Anda di halaman 1dari 4

[MATERI DASAR EDITING]

I Love Writing (11): Memilih dan Merangkai Kata, Sulitkah?

Seorang penulis mengatakan bahwa menulis itu perlu kecermatan, harus


pandai memilih kata untuk menyampaikan maksud, juga pandai
merangkaikannya sehingga menjadi kalimat yang efektif. Aku mengerti,
tetapi bagaimana melakukannya?

Pada artikel sebelumnya pembicaraan kita telah sampai pada persoalan kerangka
karangan atau outline. Kini kita masuk sedikit ke materi yang lebih spesifik, yakni
bagaimana memilih kata-kata yang tepat untuk mewakili suatu maksud dan
bagaimana pula merangkaikannya sehingga menjadi sebuah kalimat yang benarbenar efektif. Sebuah artikel menjadi media bagi penulis untuk menyampaikan ide
atau maksud secara tepat seperti apa yang dikehendakinya.

Contoh sederhana adalah yang berkenaan dengan perolehan hasil ujian dua orang
mahasiswa berikut ini. Mahasiswa A mendapatkan nilai ujian esai 95 sedangkan B
memperoleh 65, walaupun kedua-duanya belajar bersama dan mempunyai tingkat
kemampuan penyerapan materi kuliah kurang-lebih sama. Karena si A memiliki
keterampilan menulis secara efektif, maka ia mampu secara jernih menuangkan
jawaban tertulis ke atas kertas. Si B tidak terlatih menulis, sehingga ia mengalami
kesulitan mengurai jawaban dengan paripurna yang sebenarnya sudah
dimilikinya. Persoalan terjadi ketika si B hendak menuangkan ide-idenya ke atas
kertas. Hambatan keterbatasan perbendaharaan kata menjadi salah satu faktor
penyebabnya.

Dengan ilustrasi di atas, jelaslah betapa kemampuan berbahasa tulis itu penting
untuk menyampaikan maksud atau gagasan ke atas kertas. Tanpa kemampuan
berbahasa tulis dengan baik, belum tentu seabreg ide yang dimiliki dapat
dituangkan dengan sepenuh-penuhnya. Kendati pun berhasil juga dituangkan,
belum tentu pula apa yang dituliskan itu tepat dengan maksud si penulisnya.

Berkenaan dengan pemilihan kata dan pembentukan kalimat dalam bahasa tulis,
terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:

1. Pilihlah kata yang tepat dengan konteksnya. Setiap kata memiliki


nuansa maknanya tersendiri. Perhatikan kata-kata ini: melihat,
memperhatikan, mencermati, mengamati, dan menyelidiki. Mana yang
akan kita pilih di antara sejumlah kata yang mirip artinya itu? Ingatlah,
setiap kata memilihi nuansa maknanya tersendiri. Jadi, kita mesti cermat
memilih.
2. Pilihlah kata yang kontributif dan aktif. Jangan menggunakan kata-kata
yang sekadar hadir dan tidak memberikan kontribusi dalam membangun
makna. Pilihlah kata kerja aktif, kurangi kata kerja pasif. Pakailah lebih
banyak kata-kata yang berawalan me dibanding yang berawalan di.
3. Buatlah variasi kata. Kita bisa menerapkan kata yang berbeda tetapi
bermakna sama. Misalnya, kata bisa sekali waktu diganti dengan dapat.
Kata mungkin diselingi kata barangkali, kata supaya dapat diganti
dengan agar, dan seterusnya. Kata-kata yang monoton hanya akan
membosankan pembaca.
4. Pilihlah kata yang mudah dipahami. Jika ada pilihan kata yang lebih
sederhana dan dengan mudah dipahami pembaca, maka pilihlah kata-kata
itu. Hindari pilihan yang mengakibatkan pembaca mengerutkan kening
atau yang memiliki kemungkinan interpretasi ganda.
5. Terapkan ekonomisasi kata. Artinya, jangan pernah meletakkan sebuah
kata tanpa fungsi. Setiap kata yang dirangkai menjadi kalimat hendaknya
berfungsi dengan jelas dan pasti. Tes kehadiran kata itu dengan mencoba
mencoretnya dari kalimat. Jika kalimat menjadi terganggu tanpa kehadiran
kata dimaksud, berarti memang kata tersebut sudah selayaknya dipasang di
situ. Jika dengan pencoretan itu, ide yang disampaikan tidak terganggu,
maka jangan dipasang lagi di situ. Buang saja.
6. Perluas perbendaharaan kata. Kian banyak kosa kata yang dimiliki
penulis, kian meningkat juga kemampuannya mengekspresikan ide-idenya
ke dalam bahasa tulis.

Walau pun demikian teori-nya, para calon penulis tidak perlu khawatir. Saya pun
praktik menulis sambil belajar teori menulis. Sekali waktu salah tidak mengapa,
tetapi kalau kesalahan yang sama terus berulang, maka perlu upaya pembenahan.
Resepnya: menulis dan menulislah terus. Di sela-sela aktivitas menulis, jangan
lupa buka-buka kamus dan buku petunjuk bagaimana menggunakan bahasa tulis
dengan baik dan benar. Tidak ada yang demikian sulit, kecuali kita emoh belajar.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/26/i-love-writing-11-memilihdan-merangkai-kata-sulitkah-342917.html

I Love Writing (12): Menyusun Kalimat Efektif, Bagaimana Caranya?

Menyusun kalimat bagiku masih menjadi persoalan, terutama


menjadikannya efektif. Adakah cara yang dapat kujadikan panduan dalam
hal ini?

Pada serial I Love Writing (11) kita sudah membicarakan tentang memilih dan
merangkai kata. Sebagian dari teknik menyusun kalimat sudah kita singgung. Kini
saatnya kita melihat lebih dalam lagi mengenai teknik penyusunan kalimat yang
efektif. Kalau hanya menyusun kalimat adalah sesuatu yang mudah, tetapi
menjadikannya efektif memerlukan usaha lebih jauh lagi.

Salah satu cara menyusun kalimat yakni dengan mencermati kata demi kata.
Adakah kata-kata yang kita gunakan itu benar-benar fungsional? Jika kehadiran
sebuah kata tidak berfungsi dalam membangun sebuah kalimat, maka ia tidak
layak digunakan. Coret saja.

Di samping itu, ada beberapa hal lagi yang layak kita perhatikan tatkala menyusun
kalimat sehingga benar-benar efektif, yakni :

1. Variasikan panjang-pendeknya kalimat. Kalimat pendek terdiri dari 2


sampai 15 kata. Kalimat panjang, lebih dari itu. Kita menggunakan
kalimat pendek dan kalimat panjang dengan kombinasi yang apik. Variasi
ini akan menjadikan tulisan kita menarik. Jangan pernah monoton dalam
membuat kalimat, misalnya dengan kalimat-kalimat pendek saja atau
hanya dengan kalimat-kalimat panjang. Dengan variasi ini, kalimat yang
kita susun akan terasa berirama, indah sekali.
2. Kombinasikan kalimat langsung dengan kalimat tidak
langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang dipetik langsung dari
kata-ucapan seseorang. Apa yang diucapkan atau ditulis seseorang, itulah
yang dipetik tanpa mengubahnya sama sekali. Kalimat langsung dicirikan
dengan tanda petik ganda () pada awal dan pada akhir petikan. Kalimat
tidak langsung ialah kalimat yang secara tidak langsung menyampaikan
sebuah pernyataan. Kalimat tidak langsung dicirikan dengan kata bahwa
antara bagian kalimat yang dibuat oleh penulisnya sendiri dengan bagian
lainnya yang diambil dari sebuah pernyataan.

3. Kalimat hendaknya berdiri sendiri. Misalnya: Berdasarkan informasi


terbaru yang diperoleh dari sebuah harian ibukota. Menurut Anda apakah
kalimat itu bisa dikatakan selesai dan berdiri sendiri? Tidak, bukan? Anda
mungkin akan mencoba melengkapinya sehingga menjadi sebuah kalimat
yang utuh dan berdiri sendiri.
4. Hindari kalimat yang beranak-pinak. Ya, saya lebih menyukai
menggunakan istilah beranak-pinak untuk merujuk pada kalimat
berpanjang-panjang yang nyaris menghabiskan nafas pembaca. Cobalah
perhatikan kalimat ini: Aku baru saja pergi ke pasar untuk membeli
sejumlah belanjaan, seperti sayur-mayur, daging, ikan, cabai, garam, dan
membeli peralatan dapur lainnya seperti piring, sendok, periuk, di samping
pergi ke tukang arloji di pasar untuk memperbaiki arlojiku yang sudah
lama rusak dan tidak pernah kupakai lagi ketika bepergian kemana pun
termasuk ketika aku pergi ke Lampung beberapa waktu yang lalu dengan
teman-teman di kantorku untuk urusan kedinasan. Kendati pun dapat
dimengerti, tetapi cukup melelahkan membacanya, bukan? Silakan Anda
memotong-motongnya sehingga menjadi tiga kalimat yang utuh dan lebih
enak dibaca.
5. Kombinasikan jenis kalimat yang dipergunakan. Pakailah kalimatkalimat berita dan sesekali kombinasikan dengan kalimat
langsung dan tidak langsung.Jangan lupa memanfaatkan kalimat
tanya. Hal ini untuk variasi agar rangkaian kalimat yang kita susun
menjadi lebih hidup. Pada umumnya orang masih memakai kalimatkalimat berita saja sehingga tulisan menjadi terkesan monoton. Mengapa
tidak dikombinasikan saja dengan berbagai jenis kalimat lainnya? Tetapi
ingat, jangan sampai berlebihan. Kalau pemakaiannya berlebihan, akan
terkesan dibuat-buat dan malah menjadi tidak koheren (baca:
nyambung/berkaitan) antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.
Akibatnya, paragraf yang disusun terkesan kurang harmonis.

Saya berkeyakinan, jika menggunakan kalimat-kalimat yang efektif niscaya


tulisan Anda akan menjadi menarik dan enak dibaca. Kalau teknik ini Anda
kuasai, tinggal satu persoalan lagi : isi tulisan Anda! Adakah sesuatu yang baru
yang Anda sampaikan ke hadapan pembaca? Sebuah artikel yang baik adalah
artikel yang isinya mengandung unsur kebaruan dengan teknik penyajian yang
mencerminkan kepiawaian penulisnya menggunakan media bahasa.

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/02/i-love-writing-12-menyusunkalimat-efektif-bagaimana-caranya-343733.html

Anda mungkin juga menyukai