Anda di halaman 1dari 23

Kepaniteraan Klinik

Status Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran UKRIDA
Hari / Tanggal Presentasi Kasus :
SMF Ilmu Penyakit Bedah
RS Imanuel.
Nama : Trechia Lestari
Tangan
NIM : 11-2012-143
Dr. Pembimbing : Dr. Budi Suanto, Sp.B

I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat
Tanggal masuk RS

:
:
:

Tanda

Tn. IW
52 tahun
:
Laki-laki
:
hindu
:
Perumahan biru 12/8
:
4 februari 2014

II. ANAMNESA
Keluhan Utama
: 3 hari SMRS keluar benjolan saat BAB dan tidak
dapat dimasukksan kembali.
Riwayat penyakit sekarang
2 tahun SMRS, pasien pernah BAB bercampur darah segar dan tidak
terasa nyeri. BAK pasien lancar, kencing berwarna kuning kurang lebih
5x/ sehari, bak berwarna kuning muda, darah tidak ada, pasien
menyangkal BAK yang harus menunggu lama sampai kencingnya keluar,
kencing terputus-putus, menetes, dan rasa tidak lampias.
1 tahun SMRS, pasien sering BAB terasa tidak nyaman, seperti keluar
benjolan saat BAB, namun masih dapat masuk sendiri tanpa didorong
dengan jari tangan.
2 bulan SMRS, pasien BAB terasa tidak nyaman namun gejala semakin
parah. Dimana benjolan keluar dan harus dimasukksan kembali dengan
jari tangan.

3 Hari SMRS, keluar benjolan saat BAB dan tidak dapat dimasukkan dan
tidak bercampur darah segar, dan saat BAB terasa sakit, kotoran keras
dan berwarna kuning. Os mengaku jarang mengonsumsi sayur dan buah,
dan jarang berolahraga.
Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
III. PEMERIKSAAN FISIK
A.
STATUS GENERALIS
1.
Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang
2.
Kesadaran
: Compos mentis
3.
Tanda-tanda Vital
BB 67 kg
N : 80x/menit
Suhu 36 C
R : 18x/menit
4.
Kepala
Bentuk normal, rambut berwarna hitam dan sedikit ada yang putih,
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak teraba benjolan.
5.
Mata
Bentuk normal, kedudukan kedua bola mata simetris, palpebra sup
et inf tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
kornea jernih, pupil bulat, isokor, RC +/+.
6.
Hidung
Bentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, sekret -/-.
7.
Telinga
Bentuk normal, MAE lapang, sekret -/-, serumen -/8.
Mulut
Bentuk normal, sianosis (-), bibir tidak kering, lidah tidak kotor,
faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.
9.
Leher
Bentuk normal, KGB tidak teraba membesar.
10. Thorax
Paru :
Inspeksi:Bentuk normal, tampak simetris dalam statis dan dinamis,
retraksi suprasternal (-)
Palpasi:Taktil fremitus kanan kiri sama kuat
Perkusi:Sonor pada kedua lapang paru
2

Auskultasi:Suara nafas vesikuler, ronchi +/+, wheezing -/-

Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Murmur
Gallop

: ictus kordia tidak terlihat


: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: BJ I & BJ II regular
(-)
(-)

11.

Abdomen

12.

Inspeksi
: Datar
Palpasi & Perkusi : Dalam batas normal
Auskltasi
: Bunyi Usus (+) normal
Genitalia eksterna
Laki-laki
Ekstremitas sup et inf
Tidak Dilakukan

13.

