 Rw 1 Sidoarjo
8. Kiriman dari : datang sendiri
B. Penanggung jawab pasien
Penanggung jawab pasien adalah pasien sendiri dan anak anaknya.

II.

Alasan masuk rumah sakit


A. Alasan dirawat :
Nyeri dada yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, nyeri terasa terutama pada kanan atas
dan tembus ke skapula dan napsu makan menurun.
B. Keluhan utama :
Pasien mengatakan ia merasa nyeri pada dada kanan atas. Menurut pasien penyebab nyeri
tidak diketahui, dimana faktor yang memperberat adalah lingkungan yang dingin terutama
di malam hari. Usaha yang dilakukan adalah duduk tenang, mernarik napas dalam. Nyeri
dirasakan seperti tertekan dan rasa terbakar. Lokasinya pada dada kanan atas dan
menyebar ke skapula (belikat), serta lengan kanan. Skala keparahan yaitu angka 5 pada
skala 5. Timbulnya nyeri tidak tentu, kadang-kadang dan lamanya kira kira 5-10 menit.

III.

Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
Pasien tidak pernah menderita penyakit apapun. Pasien merupakan penggemar dalam hal
merokok, sehari bisa 2-3 bungkus. Hal ini dijalani selama 30 tahun. Pasien tidak pernah
dirawat di rumah sakit dan sekarang ini merupakan hal yang bagi pasien. Tidak ada alergi
makanan ataupun obat.
B. Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien mengatakan bahwa sejak 1 dada kanan atas terasa sakit sekali. Kadang-kadang
batuk Berusaha minum jamu tetapi tidak membantu. Membeli obat (pasien lupa nama)
kurangi nyeri tetapi bersifat sementara saja. Karena nyeri tidak bisa ditahan lagi akhirnya
oleh keluarga dianjurkan untuk dibawa ke IRD dan oleh dokter dianjurkan untuk opname.
C. Riwayat kesehatan keluarga :
Kakek, nenek, saudara kandung pasien tidak ada yang sakit.
Genogram :

IV.

Informasi khusus
A. Masa balita
1. Keadaan bayi lahir
Pasien waktu lahir normal dan sehat. Tidak tahu APGAR score, BB dan PB lahir, dan
lingkar kepala dan dada.
2. Riwayat sehari hari
Pasien mengatakan sebagai anak desa ia tumbuh dan berkembang sebagaimana
layaknya teman teman yang lain selama dalam proses tumbuh kembang.

B. Klien wanita
Tidak dikaji
V.

Aktivitas hidup sehari hari


Aktivitas sehari
Pre masuk RS
hari

A.

Makan
minum
1. Nutrisi

2. Minum
B.
Eliminasi
1. BAB

Di rumah sakit

dan
Pasien makan tiga kali sehari,
tidak ada makanan pantangan,
napsu makan menurun sejak 1
bulan yang lalu. Mengatakan
berat badannya turun.
Pasien minum air putih 6 8
gelas/hari kadang - kadang
minum jamu

Pasien mengatakan napsu makan


menurun,
tidak
bisa
menghabiskan
porsi
yang
disiapkan.
Pasien suka minum susu yang
disiapkan oleh rumah sakit.

1 kali sehari, tidak konstipasi,


warna dan jumlah normal
serta tidak ada kelainan dan
bau

Sejak masuk BAB normal dan


tidak ada kelainan.

2. BAK

BAK 2 kali/hari, tidak ada


kelainan

3. Keringat

Berkeringat
malam hari

C.

terutama

BAK 2 kali perhari, jumlah tidak


tentu, warna kuning dan tidak
ada kelainan
pada Berkeringat
terutama pada
malam hari

Istirahat dan

tidur
1. Istirahat
2. Tidur

D.

Aktivitas

E.

Kebersihan
diri

F.

Rekreasi

VI.

Siang istirahat siang jam


11.00-13.00, malam jam
19.00-21.00
Siang tidur jam 22.00
05.00. kesulitan tidur yaitu
bila timbul nyeri dan keringat
dingin.
Cara mengatasi
bangun dan duduk.
Pasien pagi-pagi sudah ke
sawah sebagai seoragn petani.
Waktu perjalanan ke tempat
kerja 15-20 menit dengan
jalan kaki.
Pasien mandi 2 X/hari, tidak
ada hambatan dalam
melakukan personal hygiene
Pasien menonton tv,
mendengar tape dan juga
radio

Istirahat di tempat tidur.


Pasien mengatakan tadi malam
tidurnya tidak cukup karena jam
23.00 01.00 merasa nyeri yang
sekali. Pasien hanya bisa duduk
saja.
Pasien hanya duduk dan tidurtiduran saja.

