b. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah untuk penyediaan infrastruktur; dan
b. wajib memelihara objek Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dan barang hasil Kerja
Sama Penyediaan Infrastruktur; dan
perseroan terbatas;
b.
c.
d.
koperasi.
b.
c.
pihak lain yang ditunjuk sebagai PJPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang kerjasama pemerintah dalam penyediaan infrastruktur.
Penanggung Jawab Pemanfaatan Barang Milik Daerah adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka
penyediaan infrastruktur dalam bentuk Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.
Penanggung
Jawab
Pemanfaatan
Barang
Milik
Daerah
(ditetapkan
oleh
b.
menerima Barang Milik Daerah yang menjadi objek Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur dari Gubernur/Bupati/Walikota atau Pengguna Barang
c.
menerima Barang Milik Daerah yang menjadi objek Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur dari Pengelola Barang/Pengguna Barang
d.
Infrastruktur kepada mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dengan Berita Acara
Serah Terima;
e.
f.
Pengelola Barang/Pengguna Barang, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada
Pengguna Barang
g.
h.
menetapkan sanksi dan denda yang timbul dalam pelaksanaan Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur;
i.
menerima Barang Milik Daerah yang berada pada Pengguna Barang yang menjadi
objek dan hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dari mitra Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur di akhir jangka waktu Pemanfaatan atau waktu lain sesuai perjanjian;
j.
menyerahkan Barang Milik Daerah yang menjadi objek dan hasil Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur setelah berakhirnya Pemanfaatan kepada:
1.
2.
Pengelola Barang, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada Pengguna Barang;
dan
3.
Kerja
Sama
Penyediaan Infrastruktur
Sewa;
b.
c.
Barang
Milik
Daerah
berupa
tanah
dan/atau
bangunan
pada
Pengelola
Barang/Pengguna Barang;
b.
Barang Milik Daerah atas sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan
oleh Pengguna Barang; atau
c.
Jangka Waktu
Jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun
dan dapat diperpanjang.
Jangka waktu Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur yang dilakukan dalam bentuk Sewa dan perpanjangannya ditetapkan oleh:
a.
b.
Pengguna Barang, setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang, untuk Barang
Milik Daerah yang berada pada Pengguna Barang.
Jangka waktu Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur yang dilakukan dalam bentuk Kerja Sama Pemanfaatan dan perpanjangannya
ditetapkan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota.
Jangka waktu Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur yang dilakukan dalam bentuk Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dan
perpanjangannya ditetapkan oleh Gubernur/ Bupati/Walikota.
Jangka waktu Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur dan perpanjangan dituangkan dalam perjanjian pemanfaatan Barang Milik
Daerah.
Perpanjangan jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur hanya dapat
dilakukan apabila terjadi government force majeure, seperti dampak kebijakan pemerintah
yang disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi, politik, sosial, dan keamanan.
Penetapan jangka waktu dan perpanjangannya dilakukan dengan mempertimbangkan:
a.
b.
d.
b.
yang wajib
Besaran Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktur ditetapkan
oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
Besaran Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktur ditetapkan
melalui surat persetujuan Sewa dari Gubernur/ Bupati/Walikota.
Besaran Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktu dihitung
dengan menggunakan formula tarif Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur, dan dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari masing-masing jenis
infrastruktur.
Gubernur/Bupati/Walikota menugaskan Penilai untuk melakukan Penilaian objek Sewa
guna memperoleh nilai wajar Barang Milik Daerah yang akan disewakan sebagai bahan
perhitungan dalam formula tarif Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan
infrastruktur.
Faktor penyesuai Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktur
ditetapkan 100% (seratus persen).
Dalam hal besaran sewa mempertimbangkan nilai keekonomian, besaran faktor
penyesuai ditetapkan sesuai Tabel sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pertimbangan nilai keekonomian sebagaimana dimaksud di atas antara lain:
a.
b.
penerimaan negara yang harus disetorkan selama jangka waktu Kerja Sama
Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktur; dan
b.
Penerimaan negara (Penerimaan Lain-Lain PAD yang sah yang wajib disetorkan ke
rekening Kas Umum Daerah) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a.
b.
pembagian keuntungan.
Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan atas Kerja Sama Pemanfaatan Barang
Milik Daerah untuk penyediaan infrastruktur dengan mitra berbentuk Badan Usaha Milik
Negara/Daerah dapat memperhitungkan faktor penyesuai.
Hasil Pemanfaatan Kerja Sama Penyediaan Infastruktur Dalam Rangka Penyediaan
Infrastruktur
Hasil dari Kerja Sama Penyediaan Infastruktur Barang Milik Daerah dalam rangka
penyediaan infrastruktur terdiri atas:
a. barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infastruktur berupa infrastruktur beserta
fasilitasnya yang dibangun oleh mitra Kerja Sama Penyediaan Infastruktur; dan
b. pembagian atas kelebihan keuntungan (merupakan Penerimaan Lain-lain PAD yang
sah yang harus disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah) yang diperoleh dari yang
ditentukan pada saat perjanjian dimulai (clawback)
Besaran
pembagian
kelebihan
keuntungan
(clawback)
ditetapkan
oleh
Gubernur/Bupati/ Walikota.
Penetapan besaran pembagian kelebihan keuntunga (clawback) dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil kajian dari tim Kerja Sama Penyediaan Infrastrutur yang dibentuk
oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
Perhitungan
pembagian
kelebihan
keuntungan
(clawback)
dilakukan
dengan
mempertimbangkan:
a.
b.
c.
d.
dukungan dan jaminan Pemerintah atas Proyek Kerja Sama; dan karakteristik
infrastruktur
Infrastruktur
Infrastruktur yang menjadi hasil kegiatan Pemanfaatan aerah Barang Milik Daerah
dalam rangka penyediaan infrastruktur berupa:
a. Bangunan Konstruksi infrastruktur beserta sarana dan prasarana.
b. pengembangan infrastruktur berupa penambahan dan/atau peningkatan terhadap
kapasitas, kuantitas dan/atau kualitas infrastruktur; dan/atau
c. hasil penyediaan infrastruktur berupa penambahan dan/atau peningkatan terhadap
kapasitas, kuantitas dan/atau kualitas infrastruktur lainnya.
Infrastruktur yang menjadi hasil kegiatan Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam
rangka penyediaan infrastruktur diserahkan oleh mitra Pemanfaatan Barang Milik Daerah
dalam rangka penyediaan infrastruktur sesuai perjanjian atau pada saat berakhirnya
perjanjian.
Penyerahan Dilakukan oleh mitra Pemanfaatan Barang Milik Daerah dalam rangka
penyediaan infrastruktur kepada:
a.
b.
Pengelola Barang, untuk Sewa dan Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik
Daerah yang berada pada Pengguna Barang;
c.
Pengelola Barang, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada Pengelola
Barang;
b.
Pengguna Barang, untuk Barang Milik Daerah yang berada pada Pengguna
Barang.
2.
b.
3.
bandar udara;
4.
5.
terminal;
6.
7.
d.
e.
f.
g.
2.
waduk/bendungan
2.
jaringan transmisi;
3.
4.
2.
3.
jaringan utama;
2.
infrastruktur e-government;
2.
3.
4.
h.
i.
j.
1.
instalasi pengolahan;
2.
penyimpanan;
3.
pengangkutan;
4.
transmisi; dan/atau/atau
5.
distribusi; dan/atau
b.
c.
d.
e.
f.
2.
bandar udara;
3.
terminal; dan/atau
4.
2.
3.
jembatan tol;
2.
2. waduk/bendungan
2.
jaringan transmisi;
3.
4.
2.
3.
jaringan utama
g.
h.
i.
2.
3.
4.
permohonan;
b.
penelitian administrasi;
c.
Penilaian;
d.
e.
persetujuan;
f.
g.
penandatanganan perjanjian;
h.
pelaksanaan;
i.
j.
k.
pengakhiran
Calon penyewa mengajukan permohonan Sewa Barang Milik Daerah yang berada
pada Pengelola Barang dalam rangka penyediaan infrastruktur kepada Pengelola Barang,
disertai dengan:
a.
2.
3.
4.
5.
10
b.
data penyewa;
c.
d.
1.
2.
3.
Besaran Sewa yang dicantumkan dalam surat persetujuan Sewa Barang Milik Daerah
merupakan nilai hasil perhitungan berdasarkan formula tarif Sewa
Pembayaran uang Sewa Barang Milik Daerah dalam rangka penyediaan infrastruktur
dapat dilakukan secara:
a.
sekaligus (penyewa harus membayar uang Sewa secara sekaligus dengan cara
menyetorkan ke rekening Kas Umum Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja
sebelum perjanjian ditandatangani) ; atau
b.
b.
11
permohonan;
b.
penelitian administrasi;
c.
d.
e.
pemilihan mitra;
f.
penerbitan keputusan;
g.
h.
penandatanganan perjanjian;
i.
pelaksanaan;
j.
k.
l.
pengakhiran.
Permohonan Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang berada pada
2.
3.
