Anda di halaman 1dari 10

Oleh:

ACHMAD RIZAL
NIM: 1102010116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN

2014

Latar Belakang

Dari hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika,
dijelaskan bahwa masih banyak siswa kurang aktif dan kurangnya berpikir
kreatif dalam pelajaran matematika sehingga hasil belajar mereka tergolong
rendah. Seperti halnya di SMA Negeri 1 Bireuen didapati bahwa masih
banyak siswa belum mampu menyelesaikan soal-soal pada materi matriks
sehingga di akhir semester mereka harus melakukan remedial. Ini
dikarenakan kurang keefektifan siswa dalam mempelajari matematika dan
penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru di sekolah.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah model pembelajaran
The power of two dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa pada materi matriks di kelas XII SMA Negeri 1
Bireuen?.

Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mendeskripsikan model pembelajaran The power of two yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi matriks di kelas XII SMA Negeri 1 Bireuen.
Manfaat Penelitian
Bagi guru, Penulis dan bagi Intansi terkait

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami


seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah
yang harus dipecahkan. Ruggiero (dalam Siswono 2008: 13)
mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk
membantu memformulasikan atau memecahkan suatu
masalah, membuat suatu keputusan.

Model Pembelajaran The Power of Two adalah


salah satu cara yang dapat digunakan oleh
siswa untuk dapat belajar mengolah pikiran
sendiri. Guru diharapkan mengembangkan
atau mencari alternatif yang digunakan untuk
membantu siswa dapat belajar dengan efektif.
Proses belajar akan lebih efektif jika guru
mengkondisikan agar setiap siswa terlibat
secara aktif dan terjadi hubungan yang
dinamis dan saling mendukung antara siswa
satu dengan siswa yang lain.

Menerapkan satu masalah/ pertanyaan terkait dengan materi pokok (SK/


KD/Indikator).
Memberi kesempatan pada peserta didik untuk berfikir sejenak tentang masalah
tersebut.
Membagikan kertas pada setiap peserta didik untuk menuliskan pemecahan
masalah/ jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil kerjanya.
Peserta didik bekerja berpasangan 2 orang dan berdiskusi tentang jawaban
masalah tersebut, lalu periksalah hasil kerjanya.
Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang disepakati berdua, lalu
Peserta didik bekerja berpasangan 4 orang dan berdiskusi lalu bersepakat mencari
jawaban terbaik lalu periksalah hasil kerjanya.
Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru memeriksa dan
memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan terbaiknya
menjawab masalah yang dicari.
Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas permasalahan yang di
diskusikan, dan melakukan kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.

Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu bersifat
deskriptif dan data hasil penelitian berupa kata-kata yang
dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dilapangan dan
dianalisis secara induktif. Dalam penelitian ini peneliti lebih
mengutamakan proses dari pada hasil pembelajaran itu sendiri.
Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007:4)
mengemukakan bahwa: Metodelogi kualitatif adalah suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata atau pernyataan lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Lebih lanjut menurut mereka pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu secara holistik atau menyeluruh.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dijadikan sasaran dalam penelitian
ini adalah SMA Negeri 1 Bireuen

Tes
Observasi
Wawancara
Catatan lapangan

Reduksi data
Penyajian data
Menarik kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai