Eclampsia
Eclampsia
TINJAUAN PUSTAKA
Gangguan hipertensi merupakan komplikasi medis yang paling umum
yang dapat terjadi pada kehamilan, mempengaruhi sekitar 5% sampai 10% dari
seluruh kehamilan. Gangguan ini bertanggung jawab terhadap sekitar 16%
kematian ibu akibat hipertensi dalam kehamilan, dan 30 40% dari kematian
perinatal di Indonesia. Tingginya angka kematian yang disebabkan hipertensi
dalam kehamilan merupakan masalah di bidang obstetri. Menurut data kesehatan
indonesia 2007 angka kematian ibu (AKI) dinilai masih cukup tinggi, sekitar
228/100.000 pada tahun 2007. Penelitian terakhir di Medan oleh Girsang ES
(2004) melaporkan angka kejadian preeklamsia berat di RSUP. H. Adam Malik
dan RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2000 2003 adalah 5.94%,
sedangkan eklamsia 1.07%. Disamping perdarahan dan infeksi, preeklampsia,
impending eklampsia serta eklampsia merupakan penyebab kematian maternal
dan kematian perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.1,2,3
Preeklampsia, impending eklampsia dan eklampsia merupakan suatu
perjalanan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun proses
terjadinya penyakit ini masih belum pasti. Preeklampsia adalah suatu kondisi yang
spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan
hipertensi, proteinuria. Kriteria edema hanya disebutkan bila dijumpai edema
secara menyeluruh (edema anasarka). Disebut impending eklampsia jika pada
kasus preeklampsia berat dijumpai tanda-tanda dan gejala-gejala seperti nyeri
kepala hebat, gangguan visus dan serebral, muntah-muntah, nyeri epigastrium,
dan kenaikan progresif tekanan darah.
Insidensi penyakit tergantung pada banyak parameter demografis yang
berbeda, termasuk usia ibu, ras, dan terkait kondisi medis yang mendasari.
Memahami proses penyakit dan dampak dari gangguan hipertensi pada
kehamilan merupakan hal terpenting karena gangguan ini tetap menjadi penyebab
utama morbiditas maternal dan perinatal dan di seluruh dunia kematian. Dampak
gangguan tekanan darah tinggi pada kehamilan ini termasuk gangguan viskositas
darah, dimana juga terjadi gangguan konsentrasi hemoglobin dan hematokrit.
Karena terjadinya peningkatan yang berlebihan, konsentrasi hemoglobin
dan hematokrit sedikit terjadi penurunan selama kehamilan. Sedangkan pada
4
Universitas Sumatera Utara
darah
sehingga
menyebabkan
berkurangnya
perfusi
jaringan.
yang
merupakan
keadaan
awal
terjadinya
eklampsia
serta
Defenisi
Pre-eklampsia (PE) ialah timbulnya hipertensi disertai proteinuria, yang
umumnya terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala hipertensi biasanya muncul lebih dulu dari pada tanda lain.
Hipertensi kronis ialah hipertensi yang menetap oleh sebab apapun yang
ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi yang
menetap setelah 6 minggu pasca persalinan. Semua hipertensi kronis dengan
penyebab apapun pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia
superimposed. Preeklampsia superimposed ialah timbulnya preeklampsia pada
wanita yang menderita hipertensi kronis.
Preeklampsia berat bila satu atau lebih tanda / gejala di bawah ini
ditemukan2,3 :
1. Tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih
atau sama dengan 110 mmHg.
2. Proteinuria 2 gram / 24 jam atau > +2 pada pemeriksaan dipstik.
3. Oliguria atau produksi urin dibawah 500 ml / 24 jam yang disertai kenaikan
kadar kreatinin plasma.
5
Universitas Sumatera Utara
6
Universitas Sumatera Utara
2.2.
Faktor Risiko
Mola hidatidosa
Hidrops fetalis
Makrosomia
Obesitas
2.3.
Patofisiologi
Etiologi dan faktor pemicu timbulnya eklampsia masih belum diketahui
7
Universitas Sumatera Utara
secara
jelas
bahwa
gangguan
aliran
darah
intervillus
merupakan
gambaran
utama
dari
hipertensi.
Berkurangnya
jumlah
2.4.1.
Sistem kardiovaskular2,7,9,10
Peningkatan afterload jantung dikarenakan hipertensi
Cardiac output tetap normal, dan terjadi peningkatan resistensi total
vaskuler perifer pada hipertensi.
2.4.2.
Sistem koagulasi
Akibat mikropartikel yang berasal dari plasenta yang masuk ke dalam
sirkulsi darah ibu akan merangsang aktifasi dan disfungsi endotel
vaskular.
Karena kerusakan endotel, endotel akan menghasilkan nitrit oksida
yang menyebabkan peningkatan konsumsi prokoagulan ringan dan
peningkatan produk degradasi fibrin.
