Anda di halaman 1dari 4

Tanggal Praktikum : 28 Mei 2013

Jam Praktikum
: 08.00-10.30
Dosen Pembimbing : Dr. drh. Aryani S. S., MSc.
Kelompok Praktikum : A1

ENDOKRIN

Kelompok 1
Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Dewi Pratiwi
R. Hidayat
Andi Wijaya
Gerard Yaga
Irene Kosim
Indah Asoka

Nim

Tanda Tangan

B04100066
B04100082
B04100175
B04108012
B04110125
B04110134

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

PENDAHULUAN

A. UJI KEHAMILAN
Tujuan
Uji-uji kehamilan yang dipraktikumkan akan menunjukan bahwa deteksi
kehamilan dapat dilakukan secara dini tanpa membutuhkan pengamatan klinis
anatomis atas pasien.

Dasar Teori
Implantasi adalah peristiwa berkontaknya suatu benda asing pada lapisan
endometrium uterus. Secara normal setiap benda asing yang masuk ke dalam
tubuh akan mendapat perlawanan dari sistem homeostasis tubuh. Tetapi dalam
peristiwa implantasi tidak terjadi penolakan atas blastosis atau implan tersebut. Ini
berarti bahwa untuk memungkinkan terjadinya implantasi, tubuh harus
menyiapkan diri untuk menerima blastosis tadi. Salah satu yang telah diketahui
adalah dihasilkannya satu atau sejumlah hormon yang bekerja pada uterus
menyebabkan uterus ada berada dalam status siap menerima blastosis.
Pada manusia dikenal adanya hormon Human Chrorionic Gonadotropin
(HCG) yang diproduksi pada usia kehamilan masih dini (antara 35 sampai 89 hari
setelah konsepsi). Pada kuda dihasilkan hormon Pregnant Mare Serum
Gonadotropin (PMSG) mulai hari ke-50 sampai ke-100 setelah kopulasi. Karena
kedinian sekresi hormon-hormon ini, identifikasi HCG atau PMSG dijadikan
dasar berbagai uji kehamilan seperti uji Galli Mainini, Gravindex, Prognosticon,
Ascheim Zondek dan sebagainya. Pada hewan, berbagai uji untuk menemukan
PMSG dalam urine kuda betina sebagai indikator kebuntingan juga telah
dilakukan.
Uji Galli Mainini didasarkan kenyataan bahwa pada umumnya wanita
yang baru hamil/usia kehamilan masih dini, bila air seninya disuntikan pada katak
jantan dapat mengekskresikan spermatozoa. Namun mekanisme terjadinya
ekskresi spermatozoa oleh katak tersebut, belum jelas diketahui.
Uji Gravindex dan berbagai uji imunologis lainnya didasarkan pada reaksi
antigen (HCG) dengan anti body terhadap HCG. Kondisi reaksi dibuat sedemikian

rupa agar hasil reaksi dapat terlihat langsung tanpa harus menggunakan alat-alat
tambahan. Biasanya penilaian positif atau negatif berdasarkan terdapat tidaknya
presipitasi sebagai hasil reaksi antigen antibodi itu.

B. UJI GALLI MANINI UNTUK DETEKSI DINI KEHAMILAN PADA


WANITA.
Bahan dan Alat
Hewan percobaan

: Kodok (Bufo melanostictus)

Alat

: - Mikroskop
- Kaca objek dan kaca penutup
- Alat suntik 5 ml dan jarum suntik
- Gelas beker besar dan kawat kasa penutup
- Pipet pasteur atau pipet penetas mata

Bahan

: - Air seni wanita hamil muda (wanita yang terlambat haid


lebih dari 14 hari)
- Air seni dari seorang mahasiswi/wanita yang tidak hamil
- Larutan NaCl fisiologis

Tata Kerja
1. Diperiksa keempat ekor katak jantan tersebut apakah terdapat spermatozoa
di dalam cairan kloakanya atau tidak. Katak tidak boleh dipakai bila
terdapat spermatozoa. Untuk memeriksa ada atau tidaknya spermatozoa
tersebut, di lakukan sebagai berikut:
a. Di masukkan sedikit (lebih kurang 1 ml) larutan NaCl fisiologis ke
dalam kloaka katak dengan pipet pasteur atau pipet penetes mata.
b. Di keluarkan cairan kloaka dengan pipet dan di teteskan pada kaca
objek. Di tutup dengan kaca penutup dan di amati di bawah
mikroskop dengan pembesaran 100x dan 450x.
2. Di suntikan 3 - 5 ml air seni yang akan diperiksa tersebut, ke dalam
kantung limfe katak. Dengan cara ditusukan jarum ke bawah kulit di
daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat pembatas paha-perut.
Masih tetap di bawah kulit disemprotkan air seni itu ke dalam kantong
limfe abdominal.

3. Di masukkan katak ke dalam stoples yang berisi sedikit air dan di tutup
dengan kawat kasa. Di usahakan katak agar tidak keluar. Jika perlu diberi
pemberat di atas kawat kasa tersebut.
4. Setelah 1/2 jam katak di keluarkan dan di periksa kembali cairan
kloakanya. Dengan cara dimasukkan lebih kurang 0,5 ml larutan fisiologis
ke dalam kloaka, lalu di urut perlahan-lahan daerah kloaka tersebut dan
cairan kloakanya di sedot. Di teteskan cairan tersebut ke atas kaca obyek
di tutup dengan kaca penutup dan di amati di bawah mikroskop.
Spermatozoa katak terlihat sebagai suatu benda hidup, bergerak,
mempunyai ekor dan kepalanya berbentuk baji.
5. Hasil pemeriksaan positif bila ditemukan spermatozoa pada cairan kloaka
katak yang dipakai.

Anda mungkin juga menyukai