Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku
sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Promosi kesehatan di sekolah
misalnya, merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan
masyarakat, khususnya dalam mengembangkan perilaku hidup sehat (Notoatmodjo,
2005). Menurut Suhardjo (2003), media sebagai sarana belajar mengandung pesan
atau gagasan sebagai perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan
tertentu yang telah direncanakan.
Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari
media karena melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami
dan lebih menarik. Media juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas
informasi,

mempermudah

pengertian.

Disamping

itu,

dapat

mengurangi

komunikasi yang verbalistik dan memperlancar komunikasi. Dengan demikian


sasaran dapat mempelajari pesan tersebut dan mampu memutuskan mengadopsi
perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan. Simnett dan Ewles (1994)
menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster dan
video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi media promosi kesehatan?
2. Apa tujuan media promosi kesehatan?
3. Apa sajakah jenis media promosi kesehatan?
4. Apakah kegunaan media promosi kesehatan?
5. Bagaimana pengembangan media promosi kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi media promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan media promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui jenis media promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui pengembangan media promosi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media
cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
kearah positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektonika, dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat merubah perilakunya ke arah positif
terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005)

2.2. TUJUAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN


Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi.

2.3. JENIS MEDIA PROMOSI KESEHATAN


1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)
a. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah,
buletin, dan sebagainya.
b. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film,
dan seterusnya.
2. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan
menjadi:
1) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau
2

foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi
informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat
kabar, lembar balik, sticker, dan pamflet.
A. Kelebihan media cetak diantaranya:
a. Tahan lama.
b. Mencakup banyak orang.
c. Biaya tidak tinggi.
d. Tidak perlu listrik.
e. Dapat dibawa ke mana-mana.
f. Dapat mengungkit rasa keindahan.
g. Meningkatkan semangat belajar.
B. Kelemahan media cetak yaitu:
b. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak
c. Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
C. Macam - macam media cetak
Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar

dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya,


tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6
meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah
dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir
jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat
berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama
dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat.
Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya
berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah
poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
Syarat pembuatan poster:
a. Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar
warna yang ,mencolok
b. Dapat dibaca (eye cacher) orang yang lewat
3

c. Kata-kata tidak lebih dari 7 kata


d. Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian
e. Dapat dibaca dari jarak 6 meter
f. Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan factor
IRI, BANGGA, dll
g. Ukuran yang besar (50X70) cm, kecil (35X50) cm
Tempat pemasangan poster:
Poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum dimana ornag
sering berkumpul, seperti pemberhentian bus, dekat pasar, dekat
toko/warung, persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa,
posyandu, dll
Kegunaan poster:
a. Memberikan peringatan, misalnya tentang peringatan untuk selalu
mencuci tangan dengan sabun setelah berak dan sebelum makan
b. Memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan air di rumah
tangga
c. Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan
mentah dan buah-buahan dengan air bersih sebelum di makan
d. Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar
e. Memberikan informasi tentang dampak atau efek samping.
Keuntungan Poster:
a. Mudah dibuat
b. Singkat waktu dalam pembuatanya
c. Murah
d. Dapat menggapai orang banyak
e. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi
f. Bisa dibawa kemana-mana
g. Banyak variasi
Cara Membuat Poster:
a. Pilih subyek yang akan dijadikan topic, missal kesehatan
lingkungan, sanitai, PHBS,dll
b. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang
menggunakan jamban untuk BAB
c. Gambarkan pesan tersebut dalam gambar, buat sket
4

d. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada
jarak 6 meter. Contoh pesan misalnya : Stop buang air besar
sembarangan
e. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca. Kombinasi
warna yang tidak bertabrakan adalah : biru tua-merah; hitam-kuning;
merah-kuning; biru tua-biru muda.
f. Hindarkan embel-embel yang tidak perlu
g. Gambar dapat sederhana
h. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran
i. Test/uji poster pada teman, apa poster bisa mencapai maksudnya
atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster adalah
sebagai berikut:
Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu: (i) Head line
(judul), (ii) Sub head line (sub judul), (iii) Body copy/copy writing dan
(iv) Logo dan indentitas. Head line, harus dapat dibaca jelas dari jarak 6
meter, mudah dimengerti, mudah diingat dan mudah. Body copy harus
menjelaskan head line, melengkapi head line dan menerangkan secara
singkat. Dalam membuat poster juga perlu adanya Illustrasi. Illustrasi ini
harus atraktif berhubungan dengan warna, bentuk, format dan jenis
gambar. Illustrasi harus berhubungan erat dengan head line, dan terpadu
dengan penampilan secara keseluruhan.
Warna merupakan salah satu unsur grafis. Pengertian warna bisa meliputi
warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi 3
kelompok menurut jenisnya:
Warna primer : merah, kuning, biru
Warna sekunder : hijau, kuning lembayung
Warna tersier : cokla kemerahan, coklat kekuningan, coklat kebiruan
Leaflet
Leaflet atau sering juga disebut pamphlet merupakan selembar kerta
yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu
sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi
tulisan 200 400 kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. Misal

leaflets tentang diare untuk orang-orang yang tinggal di bantaran sungai


dan buang buang air besar sembarangan.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan leaflet adalah:
a. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai
b. Tuliskan apa tujuannya
c. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflets
d. Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan
e. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya
bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya
f. Buatkan konsepnya
g. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hamper
sama dengan kelompok sasaran
h. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi
Tujuan penggunaan leaflet:
a. Untuk mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan
b. Diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah
disampaikan
c. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak
Keuntungan leaflet:
a. Dapat disimpan lama
b. Sebagai refensi
c. Jangkauan dapat jauh
d. Membantu media lain
e. Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi

Flif Chart (Lembar balik)


Flif chart adalah media penyampaian pesan atau informasi
informasi kesehatan dalam bentuk lembar baik. Biasanya dalam bentuk
buku gambar di mana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan
lembar baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang
berkaitan dengan gambar tersebut.

Syarat pembuatan flif chart:


a. Berisikan gambar gambar untuk menjelaskan pesan yang hendak
disampaikan
b. Di lembar sebaliknya terdapat kalimat penjelasan gambar
c. Mudah dibawa oleh penyuluh
d. Ukuran disesuaikan dengan target/jumlah peserta
e. Gambar yang ditayangkan menarik, mudah dipahami dan sesuai
dengan penjelasan yang disampaikan
2) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film,
cassete, CD, VCD.
A. Kelebihan media elektronika diantaranya:
a. Sudah dikenal masyarakat.
b. Mengikutsertakan semua panca indra.
c. Lebih mudah dipahami.
d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
e. Bertatap muka.
f. Penyajian dapat dikendalikan.
g. Jangkauan relatif lebih besar.
h. Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang
B. Kelemahan media elektronika diantaranya:
a. Biaya lebih tinggi.
b. Sedikit rumit.
c. Perlu listrik.
d. Perlu alat canggih untuk produksinya. Perlu persiapan matang.
e. Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan
penyimpanan.
f. Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
3) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:
Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara
umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan
disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung
7

kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh
semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPKES RI, 2006).
A. Kelebihan media luar ruang diantaranya:
a. Sebagai informasi umum dan hiburan.
b. Mengikutsertakan semua panca indra.
c. Lebih mudah dipahami.
d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak.
e. Bertatap muka.
f. Penyajian dapat dikendalikan.
g. Jangkauan relatif lebih besar.
h. Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.
i. Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lainlain.
B. Kelemahan media luar ruang diantaranya:
a. Biaya lebih tinggi.
b. Sedikit rumit.
c. Ada yang memerlukan listrik.
d. Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksmya.
e. Perlu persiapan matang
f. Peralatan selalu berkembang dan berubah.
g. Perlu keterampilan penyimpanan.
h. Perlu keterampilan dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

2.4. KEGUNAAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN


Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan
tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik
secara kombinasi maupun tunggal.
Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran
2. Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh
sasaran

Merencanakan dan Menggunakan Alat Peraga


1. Tujuan yang hendak dicapai
a. Tujuan pendidikan
1) Mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat & konsep
2) Mengubah sikap & persepsi
3) Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
b. Tujuan penggunaan alat peraga
1) Sebagai alat bantu dalam latihan/penataran/pendidikan
2) Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah
3) Mengingatkan suatu pesan/informasi
4) Menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan :
a. Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan
contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir
atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
b. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
c. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
d. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
e. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal,
mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini
kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu
mengajar.
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini
dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda
asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.
4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
9

Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album
ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang
sedang di diskusikan.
b. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau
titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll.
c. Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini
sangat efektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat
mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat
diulang-ulang.
d. Film
Film lebih ke arah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa
edukatif.