Pasien mandi pagi dan sore,


menggosok gigi. Melakukan
personal hygiene di kamar
mandi.
Tidak bisa dilakukan karena
masuk rumah sakit

Psikososial
A. Psikologis
1. Persepsi klien terhadap penyakit :
Pasien mengatakan belum mengetahui proses penyakit yang diderita sekarang ini.
Sebab dokter mengatakan pengobatan sekarang ini adalah untuk mengurangi nyeri.
2. Konsep diri :
Pasien mengatakan sebagai kepala keluarga perannya terganggu.
3. Keadaan emosi :
Pasien nampak pasrah saja terhadap apa yang dialaminya, mengatakan apa saja yang
dilakukan terhadapnya akan diterima dengan senang hati.
4. Kemampuan adaptasi :
Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.
5. Mekanisme pertahanan diri :
Pasien pasrah pada keadaannya, dan berdoa.

B. Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana anak-anaknya
scara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya. Saat
berinteraksi dengan perawat, pasien kontak mata.

C. Spiritual
Pelaksanaan ibadah : pasien beribadah 5 waktu. Keyakinan tentang kesehatan penting
memperhatikan kebersihan dan makan yang cukup.
VII.

Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum :
Nampak berusaha tenang, kesadaran baik, tampak sakit sedang : lemah. Tingkat kesadaran
compos mentis, GCS : 4 5 6. TB 159 cm dan BB 40 Kg. Ciri tubuh kulit pucat dan
sawo matang, rambut air. Tanda vital : nadi 108 X/menit, RR 24 X/menit, tekanan darah
130/80 mmHg dan suhu 367 oC.
B. Head to toe
1. Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada luka atau cedera kepala dan kulit kepala tidak ada
kotoran atau bersih.
2. Rambut
Rambut lurus, warna putih sebagian, nampak bersih, tidak ada ketombe, tidak tertata
rapih (awut-awutan).
3. Mata (penglihatan).
Visus normal, tidak menggunakan alat bantu. Konjungtiva anemis. Kelopak mata
bawah nampak membengkak.
4. Hidung (penciuman).
Bentuk normal, tidak ada kelainan seperti deviasi septum, mempunyai dua lubang,
peradangan mukosa dan polip tidak ada, sedangkan fungsi penciuman normal.
5. Telinga (pendengaran).
Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan, fungsi
pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, serta alat bantu tidak ada.
6. Mulut dan gigi.
Bentuk bibir normal, bau mulut tidak holitosis. Tidak ada perdarahan dan peradangan
pada mulut. Jumlah gigi seri atas tanggal dua, ada karang/caries, tepi lidah tidak
hiperemik, tidak ada benda asing atau gigi palsu. Sedangkan fungsi pengecapan baik,
bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.
7. Leher
Kelenjar getah bening tidak mengalami pembesaran, leher membesar, tidak ada kaku
kuduk.
8. Thoraks (fungsi pernapasan)
Inspeksi : asimetris dimana dada kanan tertinggal, pengembangan dada kurang optimal.
Palpasi : hangat, ada vokal fremitus ekspirasi maksimal. Perkusi : ada bunyi pekak
pada dada kanan. Auskultasi : tidak ada ronchii, ataupun wheezing, bunyi vesikuler
menurun pada paru kanan.
9. Abdomen

Inspeksi : tidak ada massa abdomen, simetris, tidak ada jaringan parut, dilatasi vena
ataupun kemerahan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, hati dan limpa
tidak teraba. Perkusi : normal. Auskultasi : bising usus normal (15 X/menit).
10. Reproduksi (alat kelamin)
Tidak dikaji.
11. Ekstremitas
Tidak ada luka pada tangan kiri dan kanan. Kekuatan cukup, dimana mampu membolak
balikan tangan dan menggerakan kakinya.
12. Integumen
Secara umum kulit kelihatan bersih, tidak ada penyakit kulit. Teraba hangat di dahi dan
daerah thoraks. Kulit kering, lemak subkutis kurang.
VIII.

Pemeriksaan penunjang
A. Laboratorium :
Tanggal 12 11- 2001 : WBC 9,6 X 10,e9/L, Hb 14,5 gr/dl, Hct 47,0 dan PLT 405 X
10,e9/l
B. Radiologi : Foto thorax PA : 12 11- 2001 : jantung tampak terdorong ke kiri dan
ada bayangan massa pada daerah parahiler sampai suprahiler kanan.
Kesimpulan : tumor paru kanan, tumor pancoast.
C. USG : Tidak ada
D. Endoskopi : tidak ada

Analisa data
Data
Subyektif :
Pasien mengatakan belum mengerti proses
penyakitnya, menanyakan penyebab
sakitnya.
Obyektif :
Pendidikan SD, belum pernah mendengar
penyakit tumor paru, tidak bisa menjawab
saat ditanyakan mengenai proses dan
penyebab penyakit serta pengobatan yang
akan dijalani.
Subyektif :
Mengatakan sebelum MRS napsu makan
menurun, mengatakan baju dam celana
yang dipakai longgar.
Obyektif :
Nampak lemah, konjungitva anemis, BB 40
Kg, menghabiskan porsi yang disiapkan,
kurus
Subyektif :

Etiologi

Masalah

Kurang terpapar
terhadap informasi

Kurang
pengetahuan

Intake inadekuat

Perubahan nutrisi

Mengatakan nyeri pada dada kanan atas,


merambat ke skapula, terasa seperti
tertekan dan terbakar, mengatakan angka 5
pada skala nyeri 5, mengatakan nyeri
muncul tidak tentu.
Obyektif :
Nampak lemah dan berusaha menahan
sakit, x-ray dada tumor pancoast, tidak mau
tidur, hanya duduk saja.

Penekanan saraf
oleh tumor

Gangguan rasa
nyaman

Diagnosa keperawatan (berdasarkan prioritas)


1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi.

Rencana perawatan
Diagnosa keperawatan
No
1.

Perencanaan
Intervensi

Tujuan dan kriteria


hasil
Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan penekanan
saraf oleh tumor paru.

Perubahan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kelelahan dan dyspnea

Setelah
diberikan
tindakan keperawatan,
pasien
menunjukkan
/demonstrasikan bebas
nyeri dengan kriteria
ekspresi wajah rileks,
pengembangan paru
optimal, menyatakan
nyeri hilang (skala 1
atau 0)

Setelah 1 minggu
perawatan
status
nutrisi
ditingkatkan
dengan kriteria BB
bertambah 1-2 Kg,
makan sesuai diet
seimbanmg,
menghabiskan porsi
yang disiapkan

1.

Tanyakan pasien tentang nyeri dan


tentukan karakteristiknya.
2.
Kaji pengetahuan verbal dan non
verbal

3.
4.

Dorong penggunaan teknik relaksasi


Beri
analgesik
dan
evaluasi
keefektifannya

5.

Untuk meminimalkan nyeri dada


pleural : anjurkan untuk menahan dada
dengan kedua tangan atau dengan bantal
saat batuk, dorong pasien untuk berhenti
merokok.

1.
2.
3.

Kaji diet harian dan kebutuhannya


Timbang BB tiap 3 hari
Kaji faktor psikologi

4.

Moniitor albumin dan limfosit

5.

Beri oksigen selama makan sesuai


keperluan
6.
Anjurkan oral care sebelum makan
7.

Atur anti emetik sebelum makan

Rasional
Evaluasi gejala nyeri karena kanker
Ketidaksesuaian
antara
pernunjuk
verbal-non verbal dapat memberikan
petunjuk derajat nyeri, keefektifan
intervensi.
Mengurangi nyeri
Rasa nyaman merupakan prioritas
dalam pemberian perawatan pasien
demgam tumor. Kontrol rasa nyeri
butuh narkotik dosis tinggi.
Napas dalam dan batuk kuat
meregangkan membran pleura dan
menimbulkan nyeri dada pleuritik.
Nikotin
dari
tembakau
bisa
menyebabkan konstriksi bronkial dan
menuruhkan gerakan silia yang melapisi
saluran pernapasan. Anti batuk menekan
pusat batuk di otak
.
Bantu menentukan diet individu
Sesuai penngkatan nutrisi.
Mengidentifikasi efek psikologis yang
mempengaruhi menurunnya makan dan
minum
Indikasi adekuatnya protein untuk sistem
imun
Mengurangi dyspnea denan mengurangi
kerja paru
Menghilangkan rasa sputum yang bisa
mengurangi napsu makan pasien
Mengurangi
mual
yang
bisa
mempengaruhi napsu makan

8.
9.
Kurang pengetahuan tentang
proses penyakit, dan
penyebabnya berhubungan
dengan kurang terpapar akan
informasi

Setelah 3 kali
pertemuan pengetahun
akan meningkat
dengan kriteria
mampu menjelaskan
penyebab, proses
penyakit dan
penanganannya.

1.
2.
3.
4.

