Kapasitas Pernapasan Maksimal (Maximal Breath Capacity) ditentukan dengan cara mengukur volume
hiperventilasi maksimal dalam 1 menit
(amplitudo x frekuensi 12 x 5). Untuk menetapkan KPM normal seseorang dapat kita gunakan
rumus:Sex
Formulae
Reference
Females
Baldwin
KPM, sama seperti KV dapat dinyatakan dalam liter secara mutlak, akan tetapi dapat juga dinyatakan
secara relative dalam % dari predicted MBCnya
Perhitungan Tambahan
MMEF (Mid-maximal Expiratory Flow) atau MEF (Mid-Expiratory Flow) merupakan nilai rata-rata
dari FEF di antara 25% dan 75% ekspirasi FVC, dalam satuan liter/detik. Nilai ini merupakan rata-rata
bagian pertengahan dari kurva ekspirasi. Menurut beberapa ahli, merupakan pengukuran yang lebih
sensitif untuk mendeteksi obstruksi saluran napas kecil
PEFR (Peak Expiratory Flow Rate) merupakan aliran udara tertinggi selama ekspirasi tunggal yang
kuat
Vext % (Extrapolate Volume) merupakan banyaknya volume udara yang tidak terukur, yang
disebabkan keragu-raguan saat memulai ekspirasi tunggal yang kuat. Jika nilai ini melebihi 5% dari nilai
FVC, effort tersebut dianggap tidak valid. Vext% diekspresikan dalam satuan persen terhadap nilai FVC
ke dalam paru akan mengalami pertukaran gas. Sebagian udara ini tertinggal di dalam saluran jalan
napas, mulai dari hidung/mulut sampai bronkiolus terminalis, dan tidak terlibat dalam proses
pertukaran gas. Besarnya sekitar 150 ml (bergantung tinggi badan dan posisi tubuh). Dengan demikian,
pada orang dewasa, hanya 350 ml dari 500 ml udara inspirasi yang mengalami pertukaran gas.
Sebaliknya, pada waktu ekspirasi, 150 ml udara ekspirasi pertama berasal dari ruang rugi dan 350 ml
terakhir merupakan udara yang keluar dari alveoli.
Karena jumlah udara atmosfer yang mencapai alveolus dan benar-benar tersedia untuk pertukaran gas
lebih penting daripada jumlah total udara yang masuk-keluar, maka ventilasi alveolus, yaitu volume
udara yang dipertukarkan antara alveolus dan atmosfer per menit, lebih penting daripada ventilasi paru.
Rumusnya adalah:
Ventilasi alveolus = (volume tidal volume ruang rugi) x frekuensi pernapasan
Namun, ternyata tidak semua udara yang mencapai alveoli mengalami pertukaran gas karena perfusi ke
daerah alveoli tersebut tidak adekuat. Udara yang terdapat dalam alveol ini dinyatakan sebagai ruang
rugi alveoler. Volume udara total dalam saluran pernapasan yang tidak aktif melakukan pertukaran gas,
yaitu jumlah ruang rugi anatomik dan ruang rugi alveolar, disebut ruang rugi fisiologik.
Menentukan kapasitas residu fungsional, volume residu dan kapasitas paru totalMetode pengenceran
(dilusi) Helium. Kapasitas rendah fungsional, yaitu volume udara yang secara normal tetap berada dalam
paru di antara pernapasan, penting untuk fungsi paru. Nilainya berubah nyata pada beberapa jenis
penyakit paru, sebab itu lah maka kita seringkali perlu mengukur kapasitas ini. spirometer tidak dapat
digunakan untuk mengukur langsung kapasitas residu fungsional karena udara dalam volume residu
paru tidak dapat diekspirasi ke dalam spirometer, dan volume ini kira-kira merupakan separuh dari
kapasitas residu fungsional. Untuk mengukur kapasitas residu fungsional, spirometer harus digunakan
secara tidak langsung biasanya dengan menggunakan metode pengenceran helium.3
A. Dasar teori
Spirometry adalah alat yang digunakan untuk mengukur kapasitas udara di paru-paru. Standar dan
acuan yang dipakai adalah nilai normal faal orang indonesia (penumobile project indonesia / PPI 1992).
Pada penyakit-penyakit resriktif, spirometri biasanya memperlihatkan penurunan kapasitas vital dan
kecepatan aliran yang normal, walaupun kadang-kadang kecepatan aliran akan berkurang secara
proporsional terhadap berkurangnya kapasitas vital. FEV1 mungkin berkurang pada kelainan restriktif,
sebaliknya FEV1/VC umumnya normal pada kasus-kasus tersebut.
Spirometri sebelum dan sesudah latihan berguna untuk kepastian diagnosis exercise induced asma
(asma yang terjadi karena aktivitas fisik). Pada penderita-penderita yang menjalani penilaian untuk
kemungkinan penyakit Hypersensitif jalan nafas, spirometri setelah inhalasi obat kholinergik atau bahan
alergen mungkin akan mengarah ke diagnosis spesifik. Beberapa keuntungan pemeriksaan spirometri :
a.
b. spirometri memegang peranan penting dalam pemantauan fungsi paru, namun dimikian harus
diperhatikan :
pemberian aba-aba pemeriksa.
sikap/ posisi ukur.
cara ukur melakukan perintah pemeriksa.
kepatuhan cara ukur sangat penting untuk keberhasilan dari akurasi hasil pengukuran.
adalah volume udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara
maksimum.
b.
adalah volume udara maksimum yang dapat dimasukkan dalam paru-paru dan secara paksa serta cepat
mengeluarkannya semaksimum mungkin.
c.
adalah volume udara yang dikeluarkan pada detik pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada
pernafasan penuh.
Pengukuran kapasitas paru disebut NORMAL, bila :
FVC 70% dan FEV1 80%
Rasio FEV1 / FVC = 75 80%
RESTRUCTIVE
COMBINATION
B.
Tujuan
Mengetahui cara kerja alat untuk mengukuran kapasitas paru dengan Spyrometri
Spirometer
b.
Penjepit hidung
c.
Printer
d.
Daya listrik
e.
Timbangan badan dengan ketelitian 0,1 kg, untuk mengukur berat badan (BB)
f.
Bahan:
a.
b.
Mounpase
D. Cara Kerja
a.
b.
c.
Memasang transduser/saringan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
KETIK : Umur
j.
k.
l.
o. Sebelum dimulai pengukuran, responden latihan bernapas terlebih dahulu, bernapas melalui mulut
sebanyak 3-4 kali, kemudian tarik napas sampai penuh dan hembuskan sekuat tenaga, diulang sebanyak
3 kali
p. Dihidupkan VC = bernapas pelan hingga 3-4 kali bernapas penuh kemudian dihembuskan sekuat
mungkin sampai 3 kali
q.
r.
s.
t.
Printer dihidupkan ( ON )
u.
v.