Anda di halaman 1dari 7

Indonesia adalah negara dengan kepulaun terbanyak didunia membutuhkan penanganan

yang terbaik terkait data geospasial sebagai contoh yang dikerjakan pemerintah adalah
pembuatan undang-undng atau peraturan pemerintah PP Nomor 9 tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomer 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, Perpres Nomor
94 tahun 2011 Tentang Badan Informasi Geospasial, Perka BIG Nomer 14 Tahun 2013 Tentang
Nrma, Standar, Prosedur, Kriteria, Ppemutakhiran Informasi Geospasial Besar, Perka BIG Nomor 2
Tahun 2012 Tentang Tata ara dan Standar Pengumpulan Data Geospasial, Perka BIG Nomor 12
tahun 2013 tentang Standar Prosedur Penyimpanan dan Mekanisme Penyimpanan untuk
Pengarsipan Data dan Informasi Geospasial, Perka BIG Nomor 11 Tahun 2013 Tntang Siste
Sertifikasi di Bidang Informasii Geospasial, Keputusan Kepala BIG Nomor 29 Tahun 2013 Tentang
Standar Pemprosesan Data Geospasial, Keputusan Kepala BIG Nmor 30 Tahun 2013 Tentang
Standar Metadata dan/atau Riwayat Data Dalam Penyelenggaraan Informas Geospasial, data
Geospasia Indonesia ialaj semua wilayah yyang mecakup semua yang ada dalam taahmaupun
yang ada di dalam permukaan baik berupa banguna dan lain-lainnya. Informasi data geospasial
adalah Data geospasial yyang sudah diolah sehingga dapat digunaka sebagai alat bantu dalam
perumusan kebijakan,
pengambilan keputuan, dan /atau pelaksanaan kegiatan yang
berhubugan dengan ruang kebumian. Dua Manfaat terbesar dari geospasial ini dalah untuk
pertahanan dan keamanan NKRI serta untuk acuan dalam pelaksanaan pembangunan. Informasi
Geospasial dibedakan menjadi 2 yaitu, yang pertama informasi data geospasial dasar yang
dibedakan lagi menjadi jaring kontrol geodesi, peta dasar, yang kedua Informasi data geospasial
Tematik, untuk menghasilkan data geospasiaial yang valid dan berkualitas tahap pengumpulan
data merupakan hal yang terpenting dan harus diperhatikan, pengumpulan data geospasial
dapat berupa berpatokan ada titik ontur geodesi ataupun melalui survei pengumpulan
pelaksanaan pengumpulan data geospasial dapat berasal dari instansi pemerintah, pemerintah
daerah, atau swasta untuk swasta atau perorangan harus sudah sertifikasi oleh Lembaga
Pengembangan Jsa Informasi Geospasial (LPJIG), selain itu dalam tahap pengumpulan data harus
mmengurus perijinan ke instansi dan pihak yang berwenang jika terkait dalam kondissi sebagau
berikut, dilakukan didaerah terlarang, berpotensi menimbulkan bahaya, menggunkan wahana
milik asing selain satelit kemudian data yang diperoleh diolah dngen menggunakakn perangkat
lunak yang berlisensi dan atau menggunakan yang bebas dan terbuka untuk menghasilkan
informas geospasial pengolahan data harus dilakukan didalam negeri jika peralatan dan sumber
daya manusai tidak ada dan dilkaukan diluar negeri maka harsu memperhatiak unsur-unsur alih
teknologi, peningkatan dala negeri serta keamanan. Setiep orang dapat berkostribusi dalam
taahapan ini dengan membangun, mengembangkan perangkt lunak yang bersifat bebas dan
terbuka serat akkan memberikan intensif pada daerah, bentuk intensif tersebut dapat berupa
penghargaan, penilaian khusus dalam pengadaan barang atau jasa, pemberian kegiatn yang
berupa SDM berupa peningktan masyarakat, penyediaan sarana pengolahn data geospsial dan
informasi geospasial, informasi geospasiaal yang telah dihasilkan akan disimpan secara aman
baik melalui yang dicetak atau yang berupa digital. Setelah itu informasi geospasiall akan
disebar luaskan secara umum melalui berbagai edia ssebgai contoh adalah inegeoportal juga
disebarluaskkan melalui cetak kebeberapa orang untuk digunakaan sesuai kebutuhan masingmasing. Meengingat pentingnya data dan informasi geospasial diharapkan semua lapisan
masyarakat dapat menjaga dan mnggunkan sarana dan prasaran ini dengan baik, sesuai undang
undang larangannya adalah menghilangkan dan meruak, mengambil, memindahkan atau
mengubah tanda fisik kontrol geodesi serta instrumen survei yang sedang digunakan, mengubah
dan menyebarluaskan IGD tanpa izin dari penyelenggara, membuat IG yang tidak teliti sehungga
menimbulkan kerugian orang dan atau barang,, menyebarluaskan yang belum disahkan.
Pelanggaran terhadap undang-undang ini ddapat dikenai saksi 5 tahun penjara atau denda
maksimal Rp 1.250.000,00. Dengan terjaganyya semua ssaran a dan produk geospasial maka
pembangunan disetiap sendi kehidupa masyarakat dapat brlangsung dengan baik dan cepat
menuju kesejahteraan Indonesia.