Berikan diet TKTP


Atur pemberian vitamin sesuai
order
Jelaskan tentang penyebab tumor
paru dihubungkan dengan riwayat hidup
pasien.
Jelaskan kepada pasien proses
penyakit tumor paru
Jelaskan kepada pasien tentang
pengobatan tumor paru.
Evaluasi
tingkat
pengetahuan
pasien dan keluarga

Mendukung sistem imun


Sebagai diet suplemen atau tambahan
Meningkatkan
kooperasi pasien

pemahaman

dan

Meningkatkan
pemahaman
dan
kooperasi pasien
Meningkatkan
pemahaman
dan
kooperasi pasien
Evaluasi
efektifnya
pendidikan
kesehatan

Pelaksanaan dan Evaluasi


Dx.
kep
1

Hari/tgl
Selasa, 1311
2001
15.00
19.00

2.

10.00

Implementasi

1.
2.

Memberi codein 1 tablet peroral


Meganjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi
: tarik napas dalam dan memeluk bantal.
1. Memberi minum codein 1 tablet
2. Menganjurkan pasien untuk melakukan posisi yang
dikehendakinya untuk kenyamanannya.

1.
2.
3.
4.
5.

Rabu, 07 11
2001
08.00

1.

1
2.
3.
4.
5.
6.

Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan


tingkat aktivitas
Menanyakan siapa saja yang merawat/menemani
pasie selama MRS
Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain
Mendengarkan dan menerima ketakutan dan
kemarahan pasien
Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis
pasti sudah ditegakkan
Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan
seperti kumur kumur dan sikat gigi
Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein kepada pasien
Memberi minum Roborantia 1 tablet.
Menganjurkan untuk duduk setelah makan
Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
seperti roti atau biskuit
Menimbang berat badan pasien

Evaluasi
Jam 20.30
S : pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 2
O : rileks, menghabiskan prosi yang disiapkan, minum
tablet vitamin
A : masalah belum teratasi
P : rencana intervensi dipertahankan

Jam 13.30
S : pasien dan keluarga mengatakan dokter belum
mengatakan diagnosa pasti, menanyakan apa yang
harus dilakukan.
O : napsu makan menurun, kontak mata kurang,
mengekspresikan perasaannya, kadang menarik diri
A : masalah belum teratasi
P : rencana intervensi dipertahankan, kecuali tindakan
nomor 2
Jam 13.30
S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat,
mengatakan bisa menghabiskan porsi yang disiapkan
dari rumah sakit.
O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis
berkurang, BB 42 Kg, nampak lemah,
A : masalah belum teratasi
P : rencana intervensi dipertahankan

10.00

1.

Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan


tingkat aktivitas
2.
Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain
3.
Mendengarkan dan menerima ketakutan dan
kemarahan pasien
4.
Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis
pasti sudah ditegakkan

Jumat, 08
11 2001
08.00

1.

11.00

1.

Sabtu, 10 -11
2001
08.30

1.

Mengingatkan pasien untuk oral hygiene sebelum


makan seperti kumur kumur dan sikat gigi
2.
Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein kepada pasien
3.
Memberi minum Roborantia 1 tablet.
4.
Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
seperti roti atau biskuit
Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan
tingkat aktivitas
2.
Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain
3.
Mendengarkan dan menerima ketakutan dan
kemarahan pasien
4.
Memberitahukan kepada pasien tentang diagnosis
pasti berdasarkan hasil biopsi PA

Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan


seperti kumur kumur dan sikat gigi
2.
Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan

Jam 13.30
S : pasien mengatakan napsu makan meningkat,
mengatakan memahami keadaan penyakitnya yang
membutuhkan waktu untuk menegakkan diagnosis
pasti.
O : istirahat cukup, menerima keadaannya, lebih banyak
berdiam diri
A : masalah belum teratasi
P : tindakan keperawatan dipertahankan sampai diagnosis
ditegakkan
Jam 13.30
S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat,
mengatakan bisa menghabiskan porsi yang disiapkan
dari rumah sakit, tidak merasa cepat penuh.
O : konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang,
nampak masih lemah, jalan pelan - pelan
A : masalah belum teratasi
P : rencana intervensi dipertahankan
Jam 13.30
S : pasien mengatakan napsu makan meningkat,
mengatakan memahami keadaan penyakitnya,
mengatakan sudah mendengarkan dari dokter sakit
yang sedang dideritanya.
O : tenang, rileks, menerima keadaannya, bercerita dengan
pasien di samping tempat tidurnya.
A : masalah teratasi
P : tindakan keperawatan dihentikan
Jam 13.30
S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat,
mengatakan bisa menghabiskan porsi yang disiapkan
dari rumah sakit.

tinggi protein kepada pasien


Memberi minum Roborantia 1 tablet.
Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering
seperti roti atau biskuit
5.
Menimbang berat badan
3.
4.

O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis


berkurang, BB 42 Kg
A : masalah belum teratasi
P : rencana intervensi dipertahankan

PELAKSANAAN DAN EVALUASI


DP

HR/TGL/JAM

I M PLE M E N TAS I

E VALUAS I

Anda mungkin juga menyukai