Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kemajuan dunia pada zaman sekarang ini banyak membuat rakyat rakyat miskin dan
banyak orang yang terjerumus kedalam dunia yang gelap seperti NAPZA dan terkena virus HIV
/ AIDS. Baik dikalangan muda / remaja maupun kalangan kalangan lanjut usia. Yang mana
penyakit HIV / AIDS itu sangat berbahaya bagi mereka sampai sekarang orang orang di bidang
kesehatan belum menemukan obatnya, sebagai jalan untuk penderita penyakit HIV / AIDS
adalah dengan menempuh kematian.
Menurut ilmu kedokteran HIV / AIDS adalah satu satunya penyakit yang amat ditakuti
oleh orang orang yang terjerumus didunia gelap maupun orang orang yang tidak berada
didunia kegelapan. Karena dunia kegelapan tidak menjamin masa depan yang cerah dan tentram.
Dan pada zaman modern sekarang ini penyalahgunaan Narkotika dan penyakit HIV / AIDS telah
menyebar keseluruh pelosok pelosok yang tidak pernah mengenal penyakit HIV / AIDS
sekarang mereka telah mengenal dan memakai obat yang berbahaya dengan mereka pun tidak
tahu apa dampak penyakit HIV / AIDS tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari HIV/AIDS?
2. Apa penyebab terjadinya HIV/AIDS?
3. Apa manifestasi klinis dari penyakit HIV/AIDS?
4. Apa saja tahapan pada penderita HIV/AIDS?
5. Bagaimana pandangan HIV/AIDS menurut etika keperawatan?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya HIV/AIDS
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit HIV/AIDS
4. Untuk mengetahui tahapan pada penderita HIV/AIDS
5. Untuk mengetahui pandangan HIV/AIDS menurut etika keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HIV/AIDS


Acquired

Immunodeficiency

Syndrome atau Acquired

Immune

Deficiency

Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain
yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri
bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun
mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan virusvirus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah,
air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui
hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi,
antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya
dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan
dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga
turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat
orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).

2.2 ETIOLOGI
Penyebab AIDS adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yakni sejenis virus RNA
yang tergolong retrovirus. Dasar utama penyakit infeksi HIV ialah berkurangnya jenis sel darah
putih (Limfosit T helper) yang mengandung marker CD4 (Sel T4). Limfosit T4 mempunyai
pusat dan sel utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi
kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga kelainan-kelainan fungsional pada sel T4 akan
menimbulkan tanda-tanda gangguan respon kekebalan tubuh. Setelah HIV memasuki tubuh
seseorang, HIV dapat diperoleh dari lifosit terutama limfosit T4, monosit, sel glia, makrofag dan
cairan otak penderita AIDS.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang
termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


Adanya HIV dalam tubuh seseorang tidak dapat dilihat dari penampilan luar. Orang yang
terinfeksi tidak akan menunjukan gejala apapun dalam jangka waktu yang relatif lama (7-10
tahun) setelah tertular HIV. Masa ini disebut masa laten. Orang tersebut masih tetap sehat dan
bisa bekerja sebagaimana biasanya walaupun darahnya mengandung HIV. Masa inilah yang
mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat, karena orang terinfeksi secara tidak disadari dapat
menularkan kepada yang lainnya. Dari masa laten kemudian masuk ke keadaan AIDS dengan
gejala sebagai berikut:
Gejala Mayor:
1. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
2. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
3. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan
4. TBC

Gejala Minor:
1. Batuk kronis selama lebih dari 1 bulan
2. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans
3. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
4. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak bercak gatal di seluruh tubuh
5. Candidias orofaringeal
6. Infeksi kulit generalisata

2.4 TAHAPAN PADA PENDERITA HIV/AIDS


Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela

HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah

Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat

Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini

Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu 6 bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:

HIV berkembang biak dalam tubuh

Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat

Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk
antibody terhadap HIV

Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya
(rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

Sistem kekebalan tubuh semakin turun

Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di


seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll

Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS

Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah

Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

2.5 MENURUT ETIKA/HUKUM


AIDS tidak saja menimbulkan dampak pada penatalaksanaan klinis, tetapi juga dampak
sosial, kekhawatiran masyarakat, serta masalah hukum dan etika. Oleh karena sifat virus
penyebab AIDS, yaitu HIV, dapat menular pada orang lain maka muncul ketakutan masyarakat
untuk berhubungan dengan penderita AIDS dan kadang-kadang penderita AIDS sering
diperlakukan tidak adil dan didiskriminasikan. Perilaku diskriminasi ini tidak saja terjadi di
masyarakat yang belum paham AIDS, tetapi juga di masyarakat yang sudah tahu AIDS, juga di
masyarakat yang paham AIDS.
Perawat yang bertanggung jawab dalam merawat klien AIDS akan mengalami berbagai
stres pribadi, termasuk takut tertular atau menularkan pada keluarga dan ledakan emosi bila
merawat klien AIDS fase terminal yang berusia muda dengan gaya hidup yang bertentangan
dengan gaya hidup perawat. Pernyataan profesional bagi perawat yang mempunyai tugas
merawat klien terinfeksi virus HIV, membutuhkan klasifikasi nilai-nilai yang diyakini perawat
tentang hubungan homoseksual dan penggunaan/penyalahgunaan obat (Phipps, Long, 1991).
Perawat sangat berperan dalam perawatan klien, sepanjang infeksi HIV masih ada dengan
berbagai komplikasi sampai kematian tiba. Perawat terlibat dalam pembuatan keputusan tentang
tindakan atau terapi yang dapat dihentikan dan tetap menghargai martabat manusia; pada saat
tidak ada terapi medis lagi yang dapat diberikan kepada klien, seperti mengidentifikasi nilainilai, menggali makna hidup klien, memberikan rasa. nyaman, memberi dukungan manusiawi,
dan membantu meninggal dunia dalam keadaan tenteram dan damai (Phipps, Long, 1991).

2.6 MENURUT KELOMPOK


AIDS adalah penyakit yang mematikan namun dapat dicegah apabila kita sangat berhati hati
dalam hal kontak / pergantian cairan tubuh. Namun kita sebagai perawat harus mempunyai sifat
profesional dalam menangani ODHA, yaitu meperlakukan ODHA seperti layaknya pasien non
ODHA karena ODHA juga termasuk bagian dari manusia yang mempunyai hak untuk hidup
normal dan bahagia.

2.7 CONTOH KASUS


Tn. P adalah seorang sopir bus antar provinsi. Ia telah bekerja selama 20 tahun sebagai
seorang sopir. Akhir-akhir ini Tn. P sering demam, diare, dan menderita sariawan yang tidak
sembuh-sembuh sudah hampir 2 bulan, berat badan turun lebih dari 5 Kg. Tn P tidak
menganggap serius penyakitnya sehingga dia hanya berusaha minum obat warung dan belum
sembuh juga akhirnya keluarganya membawa Tn. P ke RSUP S. Tn. P meminta kepada Ners
Ratna untuk segera memberitahu hasil pemeriksaannya. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
Tn. P positif menderita HIV. Ners Ratna yang merawat Tn.P kebetulan sudah bekerja selama 10
tahun di bangsal B20 ini. Keluarga meminta Ners Ratna untuk tidak memberitahukan mengenai
penyakit ini kepada pasien ataupun kepada para pembesuknya. Keluarga takut kalau pasien di
beritahu keluarga takut Tn.P akan frustasi, tidak bisa menerima kondisinya, dan akan dikucilkan
oleh masyarakat. Ners Ratna mengalami dilema etik dimana di satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun di sisi lain Ners Ratna harus memberitahukan kondisi yang dialami
oleh Tn. P.

Analisis :
AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip. Orang
yang menderita AIDS (ODHA) biasanya dikucilkan, padahal semua penyakit adalah sama, hanya
berbeda gejala. Dan sebagai perawat yang menangani kasus ini haruslah bertindak profesional
sesuai etika yaitu merahasiakan riwayat penyakit pasien agar pasien tidak merasa malu. Serta
selalu memberi dukungan kepada ODHA agar penyakitnya cepat sembuh. Jika dilihat dari
pengalaman Ns. Ratna masa lalu dimana pasien mengalami dampak psikologis yang berat.
Sehingga perawat berniat untuk membicarakan hal ini pada keluarga untuk menindak lanjuti
dengan pendekatan informasi seperti apa yang harus diberikan pada Tn. P supaya Tn. P tidak
terlalu merasa kaget dan rendah diri sehingga pasien dapat membantu dalam proses
penyembuhannya. Kemungkinan lain yang terjadi. Perawat mencoba meminta kepada keluarga
pasien untuk tetap memberikan informasi kepada Tn. P karena hal ini akan berdampak pada
proses penyembuhan dan dampak psikologisnya. Bila keluarga pasien tetap tidak setuju dan tetap
nekat dengan keputusannya maka perawat sebaiknya:
Tetap berusaha menerangkan kepada keluarga tentang dampak dan resiko apabila pasien
tidak mengetahui kondisi kesehatannya
Perawat membuat perjanjian dengan keluarga bahwa dampak yang akan ditimbulkan dari
keputusan tersebut diluar tanggung jawab perawat
Perawat melakukan pendekatan dari hati ke hati . Hal ini dapat melunakkan hati keluarga
pasien supaya tidak ada masalah perampasan hak pasien. Tindakan ini dilakukan dengan harapan
dapat mencegah masalah tidak terjadi lagi. Perawat perlu menghubungi tim etik RS.

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh

manusia yang disebabkan oleh HIV. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang
sangat berbahaya sampai sekarang pengobatan pada penyakit ini belum ada.
HIV/AIDS dapat ditularkan baik secara langsung melalui kontak seksual maupun melalui
darah. Orang yang sudah terinfeksi akan beresiko untuk menularkan penyakit tersebut kepada
orang lain apabila tidak ada upaya pencegahan.

B.

SARAN
Mengingat bahwa AIDS merupakan penyakit menular seksual yang berbahaya dan belum ada

pengobatannya agar kita terus melakukan tindakan-tindakan pengobatan seperti yang telah
disebutkan dan sebagai perawat tentu sebaiknya memberikan Askep dengan baik sehingga dapat
mengatasi masalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai