Praktikum Distilasi Batch dimaksudkan untuk memisahkan campuran etanol-air
dengan cara distilasi batch yang dilakukan pada kolom packing dengan sistem refluks. Lebih jauh, sasaran yang diinginkan adalah untuk mengkaji pengaruh perbandingan refluks terhadap komposisi etanol yang terdapat dalam distilat selama waktu operasi lima menit. Distilasi merupakan metode operasi pemisahan suatu campuran homogen berdasarkan perbedaan titik didih atau perbedaan tekanan uap murni. Sistem refluks dimaksudkan untuk memberi kesempatan sebagian cairan hasil kondensasi uap yang keluar dari puncak kolom agar dapat mengadakan kontak ulang kembali dengan fasa uapnya di sepanjang kolom Percobaan ini dilakukan dalam keadaan tetap: jenis dan ukuran packing, tinggi tumpukkan packing 5 cm, diameter kolom 4 cm, komposisi etanol dalam larutan umpan 30%, volume larutan umpan 500 ml, dan waktu operasi 5 menit. Perbandingan refluks yang digunakan, yaitu 0,4; 0,8; 1,2; 1,6; 2,0; 2,4. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil terhadap kadar etanol dalam distilat berdasarkan densitasnya. Dari hasil percobaan ini didapatkan bahwa semakin tinggi perbandingan refluks, maka kadar etanol dalam distilat juga semakin tinggi. Pada setiap kenaikan harga perbandingan refluks (R), komposisi etanol dalam distilat lebih besar daripada komposisi etanol masuk kolom. Pada setiap kenaikan harga perbandingan refluks (R), komposisi etanol dalam distilat kurang dari komposisi azeotrop campuran etanol-air. Terjadi penyebaran yang cukup luas antara komposisi etanol dalam umpan dan distilat. Kesimpulan pada percobaan ini adalah larutan etanol-air dapat dipisahkan secara distilasi batch dengan sistem refluks. Perbandingan refluks meningkatkan kadar etanol dalam distilat, sehingga sistem refluks dapat meningkatkan efisiensi pemisahan larutan etanol-air. Saran pada percobaan ini, yaitu praktikan sebaiknya telah atau sedang mengambil mata kuliah Unit Operasi IV.