PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku
sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Promosi kesehatan di sekolah
misalnya, merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam mengembangkan perilaku hidup sehat (Notoatmodjo,
2005). Menurut Suhardjo (2003), media sebagai sarana belajar mengandung pesan
atau gagasan sebagai perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan
tertentu yang telah direncanakan.
Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari
media karena melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami
dan lebih menarik. Media juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas
informasi,
mempermudah
pengertian.
Disamping
itu,
dapat
mengurangi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi media promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan media promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui jenis media promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui pengembangan media promosi kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektonika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif
terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005)
foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi
informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat
kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
A. Kelebihan media cetak diantaranya:
a. Tahan lama.
b. Mencakup banyak orang.
c. Biaya tidak tinggi.
d. Tidak perlu listrik.
e. Dapat dibawa ke mana-mana.
f. Dapat mengungkit rasa keindahan.
g. Meningkatkan semangat belajar.
B. Kelemahan media cetak yaitu:
b. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak
c. Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
C. Macam - macam media cetak
Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
d. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada
jarak 6 meter. Contoh pesan misalnya : Stop buang air besar
sembarangan
e. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca. Kombinasi
warna yang tidak bertabrakan adalah : biru tua-merah; hitam-kuning;
merah-kuning; biru tua-biru muda.
f. Hindarkan embel-embel yang tidak perlu
g. Gambar dapat sederhana
h. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran
i. Test/uji poster pada teman, apa poster bisa mencapai maksudnya
atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster adalah
sebagai berikut:
Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu: (i) Head line
(judul), (ii) Sub head line (sub judul), (iii) Body copy/copy writing dan
(iv) Logo dan indentitas. Head line, harus dapat dibaca jelas dari jarak 6
meter, mudah dimengerti, mudah diingat dan mudah. Body copy harus
menjelaskan head line, melengkapi head line dan menerangkan secara
singkat. Dalam membuat poster juga perlu adanya Illustrasi. Illustrasi ini
harus atraktif berhubungan dengan warna, bentuk, format dan jenis
gambar. Illustrasi harus berhubungan erat dengan head line, dan terpadu
dengan penampilan secara keseluruhan.
Warna merupakan salah satu unsur grafis. Pengertian warna bisa meliputi
warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi 3
kelompok menurut jenisnya:
Warna primer : merah, kuning, biru
Warna sekunder : hijau, kuning lembayung
Warna tersier : cokla kemerahan, coklat kekuningan, coklat kebiruan
Leaflet
Leaflet atau sering juga disebut pamphlet merupakan selembar kerta
yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu
sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi
tulisan 200 400 kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. Misal
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh
semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPKES RI, 2006).
A. Kelebihan media luar ruang diantaranya:
a. Sebagai informasi umum dan hiburan.
b. Mengikutsertakan semua panca indra.
c. Lebih mudah dipahami.
d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
e. Bertatap muka.
f. Penyajian dapat dikendalikan.
g. Jangkauan relatif lebih besar.
h. Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.
i. Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lainlain.
B. Kelemahan media luar ruang diantaranya:
a. Biaya lebih tinggi.
b. Sedikit rumit.
c. Ada yang memerlukan listrik.
d. Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksmya.
e. Perlu persiapan matang
f. Peralatan selalu berkembang dan berubah.
g. Perlu keterampilan penyimpanan.
h. Perlu keterampilan dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).
Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album
ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang
sedang di diskusikan.
b. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau
titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll.
c. Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini
sangat efektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat
mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat
diulang-ulang.
d. Film
Film lebih ke arah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa
edukatif.
10
Kesehatan,
termasuk
penyebab
masalahnya,
sifat
masalah,
maka
program
menjadi
tidak
fokus
dan
tidak
efektif
(Notoatmodjo,2005).
2. Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang
tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
Tujuannya
adalah
memberikan
pelayanan
yang
sebaik-baiknya
dan
13
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata
yang sesuai untuk khalayak sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan
kreatif, untuk itu pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1) Command attention
Kembangkan suatu ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi
desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan
membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
4) Clarify the massage
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran.
Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis
pesan tersebut gagal.
5) Create trust
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah
masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit
diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau dan
mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
6) Communicate a benefit
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak
sasaran termotivasi membuat jamban misalnya, karena mereka akan
memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena penyakit
diare misalnya.
7) Consistency
Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama
dimedia apapaun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi
maknanya akan tetap sama.
8) Cater to the heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa.
Komunikasi yang effektif tidak hanya sekedar member alas an teknis
semata,
tetapi
juga
harus
menyentuh
nilai-nilai
emosi
dan
14
9) Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran
untuk bertindak sesuatu. Ayo, buang air besar di jamban agar anak
tetap sehat adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu
tindakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan pesan
adalah:
a) Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi
pendahuluan, kata-kata ungkapan, tema atau slogan yang
merefleksikan strategi secara keseluruhan.
b) Prates konsep pesan pada kelompok sasaran atau wakil-wakil
perorangan yang diharapkan akan menghasilkan pesan yang
bermutu. Memberikan perhatian khusus untuk gambar atau
ilustrasi (bentuk yang tidak tertulis) untuk menghindari salah
paham.
c) Ciptakan dan kembangkan pesan-pesan yang lengkap beserta
sarana pendukungnya
d) Prates pesan yang lengkap dan bahan-bahan untuk pemahamna
keseluruhan, kemampuan mengingat, titik yang kuat dan lemah,
relevansi pribadi dan hal-hal peka atau masih diperdebatakan,
sebelum diproduksi.
e) Adanya tes ulang bahan-bahan sebelum diproduksi ulang untuk
meyakinkan daya muat apakah masih efisien dan effektif.
d. Tahap Pelaksanaan dan pemantauan
Pelaksanaan adalah tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan biasanya merupakan bagian yang paling membutuhkan biaya
yang dimulai dari pengembangan konsep sampai prates dan revisi.
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) Menghasilkan pesan dan bahan berdasarkan hasil uji coba
b) Pesan-pesan dan bahan-bahan secara terintegrasi dan sesuai jadwal
melalui media yang tepat sehingga mendapat pengaruh yang nyata.
c) Melatih kader maupun orang yang akan menggunakan media tersebut.
d) Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan laporan sehingga tidak
ada seorangpun key person atau kelompok yang tidak mengetahuinya.
15
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan
akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan.
Simnett dan Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar
seperti leaflet, poster dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi
maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah
dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya
harus dapat diterima oleh sasaran.
3.2 SARAN
Dalam hal pemberdayaan masyarakat konsep media promosi kesehatan ini sangat
penting bagi perawat. Jadi seorang perawat harus manguasai dan mengetahui jenisjenis ataupun tehnik-tehnik dalam melakukan promosi kesehatan dan menerapkannya
ke masyarakat dengan efektif dan efisien.
18
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 2006. Modul: Promosi Kesehatan untuk Politeknik/D3 Kesehatan. Pusat
Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.pamsimas.org. 2009. Bagaimana Membuat Media Promosi Kesehatan. Diakses
pada 24 November 2014, pukul 20.00 WIB.
http://www.pamsimas.org. 2009. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Diakses pada
tanggal 24 November 2014.
19