Waktu
Tempat Sidang
: Jakarta
Ruang Sidang
: Lt.9 Majelis XV
Hakim Ketua
Hakim Anggota
Panitera Pengganti
Nama Perusahaan
Jumlah Berkas
Pemohon Banding
Jenis Pajak
PPH Badan
Suryanto)
Temuan Banding :
1. Koreksi penjualan
2. Penilaian inventory
Penjelasan :
1. Koreksi Penjualan
Dalam temuan ini, terdapat perbedaan antara penjualan Zink menurut Pemohon (PT Zink)
dengan Pemeriksa Pajak.
Terdapat selisih antara : pemakaian Zink hasil Rekapitulasi Faktur Pajak Keluaran
Tahun 2011 sebesar 1.028.839 kg. Sedangkan berdasarkan data yang diperoleh selama
pemeriksaan (inventory taking), jumlah pemakaian Zink selama tahun 2011 adalah
sebesar 1.459.363 kg.
Sehingga dari kedua data tersebut, diperoleh selisih pemakaian Zink sebesar:
= 1.459.363 kg 1.028.839 kg
= 430.524 kg
Pemeriksa melakukan pemeriksaan atas perhitungan SPT Tahun 2010, dimana terdapat
selisih sebesar 2.813 kg (Understated)
Berdasarkan angka selisih temuan tersebut:
Menurut Pemohon Banding (PT. Zink)
2.813 kg tersebut adalah sisa Zink hasil proses pencelupan yang tidak bisa dipake
lagi. Menurut pemohon banding, 2.813 kg itu adalah sisa Zink yang menempel pada
wadah-wadah pencelupan yang dikerok, dibuang, dan tidak bisa dipakai menjadi
barang jadi.
Menurut Pemeriksa Pajak
2.813 kg tersebut seharusnya dimasukkan ke dalam penjualan karena menurut
Pemeriksa Pajak, sisa Zink tersebut nilainya material dan bisa dijual.
Jika dilihat dari proses pencelupan, asumsi Pemeriksa Pajak yaitu sebagai berikut:
Zink dipanaskan
Barang dicelupkan ke dalam Zink
Barang yang telah dicelup didiamkan di dalam air
Terdapat sisa Zink yang menetes di dalam air
Tetesan Zink tersebut mengeras dan dapat dijual
Menurut Pemeriksa Pajak, sisa Zink (scrap) tersebut berpotensi untuk dijual oleh
Perusahaan dimana menurut Pemeriksa, Zink termasuk komponen yang cukup
mahal harganya.
Sehingga, menurut Pemeriksa Pajak:
Total Zink yang dipakai = Total Zink yang dijual
Tanggapan dan kesimpulan oleh Hakim Anggota
a.
Sengketa ini belum bisa diperoleh jalan keluarnya, karena menurut Hakim
Anggota, sengketa ini belum bisa diselesaikan melalui pendekatan ekonomi
seperti yang telah dipaparkan oleh Pemeriksa Pajak maupun oleh Pemohon
Banding (PT Zink). Dikarenakan proses pencelupan Zink yang dilakukan oleh
PT. Zink merupakan Galvanicing Process, sehingga harus melibatkan ilmu
metalurgi oleh ahli di bidang logam untuk menjelaskannya eksistensi dari proses
galvanicing tersebut.
b.
Seperti yang sebelumnya telah dikatakan oleh Pemeriksa Pajak, bahwa scrap
atau sisa Zink tersebut berpotensi untuk dijual oleh PT.Zink pada harga yang
sama dengan harga beli awal Zink. Hakim Anggota meminta agar Pemeriksa
Pajak memaparkan apa yang menjadi referensi dari pernyataan tersebut untuk
dijelaskan kembali di sidang lanjutan.
c.
2. Penilaian Inventory
Penilaian persediaan (inventory) ini terkait dengan perubahan metode pencatatan
persediaan dari FIFO (First-In First-Out) menjadi AVERAGE (rata-rata).
Untuk kepentingan Fiskal (SPT), PT.Zink konsisten menggunakan Metode FIFO,
namun untuk kepentingan komersial, PT. Zink beralih menggunakan metode
AVERAGE.
PT Zink melaporkan dan meminta izin pemeriksa pajak untuk beralih dari metode FIFO
ke metode AVERAGE ini tetapi Pemeriksa Pajak menolak perubahan tersebut dengan
alasan perubahan metode tersebut harus ada bukti notarisnya. Sedangkan anak
perusahaan PT Zink yang ada di Batam diperbolehkan melakukan perubahan metode
pencatatan oleh fiskus di KPP Batam.
terdapat koreksi negatif sebesar USD 170 di SPT Tahun 2008. Atas nilai koreksi
negatif tersebut, PT. Zink membebankannya ke tahun 2011, sedangkan menurut
Pemeriksa Pajak, seharusnya nilai koreksi tahun 2008 dibebankan pada tahun 2008
juga.