B. STATUS LOKALIS
Inspeksi
tampak benjolan mukosa keluar dari anus pasien.
Palpasi
Rectal touche ( tidak dilakukan Rectal Toucher )

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium 4 februari 2014

Hematologi :
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
Hitung jenis leukosit
Eosinofil
Limfosit
Monosit
Segmen
MCHC
MCH
MCV
MPV
Kimia Darah
GDS
SGOT
SGPT
Urea
BUN
Creatinin

Rotgen Thoraks
batas normal

:
:
:
:
:

16,2 gr/dl
9880 /UL
593.000/UL
47 %
3,99 juta/UL

:1%
:18%
:5 %
:75 %
: 34
:27
:79
:9

:
:
:
:
:
:

204
19
21
25,6
11,4
1,20

mg/dl
u/l
u/l
mg/dl
mg/dl
mg/dl

: Kesan kardiomegali ringan, pulmo dalam

V. Resume
4

Seorang laki-laki berumur 52 tahun datang dengan keluhan benjolan


keluar dari anus sejak 3 hari SMRS, benjolan ini sudah tidak dapat
dimasukkan lagi. Os juga mengeluh nyeri. Sejak 2 tahun os merasakan
keluhan ini, tetapi benjolan terssebut masih bisa dimasukkan kembali.
Pada pemeriksaan fisik:TD= 160/80 mmhg, N= 89 x/menit, RR= 20
x/menit, S=36,5 C Inspeksi ; Regio anus : terdapat benjolan yang keluar
dari anus.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan hasil dalam batas
normal.
VI. Diagnosis Kerja
a. Hemorroid Interna Grade IV dengan prolaps
Anamnesis
- Dirasakan ada benjolan dan tidak dapat dimasukkan.
- nyeri.
Inspeksi
-

tampak benjolan mukosa keluar dari anus pasien dan tidak


dapat dimasukkan kembali

VII. Diferential Diagnosis


1. karsinoma rekti
2. prolaps rekti
3. fissura ani
VIII. Pemeriksaan yang Dianjurkan
Hemmoroid
1. Rectal Toucher
2. Anuskopi
3. Sigmoidoskop
VII. Penatalaksanaan
a. Perbaiki Keadaan Umum

b. Operatif : Hemoroidektomy
c. Farmakoterapi :
Rhodium 3x2 tab
Zaldiar 3x1 tab
Inj. Ceftriakson 2x1 gr
RL 500 cc / 8 jam
d. Post OP Diet Lunak
e. Edukasi: pola hidup konsumsi/diet tinggi serat, jangan sering
mengedan, tidak boleh duduk lama-lama, olahraga teratur
VIII. Follow Up
a. Post OP
S : Nyeri Ringan pada bagian post OP, makan dan minum ( + ),
batuk (- ), miring kiri ( + ), miring kanan ( + ), angkat kaki ( +)
flatus ( - ).
O: TD : 160/80 mmhg

N : 82 x/menit

S: 36,7 C

R : 20x/menit

A:

Post Op Hemoroidectomy

P:

lanjutkan therapi
Rhodium 3x2 tab
Zaldiar 3x 1 tab

b. Post Op hari ke 2
S: Pasien mengeluh nyeri pada bagian pos Op, kalo duduk masih
sakit, mika- miki ( + ), angkat kaki ( + ), flatus ( + ), BAK ( + ), BAB
( - ).
O : TD : 150/70 mmhg

R : 22 x/menit

N : 80 x/menit
A:

Post Op Hemoroidectomy

P : Lanjutkan therapi
Faktu oint
6

Tab. Captopril 2x12,5


Inj. Farpain 3x1amp
Diet Lunak
Diet tinggi Serat
c. Post op hari ke 3
S: belum bisa BAB, kencing lancar, makan dan minum lancar,
miring kanan dan miring kiri ( + ), angkat kaki ( + )
O : TD : 150/70 mmhg
N : 88 x/menit

S : 36,9 C
R : 18 x/menit

A : Post hemoroidectomy
P : Lanjutkan Therapi
Diet tinggi serat
d. Post op hari ke 4
S : BAB dikit, nyeri pos op, kencing lancar.
O : TD : 120/80 mmhg

N : 81 x/menit

S : 37,1 C

R : 20 x/menit

A : Post Hemoroidectomy
Suspek TB
Suspek BPH
P:

Lanjutkan Therapi
Diet tinggi serat

e. Post op hari ke 5
S : Os sudah BAB 3 x, nyeri ringan pos op, makan minum lancar.
O : TD : 140/80 mmhg
N : 22x/menit

R : 80 x/menit
S : 36,7 C
7

A:
P:

Post Hemmoroidectomy
lanjutkan terapi
Diet tinggi Serat, jangan sering mengedan, tidak boleh duduk

lama-lama.
Boleh Pulang.

