Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

PEMBIAYAAN, PENGUKURAN KINERJA DAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

1.

PEMBIAYAAN SEKTOR PUBLIK


Pemahaman yang memadai secara detail dan objektif atas komponen-komponen
biaya yang diperlukan dalam aktivitas pelayanan publik merupakan hal yang penting
untuk mengetahui apakah suatu pelayanan dilakukan oleh pihak pemerintah ataupun
pihak luar (swasta) lebih menguntungkan atau tidak, berdasarkan kualifikasi, kuantitas,
kualitas, maupun biaya yang diangggarkan. Namun demikian, dalam suatu tender
penyediaan layanan publik baik oleh pemerintah maupun swasta, hal pertama yang perlu
diketahui untuk menilai berapa besar pembiayaan yang diperlukan adalah
mendefinisikan aktivitas atau pelayanan apa beserta kualifikasinya yang hendak
diberikan kepada masyarakat konsumen.
Jika ternyata ada perbedaan dalam hal aktivitas atau pelayanan yang akan
diberikan oleh suatu provider biaya penyediaan tersebut vtentu akan dipengaruhi oleh
perbedaan pelayan beserta kualifikasinya. Dengan demikian, perbandingan yang hanya
berdasarkan kompetisi belaka kurang relevan.

2.

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK, MENGAPA PENTING?


Menurut Robinson (2002:Id, dalam Harun, 2009:73) mengemukakan beberapa
alasan sehingga pengukuran kinerja sektor publik sangat penting sebagai strategi untuk
memperkuat daya kompetensi sektor publik:
a. Sebagai fasilitas pembelajaran untuk perbaikan layanan.
b. Sebagai pembelajaran memperbaiki praktik manajemen
c. Sebagai alat pelaporan akuntabilitas dan transparansi.
d. Sebagai alat ungkap sesuai dengan hukum yang berlaku.
Berdasarkan paparan di atas, pengukuran kinerja sektor publik dapat dinyatakan
dalam dua fungsin utama yang saling terkait: Sumber pembelajaran untuk meningkatkan
efesiensi dan efektifitas layanan serta pendorong akuntabilitas dan transparansi sebagai
bagian dari tuntutan hukum.
Sedangkan Shane (2003 dalam Harun, 2009:74), secara filosofis mengemukakakn tiga
definisi sistem pengukuran kinerja sektor publik yang efektif:
a. Sebagai suatu filosofis tentang konsep belajar berkelanjutan dimana informasi umpan
balik dari laporan kinerja untuk melakukan penyesuaian dalam aktivitas pelayanan
sesuai dengan misi organisasi tersebut.
b. Sebagai suatu proses yang berlanjut bermula dari penetapan tujuan dan
pengembangan strategis dan perencanaan sebagai alat pencapaian tujuan sesuai
dengan misi organsasi.
c. Sebagai suatu struktur dimana strategi, aktivitas dan taktik opersasional dihubungkan
dengan proses umpan balik untuk menyediakan informasi bagi perbaikan program
layanan secara sistematis.
Berkaitan dengan desain Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik, ada sejumlah
pertanyaan yang harus dipertimbangkan secara hati-hati sebagai landasan membangun
hal tersebut (Robinson, 2002:3 dalam Harun, 2009:74-75):
a. Apakah sistem pengukuran kinerja konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
suatu agen sektor publik?
b. Apakah alat ukur tersebut mencerminkan secara akurat kinerja para manajer agen
sektor publik yang sedang dievaluasi?
c. Apakah alat ukur kinerja tersebut berhubungan dengan penganggaran yang ada?

d. Apakah alat ukur kinerja dapat mendorong para manajer sektor publik menyediakan
target atau perencanaan aktivitas yang realistis.
e. Berapa seringkah laporan kinerja tersebut diberikan kepada para manajer sektor
publik?
Secara singkat laporan kinerja sektor publik merupakan alat komunakasi antara
tujuan yang telah dicapai dengan manajer yang bertanggungjawab atas pencapaian tugas
tersebut, mendorong mereka mengambil keputusan yang konsisten dengan sasaran
organisasi serta menjadi alat yang secara tepat mengukur kontribusi prestasi yang dicapai
manajer tertentu terhadap tujuan lembaga sektor publik secara umum.
Suatu indikator kunci dari pelayanan yang disediakan oleh agen sektor publik perlu
memenuhi beberapa kriteria (Harun, 2009:76) sebagai berikut:
a. Relevan
b. Kepatutan
c. Adanya sistem dokumentasi yang sistematis
d. Valid dan terpercaya
Sedangkan Nolan (2001 dalam Harun, 2009:77) menyajikan secara ringkas
kriteria-kriteria yang hendaknya dimiliki oleh suatu indikator kinerja sektor publik dalam
tabel sebagai berikut:
Relevan
Adanya hubungan yang logis dan jelas dengan objek
Dapat dikuantifikasi
Penggunaan angka-angka untuk menjelaskan suatu fenomena
Dapat diverifikasi
Ahli atau auditor dapat menilai secara independen dan objektif
atas suatu indikator tetentu
Akuntabilitas
Adanya orang atau kelompok yang memegang tanggungjawab
atas kinerja yang tercapai
Dapat ditindaklanjuti
Data selalui direview dan tindakan perbaikan senantiasa dapat
dilakukan saat dibutuhkan.
Terkait dengan sistem Kinerja yang baik seharusnya dihargai dan menjadi alat
pengakuan
koreksi jika terjadi sebaliknya.
3.

TANTANGAN DALAM PERENCANAAN KINERJA DAN PEMBELANJAAN


PUBLIK
Menurut Bank Dunia (2004, dalam Harun, 2009:77) terdapat enam tantangan
pada masa yang akan datang dalam membangun perencanaan kinerja publik;
a. Mengembangkan kerangka jangka menengah bagi manajemen pengeluaran, sesuai
dengan stabulitas makro ekonomi, yang biasa mengalokasikan sumber daya menurut
prioritas dan mehyalurkan sumber daya dengan cara yang dapat diperkirakan kepada
instansi-instansi.
b. Memperkuat sistem manajemen yang berorientasi kinerja dan pemberian pelayanan.
c. Memlihara kongtrol pengeluaran, untuk memastikan agar sumber daya digunakan
sesuai dengan ketentuan kebijakan dan batas-batas pengeluaran.
d. Menciptakan struktur pemerintah yang menjamin transparansi dan meminta eksekutif
untuk mempertangungjawabkan kinerjanya.
e. Merumuskan rencana realistis dengan sumber daya yang terbatas untuk membimbing
pengambilan keputusan diseluruh pemerintahan.
f. Pengembangan sistem manajemen bantuan luar negeri yang akan mempertemukan
antara sumber daya dari luar dengan prioritas pembangunan pemerintah dan
emmfasilitasi manajemen pengeluaran yang sehat.

4.

CONTOH IMPLEMENTASI AKUNTANSI KINERJA UNTUK PEMERINTAH


DAERAH
Daerah yang berhasil mengembangkan pengukjuran kinerja (PK) adalah Muaro
Jambi, meliputi Pennetuan indikator kinerja dan dasar pembobotan dengan langkah:
a. Capaian kinerja sasaran dibuat skala ordinal (Tabel 9, harun 2009:81)
Skala pengukuran kinerja
Kategori
90 s/d 100
Sangat Berhasil
80<90
Berhasil
70<80
Cukup Berhasil
<70
Kurang Berhasil
b. Berdasarkan penilaian bobot kinerja berdasarkan skala tersebut, maka dibuatlah
rencana kerja sesuai dengan bobotnya masing-masing (Tabel 10. Harun, 2009:81)
No
1
2

...
....
21

Kebijakan
Penataan sistem hukum dan pemberdayaan lembaga masyarakat
Mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang
lebih kokh bagi pembangunan ekonomi melalui pengembangan IPTEK dan
peningkatan daya saing
Membangun iklim investasi yang kondusif, emfasilitasi dan mempermudah akses
pendirian lembaga keuangan bank dan bukan bank untuk penguatan modal
masyarakat, mendirikan pusat informasi bisnis, dan pengembangan mitra usaha
antar pelaku ekonomi
.............................................................
.............................................................
Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil
angka kemagtian dan peningkatan kualitas program keluarga berencana
Jumlah

Bobot
10
10

........
.........
3
100

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja


a. Evaluasi Kinerja (Tabel 11, Harun, 2009:83)
No
1
2

...
....
21

Kebijakan
Penataan sistem hukum dan pemberdayaan lembaga
masyarakat
Mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan
landasan pembangunan yang lebih kokh bagi pembangunan
ekonomi melalui pengembangan IPTEK dan peningkatan
daya saing
Membangun iklim investasi yang kondusif, emfasilitasi dan
mempermudah akses pendirian lembaga keuangan bank dan
bukan bank untuk penguatan modal masyarakat, mendirikan
pusat informasi bisnis, dan pengembangan mitra usaha antar
pelaku ekonomi
.............................................................
.............................................................
Meningkatkan kualitas penduduk melalui pengendalian
kelahiran, memperkecil angka kemagtian dan peningkatan
kualitas program keluarga berencana
Jumlah

b. Analisis Capaian Kinerja


1) Capaian sasaran strategis
2) Capaian Kinerja Mikro
3) Aspek Keuangan

Capaian
97,24

Bobot(%)
10

Nilai
9,72

96,16

10

9,61

96,09

6,61

.......
.......
91,96

.........
...........
3

.....
.....
2,76

100

88,3

Anda mungkin juga menyukai