2.5. PENGEMBANGAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN


Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran,
sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang
disampaikan (DEPKES RI, 2006). Untuk hal itu diperlukan langkah-langkah
pengembangan media promosi kesehatan yang tepat.
Pengembangan media promosi kesehatan dapat dilakukan dengan pendekatan
Proses P. Proses P ini diperkenalkan oleh Universitas John Hopkins bersama-sama
PATH (Program for Approriate Technology in Health) sewaktu melaksanakan proyek
PCS (Population Communication Services).

10

Adapun tahap-tahap Proses P dalam pengembangan media promosi kesehatan


yaitu:
a. Tahap analisis masalah dan sasaran
Pada tahap ini dilakukan penelaahan analisis:
1. Masalah

Kesehatan,

termasuk

penyebab

masalahnya,

sifat

masalah,

epidemiologi masalah termasuk masalah perilaku yang ada di masyarakat


sehubungan dengan masalah kesehatan yang ditimbulkan.
2. Kelompok sasaran, dalam hal demografi, sosial-ekonomi, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan
adat-istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang
berhubungan dengan masalah kesehatan.
3. Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan program penanggulangan yang
telah ada dari berbagai instansi sektoral untuk mengetahui pengalaman yang
lalu, harapan di masa yang akan datang. Di sini dapat dipelajari arahan-arahan
dan dalam membuat suatu program kegiatan KIE, masing-masing sektor.
Apakah masalah sosial, kesehatan, ekonomi, demografi atau bahkan politik.
Dan melihat program serta pendukung-pendukung apa saja yang telah tersedia.
4. Memilih institusi, organisasi atau LSM yang mampu mendukung program.
Dilihat kemampuan internal dan eksternal dari organisasi tersebut.
5. Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan media dan sarana yang
tersedia dan yang telah dilaksanakan, yang mempengaruhi perilaku masyarakat
seperti umur, pendidikan, budaya dan adat istiadat, pendapatan serta
pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan denmagan masalah
kesehatan.
b. Tahap Rancangan Pengembangan Media
Pada tahap ini dirancang atau direncanakan berbagai strategi dan model intervensi
yang menjelaskan beberapa komponen utama, yaitu:
1. Menetapkan tujuan
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang yang
akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu (Notoatmodjo,2005).
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:
a) Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan.
b) Jelas dan dapat diukur.
c) Apa yang akan diukur.
11

d) Siapa sasaran yang akan diukur.


e) Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.
f) Berapa lama dan di mana pengukuran dilakukan.
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi kesehatan
dan dalam merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak jelas dan tidak
operasional

maka

program

menjadi

tidak

fokus

dan

tidak

efektif

(Notoatmodjo,2005).
2. Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang
tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
Tujuannya

adalah

memberikan

pelayanan

yang

sebaik-baiknya

dan

memberikan kepuasan pada masing-masing segmen. Dapat juga untuk


menentukan ketersediaan, jumlah dan jangkauan produk. Selain itu juga dapat
menghitung jenis media dan menempatkan media yang mudah diakses oleh
khalayak sasaran. Sebelum media promosi kesehatan diluncurkan hendaknya
perIu mengumpulkan data sasaran seperti:
a) Data karakteristik perilaku khalayak sasaran.
b) Data epidemiologi.
c) Data demografi.
d) Data geografi.
e) Data psikologi (Notoatmodjo,2005).
3. Mengembangkan posisioning pesan
Posisioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu
produk perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang
dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Posisioning bukan sesuatu yang
dilakukan terhadap produk tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon
konsumen atau khalayak sasaran. Hal ini bukan strategi produk tetapi strategi
komunikasi. Di sini berhubungan dengan bagaimana calon konsumen
menempatkan produk kesehatan di dalam otaknya (Notoatmodjo,2005).
4. Menentukan strategi posisioning
Pada prinsipnya seseorang yang ingin melakukan kegiatan posisioning
memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir dalam memandang
produk dan pasar yang tengah diusahakan.
12

Langkah-langkah yang perlu dilakukan (Notoatmodjo,2005):


a) Identifikasi para pesaing
Tujuannya adalah melakukan identifikasi atas sejumlah pesaing yang ada di
masyarakat.
b) Persepsi konsumen
Tujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting oleh
khalayak sasaran.
c) Menentukan posisi pesaing
Mengetahui posisi yang diduduki oleh pesaing dilihat dari berbagai sudut
pandang.
d) Menganalisis preferensi khalayak sasaran
Yaitu mengetahui posisi yang dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap
suatu produk tertentu.
e) Menentukan posisi merek produk sendiri
Penentuan posisi merek yang akan kita jual harus mempertimbangkan halhal sebagai berikut : analisis ekonomi, komitmen terhadap segmen pasar,
jangan mengadakan perubahan yang penting, pertimbangkan simbol-simbol
produk.
f) Ikuti perkembangan posisi
Secara bersekala posisi produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah
masih cocok dengan keadaan.
5. Memilih Media Promosi Kesehatan
Pemilihan media adalah jabaran saluran yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan pada khalayak sasaran.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah:
a) Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada
selera pengelola program.
b) Media yang djpilih harus memberikan dampak yang luas.
c) Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.
d) Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi dan efektifitas pesan (DEPKES RI,
2006).
c. Tahap pengembangan pesan, uji coba dan produksi media

13

Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata
yang sesuai untuk khalayak sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan
kreatif, untuk itu pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1) Command attention
Kembangkan suatu ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi
desain suatu pesan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan
membingungkan khayalayak sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
4) Clarify the massage
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang effektif harus
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi khalayak sasaran.
Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis
pesan tersebut gagal.
5) Create trust
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah
masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit
diare, dan untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau dan
mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
6) Communicate a benefit
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak
sasaran termotivasi membuat jamban misalnya, karena mereka akan
memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan terkena penyakit
diare misalnya.
7) Consistency
Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama
dimedia apapaun secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi
maknanya akan tetap sama.
8) Cater to the heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa.
Komunikasi yang effektif tidak hanya sekedar member alas an teknis
semata,

tetapi

juga

harus

menyentuh

nilai-nilai

emosi

dan

membangkitkan kebutuhan nyata.

14

9) Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran
untuk bertindak sesuatu. Ayo, buang air besar di jamban agar anak
tetap sehat adalah contoh ungkapan yang memotivasi kearah suatu
tindakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengembangan pesan
adalah:
a) Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi
pendahuluan, kata-kata ungkapan, tema atau slogan yang
merefleksikan strategi secara keseluruhan.
b) Prates konsep pesan pada kelompok sasaran atau wakil-wakil
perorangan yang diharapkan akan menghasilkan pesan yang
bermutu. Memberikan perhatian khusus untuk gambar atau
ilustrasi (bentuk yang tidak tertulis) untuk menghindari salah
paham.
c) Ciptakan dan kembangkan pesan-pesan yang lengkap beserta
sarana pendukungnya
d) Prates pesan yang lengkap dan bahan-bahan untuk pemahamna
keseluruhan, kemampuan mengingat, titik yang kuat dan lemah,
relevansi pribadi dan hal-hal peka atau masih diperdebatakan,
sebelum diproduksi.
e) Adanya tes ulang bahan-bahan sebelum diproduksi ulang untuk
meyakinkan daya muat apakah masih efisien dan effektif.
d. Tahap Pelaksanaan dan pemantauan
Pelaksanaan adalah tahap dimana perencanaan mulai dilaksanakan.
Pelaksanaan biasanya merupakan bagian yang paling membutuhkan biaya
yang dimulai dari pengembangan konsep sampai prates dan revisi.
Langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) Menghasilkan pesan dan bahan berdasarkan hasil uji coba
b) Pesan-pesan dan bahan-bahan secara terintegrasi dan sesuai jadwal
melalui media yang tepat sehingga mendapat pengaruh yang nyata.
c) Melatih kader maupun orang yang akan menggunakan media tersebut.
d) Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan laporan sehingga tidak
ada seorangpun key person atau kelompok yang tidak mengetahuinya.
15