Infrastruktur Geospasial
Alam rangka menghasilkan informasi geospasial atau IG maka pemerintah melalui badan
Informasi Geospasial (BIG) memfasilitai infrastruktur penyelenggaraan IG yang terdiri dari
keebijakan, keelembagaan, teknolgi, standar dan SDM, Infrastruktur yang merupakan kebijkan IG
nasonal tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional dan menjadi acuan
dalam rencana aksi penyelenggaraan IG nasional uang ditetapkan oleh kepala BIG rencana
tersebut akan akan dievaluasi dalam setiap tahunnya melalui rapat koordinasi Nasional atau
Rakornas IG yyang doorganisasikan oleh BIG dan badan Perencanaan pembangunan Nasional
atau Bapemnas sedangkan kebijakan IG dari instansi pemerintah dan pemerintah daerah wajib
meengacu pada kebijakan IG nasional dan rencana aksi penyelenggaran IG nasional sedangkan
infrastruktur yang terkait dengan kelembagaan diwujudkan melalui peneyelenggaraan forum
antar pemangku kepentingan IG oleh BIG secara berkala melalui forum inilah para peangki IG
bertemmu yag terdiri dari instansi pemerintah, ppemerintah daerah dan siapapun yang
berkepentingan diIG. Selain Kebijakan dan klembagaan infra struktur dalam bidang teknologi
merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan IG kriteria teknik dalam penyelenggaraan
IG diatur oleh BIG sehingga ada standarisasi yang menghasilkan IG yang berkualitas, instansii
daerah atau pemerintah daerahdapat melibatkan pihak lain dalam hal teknologi selama hal itu
masih ada alih teknologi ataupun peningkatan SDM kemudian infrastruktur yang standar
digunakan untuk menjaga kualitas IG yang dihasilkan penetapan standar dilakukan melalui
penerbitan SNI dan stanndar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) serta spesifikasi teknik lainnya
BIG dan penyelenggra berkoordinasi dalam penerbitan standar kemudian penyelenggara IG
melakukan evaluasi secara berskala terhadap standar tersebut infra struktur trakhir yang tidak
kalah pentingnya adalah SDM sebagai elaksana IG yang berkualitas, pendiddikan, pelatihan dan
peneitian dilakukan untuk peningkatan kualitas SDM. Untuk pendidikan diselenggarakan oleh
lembaga formal yang mengacu pada kurikulum yang telah disepakati menteri pendidikan dan
BIG selain itu BIG juga memberikan bimbingn teknik, seminar, lokakarya serta pendampingan
dalam penigkatan SDM sedangka untuk pelatihan selain diberikan oleh BIG juga oleh lembaga
pelatiahan yang mendapat sertifikasi dari lembaga independen yaitu lembaga LPJIG (lembaga
pengembangan jasa Geospaial) selain itu LPJIG juga berwenang memberikan sertifikasi badan
usaha terkait IG, produk terkait IG, Instrumen penngumpulan DG dengan adanya semua
infrastruktur yang ada di IG ini diharapkan penyelenggaraan IG berjalan lancar dan juga
memberikan manfaat terhadap pembangunan bangsa indonesia.

Penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar


Informsi Gespasial IG yang terdiri dari jaring kontrol geospasial dasar hanya
diselenggarakan oleh BIG kemudian untuk menjaga keakuratannya IG dimutekhirkan secara
periodik atau non periodik sesuai denga perkembangan terkini penyelenggaran IGD dilakukan
secara bertahap dan sistematis sesuai dengan perncaaan induk penyelenggaraan yyang memuat
detail area yyang akan diselenggarakan, rencana tersebut disusun untuk 25 tahun dan akan
ditinjau ulang setiap 5 tahun dan disusun berdaarkan kebutuhan pemangunan, kebijakan
nasioanal, perkembangan iptek, ketersediaan anggaran rencana induk penyelenggaran tersebut
ditentukan oleh keala BIG indtansi pemerintah da pemerintah daerah dapatmengusulak
pelakanaan IGD diluar induk IGD kepada kepala IGD pelaksanaan IGD \denga metode tertentu
dengan memperhatikan IPTEK dan Standar atau spesifikasi teknik yang berlauku nasional
maupun internasioanal. Selain itu BIG sebagai penyelenggara IGD dpat juga melibatkan pihak
lain yaituinstansi pemerintah, pmerinatah daerah dan setia orang kemudian BIG melaukukan
koordinasi, supervisi, verifikasi, validasi, untuk menghasilkan IGD yang berkualitas. IGD yang telh
dihasilkan akan menaglami pemutakhitrn secara periodik ataupun non periodik pemutakhiran
periodik dilakukan paling lambat settiap 5 tahun untuk jaring kontrol geodeesi sedangkan utuk
IGD dilakukan berdasarkan sklaa yang dipakai peta rupa bumi indonesia skala 1:1.000.000,
1:500.000, 1:250.000 dimutakhirkan dalam jagka waktu 10-25 tahun sedangkan untuk skala
1:100.000, 1:50000, 1:25.000 dimutkhirkan dalam jangka waktu 5-15 tahun sedangkan
1:10.000,, 1:5.000, 1:2.500, 1:1.000 dimuthkirkan 1-10 Tahun seangkan untuk peta lingkungan
pantai indinesia skala 1:250.000 dimutakhirkan 15-25 tahun, untuk skala 1:50.000, 1:25.000
dimutakhirkan 10-15 tahun, skala 1:10.000 dimutakhirkan 1-10 tahun sengkan untuk peta laut
nasional skala 1:500.000, 1:250.000
dimutakhirkan 15-25 taahun, untuk skala 1:50.000
dimutakhirkan 10-15 tahun selain untuk peutakhiran secara periodik IGD juga mengalami
pemutakhiran on periodik jika mendesak terkait kondisi bencana alam, peranng, pemekaran atau
perubahaan daerah administratif dan lainnya yanng menyebabkan berubahnyya unsur IGD,
pemutakhiran non periodik juga dipakai di daalam pet yang sangat tua dan juga peta yang
mempunyi skala sangat kecil. IGD yang telah diselesaikan akan disebarluaskan kepada
masyarakat yaitu media elektronik (peta digital, peta model 3 dimensi) dan atau media cetak
beragai peta tersebut disebarluaskanmelalui berbagai media salah satunya Inageoportal
sedangkan untuk peta cetak dapat berupa lembaran tabel informasi, selan itu BIG juga
membentuk sistem IGD yang terdiri dri informasi akurat IGD serta ketersediaan IGD secara
Nasioanal berbagai informasi tersebut dapat diliht diKatalog IG nasional juga untuk meliht IGD
secara nasioanal dengan penyelenggagaran da pemutakhiran yang baik maka ketersediaan IGD
nasioanal dapat terjamin dan mempunyai informasi ehingga dapat bermanfaat dalam
pembuatan pembangunan.