Hemoroid
8

Pendahuluan
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila hemoroid ini
menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid dibedakan antara yang intern dan yang ekstern. Hemoroid
intern adalah pleksus v.hemoroidalis superior di atas garis mukokutan
dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid intern ini merupakan bantalan
vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah.
Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan-depan,
kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat di
antara ketiga letak primer tersebut.
Hemoroid ekstern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemoroid inferior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan
secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali
bermula dari rektum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern
mengalirkan darah ke v.hemoroidalis superior dan selanjutnya ke v.porta.
Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik
melalui daerah perineum dan lipat paha ke v.iliaka.
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas.
Gejala dan tanda. Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau
"wasir" tanpa ada hubungannya dengan gejala rektum atau anus yang
9

khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan


hemoroid intern dan hanya timbul pada hemoroid ekstern yang
mengalami trombosis.
perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid intern akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang ke luar berwarna merah segar
dan tidak tercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses
atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes
atau mewarnai air toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena,
darah yang ke luar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam.
Pendarahan luas dan intensif di pleksus hemoroidalis menyebabkan
darah di vena tetap merupakan "darah arteri".
Kadang perdarahan hemoroid yang berulang dapat berakibat timbulnya
anemia berat. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya
dapat menonjol ke luar menyebabkan prolaps. Pada tahap awalnya
penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusui oleh
reduksi spontan sesudah selesai defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut
hemoroidintern ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk
ke dalam anus. Akhirnya, hemoroid dapat; berlanjut menjadi bentuk yang
mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong masuk lagi.
Keluarnya mukus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan
ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal
dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini
disebabkan

pleh

kelembaban

yang

terus

menerus

dan

rangsangagHmukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang


luas dengan udem dan radang.

Hemorrhoid Eksterna

10

Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri, biasanya


berhubungan dengan adanya udem dan terjadi saat mobilisasi.Hal ini
muncul sebagai akibat dari trombosis dari v.hemorrhoid dan terjadinya
perdarahan ke jaringan sekitarnya. Beberapa hari setelah timbul nyeri,
kulit

dapat mengalami nekrosis dan berkembang menjadi ulkus.,

akibatnya dapat timbul perdarahan.


Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi
dapat mengalami perbaikan

dan meninggalkan kulit berlebih yang

dikenal sebagai skin tag . Akibatnya dapat timbul rasa mengganjal, gatal
dan iritasi.

Anatomi Rectum
Etiologi
Organik

11

Karena bendungan sirkulasi portal seperti pada sirosis hepatis, trombosis


dan tumor intra abdomen
Kebiasaan
Mengedan sewaktu defekasi, merupakan salah satu penyebab terbanyak
dari hemoroid, selain itu seperti contonya BPH. Dimana pada waktu ingin
buang air kecil pasien kadang harus mengedan.
Genetik
Karakteristik

yang

diturunkan,

seperti

kelemahan

dinding

vena

cenderung untuk menderita hemoroid.


Western Diet
Makanan rendah serat meningkatkan konsistensi feses menjadi lebih
keras sehingga lebih sukar untuk dikeluarkan.