Pemantauan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan


program promosi kesehatan. Pemantauan dilakukan untuk mengukur
kondisi saat ini dan perubahan yang terjadi pada setiap komponen program.
Pada tingkat program, pemantauan mengukur kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan variabel-variabel pada tingkat program yaitu:
a) Input promosi kesehatan
Input promosi kesehatan seperti: kategori dan jumlah tenaga kesehatan yang
sudah mendapat pelatihan promosi kesehatan, jumlah media cetak dan alat
bantu audio visual yang dihasilkan serta kesesuaian pendistribusian media
cetak dengan rencana dan jumlah program TV, radio yang dihasilkan.
b) Output promosi kesehatan
Target sasaran yang menerima/terpapar dengan pesan-pesan dan bahanbahan promosi yang dihasilkan, misalnya persentase target sasaran yang
mendengar radio tentang pemeriksaan kehamilan selama 3 bulan
penyiarannya.

e. Tahap evaluasi dan rancang ulang


Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi
menyediakan informasi bagi manager program terhadap hasil/output dan
dampak kegiatan untuk membuat perubahan-perubahan yang diperlukan.
Evaluasi mengukur dampak kegiatan dari segi sasaran dan tujuan yang
hendak dicapai. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang menetap dari sasaran potensial, provider, dan kelompokkelompok berpengaruh lainnya.
Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan:
1) Mengukur dan menelusuri kepedulian umum, daya ingat atau praktik
perilaku dari khalayak sasaran dengan menggunakan teknik penelitian yang
dapat diterima, untuk menghasilkan umpan balik yang cepat.
2) Analisis hasil sesuai dengan tujuan spesifik
3) Melakukan perubahan pada rancangan proyek bila diperlukan.
Ada dua pendekatan pokok dalam evaluasi program yaitu:
a) Evaluasi Formatif
16

Evaluasi formatif ini membantu pengembangan program pada saat


program tersebut masih dalam tahap pengembangan, untuk dipergunakan
sebagai dasar mengembangkan program. Maksud mengadakan evaluasi
adalah untuk memaksimalkan kemungkinan intervensi akan berhasil.
Evaluasi formatif mencakup: penjajagan target sasaran dan penjajagan
mengenai pengetahuan, keterampilan, sikap, kepercayaan dan perilaku.
Sedangkan bentuk evaluasi formatif bisa bermacam-macam misalnya:
analisis data epidemiologis, tinjauan kepustakaan, analisis data demografis,
FGD, analisis data marketing, ujicoba konsep, pesan dan saluran
komunikasi dengan konsumen.
b) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif digunakan untuk menilai berjalannya suatu program
promosi kesehatan.

17

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan
akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan.
Simnett dan Ewles (1994) menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar
seperti leaflet, poster dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi
maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah
dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya
harus dapat diterima oleh sasaran.

3.2 SARAN
Dalam hal pemberdayaan masyarakat konsep media promosi kesehatan ini sangat
penting bagi perawat. Jadi seorang perawat harus manguasai dan mengetahui jenisjenis ataupun tehnik-tehnik dalam melakukan promosi kesehatan dan menerapkannya
ke masyarakat dengan efektif dan efisien.

18

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 2006. Modul: Promosi Kesehatan untuk Politeknik/D3 Kesehatan. Pusat
Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
http://www.pamsimas.org. 2009. Bagaimana Membuat Media Promosi Kesehatan. Diakses
pada 24 November 2014, pukul 20.00 WIB.
http://www.pamsimas.org. 2009. Metode dan Media Promosi Kesehatan. Diakses pada
tanggal 24 November 2014.

19

Anda mungkin juga menyukai