Anda di halaman 1dari 3

NATIJAH TAQWA

Hadirin sidang Jum'ah yang berbahagia


Rasulullah SAW, dalam setiap khutbahnya menasihatkan
kepada kita agar senantiasa taqwa kepada Alloh SWT, beliau
berwasiat :

Aku wasiatkan kepada kamu sekalian dan kepada diriku


sendiri, agar senantiasa taqwa kepada Alloh SWT."
Oleh karena itu dalam kesempatan khutbah Jum'ah ini, kami
serukan kepada hadirin ahli jum'ah; marilah kita berusaha
mempertebal iman serta memupuk jiwa kita dengan taqwa
kepada Alloh, dengan memperbanyak amal - amal shaleh serta
menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak baik, agar
hidup kita senantiasa mendapat rahmat dan bahagia didunia
dan akhirat. Sebagaimana dijanjikan Alloh dalam firman - Nya :

"Sesungguhnya orang - orang yang beriman dan bertaqwa


kepada Alloh , maka bagi mereka kegembiraan dalam hidup di
dunia dan akhirat." (Q.S. Yunus : 63-64)

Sidang Jum'ah yang berbahagia,


Pokok pangkal kebahagiaan terletak pada ruh taqwa kepada
Alloh. Kalau ruh taqwa ini bertemu dengan pangkat, maka
pangkat itu membawa bahagia, jiwa yang suci dan dekat
kepada Alloh. Jika taqwa bertemu dengan ilmu pengetahuan,
maka pengetahuan itu akan bermanfaat kepada sesama
manusia, ilmunya akan bergua untuk membangun dunia
menuju akhirat yang bahagia. Jika taqwa bertemu dengan
harta, maka harta itu akan membawa kesejahteraan bagi
dirinya dan bagi sesamanya. Itulah pokok dari kehidupan taqwa
yang dikehendaki oleh Alloh SWT.
Kemudian kalau kita perhatikan dalam Al Qur'an ada
perintah shalat, menjadi jalan kepada taqwaa. Ada perintah
puasa, jalan kepada taqwa. Juga perintah membangun dan
meramaikan mesjid, jalan kepada taqwa. Tegasnya segala
amal kebaikan adalah jalan kepada taqwa.

Sidang Jum'ah yang berbahagia,


Sebagian ulama berpendapat, bahwa kata taqwa berasal
dari kata wiqayah yang artinya memelihara. Karena dengan
bertaqwa kepada Alloh, maka manusia itu memelihara dirinya
dari segala yang salah dan dari segala yang dibenci oleh Alloh
SWT. Oleh karena itu, seorang bertaqwa mempunyai
kekuasaan dan kodrat dalam dirinya, yakni sanggup
menguasai diri dari perbuatan yang salah.
Disamping itu sebagian ulama berpendapat bahwa taqwa
berasal dari kata "Ittiqa" yang berarti takut. Arti takut disini ialah
orang merasa khawatir kalau Alloh menjadi benci kepada kita.
Taqwa dalam arti takut, kita menjadi cemas kalau Alloh tidak

senang kepada kita, sehingga mengakibatkan pikiran menjadi


kalut, kacau dan tidak tentram.
Dengan demikian keduanya mempunyai makna yang
sama berarti dia pelihara kesucian runnya ia buat perilakunya
untuk beribadah kepada Alloh SWT. Dia jaga kesucian
hartanya sesudah ia memperhatikan halal dan haram. Dia
pelihara ilmu pengetahuannya dengan membersihkannya dari
yang salah dan batil. Dia pelihara amal perbuatannya,
sehingga ia tetap rajin dan tekun dalam perbuatan yang baik.
DEngan kata lain, taqwa berarti kita tetap sadar diwaktu
bangun atau tidur, senang atau susah, sehat atau sakit. Cemas
karena Alloh meninggalkannya, maka dicari jalan untuk
mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
Dengan rasa cinta, seorang mu'min waktu subuh bangun
menghadap Alloh. Maka sejak saat itu, ia pelihara
hubungannya dengan Alloh. ia bisikan hatinya keharibaan
Alloh, ia baca ayat - ayat suci Al-Qur'an. Ia tadahkan tangan
meminta ampun, kadang - kadang air matanya mengalir, takut
kalau Alloh menjauhinya.
Begitu juga waktu ditengah hari, dia datang lagi dengan
cintanya kepada Alloh, berebut antara cinta harta dan cinta
kepada Alloh.
Dengan demikian jiwanya makin lama makin naik. Bening
laksana kaca yang bisa menjadi cermin dirinya sendiri.
terpelihara dari karat - karat yang menodai kebeningannya.
Bersihnya kaca memantulkan cahaya yang membuat orang lain
mengubah kekeliruannya.

Anda mungkin juga menyukai