Pekerjaan
Orang

yang

pekerjaannya

banyak

berdiri,

gaya

gravitasi

akan

mempengaruhi timbulnya hemoroid, seperti dokter bedah, polisi dan


lain-lain.
Kehamilan
Saat kehamilan struktur pembuluh darah pelvis dan perineum menjadi
lebih jelas, jadi tidak heran jika vena-vena perianal dan anorektal
menjadi lebih jelas terlihat dan teraba saat defekasi.
Pemeriksaan
Apabila hemoroid mengalami Prolaps, lapisan epitel penutup bagian
yang menonjol ke luar ini mengeluarkan mukus yang dapat
dilihat apabila penderita diminta mengedan. Pada pemeriksaan
colok dubur hemoroid intern tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur
diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
12

Penilaian dengan anoskop diperlukan untuk melihat hemoroid intern


yang tidak menonjol ke luar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk
mengamati keempat kuadran. Hemoroid intern terlihat sebagai
struktur

vaskular

yang

menonjol

ke

dalam

lumen.

Apabila

penderita diminta mengedan sedikit, ukuran-hemoroid akan membesar


dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Proktosigmoidoskopi

perlu

dikeijakan

untuk

memastikan

bahwa

keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses


keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa
terhadap adanya darah samar.
Diagnosis
1. Darah di anus
2. Prolaps
3. Perasaan tak nyaman anus (mungkin pruritus anus)
4. Pengeluaran lendir
5. Anemia sekunder (mungkin)
6. Tampak kelainan khas pada inspeksi
7. Gambaran khas pada anoskopi/rektoskopi

Diagnosis banding. Perdarahan rektum yang merupakan manifestasi


utama hemoroid intern juga terjadi pada karsinoma kolorektum, penyakit
divertikel, polip, kolitis ulserosa, dan penyakit lain yang tidak begitu
sering

terdapat

di

kolorektum.

Pemeriksaan

sigmoidoskopi

harus

dilakukan. Foto barium kolon dan kolonoskopi perlu dipilih secara selektif,
bergantung pada keluhan dan gejala penderita. Prolaps rektum harus
juga dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid Intern.

13

Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya biasanya tidak sulit


dibedakan dari hemoroid yang mengalami prolaps. Lipatan kulit luar
yang lunak sebagai akibat dari trombosis hemoroid ekstern
sebelumnya juga mudah dikenali. Adanya lipatan kulit sentinel pada
garis tengah dorsal, yang disebut umbai kulit, dapat menunjukkan
adanya fisura anus. Penyulit. Sekali-sekali hemoroid intern yang
mengalami prolaps

akan

menjadi

ireponibel,

sehingga

tak

dapat

terpulihkan oleh karena kongesti yang mengakibatkan udem dan


trombosis. Keadaan yang agak jarang ini dapat berlanjut menjadi
trombosis melingkar pada hemoroid intern dan hemoroid ekstern secara
bersamaan. Keadaan ini menyebabkan nyeri hebat dan dapat berlanjut
menyebabkan nekrosis mukosa dan kulit yang menutupinya. Emboli
septlk dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan abses
hati. Anemia dapat terjadi karena perdarahan ringan yang lama.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka
darah dapat sangat banyak.

Diagnosis Banding
Karsinoma kolorektum
Anamnesis
Perubahan pola defekasi, BAB berdarah
Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
Pemeriksaan Fisik
DRE Pada colok dubur teraba keras, berbenjol-benjol dan tidak teratur,
mudah berdarah. Biasanya dengan kawah central akibat ulcerasi,
Terdapat tenesmus

14

Prolaps Rektum
Sering pada anak < 5 tahun
Wanita tua
Anamnesis
Perdarahan

muncul

saat

turunnya

massa

di

dubur,

beberapa

bulan/tahun, mudah direposisi oleh penderita pada level atas.


Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Lipatan Mukosa yang teratur konsentris radier, mukosa merah muda dan
mengkilat, pada keadaan iritasi discharge lendir.

Fisssura ani
Keluhan obstipasi dengan BAB berdarah dan terasa nyeri.
Pada inspeksi terletak pada jam 12.
Klasifikasi
Hemoroid intern dikelompokkan dalam empat derajat. Pada derajat
pertama hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa nyeri
pada waktu defekasi. Pada stadium yang awal seperti ini tidak terdapat
prolaps

dan

pada

pemeriksaan

anoskopi

terlihat

hemoroid

yang

membesar menonjol ke dalam lumen. Hemoroid intern derajat kedua


menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan tetapi dapat
masuk

kembali

secara

spontan.

Pada

derajat

ketiga

hemoroid

menonjol saat mengedan dan harus didorong kembali sesudah defekasi.


Hemoroid

intern

derajat

keempat

merupakan

hemoroid

yang

menonjol ke luar dan tidak dapat didorong masuk. Tata laksana. Terapi
hemoroid intern yang slmptomatik harus ditetapkan secara perorangan.
Hemoroid adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk
15

menghilangkan

pleksus

hemoroidal,

tetapi

untuk

menghilangkan

keluhan.
Pada fase akut, hemorrhoid eksterna dapat menyebabkan nyeri,
biasanya

berhubungan

mobilisasi.Hal

ini

v.hemorrhoid

dan

dengan

muncul

adanya

sebagai

terjadinya

udem

akibat

perdarahan

ke

dan

dari

terjadi

saat

trombosis

dari

jaringan

sekitarnya.

Beberapa hari setelah timbul nyeri, kulit dapat mengalami nekrosis dan
berkembang menjadi ulkus., akibatnya dapat timbul perdarahan.
Pada beberapa minggu selanjutnya area yang mengalami thrombus tadi
dapat mengalami perbaikan dan meninggalkan kulit berlebih yang
dikenal sebagai skin tag . Akibatnya dapat timbul rasa mengganjal, gatal
dan iritasi.
Hemorrhoid Interna
Gejala yang biasa adalah protrusio, pendarahan, nyeri tumpul dan
pruritus. Trombosis atau prolapsus akut yang disertai edema atau
ulserasi luar biasa nyerinya. Hemoroid interna bersifat asimtomatik,
kecuali bila prolaps dan menjadi stangulata. Tanda satu-satunya yang
disebabkan oleh hemoroid interna adalah pendarahan darah segar tanpa
nyeri perrektum selama atau setelah defekasi.
Gejala yang muncul pada hemorrhoid interna dapat berupa:
1. Perdarahan

Merupakan gejala yang paling sering muncul; dan biasanya merupakan


awal dari penyakit ini. Perdarahan berupa darah segar dan biasanya
tampak setelah defekasi apalagi jika fesesnya keras. Selanjutnya
perdarahan dapat berlangsung lebih hebat, hal ini disebabkan karena
vascular cushion prolaps dan mengalami kongesti oleh spincter ani.
2. Prolaps

16

Dapat dilihat adanya tonjolan keluar dari anus. Tonjolan ini dapat masuk
kembali secara spontan ataupun harus dimasukan kembali oleh tangan.
3. Nyeri dan rasa tidak nyaman

Nyeri biasanya ditimbulkan oleh komplikasi yang terjadi (seperti fisura,


abses

dll)

hemorrhoid

interna

sendiri

biasanya

sedikit

saja

yangmenimbulkan nyeri.Kondisi ini dapat pula terjadi karena terjepitnya


tonjolan hemorrhoid yang terjepit oleh spincter ani (strangulasi).
4. Keluarnya Sekret

Walaupun tidak selalu disertai keluarnya darah, secret yang menjadi


lembab sehingga rawan untuk terjadinya infeksi ditimbulkan akan
menganggu kenyamanan penderita dan menjadikan suasana di daerah
anus.
Diagnosa
A. Inspeksi
Dilihat kulit di sekitar perineum dan dilihat secara teliti adakah jaringan /
tonjolan yang muncul.
B. Palpasi

Diraba akan memberikan gambaran yang berat dan lokasi nyeri dalam
anal kanal. Dinilai juga tonus dari spicter ani.. Bisanya hemorrhoid sulit
untuk diraba, kecuali jika ukurannya besar. Pemeriksaan colok dubur
diperlukan menyingkirkan adanya karsinoma rectum. Jika sering terjadi
prolaps, maka selaput lendir akan menebal, bila sudah terjadi jejas akan
timbul nyeri yang hebat pada perabaan.
C. Anoskopi

Pada anoskopi dicari bentuk dan lokasi hemorrhoid, dengan


memasukan alat untuk membuka lapang pandang. Telusuri dari dalam
keluar di seluruh lingkaran anus. Tentukan ukuran, warna dan lokasinya.

17

D. Proktosigmoidoskopi

Dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh


proses radang atau keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena
hemorrhoid merupakan keadaan yang fisiologis saja ataukan ada tanda
yang menyertai
E. Pemeriksaan Feses

Dilakukan untuk negetahui adanya


darah samar. Diagnosa Banding
Jika terjadi rasa nyeri akut di daerah anus, harus dipikirkan adanya fisura
ani, rasa nyeri pada hemorrhoid jarang terjadi kecuali sudah timbul
trombosis atau prolaps. Fisura ani dapat dilihat di daerah anterior atau
posterior dan anses perianal tampak sebagai masa lunak yang
berfluktuasi.

18

Kebanyakan pasien hemoroid derajat pertama dan kedua dapat ditolong


dengan tindakan lokal yang sederhana disertai nasehat tentang makan.
Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi. Makanan ini
membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak sehingga mempermudah
delekasl dan mengurangi keharusan mengedan secara berlebihan.

Penatalaksanaan
Indikasi Penatalaksanaan
Konservatif
Stadium I/II dilakukan Diet dan Medikamentosa
Stadium II/III dilakukan Rubber Binding Ligation
Sclerosing phenol 5%
Infra Red
III/IV

Operatif

Terapi. Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk

menggunakan

larutan hangat, salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi


nyeri atau gesekan pada waktu berjalan, dan sedasi. Istirahat di tempat
tidur dapat membantu mempercepat berkurangnya pembengkakan.
Supositoria dan salep anus diketahui tidak mempunyai efek yang
bermakna kecuali efek anestetik dan astringen.

Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik
dengan cara segera mengeluarkan trombus atau melakukan eksisi
lengkap secara hemoroidektomi dengan anestesi lokal. Bila trombus
sudah dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips untuk mencegah
bertautnya tepi kulit dan pembentukan kembali trombus di
bawahnya. Nyeri segera hilang pada saat tindakan dan luka akan
sembuh dalam waktu singkat sebab luka berada di daerah yang kaya
akan darah.

Trombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal ini
terapi konservatif merupakan pilihan. Usaha untuk melakukan reposisi
hemoroid ekstern yang mengalami trombus tidak boleh dilakukan karena
kelainan ini terjadi pada struktur luar anus yang tidak dapat direposisi.
Hemoroid intern yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya
dapat dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan istirahat
baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan. Rendam
duduk dengan cairan hangat juga dapat meringankan nyeri. Apabila ada
penyakit radang usus besar yang mendasarinya, misalnya penyakin
Crohn,

terapi

medik

harus

diberikan

apabila

hemoroid

menjadi

simptomatik.
Skleroterapi. Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang
merangsang, misalnya 5% fenol dalam minyak nabati. Penyuntikan
diberikan ke submukosa di dalam jaringan areolar yang longgar di bawah
hemoroid intern dengan tujuan menimbulkan peradangan steril
yang

kemudian

menjadi

fibrotik

dan

meninggalkan

parut.

Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum


yang panjang melalui anuskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada
tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk
infeksi, prostatitis akut jika masuk ke dalam prostat, dan reaksi
hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikkan.
Terapi suntikan bahan sklerotik

bersama dengan nasehat tentang

makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid intern derajat


l dan II.

Infrared thermocoagulation. Sinar infra merah masuk ke jaringan dan


berubah menjadi panas. Manipulasi instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengatur banyaknya jumlah kerusakan jaringan. Prosedur ini
menyebabkan koagulasi, oklusi, dan sklerosis jaringan hemoroid. Teknik
ini singkat dan dengan komplikasi yang minimal.

