Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KASUS INDIVIDU

PARTUS KASEP

Oleh:
FARITZ SUBIYAKTORO - 9121586

Dokter Pembimbing:
dr. NIKEN WENING.A, Sp.OG

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2012
1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
2
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................
3
BAB 2 LAPORAN KASUS.......................................................................................
7
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
12
BAB 4 KESIMPULAN..............................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
14

BAB I
PENDAHULUAN
Partus kasep adalah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan
berlangsung lama sehingga timbul komplikasi pada anak, ibu, atau didapatkan
adanya infeksi intrauterina. Proses persalinan dipengaruhi oleh 3 paktor yang
berperan yaitu kekuatan mendorong janin keluar (power), faktor janin
(passanger), jalan lahir (passage) dan faktor psikis.
Apabila semua faktor ini dalam keadaan baik, sehat dan seimbang, maka
proses persalinan akan berlangsug dengan baik. Namun apabila salah satau dari
faktor tersebut mengalami kelainan, misalnya keadaan yang menyebabkan his
tidak adekuat, kelainan bayi, kelainan jalan lahir, kelainan penolong ataupun
gangguan psikis maka persalinan tidak dapat berjalan dengan baik. Persalinan
yang mengalami kesulitan untuk berjalan spontan normal juga dipengaruhi
berbagai faktor yang kompleks, misalnya ketidaktahuan akan bahaya persalinan,
keterampilan yang kurang, sarana yang tidak memadai, masih tebalnya
kepercayaan pada dukun serta rendahnya pendidikan dan rendahnya keadaan
sosial ekonomi rakyat (Kusumawati, 2006)
Partus lama masih merupakan sutu masalah di Indonesia. Berdasarkan
hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2002-2003
dilaporkan bahwa dari seluruh persalinan, kejadian persalinan lama adalah sebesar
31% perdarahan berlebihan terjadi pada 7% persalinan, dan angka kejadian infeksi
sebesar 5%. Sementara ibu yang tidak mengalami komplikasi selama persalinan
adalah sebesar 64%. Berdasarkan survey ini, maka pelayanan kesehatan ibu di
Indonesia masih perlu peningkatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia masih
perlu peningkatan pelayanan dan harus di benahi dengan berbagai pendekatan
(Kusumawati, 2006)

BAB II
LAPORAN KASUS
I. Nama : Ny. Ida Royani
Umur : 21 tahun
Alamat : Buguharjo Pucuk Lamongan
Pekerjaan : Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
II. ANAMNESA

Keluhan utama : kenceng-kenceng G1 P0000 A000, kenceng-kenceng


sejak kemarin.

Anamnesa umum : HPHT 29 agustus 2011. Pasien dikirim oleh bidan ke


kamar bersalin pada hari rabu tanggal 9 Mei 2012 jam 15.50 wib dengan
keluhan kenceng-kenceng sejak selasa tanggal 8 Mei jam 23.00. Ketuban
pecah pada tanggal 9 Mei jam 7.15 wib sebelumnya ke bidan. Kemudian
pasien dikirim ke RS Muhammadiyah Lamongan.

ANAMNESA OBSTETRIK
GI Pooooo
Bersuami : 1 kali/ menikah 1 tahun
Kelainan lain :
- Nafsu makan : biasa
- Berat badan : bertambah
- Berak : - Kencing : - Sesak : - Berdebar debar : - Pusing : - Mata kabur : 4

- Epigastric pain :

Anamnesa keluarga

- Tumor : - Gemelli : - Operasi : III. STATUS PASIEN

Keadaan Umum :

- Kesadaran

: Compos mentis (GCS 456)

- Anemis

:-

- Ikterik

:-

- Cyanosis

:-

- Dyspnoe

:-

- Gizi

: baik

- Tensi : 140/87
- Nadi

: 108x/ menit

- Suhu

: 37 0C

- Pernapasan : 22x/menit

Kepala

- Bentuk

: bulat

- Tumor

:-

- Rambut

: hitam

- Mata

: - conjungtiva : anemis -

- Sclera

: Ikterik -

- Telinga dan hidung : tidak ada kelainan


- Mulut : gigi sakit : tumor lidah

:-

beslag

:-

hipersalivasi :

Leher

- Struma

:-

- Bendungan vena :

Thorax
5

- Jantung

: S1S2 tunggal

- Pulma

: suara vesikuler +/+

- Payudara

: normal

Abdomen

- Hepar

: tidak teraba

- Lien

: tidak teraba

Genitalia External : -

Extremitas

- Oedema

:-

- Reflex fisiologis : - Reflex patologis : IV. STATUS OBSTETRI (Tanggal 9 Mei 2012)
- Muka
Chloasma gravidarum : Exophthalmus : - Leher
Struma

:-

- Thorax
Mammae

- Abdomen
Inspeksi

Palpasi

Leopold I

: Tinggi fundus uteri 34 cm

Leopold II

: Letak punggung kanan

Leopold III

: Kepala masuk pintu atas panggul

Leopold IV

: 1/5

si :
DJJ 80x Per menit
Bising usus - Pemeriksaan dalam
Pembukaan lengkap
6

Ketuban negatif kehijauan kental bercampur mekonium


Caput ++
V. DIAGNOSA
Primigravida, Aterm, inpartu, Kala II dengan partus kasep +, Diagnosa anak
tunggal,hidup dengan fetal dystress +
VI. TERAPI
1. Perbaiki keadaan umum
- Rehidrasi : RL : D5 = 2 : 3
- Pemberian antibiotik : amoksan 3x1 g intravena
- Metronodazole 3x500grm
- Pemasangan dauer cateter
Tangga
l
9/5/12

Planning
Subyektif

Nyeri di
tempat
jahitan
Belum flatus

Obyektif

T:135/80
mmHg

Assessment

Diagno
sis

Post Sectio
Cesar

Puasa
Injeksi amoxisilin 3x1
vit C 3x1
inj metronidazole 3x 500
injeksi ketopain 3x1
infuse RL : D5 = 2:3

Post Sectio
Cesar

Injeksi amoxisilin 3x1


vit C 3x1
inj metronidazole 3x 500
injeksi ketopain 3x1
infuse RL 20 tpm

Post Sectio
Cesar

Injeksi amoxisilin 3x1


vit C 3x1
inj metronidazole 3x 500
injeksi ketopain 3x1
infuse RL 20 tpm

Post Sectio
Cesar

oral amoxisilin 3x1


oral metronidazole 3x
500
Pasien Pulang

S: 37,0oC
N: 112x/mnt
Hb: 10, 5

10/5/12 Nyeri di
tempat
jahitan
Sudah flatus
Belum BAB

T:117/80 mmHg

11/5/12 nyeri tempat


jahitan
belum BAB

T:116/73 mmHg

S: 36,3oC
N: 71x/mnt

S: 36,2oC
N: 85x/mnt

12/5/12 nyeri sudah


berkurang

T:118/80 mmHg
S: 36,2oC
N: 80x/mnt

Terapi

2. Tindakan
Secsio cesaria (teknik LSCS)
Laporan Operasi Secsio Cesaria :
1. Anastesi teknik SAB, disinfeksi pada dinding perut dan lapangan operasi dan
dipersempit
dengan kain suci hama.
2. Pada dinding perut dilakukan skin scratches.
3. Membuka dinding perut lapis demi lapis :
- Insisi kulit perut dan sub kutis secara pfanenstrels
- Sayatan kecil pada fasia m. Recti abdommis (lamina ant) dan
dengan bantuan pinset anatomis lalu fascia digunting kebawah dan
keatas.
- M. Recti abdommis di kuakkan secara tumpul ke lateral sehingga
peritoneum bebas.
- Peritoneum parietalis dijepit dengan pinset anatomis, diangkat,
digunting keatas dan bawah, pinggir pinggirnya di klem
(peritoneal klem)
- Buikspreder dan blass haak dipasang.
4. Membuka Uterus.
- Blass peritoneum diangkat dengan pinset, digunting tangan kiri,
dipisahkan, diklem.
- Insisi segmen bawah rahim melintang (transversal) 10 cm
berbentuk konkaf sampai endometrium. Endometrium ditembus
secara tumpul dengan jari.
5. Mengeluarkan janin plasenta dan selaput ketuban
- Janin ditarik keluar menurut presentasinya seperti menolong
kelahiran biasa.
- Plasenta dan selaput ketuban dilahirkan secara manual.
6. Menutup luka uterus dengan jahitan one layer dengan benang vicryl secara

jelujur feston.
7. Menutup luka dinding perut.
Luka dinding perut dijahit lapis demi lapis.
- Peritonium parietalis dijahit secara jelujur dengan benang vicryl.
- Otot dibiarkan tidak dijahit
- Fascia m.recti abdominis dijahit secara jelujur feston dengan
benang vicryl.
- Subcutis dijahit secara jelujur dengan benang vicryl.
- Kutis dijahit secara jelujur dengan catgut plain.
8. Anestesi / narkose selesai
9. Operasi selesai

BAB III
9

TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Partus kasep adalah fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami
kemacetan dan berlangsung lama lebih dari 18 jam, sehingga timbul komplikasi
pada ibu maupun anak.
II. Patofisiologi
Penyebab kemacetan dapat karena :
1. Faktor Panggul : kesempitan panggul
2. Faktor anak : kelainan letak
3. Faktor tenaga : hipotenia
4. Faktor penolong : pimpinan yang salah

1. Faktor panggul

Kesempitan pada pintu atas panggul pintu atas panggul dianggap sempit
apabila conjugata vera kurang dari 10cm atau diameter transversa kurang dari
12 cm. oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa
kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini Serviks uteri
kurang mengalami tekanan kepala. Apabila pada panggul sempit pintu atas
panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah
pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli.

Kesempitan pintu panggul tengah ukuran terpenting adalah distansia


interspinarum kurang dari 9.5 cm perlu kita waspada terhadap kemungkinan
kesukaran pada persalinan, apabila diameter sagitalis posterior pendek pula.

Kesempitan pintu bawah panggul bila diameter transversa dan diameter


sagitalis posterior kurang dari 15 cm, maka sudut arkus pubis mengecil pula
( < 80 o ) sehingga timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.

2. Faktor Anak
10

Letak : Defleksi
Presentasi Puncak Kepala
Presentasi Muka
Presentasi Dahi
Posisi Oksiput Posterior Persisten
Kadang kadang ubun ubun kecil tidak berputar ke depan, tetapi tetap berada di
belakang

Letak belakang kepala ubun ubun kecil melintang karena kelemahan his
dan kepala janin bundar. Letak tulang ubun ubun :

1. Positio occiput pubica (anterior)


Oksiput berada dekat simfisis
2. Positio occiput sacralis (posterior)
Oksiput berada dekat sakrum.

Letak sungsang

Letak Lintang

3. Kelainan tenaga
Inersia uteri adalah his yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat dan lebih jarang
dibandingkan dengan his yang normal.
1) Inersia Uteri Primer
Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.
2) Sinersia Uteri Sekunder
Kelemahan his yang timbul stelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu
yang lama. Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam
dihitung dari awal pembukaan sampai lahirnya anak.
III. Gejala Klinis
1. Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, nadi cepat, pernapasan cepat, dehidrasi,
meteorismus, his lemah atau hilang. Di daerah lokal sering dijumpai : edema
vulva,edema serviks,cairan ketuban berbau,terdapat mekonium.
2. Pada Janin

11

Denyut jantung janin cepat / tidak teratur bahkan negatif, air ketuban terdapat
mekonium, kental kehijau-hijauan,berbau. Kaput suksedaneum yang besar
Moulage kepala yang hebat, kematian janin dalam kandungan (IUFD)
IV. DIAGNOSIS
1. Keadaan umum ibu :

Dehidrasi

Febris

Meteorismus

Syok

Anemia

Oliguria

2. Palpasi

His lemah atau hilang

Gerak janin tidak ada

Janin mudah diraba

3. Auskultasi
Denyut jantung janin :

Takikardi/bradikardi

Ireguler

Negatif

4. Pemeriksaan Dalam

Keluar air ketuban yang keruh dan berbau campuran mekonium.

Bagian terendah anak sukar digerakkan bila rahim belum robek,

tetapi mudah didorong bila rahim sudah robek, disertai keluarnya


darah.

Suhu rektal > 37,6C

V. KOMPLIKASI
1. Ibu

Infeksi sampai sepsis


12

Dehidrasi,Syok,Kegagalan fungsi organ-organ

Robekan jalan lahir

Robekan pada buli-buli,vagina,uterus dan rektum.

2. Anak

Gawat janin dalam rahim sampai meninggal

Lahir dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak menetap

Trauma persalinan

Patah tulang,dada,lengan,kaki,kepala karena pertolongan persalinan


dengan tindakan.

VI. PENATALAKSANAAN
1. Perbaiki keadaan umum ibu :

Rehidrasi : Dekstroset 5 10 %, 500 cc dalam 1 2 jam pertama,


selanjutnya tergantung

produksi urine

Pemberian Antibiotik : * Penisilin Prokain 1 juta IU Intramuscular : *


Streptomisin : 1 gr Intramuscular

Obsrvasi 1 jam, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera


bertindak

2. Mengakhiri Persalinan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep Manual
Aid. Pada letak sungsang, Embriotomi bila janin meninggal & Seksio
Sesarea

13

BAB IV
KESIMPULAN
1. Partus kasep adalah fase akhir dari suatu persalinan yang mengalami
kemacetan dan berlangsung lama lebih dari 24 jam sehingga timbul komplikasi
pada ibu dan anak.
2. Pasien ini adalah primigravida, menikah selama 1 tahun
3. Pada ibu ditemukan gejala klinis berupa partus lama.
4. Pada janin didapatkan fetal dystress, ketuban kehijauan kental dan
bercampur mekonium.
5. Diagnosa akhir primigravida, aterm, inpartu kala II dengan partus
kasep,diagnosa anak tunggal, hidup dengan fetal distres +
6. Terminasi kehamilan dengan seksio cesarea.

14

DAFTAR PUSTAKA
1. Sumampouw, H. Dkk. Partus Kasep. PEDOMAN DIAGNOSIS DAN TERAPI
LAB / UPF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOETOMO SURABAYA. 1994. Hal. 55
58.
2. Mochtar, R. Partus Lama dan Partus Terlantar. SINOPSIS OBSTETRI Jilid I.
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal . 384 386 3.
Mansjoer, A. dkk. Distosia. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius Jakarta. 2001. hal .
303 309.
4. Martohoesodo, S. dkk. Patologi Persalinan dan Penanganannya. ILMU
KEBIDANAN. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. 2002. Hal.
587 637
5. Mochtar, R. Distosia karena kelainan jalan lahir. SINOPSIS OBSTETRI Jilid I.
Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal. 323 - 325
6. Sastrawinata,S.R. Dystocia. OBSTETRI PATOLOGI. Bagian Obstetri &
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. ELSTAR
OFFSET. Bandung. 1981. Hal. 154 205.
7. Mochtar, R. Distosia karena kelainan janin. SINOPSIS OBSTETRI Jilid I. Edisi
2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998. Hal. 339 - 372

15

Anda mungkin juga menyukai