Koagulasi intravaskuler difusa mungkin timbul dari kerusakan vaskuler
berkelanjutan selama vasospasme.
2.4.3.
Fungsi renal
a. Perubahan glomerulus
- Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan perfusi biasanya menurun pada
preeklamsia. Aliran plasma ginjal yang berkurang dan glomerulo
endotheliosis, yang menyumbat lumen kapiler, menyebabkan GFR
yang rendah.
- Terjadi kebocoran protein ke dalam urin. Glomerulus, yang biasanya
tidak dapat ditembus (tidak permiabel) oleh protein yang besar,
menjadi lebih permeabel. Kerusakan glomerulus merupakan akibat
dari vasospasme dan kerusakan endotel. Kebocoran ini melebihi
kemampuan tubulus untuk menyerap protein.
9
Universitas Sumatera Utara
b. Perubahan tubuler
- Secara normal asam urat biasanya difiltrasi di glomerulus,
disekresikan, dan sebagian besar diabsorbsi kembali oleh tubulus
proksimal.
- Penurunan klearans asam urat diamati sebelum gangguan GFR,
menunjukkan etiologi pada tuba di mana mekanisme masih belum
diketahui.
- Peningkatan produksi oleh jaringan hipoksia memberikan kontribusi
terhadap peningkatan asam urat serum.
- Peningkatan produksi oleh jaringan hipoksia yang menyebabkan
peningkatan serum asam urat.
c. Sistem renin-angiotensin-aldosteron
- Kadar komponen lain yang meningkat
Plasma renin activity and plasma renin concentration
Angiotensinogen
Angiotensin II
Aldosterone
10
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan
intravaskular,
bahwa,
vasokonstriksi
meskipun
penurunan
preeklampsia,
yang
volume
menekan
pelepasan renin.
2.4.4.
Hepar
Perubahan jaringan hepar yang sering dijumpai adalah perdarahan
periportal pada bagian perifer. Pada penelitian autopsi yang dilakukan
pada wanita yang meninggal karena eklamsia, dijumpai perdarahan
hepar yang disertai infark jaringan.
Muncul gejala klinis berupa rasa tidak nyaman atau nyeri pada
epigastrium kanan biasanya dijumpai pada keadaan yang berat.
Peningkatan kadar fungsi hati dapat menjadi indikasi telah terjadi
gangguan pada hepar.
2.4.5.
Otak
Terjadinya edema otak pada preeklamsia lebih karena disebabkan
peningkatan permeabilitas sawar darah otak oleh karena peningkatan
tekanan hidrostatik yang abnormal.
11
Universitas Sumatera Utara
2.5.
a.
Diagnosis
Riwayat penyakit4,12,13,14 :
dilakukan anamnesis pada pasien / keluarga pasien :
Adanya gejala : nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas di muka,
dyspnoe, nyeri dada, mual muntah, kejang
Penyakit terdahulu : riwayat hipertensi dalam kehamilan, riwayat
hipertensi sebelum hamil, penyakit ginjal
Riwayat penyakit dalam keluarga : riwayat hipertensi
Riwayat gaya hidup : kehidupan sosial, alkohol dan merokok
b.
Pemeriksaan fisik :
Kardiovaskuler : tekanan darah, suara jantung, dan denyut nadi
Paru : auskultasi paru untuk mengevaluasi edema paru
Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
Refleks : adanya klonus
Funduskopi : untuk melihat adanya retinopati
12
Universitas Sumatera Utara
c.
Pemeriksaan Laboratorium:
Dijumpai proteinuria . 2 gr/dl dalam 24 jam atau skor dipstick +2
Oligouria (<500 ml/24 jam)
Peningkatan hematokrit disebabkan oleh keadaan hipovolemia.
Level asam urat lebih besar dari 5 gr/dl
Level kreatinin dalam darah meningkat
Level enzim hati yang meningkat
Platelets menurun kurang dari 100.000 mm
Pemanjangan HST
Penurunan fibrinogen dan produk degenerasi fibrin
2.6.
trimester kedua dan ketiga. Terjadi peningkatan sebesar 30 50% pada cairan
ekstraseluler, plasma, dan volume darah (berhubungan dengan 30 50 terjadi
peningkatan output jantung, GFR, dan aliran pembuluh darah ginjal. Sedangkan,
yang terjadi pada kehamilan dengan preeklamsia adalah sebaliknya, volume
plasma mengalami penurunan, dan umumnya keadaan ini menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin, walaupun beberapa faktor lain juga memiliki
kemungkinan
yang
sama
dalam
menyebabkan
hipovolemik
maternal.
(misalnya dari 35% sampai 45%) berhubungan dengan peningkatan tekanan arteri
4 6 mmHg dan dua kali lipat kemungkinan terjadinya hipertensi. Mello dkk.
menilai pola biokimia dalam diagnosis dini pre-eklampsia. Mereka menunjukkan
bahwa sensitivitas tes hematokrit dalam diagnosis dini pre-eklampsia adalah 63%
dan spesifisitas 90%. Nilai prediksi positif adalah 36% dan nilai prediksi negatif tes
adalah 92%.18,20
Mekanisme yang cukup beralasan untuk memahami mekanisme yang
mendasari hubungan antara hematokrit dan tekanan darah adalah berhubungan
dengan hematokrit dan viskositas darah. Oleh karena itu, semakin besar
viskositas darah yang disebabkan oleh peningkatan kadar hematokrit dan
peningkatan` Dalam hal ini, perlu dicatat bahwa perubahan besar dalam tingkat
hematokrit tidak hanya mempengaruhi viskositas darah, dan resistensi karena
intrinsik aliran darah, tetapi juga resistensi vaskuler pembuluh kecil pada organ.
Diketahui peningkatan viskositas yang berkelanjutan dapat menurunkan perfusi
dan meningkatkan tekanan darah. Peningkatan viskositas darah itu sendiri
memiliki dua efek dalam sistem kardiovaskular: bertindak untuk meningkatkan
tegangan gesekan pada endotel dan meningkatkan pengeluaran NO, sehingga
menyebabkan vasodilatasi serta peningkatan komponen resistensi viskositas
pembuluh darah. Dengan demikian peningkatan kekentalan darah dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang memiliki efek non-linear yang cukup besar dalam
menurunkan resistensi pembuluh darah perifer yang menetralkan peningkatan
karena viskositas. 18,19
Hilmann dkk, Yang menilai hubungan antara hemoglobin dan hematokrit
pada kehamilan. Hasil dari studi kohort menunjukkan bahwa kadar hemoglobin
dan hematokrit yang tinggi pada trimester ke-2 memiliki hubungan dengan
terjadinya pre-eklampsia dalam minggu-minggu berikut. Mereka mempelajari
hubungan antara hemoglobin dan hematokrit dengan tekanan darah tinggi pada
kehamilan, termasuk hipertensi transien, pre-eklampsia, eklampsia dan preeklampsia yang terjadi pada hipertensi kronis.
Penelitian Sibai mengenai hematokrit menyimpulkan bahwa hematokrit
merupakan faktor prediktor yang lemah untuk menegakkan diagnosis preeklampsia. Sensitivitas dari hematokrit dalam diagnosis dini pre-eklampsia dalam
penelitian mereka adalah 20%, spesifisitas adalah 42%, nilai prediksi positif
adalah 6% dan nilai prediksi negatif 50%. Sebaliknya, Sherbiny dkk. melaporkan
15
Universitas Sumatera Utara
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kadar hemoglobin dan hematokrit
antara wanita hamil dengan pre-eklampsia. Sarrel dkk menduga bahwa
peningkatan konsentrasi hemoglobin bebas merupakan penyebab vasokonstriksi
pada preeklamsia. Gus Dekker dkk berpendapat bahwa pemeriksaan hemoglobin
dan hematokrit digunakan untuk mengamati kehamilan terhadap faktor risiko
insufisiensi uteroplasenta. 16,20
2.8.
Penatalaksanaan
Untuk melindungi ibu dari efek meningkatnya tekanan darah dan mencegah
progresifitas penyakit menjadi eklampsia dengan segala komplikasinya.
2.
3.
Untuk melahirkan janin dengan cara yang paling aman bila diketahui resiko
janin atau ibu akan lebih berat bila kehamilan dilanjutkan.
kehamilan
dipertahankan
selama
mungkin
sambil
f. Anti hipertensi
Diberikan : bila tensi 180/110 atau MAP 126
Jenis obat nifedipin: 10-20 mg oral, diulangi setelah 30 menit maksimal 120
mg dalam 24 jam, nifedipin tidak dibenarkan diberikan dibawah mukosa
lidah (sublingual) karena absorbsi terbaik adalah melalui saluran cerna,
desakan darah diturunkan secara perlahan penurunan awal 25 % dari
desakan sistol, desakan darah diturunkan mencapai < 160/105, MAP <
125. Beberapa jenis obat anti-hipertensi termasuk : methyl-dopa/clonidine,
labetalol, metoprolol dan hidralazine.8,15
g. Diuretikum tidak dibenarkan untuk diberikan secara rutin karena :
1. Memperberat penurunan perfusi plasenta
2. Memperberat hipovolemia
3. Meningkatkan hemokonsentrasi
Diuretikum hanya diberikan atas indikasi:
1. Edema paru
2. Payah jantung kongestif
3. Edema anasarka
Sikap terhadap Kehamilannya :
Perawatan konservatif / ekspektatif
a. Tujuan
1. Mempertahankan kehamilan, sehingga mencapai umur kehamilan yang
memenuhi syarat janin dapat dilahirkan
2. Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir tanpa mempengaruhi
keselamatan ibu
b. Indikasi: Kehamilan < 37 minggu tanpa dijumpai tanda-tanda gejala
impending eklampsi
c. Terapi medikamentosa:
17
Universitas Sumatera Utara
Impending Eklampsia
Cara persalinan:
Sedapat mungkin persalianan diarahkan ke pervaginam6 :
1) Penderita belum inpartu;
-
Memperpendek kala II
20
Universitas Sumatera Utara
2.10. Prognosis
2.10.1.
Terhadap maternal
Terhadap janin
Persalinan prematur dan bayi yang kecil dari usia kehamilan lebih sering
terjadi (Odds Ratio, OR 1,7) pada hipertensi gestasional dibandingkan untuk
nulligravida darah normal. Preeklamsia lebih lanjut meningkatkan kejadian
kelahiran prematur dan bayi kecil untuk usia kehamilan (OR 14,6). Kematian
perinatal mungkin sekitar 20%. Dengan diagnosis dini, antenatal terapi, dan
perawatan intensif neonatal, namun, kerugian ini dapat dikurangi menjadi <10%.5
2.11. Prediksi dan Pencegahan Preeklamsia
Banyak uji klinis, biofisik, dan biokimia memiliki telah diusulkan untuk
memprediksi atau mendeteksi preeklampsia secara dini. Sayangnya, sebagian
besar dari tes ini memiliki sensitivitas, nilai prediktif positif yang rendah, dan
kebanyakan tidak sesuai untuk penggunaan rutin dalam praktek klinis. Saat ini,
21
Universitas Sumatera Utara
tidak ada tes penapisan tunggal yang dianggap handal dan terjangkau dalam
memprediksi preeclampsia.
Dalam dua dekade terakhir, banyak laporan klinis dan percobaan yang
dilakukan secara acak menggambarkan penggunaan berbagai metode untuk
mengurangi tingkat dan / atau derajat preeklampsia. Berdasarkan data yang
tersedia, baik suplemen kalsium atau aspirin dosis rendah harus secara rutin
diresepkan untuk preeklamsia pencegahan pada wanita nulipara. Beberapa
penelitian kecil mengenai penggunaan aspirin dosis rendah melaporkan
penurunan kejadian preeklamsia yang signifikan pada populasi berisiko tinggi.
Namun, pada tahun 1994 Penelitian kolaborasi melaporkan uji coba besar secara
acak membandingkan aspirin dosis rendah dengan plasebo pada lebih dari 9300
pasien berisiko tinggi. Aspirin dosis rendah tidak mengurangi kejadian
preeklampsia pada populasi berisiko tinggi. Hauth melaporkan penurunan yang
signifikan dalam preeklamsia pada kelompok perempuan berisiko rendah yang
diobati dengan aspirin dosis rendah. Namun, percobaan yang lebih besar oleh
Sibai melaporkan tidak ada manfaat. Meninjau semua bukti yang bertentangan,
peneliti untuk Cochrane Collaboration menyimpulkan mungkin ada kecil sampai
sedang manfaat aspirin dosis rendah dalam mencegah preeklampsia. Karena
risiko
rejimen
sedikit,
beberapa
dokter
mungkin
cukup
memilih
untuk
menggunakannya.
Selain itu, seng, magnesium, minyak ikan, dan vitamin C dan E tidak harus
secara rutin digunakan untuk tujuan ini. Bahkan dalam studi mengungkapkan
menguntungkan efek, hasilnya menunjukkan pengurangan dalam "definisi
preeklamsia". Selain itu juga
dalam sintesis oksida nitrat, vasodilator kuat diyakini untuk berkontribusi pada
pemeliharaan tonus pembuluh darah berkurang pada kehamilan. Meskipun
beberapa studi kecil menyarankan manfaat kemungkinan suplemen kalsium
dalam mencegah preeklamsia, percobaan besar oleh Levine yang melibatkan
lebih dari 4400 wanita melaporkan tidak ada manfaat.9,12
22
Universitas Sumatera Utara
Preeklamsia
Berat
Gangguan
permeabilitas
Tekanan darah
meningkat
Volume plasma
menurun
Hemokonsentrasi
meningkat
Hematokrit
meningkat
Preeklamsia
memberat
23
Universitas Sumatera Utara
Preeklamsia
Berat/Eklamsia/
HELLP syndrome
Kadar Hematokrit
meningkat
24 jam
Persalinan
plasenta
dilahirkan
Kadar Hematokrit
menurun/semakin
meningkat
Perbaikan /
perburukan
24
Universitas Sumatera Utara