Ligasi. dengan gelang karet. Hemoroid yang besar atau yang mengalami
prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron.
Dengan bantuan anuskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit
dan ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet
didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa
pleksus hernoroidalis tersebut. Nekrosis karena iskemla terjadi dalam
beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan
parut akan terjadi pada pangkal hemoroid tersebut. Pada satu kali terapi
hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya
dilakukan dalam jarak waktu dua sampai empat minggu. Penyulit utama
dari ligasi Ini ialah timbulnya nyeri karena terkenanya garis mukokutan.
Untuk Ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup jauh garis mukokutan.
Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan oleh infeki. Perdarahan dapat
terjadi pada waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah tujuh
sampai sepuluh hari. Perdarahan yang persistent dari hemoroid
derajat II dan beberapa derajat III bisa di terapi dengan Rubber
Band Ligation.

Bedah beku. Hemoroid dapat pula dibekukan dengan pendinginan pada


suhu yang rendah sekali. Bedah beku atau bedah krio* ini tidak dipakai
secara luas oleh karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya.
Bedah krioini lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum
yang ireponibel.

Hemoroidektomi. Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami


keluhan menahun dan pada penderita hemoroid derajat III atau IV.
Terapi bedah juga dapat dilakukan pada penderita dengan perdarahan
berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan cara terapi lainnya yang
lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami
trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan
hemoroidektomi.

Prinsip yang harus diperhatikan pada hemoroidektomi adalah eksisi yang


hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi
sehemat mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan
tidak mengganggu sflngter anus.
Excisional

hemorrhoidectomy

Hemorrhoidectomy.

The

Closed

Submucosal

Parks/Hemorrhoicletomy

berhubungan

dengan reseksi dari jaringan hemoroid dan penutupan luka dengan


benang jahit yang absorbable. Pada prosedurya pasien dalam posisi prone
atau lythotomy dalam keadaan lokal, regional atau general anesesia.
Kanalis analis diperiksa dengan memasukan spekulum. Bantalan hemoroid
dan sisa mukosadiidentifikasi dan dieksisi dengan menggunakan eliptical
incision yang dimulai dari distal sampai batas anal berlanjut ke proximal
ke cincin anorektal. Penting untuk mengidentifikasi serat serat dari
sphincter internal dan dengan hati hati menghindari bagian ini dari
diseksi agar terhindar dari trauma spincter. Kemudian apex dari plexus
hemoroidalis diligasi dan hemoroid di eksisi. Luka ditutup dengan benang
jahit yang absorbable. Keiga bantakan hemoroid bisa disingkirkan dengan
menggunakan teknik ini. Bagaimanapun perawatan diperlukan untuk
menghindari reseksi yang luas dari kulit perianal agar post operative anal
stenosis dapat dihindari.
Stapled

Hemorrhoidectomy, Teknik dilakukan dengan mengeksisi

jaringan hemoroid pada bagian proksimal dentate line. Keuntungan pada


stappled hemorrhoidopexy adalah berkurangnya rasa nyeri paska operasi
selain

itu

teknik

hemorrhoidectomy.

ini

juga

aman

dan

efektif

sebagai

standar

DAFTAR PUSTAKA
1. Reksoprodjo, Soelarto .dkk., Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia., Hemorroid, in Kumpulan Kuliah ilmu bedah,
Binarupa aksara Publisher, Jakarta 2002
2.
Anatomy
of
http://radiographics.rsna.org/content/26/4/1085/F1.expansion

rectum,

3. Schwartz, dkk, (2000). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G.


Tom Shires dkk, EGC: Jakarta.
4. Sjamsuhidayat, (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.Jakarta: EGC
5. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, http:\\ www.pph.com
Ethicon Endo-Surgery, Inc. 2003-2005. This site is published by
Ethicon Endo-Surgery, Inc. and is intended for U.S. audiences only.
6. Haemorrhoid treatment-Rectal Bleeding, http:\\ www.pph.com Ethicon Endo- Surgery, Inc.
2003-2005.

Anda mungkin juga menyukai