HUKUM PAJAK
Oleh:
Rahmat Setiawan
(118694011)
Khoirun Nisa
(118694013)
(118694018)
Ulifatul Amalia
(118694027)
Oktiafery Wicaksono
(118694033)
Ahmad Kholid
(118694037)
(118694045)
1. Apakah anak di bawah umur yang telah berpenghasilan harus memiliki NPWP?
Menurut kelompok kami, anak kecil yang telah berpenghasilan tidak perlu
memiliki NPWP sendiri, kewajiban pajaknya sebagai warga negara yang telah
berpenghasilan dapat di laksanakan dengan menggunakan NPWP milik ayahnya. Hal
tersebut di jelaskan dalam pasal 8 UU PPh, bahwa sistem pengenaan pajak berdasarkan
undang undnag menempatkan keluarga sebagai kesatuan ekonomis, yang artinya
penghasilan atau kerugian dari seluruh anggota keluarga tersebut di gabungkan menjadi
satu untuk di lakukan perhitungan pajaknya. Sehingga karena dalam UU PPh
menempatkan keluarga sebagai kesatuan yang ekonomis, maka penghasilan anak yang di
bawah umur di limpahkan ke pada ayahnya, kecuali jika ayahnya berstatus WPLN maka
kewajiban pajaknya di serahkan kepada ibunya.
Selain itu, menurut peraturan formal pembuatan NPWP, anak yang belum berusia
18 tahun meskipun sudah menjadi wajib pajak, anak tersebut belum dapat memiliki
NPWP karena menurut perundang undangan perpajakan Indonesia anak yang berumur
kurang dari 18 tahun di anggap belum dewasa sehingga tidak boleh melakukan perbuatan
hukum yaitu melakukan hak dan kewajiban pajaknya sendiri, sehingga dalam hal ini
kewajiban pajaknya di limpahkan kepada orang tuanya.
2. Apabila terdapat suami istri yang berkerja, masing masing harus memiliki NPWP
ataukah hanya salah satu?
Menurut kelompok kami, apabila di dalam satu keluarga tersebut terdapat suami
dan istri yang masing masing memiliki penghasilan maka, pasangan tersebut hanya
perlu memiliki satu NPWP atau dalam kata lain mengunakan NPWP milik suami.
Karena pada dasarnya dalam pemungutan pajak, satu keluarga adalah satu kesatuan
ekonomis, yang berarti bahwa penghasilan ataupun kerugian keluarga juga nanti akan
digabungkan dengan penghasilan dari kepala keluarga. Seperti yang telah di jelaskan
Pasal 2 ayat (3) PP 74 Tahun 2011 tersebut ditegaskan bahwa, wanita kawin yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif tetapi tidak hidup berpisah atau tidak
melakukan perjanjian pisah harta, maka hak dan kewajiban perpajakannya digabungkan
dengan hak dan kewajiban suaminya. Dengan kata lain, NPWP sang istri ikut NPWP
suaminya.
Namun jika istri dan suami memiliki perjanjian untuk melakukan pisah harta dan
pisah penghasilan dengan suami maka maka suami istri dapat memiliki NPWP-nya
masing masing. Keadaan lain yang dapat mengakibatkan suami istri memiliki NPWP
masing masing adalah jika suami istri tersebut berbeda domisili antara lain di karena
tugas, pekerjaan atau usaha, misalnya suami berdomisili di Jakarta sedangkan istri
berdomisili di Surabaya maka masing masing suami istri tersebut dapat memiliki
NPWP-nya masing masing. Apabila sang istri menghendaki untuk memiliki NPWP
sendiri maka ia dapat memiliki NPWP yang sama dengan suaminya dengan tambahan 3
digit terakhir 001.
3. Apa keuntungan pengusaha Kecil yang memilih menjadi PKP (Pengusaha Kena
Pajak) ?
Pengusaha kena pajak (PKP) adalah orang pribadi atau badan yang dalam
kegiatan usaha menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean yang melakukan
penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang dikenakan pajak berdasarkan
Undang-Undang PPN. Sedangkan Pengusaha kecil yang memiliki omset Rp 20 juta per
tahun dengan laba sekitar Rp 6 juta per tahun yang tidak tergolong Pengusaha Kena
Pajak, akan tetapi ia memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak memiliki
keuntungan yakni jika dikaitkan dengan Pajak Masukan maka pengusaha kecil yang
memilih menjadi PKP tersebut, Pajak Masukan atas pembelian Barang Kena Pajak (BKP)
dapat dikreditkan sehingga tidak menambah unsur harga jual yang dibebankan kepada
pembeli,
Selain itu, pengusaha kena pajak pada dasarnya menghendaki transaksi pembelian
yang hanya dengan wajib pajak lain yang juga mempunyai status sebagai PKP, karena
PKP tersebut menghendaki pajak masukan dari hasil transaksi. Pajak masukan yang
diperoleh pembeli merupakan kredit pajak yang akan diperhitungkan oleh pembeli pada
saat melakukan pembayaran PPn setiap bulannya.
Kemudian keuntungan lainnya yang diperoleh adalah PKP dapat melakukan
transaksi dengan Bendaharawan Pemerintah dikarenakan Bendaharawan Pemerintah
hanya diperbolehkan melakuakan pembelian barang atau jasa yang mempergunakan
APBN atau APBD hanya kepada wajib pajak yang sudah menjadi pengusaha kena pajak.
Kecuali kalau pada daerah tersebut tidak terdapat wajib pajak yang sudah dikukuhkan
sebagai PKP. Bagi Bendaharawan Pemerintah yang mengelola APBN maupun APBD ,
persyaratan wajib pajak yang dapat melakukan transaksi harus sebagai PKP merupakan
keharusan.
Dan keuntungan lainnya adalah, PKP dapat melakukan restitusi PPn. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah wajib pajak yang mempunyai pajak masukan yang lebih besar
dibandingkan pajak keluaran karena pembelinya lebih besar dari penjualannya atau
karena pajak keluarannya tidak terutang atau pajak keluarannya telah dipungut terlebih
dahulu, hanya dapat mengajukan pengembalian PPn apabila wajib pajak tersebut telah
dikukuhkan sebagai PKP.
4. Jelaskan sanksi yang berhubungan dengan NPWP dan pengukuhan PKP secara
sengaja maupun secara percobaan?
SANKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN NPWP
Apabila WP tidak memenuhi kewajiban mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, bila berdasarkan data
yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak ternyata WP memenuhi syarat untuk memperoleh
NPWP atau PKP, maka Direktorat Jenderal Pajak dalam hal ini KPP dapat menerbitkan
NPWP dan Pengukuhan PKP secara Jabatan.
a) Sanksi bagi orang yang sengaja tidak mendaftarkan diri atau meyalahgunakan atau
menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP, sehingga dapat merugikan
pada pendapatan Negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam)
bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling tinggi 4 (empat) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. Pidana tersebut diatas ditambah 1 (satu)
kalimenjadi 2 (dua) kali sanksi pidana, apabila seseorang melakukan lagi tindak
pidana dibidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya
menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
b) Sedangkan sanksi bagi orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak
pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP,
atau menyampaikan SPT dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
b) Faktor Percobaan
Pasal 39 ayat 3 UU KUP:
Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau Pengukuhan PKP,
dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang
dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan
dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan.
Surat Pemberitahuan
Pajak penghasilan pasal 21
dan pasal 26
Pajak penghasilan pasal 22
Pajak penghasilan pasal 23
dan 26
Pajak penghasilan pasal 25
Pajak penghasilan pasal 4
ayat 2
JENIS
eceran
yg
menggunakan
nilai
lain
sebagi
pengenaan
dasar
pajak
Pajak penjualan atas barang
mewah
Surat
pemberitahuan
pemberitahuan
dan
mata
uang
dollar AS.
Surat
pemberitahuan
6.
dengan bukti. pengiriman atau dengan cara lain sebagai mana dengan di atur
dalam peraturan mentri keuangan no 181/PMK.03/2007.
6. setiap PKP yang dengan sengaja tidak menyampikan SPT masa PPN dan
menyampaikan SPT masa PPN ata keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
no
jenis SPT
1 PPh pasal 21/26
2 PPh pasal 22
3 PPh pasal23/26
5 PPN/PPnBM
PPh pasal 21 dan PPN wajib dilaporkan setiap bulan/masa pajak mskipun pada
bulan/masa pajak tersebuttidak dapat pemotongan atau pemungutan
PPh pasal 22,PPh pasal 23/26 dan PPh pasal 4 ayat 2 hanya wajib dilaporkan apabila
pada bulan/masa pajak terdapat pemotongan dan pemungutan.
Sanksi adinistrasinya
Jenis
Denda keterlambatan
penyampaian SPT masa
Bunga keterlambatan
pembayaran pajak(masa dan
tahunan)
sanksi
PPN
PPh
PPh dan PPN
Rp.500.000,Rp.100.000,2%
kterangan
Per SPT
Per SPT
Perbulan darijumlah pajak
trutang
Tarif bisa lebih tinggi apabila penerima penghasilan tidak mempunyai NPWP.