Anda di halaman 1dari 12

ANALISISA KEBIJAKAN

UNDANG-UNDANG NO 12 TAHUN 1992


SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN
AYAT 2-16

Oleh
Kelompok 1
SYAH RYAN RACHMAN
DANANG ARINOFA
NOVI PITRIA FUJI S
YANUAR SETIAWAN
NAILATUR RIZQIYAH

115040200111200 (7-11)
125040200111046
125040200111056
125040200111064 (11-16)
125040200111093 (2-6)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

PASAL 2
Substansi
Pasal 2 Sistem budidaya tanaman sebagai bagian pertanian berasaskan manfaat,
lestari, dan berkelanjutan.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 2 (ekologi)
Suatu sistem budidaya yang baik akan menentukan pengaruhnya terhadap
lingkungan, serta dapat memberikan manfaat.
Analisis
Penerapan sistem budidaya pertanian untuk menentukan eberlanjutan dari suatu
lingkungan, menghasilkan manfaat serta dapat terus dilestarikan.
Kesimpulan
Klausul tersebut di atas sesuai/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian
berlanjut.
PASAL 3
Substansi
Pasal 3 Sistem budidaya tanaman bertujuan: a.meningkatkan dan memperluas
penganekaragaman hasil tanaman, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor;
b.meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani; c.mendorong perluasan dan
pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 1 (ekonomi)
Sebagai seorang makhluk hidup memenuhi kebutuhan adalah hal yang penting.
Analisis
Tujuan dari penerapan sistem budidaya pertanian tidak lain adalah untuk dapat
membantu meningkatkan taraf hidup serta pemenuhan kebutuhan hidup.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
PASAL 4
Substansi
Pasal 4 Ruang lingkup sistem budidaya tanaman meliputi proses kegiatan
produksi sampai dengan pascapanen.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 2 (ekologi)
Suatu kegiatan budidaya tanaman meliputi kegiatan mulai dari penentuan
komoditas tanaman, syarat tumbuh, pemeliharaan hingga pasca panen adalah
untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal.
Analisis
Dalam suatu kegiatan budidaya tanaman diperlukan adanya manajemen
pengelolaan dari awal hingga pasca panen.

Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
PASAL 5
Substansi
Pasal 5 ayat 1 Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
Pemerintah: Menyusun rencana pengembangan budidaya tanaman sesuai dengan
tahapan rencana pembangunan nasional;
Menetapkan wilayah pengembangan budidaya tanaman; Mengatur produksi
budidaya tanaman tertentu berdasarkan kepentingan nasional; Menciptakan
kondisi yang menunjang peranserta masyarakat.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Pemerintah memberikan fasilitas terhadap petani dengan menyusun, mnetapkan
serta mengatur system pertanian.
Analisis
Dengan adanya kebijakan yang telah dibuat dapat membantu petani dalam
melakukan perencanaan budidaya tanaman.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 5 ayat 2 Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), Pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Pemerintah memberikan fasilitas terhadap petani dengan menyusun, menetapkan
serta mengatur system pertanian yang mana hal ini merupakan salah atu upaya
dalam memperhatikan kepentingan masyarakat.
Analisis
Dengan pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat dapat membantu petani dalam
melakukan perencanaan budidaya tanaman, serta memperhatikan kepentingan
masyarakat.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

PASAL 6
Substansi
1. Pasal 6 ayat 1 Petani memiliki kebebasan untuk menentukaii pilihan jenis
tanaman dan perribudidayaannya.

Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)


Petani memiliki kebebasan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam
sesuai dengan kemampuan serta daya dukungnya.
Analisis
Kebebasan dalam menentukan komoditas tanaman yang ditanam akan membantu
petani dalam meningkatkan kreatifitas serta menunjang hasil produksi
tanamannya.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 6 ayat 2 Dalam menerapkan kebebasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), petani berkewajiban berperanserta dalam mewujudkan rencana
pengembangan dan produksi budidaya tanaman, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Petani memiliki kebebasan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam
sesuai dengan kemampuan serta daya dukungnya, dimana petani dituntut ikut
berperan serta dalam membangun pertanian.
Analisis
Pemerintah memberikan kebebasan kepada petani, namun campur tangan petani
juga sangat menentukan hasil yang akan diperoleh.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 6 ayat 3 Apabila pilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak dapat
terwujud karena ketentuan Pemerintah, maka Pemerintah berkewajiban untuk
mengupayakan agar petani yang bersangkutan memperoleh jaminan penghasilan
tertentu.

Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)


Petani dapat memperoleh hasil yang seuai dengan harapan, yaitu baik dan tinggi.
Analisis
Pemerintah memberikan kebebasan kepada petani, namun campur tangan petani
juga sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Akan tetapi ketika kebijakan
tersebut tidak berdampak baik, maka hal tersebut merupakan tanggunga jawab
dari pemerintah.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 6 ayat 4 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Adanya ketentuan tambahan membantu para petani dalam melaksanakan
kebijakan yang dibuat pemerintah.
Analisis
Adanya upaya pemerintah dalam membantu para petani dalam perencanaan
budidayanya dengan ketentuan ketentuan lain yang diatur dalam peraturan
pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah masih peduli terhadap petani.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

PASAL 7
Substansi
Pasal 7 ayat 1
Setiap orang atau badan hukum yang membuka dan mengolah lahan dalam
luasan tertentu untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang
dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)
Pengolahan lahan dan Penggunaan Media Tumbuh
Analisis
Tiap kegiatan pengolahan dan pembukaan lahan untuk budidaya baik dilakukan

perorangan atau satu badan hokum, wajib mengikuti tata cara yang ada untuk
mencegah terjadi kerusakan lingkungan.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 7 ayat 2
Setiap orang atau badan hukum yang menggunakan media tumbuh tanaman
untuk keperluan budidaya tanaman wajib mengikuti tata cara yang dapat
mencegah timbulnya pencemaran lingkungan.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)
Pengolahan lahan dan Penggunaan Media Tumbuh
Analisis
Tiap kegiatan budidaya dengan menggunakan media tumbuh tanaman wajib
mengikuti tata cara yang ada untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 7 ayat 3
Ketentuan mengenai tata cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dan ayat (2),
diatur lebih lanjut oleh Pemerintah.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)
Pengolahan lahan dan Penggunaan Media Tumbuh
Analisis
Tata cara yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh pemerintah
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

PASAL 8
Substansi
Pasal 8 Perolehan benih bermutu untuk pengembangan budidaya tanaman
dilakukan melalui kegiatan penemuan varietas unggul dan/atau introduksi dari
luar negeri.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)

Analisis
Perolehan benih bermutu didapat dari hasil penelitian atau introduksi dari luar.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

PASAL 9
Substansi
Pasal 9 ayat 1 Penemuan varietas unggul dilakukan melalui kegiatan pemuliaan
tanaman.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)

Analisis
Penemuan bibit unggul melalui kegiatan pemuliaan
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 9 ayat 2 Pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dalam rangka
pemuliaan tanaman dilakukan oleh Pemerintah.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi)

Analisis

Pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dilakukan pemerintah


Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 9 ayat 3 Kegiatan pencarian dan pengumpulan plasma

nutfah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dapat


dilakukan oleh perorangan atau badan hukum
berdasarkan izin.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).
Perorangan atau suatu badan hokum diberikan kebebasan dalam mengumpulkan
serta pencarian plasma nutfah dengan adanya izin.
Analisis
Kegiatan pencarian dan pengumpulan plasma nutfah dapat dilakukan perorangan
atau badan hokum berdasarkan izin.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 9 ayat 4 Pemerintah melakukan pelestarian plasma

nutfah bersama masyarakat.


Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).
Plasma nutfah perlu dilestarikan dengan adanya campur tangan dari pemerintah
dengan bantuan masyarakat.
Analisis
Pemerintah melakukan pelestarian plasma nutfah bersama masyarakat.
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 9 ayat 5 Ketentuan mengenai tata cara pencarian,

pengumpulan, dan pelestarian plasma nutfah


sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), dan
ayat (4), diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).
Plasma nutfah perlu dilestarikan dengan adanya campur tangan dari pemerintah
dengan bantuan masyarakat, dengan ketentuan yang diatur secara lebih lanjut.
Analisis
Ketentuan tata cara kegiatan tersebut diatur lebih lanjut oleh pemerintah
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 10 ayat 1 Introduksi dari luar negeri dilakukan

dalam bentuk benih atau materi induk untuk


pemuliaan tanaman.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).