4.
b. data Barang Milik Daerah yang diajukan untuk dilakukan Kerja Sama Pemanfaatan;
c. data pemohon; dan
d. kelengkapan dokumen berupa:
1. proposal/studi kelayakan (feasibilitstudy) proyek penyediaan infrastruktur; dan
12
penyerahan Barang Milik Daerah dari Pengelola Barang kepada Penanggung Jawab
Pemanfaatan Barang Milik Daerah;
g. pemilihan mitra;
h. penandatanganan perjanjian;
i.
pelaksanaan;
j.
pengakhiran
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Daerah yang berada pada
Pengelola Barang dapat dilakukan berdasarkan permohonan dari PJPK selaku Penanggung
Jawab Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang disampaikan secara tertuls pada
Gubernur/Bupati/Walikota.
Permohonan sebagaimana dimaksud di atas sekurangkurangnya memuat:
a.
2.
3.
Barang Milik Daerah yang diajukan untuk dilakukan Kerja Sama Penyediaan
Istuktur, antara lain jenis, nilai, dan kuantitas Barang Milik Daerah;
b.
4.
5.
6.
proposal pra kelayakan studi (pra feasibility study Proyek Kerja Sama;
2.
13
4.
asli surat rekomendasi kelayakan Proyek Kerja Sama dari SKPD yang
membidangi perencanaan pembangunan daerah.
permohonan;
b.
penelitian administrasi;
c.
Penilaian;
d.
e.
persetujuan;
f.
penerbitan keputusan;
g.
h.
penandatanganan perjanjian;
i.
pelaksanaan;
j.
k.
l.
pengakhiran.
Pengguna Barang mengajukan permohonan Sewa Barang Milik Daerah yan berada
pada Pengguna Barang dalam rangka penyediaa infrastruktur kepada Pengelola Barang
disertai dengan:
a.
data Barang Milik Daerah yang diajukan untuk dilakukan Sewa, antara
lain:
1.
14
3.
4.
data dan dokumen terkait Barang Milik Daerah, seperti Kart Identitas
Barang (KIB), buku barang, dan/atau fotokopi dokumen/bukti kepemilikan;
c.
permohonan;
b.
penelitian administrasi;
c.
d.
e.
persetujuan;
f.
pemilihan mitra;
g.
penerbitan keputusan;
h.
i.
penandatanganan perjanjian;
j.
pelaksanaan;
k.
l.
m.
15
permohonan;
b.
penelitian administrasi;
c.
d.
e.
persetujuan;
f.
g.
h.
penerbitan keputusan;
i.
pemilihan mitra;
j.
penandatanganan perjanjian;
k.
pelaksanaan;
l.
m.
n.
pengakhiran.
16
b.
c.
d.
17
b.
c.
d.
Sanksi
Denda
Dalam hal mitra Kerja Sama Pemanfaatan terlambat melakukan pembayaran atau
melakukan pembayaran namun tidak sesuai dengan ketentuan atas kontribusi tetap
dan/atau pembagian keuntungan Kerja Sama Pemanfaatan pada waktu yang telah
ditentukan sebagaimana perjanjian, mitra Kerja Sama Pemanfaatan wajib membayar denda
paling sedikit 3% (tiga persen) per bulan dari jumlah kewajiban yang masih harus
dibayarkan oleh mitra Kerja Sama Pemanfaatan.
Dalam hal mitra Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna terlambat melakukan
pembayaran atau melakukan pembayaran namun tidak sesuai dengan ketentuan atas
kontribusi tahunan pada waktu yang telah ditentukan sebagaimana perjanjian, mitra Bangun
Guna Serah/Bangun Serah Guna dikenakan denda paling sedikit sebesar 3% per bulan dari
jumlah kewajiban yang masih harus dibayarkan oleh mitra Kerja Sama Pemanfaatan.
Jangka waktu keterlambatan dihitung secara bulat dalam periode bulan.
Pembayaran denda dilakukan melalui penyetoran ke Rekening Kas Umum Daerah.
Sanksi Administratif
Mitra dikenakan sanksi administratif berupa surat teguran dalam hal:
a. belum melakukan perbaikan dan/atau penggantian pada saat berakhirnya
Pemanfaatan;
b. belum menyerahkan Barang Milik Daerah objek Pemanfaatan dan/atau atau hasil
Pemanfaatan pada saat berakhirnya Pemanfaatan.
18
sebesar 2% (dua persen) per hari dari nilai perbaikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 249;
b.
sebesar 2% (dua persen) per hari dari nilai penggantian dimaksud dalam Pasal
148; dan/atau
c.
sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari tarif sewa sesuai ketentuan yang
berlaku yang dihitung dengan menggunakan periode sewa harian sesuai
keterlambatan penyerahan Barang Milik Daerah.
Catatan:
Sewa KSPI dengan KSPI berbeda, sebab
19