Penyerahan data geospasial dan informasi Geospasial


Tata penyerahan data dan informasi geospasial, undang-undang nomer 4 Tahun 2011 dan
peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 tentang pelaksanaan undang-undang nomor 4 tahun
2011 tentang informasi Geospasial, merujuk pada undang-undang Nomer 4 Tahun 2011 dan
peraturan pemerintah Nomor 9 Tahun 2014 semua penyelenggara informasi geospasial tematik
atau IGT wajib menyerahkan duplicate IGT untuk menjamin tersedianya IGD nasional.
Penyerahan duplicate dibagi menjadi 2 jenis yaitu penyereahan duplicate IGT sebagai baha
perpustakaan dan sebagai arsip dokumen Juga harus disertai dokumen otentikasi dari
penyelenggara, dulicate IGT diserahkan keppada lembaga penerima yang ada dipusat dan yang
ada didaerah, lembaga peenerima yang ada di pusat sebagai bahan perpustkaan nasionaal
sedangkan duplicatee IGT digunakan sebagai arsip asional tingkat pusat kemudian untuk tingkat
daeah du plicate IGT di daerah diserahkan kepada satuan kerja perngkat daerah atau (SKPD)
yang menengani bidang perpustakaan dan kearsipan. Penyelenggara yang tlah memberikan
duplicat IGD akan mendapat berita serah terima dari lembaga penerima. Batas akhir penyerahan
duplicate IGD adalah 3 bulan setelah diterbtkan untuk bahan perpustakaan sedangkan dupicte
IGD untuk arsip diserahkan paling lambat 2 tahun sejak selesainya pembuatan IGD. Penyajian
duplicat IGT terdiri dari tabel informasi berkoordinat cetak dan digital peta cetak lembaran atau
buku atlas dalam bentuk cetak dan digital (peta digital, peta interaaktif, peta multimedia. Untuk
tabel informasi berkoordinat dalam bentu digital dibuat dalam format saji sedangkan peta cetak
lembaran atau buku atlas digital, peta digital, eta interaktif, peta multimedia dibuat dalam betuk
ormat saji dan format asli. Khusus untuk duplicat IGT berupa peta interaktif dan multimedia
diserahkan ke lembaga penerima serta perangkat lunaknnya.

