SISTEM SIRKULASI
OLEH
BAHTIAR O111 13 003
RIDHA NURFALAH ABWAH O111 13 005
MUH. RULLI MARASAKTI O111 13 021
WIDYA PURWANA WITARASA O111 13 023
RUSMIN INDRA O111 13 302
WADI OPSIMA O111 13 310
PUTRI JELITA O111 13 312
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ungkapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sistem
Sirkulasi. Makalah ini dikerjakan demi memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Embriologi dan Genetika Perkembangan Program Studi Kedokteran Hewan
Universitas Fakultas Kedokteran Hasanuddin.
Terselesaikannya makalah ini tentunya tidak lepas dari dorongan dari
bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing kami, baik
tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
dr. Meriam Sirupang, yang telah memberikan tugas yang sangat bermanfaat,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2.
Kedua orang tua kami yang dengan sabar memberi dukungan moril dan
materil, kami menyampaikan rasa kasih sayang dan hormat.
3.
makalah ini, namun kami menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kiranya isi makalah
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan juga dapat
dijadikan sebagai salah satu sumber referensi. Semoga tulisan yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya, dan bagi kami khususnya.
Makassar,
Desember 2014
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
...................................................................................................
Ii
.............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
.....................................................................................
..............................................................................................
.......................................................................................
...........................................................................................
........................................................................................
.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
..................................................................................
..........................................................................
....................................................................
10
.......................................................
11
.......................................................
16
17
..............................
19
............................................................................................
19
..................................................................................................
22
............................................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA
.....................................................................................
iii
23
BAB I
PENDAHULUAN
organ-organ
dalam
sistem
sirkulasi.
Bagaimana
proses
dan
perkembangan
lengkung
aorta.
Hal
inilah
yang
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diharapkan dapat mengetahui:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.4.Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu:
1.
2.
Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi para pihak
yang berkepentingan khususnya mahasiswa kedokteran hewan tentang
embriologi system sirkulasi.
1.5.Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini yaitu, penulis membaca buku-buku,
referensi-referensi atau literatur-literatur yang mengenai judul makalah ini Sistem
Sirkulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pembuluh adalah saluran yang akan dilewati oleh cairan yang beredar ke
seluruh tubuh.
tiap somit. Darah dari kepala embrio dibawa oleh sepasang vena kardial anterior
(vena prekardinal) dan darah dari dari ekor dan tubuh embrio dibawa oleh
sepasang vena cardinal posterior (vena postkardinal). Vena cardinal anterior dan
posterior sebelum masuk ke jantung bersatu membentuk vena cardinal komunis
yang akan masuk ke sinus venosus jantung. Jadi, sinus venosus jantung menerima
darah dari tiga pasang venayaitu vena vitelin, vena alantois, dan vena kardial
communis.
Darah dari vena vitelin kaya dengan nutrisi, darah dari vena alantois
kaya dengan oksigen sedangkan darah dari vena kardial kaya dengan sisa-sisa
metabolisme embrio. Ketiga jenis darah ini akan bercampur di dalam sinus
venosus menjadikan kadar nutrisi, gas dan sisa metabolit yang ada tetap
berimbang. Darah ini kemudian mesuk ke atrium, lalu ke ventrikel. Oleh ventrikel
darah dipompa melewati trunkus arteriosus, aorta ventralis, lengkung-lengkung
aorta dan aorta dorsalis. Dari aorta dorsalis darah akan di distribusikan ke seluruh
tubuh, kantung kuning telur dan alantois.
2.3.
buluh
endokardium
tersebut
akan
menyatu
membentuk
buluh
endokardium tunggal. Setelah pelipatan ini maka buluh jantung di ventral usus
depan dan rongga pericardial di ventral buluh jantung. Penyatuan kedua buluh
endokardium primordial terjadi dari arah cranial menuju kaudal sehingga secara
berturut-turut dari arak cranial ke kaudal akan terbentuk trunkus arteriosus,
bulbus kordis, venrtikel, atrium, dan sinus venosus.
Diantara endokardium primordial dengan epi-miokardium primordial
terdapat jeli yang memungkinakan migrasi sel-sel endokardium untuk proses
pembentukan sekat dan katup jantung. Selain itu jeli ini memungkinkan
kontraksi miokardium untuk fungsi pompa jantung. Pada perkembangan
selanjutnya endokardium primordial akan menjadi lapisan endokardium,
sedangkan epi-miokardium akan menjadi otot jantung (miokardium) dibagian
tengah dan epikardium disebelah luar. Selanjutnya, penggantung buluh jantung
(mesokardium) bagian ventral menghilang seluruhnya sedangkan mesokardium
dorsal akan menghilang kecuali pada daerah ujung-ujungnya (daerah trunkus
arteriosus) yang tetap ada. Akibatnya buluh jantung akan mudah melengkung
pada bagian tengahnya sebagai akibat pertumbuhan memanjang dari buluh
jantung tersebut.
2.3.2
menjadi bentuk kompleks (bentuk jantung dewasa) yang terdiri dari empat
ruang terjadi sebagai akibat proses pelengkungan dari buluh jantung dan
pembentukan sekat-sekat antar jantung. Setelah terbentuknya buluh jantung,
daerah tengah, bulboventrikel, mengalami pemanjangan. Karena trunkus
arteriosus dari atrium di daerah ujung cranial dan kaudal terfiksir sedangkan
daerah bulboventrikel berada bebas dalam ruang jantung pericardial, maka
akibat pemanjangan buluh jantung yang tidak disertai oleh perluasan ruang
pericardium
menyebabkan
buluh
daerah
bulboventrikel
melengkung
sekat
dan
katup
jantung
umumnya
akibat
pertumbuhan aktif jaringan dari kedua sisi atau dari satu sisi endokardim
shingga kan menutupi sebagian atau seluruh ruang menjadi dua ruang yang
terpisah. Cara lain adalah dengan perluasan ruang diantara legok (rigi
endokardium). Sebagai akibat dari perluasan ruang ini rigi tadi akan semakin
panjang dan membentuk sekat. Cara ketiga ini hanya menghasilkan sekat yang
memisahkan ruang secara tidak sempurna.
Pembentukan sekat-sekat antar ruang jantung terjadi pada trunkus
arteriosus, bulbo-ventrikel, ventrikel-atrium, dan atrium. Pembentukan sekat
pada trunkus arteriosus menyebabkan pembagian trunkus menjadi dua saluran
yaitu aorta dan arteri pulmonalis. Pembentukan sekat antara bulbo-ventrikel
memisahkan ventrikel
kiri.
2.4.
oleh proses agragasi sel-sel mesoderm spankis pada kantung kuning telur dan
alantois membentuk pulau-pulau darah. Selanjutnya pulau-pulau darah ini akan
berdiferensiasi dimana sel-sel bagian senral membentuk bakal sel-sel darah
(hemositoblas) sedangakan sel-sel perifer memipih dan saling berlekatan satu
dengan yang lain membentuk dinding pembuluh darah (sel-sel endotel). Pembuluh
darah yang terbentuk kemudian saling berhubungan sehingga membentuk jalinan
pembuluh darah vitelin pada kantung kuning telur dan pembuluh darah alantois
(umbilikus) pada kantung alantois.
Pembentukan pembuluh darah inraembrional terjadi bersamaan
dengan pembentukan jantung. Kumpulan sel-sel mesoderm spalnkis embrio yang
awalnya muncul pada sisi lateral embrio lalu menyebar kea rah kepala membentuk
tali-tali angiogenik (tali-tali) kardiogenik. Selanjutnya tali-tali angiogenik ini akan
mengalami peronggaan sehingga terbentuk pembuluh darah (buluh jantung).
Pembuluh darah embrional yang pertama kali terbentuk adalah aorta dorsalis dan
lengkung-lengkung aorta.
Pembuluh darah ekstraembrional, inraembrional dan jantung yang
pada awal pembentukan terpisah-pisah akan saling berhubungan akibat
perkembangan dari masing-masing pembuluh sehingga membentuk suatu
sirkulasi terpadu.
Pembentukan sel-sel darah (hematopoiesis) awalnya berasal dari
hemositoblas yang berasal dari pembuluh ekstraembrional. Sel-sel hemositoblas
ini akan masuk ke tubuh embrio (pembuluh inraembrional) ketika terjadi aliran
darah saat telah
hematopoiesis diambil alih fungsi oleh fungsi hati. Pada sepertiaga akhir
kebuntingan, proses hematopoiesis sepenuhnya diambil alih oleh sum-sum tulang.
10
2.5.
Aorta dorsalios ini memiliki cabang-cabang kecil antar segmen (antar somit),
yang disebut arteri intersegmental yang mensuplai darah ke sepanjang aksis tubuh
embrio. Selain itu aorta dorsalis mencabangkan arteri vitelin dan aorta alantois.
Aorta dorsalis pada awalnya terdapat sepasang tetapi pada perkembangan
selnjutnya menyatu secara bertahap kea rah posterior kecuali pada ujung posterior
tatap sepasang. Aorta dorsalis yang tunggal ini kelak menjadi aorta.
Jantung (trunkius arteriosus) berhubungan dengan sepasang aorta
ventralis (yang akan menyatu membentuk sacus aorta). Dari aorta ventralis ini
muncul
11
yang tidak bersamaan, dan tidak semua dari keenam pasang tersebut menetap
dalam perkembangan selanjutnya.
Meskipun pada awalnya pasangan lengkung aorta berbentuk simetris
akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya mengalami perubahan yang cukup
drastic. Adapun perubahan-perubahan pada lengkung aorta adalah:
1. Lengkung aorta ke-1 dan ke-2 segera mengalami degenerasi segera setelah
terbentuknya lengkung aorta ke-3 dan ke-4. Aorta dorsalis pada daerah
antara lengkung pada lengkung ke-1 dan ke-2 menetap dan menjadi arteri
carotis interna, sedangkan aorta ventralis pada daerah yang sama menjadi
arteri carotis eksterna.
2. Aorta dorsalis yang terletak pada lengkung aorta ke-3 dan ke-4
berdegenerasi
sedangkan
aorta
ventralisnya
menjadi
arteri
carotis
12
aorta definitive dari dari lengkung aorta ke-4 sebelah kiri dan aorta dorsalis
sebelah kiri.
2.6.
menjadi sirkulasi dewasa. Peralihan ini terjadi karena sirkulasu plasenta terhenti
dan mulai berfungsi paru-paru pada saat lahir.
2.6.1.
Sirkulasi Fetal
Pada sirkulasi fetal, darah dari karoalantois (plasenta) dibaawa
melalui tali pusar oleh vena alantois menuju ke hati. Dari hati, vena alantois ini
memililki dua cabang, yang oertama sinus portak yang mengalirkan darah dari
vena alantois ke jaringan hati, dan kedua duktus venosus yang menghubungkan
vena alantois langsung menuju vena cava posterior. Selanjutnya darah dibawa
oleh vena cava posterior masuk ke atrium kanan., atrium kana selain menerima
dari vena cava posterior yang membawa darah dari plasenta dan daerah tubuh
embrio bagian badan dan ekor juga menerima darah dari tumbuh embrio
daerah kepala.
13
14
2.6.2.
Darah dari seluruh tubuh masuk ke atrium kanan. Darah ini kayak
akan nutrisi dan karbondioksida darah ini masuk ke ventrikel kanan dan
dipompa menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis. Di paru-paru terjadi
pertukan karbondioksida dan oksigen. Dari paru-paru darah masuk ke atrium
kiri melalui vena pulmonalis darah ini selain kaya nutrisi juga kaya oksigen.
Darah ini kemudian masuk ke ventrikel kiri dan dipompa ke seluruh tubuh
melalui aorta.
15
2.7.
16
5. Ektopia Cordis
Kelainan letak jantung, misalnya letak jantung yang seharusnya
di rongga dada bisa berada pada rongga leher.
17
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
1. Sistem
Sirkulasi
adalah
bagian
dari
sistem
peredaran
darah. Sistem
sirkulasi terdiri dari aliran oksigen darah dari jantung ke tubuh dan kemudian
aliran darah terdeoksigenasi dari semua bagian tubuh ke jantung.
2. Rute sirkulasi embrional ada dua, yaitu sirkulasi intraembrional dan sirkulasi
ekstraembrional.
3.2. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kami mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan ini, karena kami adalah manusia yang
menjadi tempat salah dan dosa. Dalam hadits al insanu minal khotto wannisa,
dan kami butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang
lebih baik daripada masa sebelumnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djuwita, Ita, et al. 2000. Bahan Kuliah Embriologi dan Organogenesis. IPB
Press: Bogor
Puja, I Ketut, et al. 2010. Embriologi Modern. Udayana University Press:
Denpasar
Yatim, Wildan, et al. 1984. Embriologi untuk Mahasiswa Biologi dan
Kedokteran. Penerbit Tarsito: Bandung
19