Analisis
Introduksi dari luar negeri dalam bentuk benih atau materi induk
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.

Substansi
Pasal 10 ayat 2 Introduksi sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), dilakukan oleh Pemerintah dan dapat pula


dilakukan oleh perorangan atau badan hukum.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).

Analisis
Kegiatan introduksi dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 10 ayat 3 Ketentuan, sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan


Peraturan Pemerintah.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).

Analisis
Ketentuan dan tata cara lebih lanjut diatur oleh pemerintah
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
Pasal 11 Setiap orang atau badan hukum dapat

melakukan pemuliaan tanaman untuk menemukan


varietas unggul.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (ekologi).

Analisis
Tiap perorangan atau badan hokum dapat melakukan kegiatan pemuliaan untuk
mendapat bibit unggul
Kesimpulan
Klausa tersebut di atas seuia/selaras dengan tujuan kebijakan pertanian berlanjut.
Substansi
2. Pasal 12 ayat 1 Varietas hasil pemuliaan atau introduksi dari luar

negeri sebelum diedarkan terlebih dahulu dilepas oleh Pemerintah


3. Pasal 12 ayat 2 Varietas hasil pemuliaan atau introduksi yang belum

dilepas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilarang diedarkan


4. Pasal 12 ayat 3 Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara pelepasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 1 (ekonomi)
Analisis : pelepasan varietas pemuliaan atau introduksi diatur dalam peraturan
pemerintah
Kesimpulan :
Pasal 12 ayat 1 klausul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Pasal 12 ayat 2 klausul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Pasal 12 ayat 3 klausul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Substansi
1. Pasal 13 ayat 1 Benih dari varietas unggul yang telah dilepas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), merupakan benih bina
2. Pasal 13 ayat 2 Benih bina yang akan diedarkan harus melalui sertifikasi
dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah
3. Pasal 13 ayat 3 Benih bina yang lulus sertifikasi apabila akan diedarkan
wajib diberi label
4. Pasal 13 ayat 4 Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara sertifikasi
dan pelabelan benih bina diatur lebih lanjut oleh Pemerintah
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 1 (ekonomi)
Analisis : benih bina yang diedarkan harus sesuai dengan ketentuan syarat dan
cara sertifikasi serta pelabelan yang sudah diatur oleh pemerintah
Kesimpulan :
Pasal 13 ayat 1 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Pasal 13 ayat 2 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Pasal 13 ayat 3 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Pasal 13 ayat 4 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek ekonomi
Substansi
1. Pasal 14 ayat 1 Sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(2), dilakukan oleh Pemerintah dan dapat pula dilakukan oleh perorangan
atau badan hukum berdasarkan izin
2. Pasal 14 ayat 2 Ketentuan mengenai persyaratan dan perizinan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut oleh
Pemerintah
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Analisis : sertifikasi, ketentuan mengenai persyaratan dan perizinan yang diatur
oleh pemerintah
Kesimpulan :

Pasal 14 ayat 1 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek sosial
Pasal 14 ayat 2 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek sosial
Substansi
Pasal 15 Pemerintah melakukan pengawasan terhadap pengadaan dan peredaran
benih bina
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Analisis : pengawasan terhadap pengadaan dan peradaran benih oleh pemerintah
Kesimpulan :
Pasal 15 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek sosial
Substansi
Pasal 16 Pemerintah dapat melarang pengadaan, peredaran, dan penanaman
benih tanaman tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman,
sumberdaya alam lainnya, dan/atau lingkungan hidup.
Tujuan/Indikator Pertanian Berlanjut ke 3 (sosial)
Analisis : pemerintah berhak melarang pengadaan, peredaran dan penanaman
benih tanaman yang dapat merugikan masyarakat
Kesimpulan :
Pasal 16 kalusul sesuai dengan indicator pertanian berlanjut aspek sosial

Anda mungkin juga menyukai