Informasi Geospasial dasar atau igd terdiri dari jaring control geodesi dan peta dasar hanya
diselengarakan oleh badan informasi geospasial atau igd. Kemudian untuk menyelenggarakan
keakuratan igd di muktahirkan secara periodic dan non periodic sesuai perkembangan terkini
penyelenggaraan igd secara bertahap dan sistematis berdasarkan rencana
induk
penyelengaraan mengenai detail area disusun untuk jangka waktu 25 tahun dan dapat ditinjau
ulang secara 5 tahun dan disusun berdasarkan kebutuhan pembangun , kebijakan nasional,
perkembangan iptek, ketersediaan anggaran, rencana induk di tetapkan oleh kepala igd, instasi
dan pemda dapat memberi usul diluar rencana igd. Penyelengaraan igd dengan metode terntetu
dengan iptek standart yg berlaku secara nasional ataupun intrenasional, selain itu igd dapat
melibatkan pihak lain instasi, pemda dan setiap org kemudian big melalukan koordinasi,
supervise, verifikasi dan validasi untuk hasil yang berkualitas igd yang telah akan melalui
pemuktahiran secra periodik dan non periodik dilakukan secara 5 tahun untuk jaring control
geodesi sedangkan peta dasar pemuktahiran digunakan sesuai skala yabg digunakan
perbandingan skala 1 : 1000.000, skla 1: 500.000 dan 1 : 250.000 di muktahirkan dalam jangkan
waktu 1-25 tahun untuk skala banding 1 : 100.000 dan 1: 50.000 dan 1 : 25 di muktahirkan 5
sampai 15 tahun. Peta rupa bumi 1 : 10.000 rb 1 : 5.000 rb 1: 2.500 1: 1000 1 sampai 10 tahun.
Untuk peta lingkungan peta pantai Indonesia 1 250.000 di muktahirkan 15- 25 tahun 1: 50.000
dan 1: 25.000 di mukthirkan 1-15 tahun Peta lingkungan pantai indonesui di muktahirkan
dengan skala 1.10.000 dalam jangka waktu 1-10 tahun Peta lingkuan laut nasional 1 : 500.000
dan 1 : 250.000 15-25 tahnn 1 : 50.000, 10-15 tahun selain secara perodik dapat dilakukan
secar non terkait dengan bencana alam ,perang, pemekaran adminstrsif dan lainnya yang
berakibat unsur igd hilang selain itu secara non juga di priortaskan pada peta dasar paling tua
dengan skala peta paling kecil pada peta nasional selanjutnya igd
yang dihasilkan di
sebarluaskan secara digital atau cetak igd dalam bentuk digital dapat berupa interaktif
multimedia dan 3 dimensi berbagai jenis peta tersebut disebarluaskan melalui inageoportal
sedangkan dalam cetak peta cetak dapat dilihat di katalog igd nasional dengan penyelangaaaran
igd nasional dapat terjamin memiliki keakuratan informasi sehingga dapat bermanfaat untuk
pelaksanaan pembangunan

Infrastruktur geospasial dalam rangka menghasilkan informasi igd yang berkualitas pemerintah
melalui bip memafislitasi dengan kebijakan kelembagaan teknologi standard dan sdm infrakstur
dalam terdiri dari rencana pembangunan, pembangunan jangka menengah nasional ,renvana
aksi penyelengaaran igd nasional dan ditetapkan oleh kepala big melalui rapat rakornas igd.
Infrakstur melalui kelembagaan melaui forum kepentingan ig terdiri instansi pemerintah dan
pemda dan yang berkepintingan Infrastruktur dalam bidang teknologi faktor yang penting
kriteria teknis memiliki standart instasi dapat melibatakan Infrasturktur berupa standart sebagai
acuan untuk menetukan sni dan skkni standartlah dan serta standart lainnya big dengan
memiliki perumusan standart meiliki evaluiasi secara berkelangsungan. Infrakstur sdm sebagai
pelaksanaa dan penyelengaraan idg yann berkualitas pendidikan , pelatihan dan penelitian
sebagia usaha peningkatan sdm pendidikan dapat dilaksanakan dengan pendidikan formal
dengan syarat disepakti oleh mentri pendidikan dan igd selain itu igd memberikan seminar loka
karya pembimbingan selain pelatihan dpat diselengaraankan oleh lembaga penelitian yg
diverfikasi oleh lembaga independen seperti lpjig Selain lpjig memiliki kewenagan Dengan
tersedia nya semua infrasktur dengan harapan igd diharapkan penyelengaaraan ig dapat
dilaksanakan secara lancar dan berkuliats dan bermanfaat pada pembangunan bangsa Indonesia

Indonseia sebagai negara kepulauan terbesar dunia dengan berbagai potensi memerlukan
penanganan yang baik dalam hal spasial berbagai langkah telah dilakukan oleh pemerintah
dengan melakukan

Anda mungkin juga menyukai