Anda di halaman 1dari 9

MENINGKATKAN KINERJA INFRARED OPTOCOUPLER

DENGAN TEKNIK MODULASI CAHAYA


Oleh:
Sujono
Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Budi Luhur
e-mail : soejon@yahoo.com , sujono@bl.ac.id

Abstract
Infrared optocoupler have been use as censor for many purpose.
This device use infrared diode as trasnmitter and phototransistor as
receiver. For the application in opened area, sunlight can influence
optocoupler performance. That needs a prevention soothe censor
performance become better. One thing we can do is closing or installing
barrier. In specific case that is difficult. As other alternative was use light
modulation. This way can do with modulate the power to transmitter by
clock signal have frequency 40 kHz. Infrared will transmit specifically and
different from infrared which found on sunlight.
Finnaly, that will improve performance of the optocoupler as censor.
Kata kunci : infrered, optocoupler, censor.
1. Pendahuluan
Prinsip kerja optocoupler sebagai sensor adalah bahwa dioda
inframerah akan memancarkan cahaya inframerah yang nantinya akan
diterima oleh foto transistor. Penggunaan yang paling sering dilakukan
adalah untuk mendeteksi keberadaan suatu benda. Keberadaan benda
tersebut ditandai oleh jumlah atau intensitas cahaya infra merah yang
diterima foto transistor. Kinerja optocoupler ditentukan oleh kemampuan
bagian penerima (fototransistor) untuk membedakan cahaya yang benarbenar bersumber dari dioda inframerah dengan cahaya lain yang ada
disekitarnya. Untuk itu diperlukan cara agar cahaya yang bersumber dari
dioda inframerah bersifat spesifik/unik yang berbeda dengan cahaya lain
yang ada di sekitarnya. Dengan demikian bagian penerima juga harus
Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

dikondisikan sehingga peka terhadap cahaya yang telah dimodulasikan


tersebut.
2. Proses Modulasi
Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan
1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang
berkisar antara 30 kHz sampai 50 kHz. Pada aplikasi pengiriman data
secara serial, kondisi idle (tidak ada tranmisi data) adalah merupakan
logika 0, sedangkan pada sensor infra merah kondisi idle adalah tidak
adanya sinyal infra merah. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi
pemborosan daya pada saat tidak terjadi transmisi data.

Data
Sinyal
Inframerah

Gambar 1. Modulasi Sinyal Infra Merah


3. Pemancar cahaya infra merah
Pemancar cahaya infra merah terdiri dari bagian modulator,
penguat dan diode infra merah.

Gambar 2. Blok Diagram Pemancar Infra Merah


Rangkaian modulator terdiri dari sebuah gerbang NAND (IC
74HC132) dan rangkaian R-C sebagai oscillator. Pada saat masukan pin
1 berkondisi logika 0 maka output pada pin 6 akan berlogika 1. Kapasitor
C1 akan mengalami pengisian. Pada saat tegangan C1 melebihi tegangan
2

Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

ambarng IC 74HC132, maka keluaran pada pin 6 akan berubah ke


kondisi berlogika 0. Pada saat ini akan terjadi pengosongan C1 melalui
resistor R1. Bila tegangan C1 terbuang hingga di bawah tegangan
ambang 74HC132 maka input pin nomor 5 dari IC ini akan dianggap
berkondisi logika 0 sehingga pin 6 berubah menjadi logika 1. Hal ini
akan terjadi secara berulang dan periodik selama masukan pada pin 1.

Gambar 3. Rangkaian Keseluruhan Sumber Cahaya Infra Merah


Pada saat masukan pin 1 berkondisi logika 0 maka output pada pin
6 akan berlogika 1. Kapasitor C1 akan mengalami pengisian. Pada saat
tegangan C1 melebihi tegangan ambarng IC 74HC132, maka keluaran
pada pin 6 akan berubah ke kondisi berlogika 0. Pada saat ini akan
terjadi pengosongan C1 melalui resistor R1. Bila tegangan C1 terbuang
hingga di bawah tegangan ambang 74HC132 maka input pin nomor 5
dari IC ini akan dianggap berkondisi logika 0 sehingga pin 6 berubah
menjadi logika 1.

Hal ini akan terjadi secara berulang dan periodik

selama masukan pada pin 1.


Proses pembuangan dan pengisian kapasitor C1 ini menyebabkan
adanya osilasi pada pin 6 IC 74HC132 sehingga terbentuk sinyal carrier
dengan frekuensi tertentu tergantung besarnya kapasitor C1 dan tahanan
R1 yang dipergunakan.
Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

T = (Waktu pengisian C1) + (Waktu pembuangan C1)


Waktu pengisian C1 = Waktu pembuangan C1
T = 2 . ( Waktu pengisian C1 )

Vs VT
Vs VT +
T = 2 RC Ln

Ln

..........................................(1)
Vs
Vs

dimana VT adalah batas bawah tegangan ambang 74HC132 yaitu


+

sekitar 2 Volt dan VT adalah batas atas dari tegangan ambang 74HC132
yaitu sekitar 3 Volt. Dengan R1 = 4K7, C1 = 6,6 nF dan Vs = 5 Volt maka
akan didapatkan sinyal keluaran yang

berosilasi dengan frekuensi

31.616 kHz.
Ayunan sinyal berfrekuensi 31,6 kHz ini diperkuat lagi oleh
gerbang lain dari 74HC132 yang dibentuk menjadi inverter dan
diteruskan ke transistor BC548 yang mengalirkan sinyal-sinyal frekuensi
hasil dari modulator tersebut ke dioda infra merah. Dioda infra merah
membutuhkan arus kurang lebih 100 mA untuk dan tegangan kurang
lebih 2 Volt untuk memancarkan sinyal secara maksimal.
Output dari IC 74HC132 yang hanya mengeluarkan arus
maksimal 4 mA tentu saja tidak cukup untuk mengendalikan LED
tersebut. Transistor BC548 adalah sebuah transistor dengan konfigurasi
darlington dan penguatan minimal 100x (hfe). Oleh karena itu, untuk
membangkitkan arus kolektor sebesar 100mA, maka hanya dibutuhkan
arus sebesar 1 mA saja pada basis. Output 74HC132 yang dapat
mengeluarkan arus 4 mA dapat dihubungkan ke transistor tersebut
melalui resistor R2.

Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

4. Penerima cahaya infra merah


Rangkaian ini berfungsi sebagai sensor penerima cahaya infra
merah yang dipancarkan oleh rangkaian sumber cahaya infra merah.
Rangkaian ini mempunyai komponen utama adalah foto transistor
sebagai penerima cahaya dari LED infra merah. Foto transistor ini sudah
dilengkapi dengan rangkaian band pass filter yang hanya melewatkan
frekuensi antar 30 kHz sampai 50 kHz saja.

Gambar 4. Rangkaian Penerima Cahaya Infra Merah

Gambar 4. Timing Diagram Penerima


5. Pengujian Dan Analisa
Untuk mengetahui kinerja dari sistem rangkaian optocoupler
termodulasi, maka dilakukan pengujian. Pengujian pertama dilakukan
pada rangkaian pemancar bahaya inframerah.
Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

Gambar 5. Hasil Pengukuran Sinyal Tegangan Pemodulasi


(pada kaki 8 output IC 74HC132)

Gambar 6. Hasil Pengukuran Sinyal Tegangan Pemodulasi


(pada kaki Collector Transistor BC 548).
Pengujian kedua dilakukan pada penerima cahaya infra merah yaitu
dengan menggunakan voltmeter. Hal ini dimaksudkan untuk dapat

Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

mengetahui tegangan masukan dan keluaran pada rangkaian penerima


cahaya infra merah.

Gambar 7. Rangkaian pengujian


Tabel 1. Hasil pengujian untuk 2 keadaan
(Tanpa sinar matahari dan dengan sinar matahari).
Jarak
( cm )

Tegangan
( Volt )

4.5

10

4.5

15

4.5

20

4.5

25

4.5

30

Dari hasil pengujian pada tabel 1 menunjukkan bahwa sensor


penerima cahaya infra merah dapat menerima cahaya infra merah
dengan baik pada jarak kurang dari 30 cm. Pada jarak diatas 30 cm,
sensor penerima infra merah sudah tidak dapat menerima cahaya infra
merah dengan baik. Pengujian tersebut dilakukan untuk 2 keadaan, yang
pertama tanpa ada sinar matahari dan keadaan yang kedua adalah
dimana sinar matahari dapat langsung mengenai sistem. Dari hasil
Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

menunjukkan bahwa sinar matahari tidak terlalu mempengaruhi kinerja


sistem.

Grafik perbandingan antara jarak dengan


tegangan pada saat penghalang sensor dibuka

Tegangan (volt)

5
4
3
2
1
0
5

10

15

20

25

30

Jarak (cm )

Gambar 8. Grafik hubungan antara tegangan dengan jarak pada saat


penghalang sensor dibuka.

Tabel 2. Hasil pengujian kondisi LED indikator ketika jarak sensor


diubah-ubah dan diberi penghalang dan tidak diberi penghalang.
Jarak
(cm)
5
10
15
20
25
30

Penghalang
Buka

LED Indikator
Mati

Tutup
Buka

Nyala
Mati

Tutup
Buka

Nyala
Mati

Tutup
Buka

Nyala
Mati

Tutup
Buka

Nyala
Mati

Tutup
Buka

Nyala
Nyala

Tutup

Nyala

Kemudian pengujian selanjutnya adalah pengujian kondisi LED


indikator sebagai pertanda aktif atau tidak aktifnya sensor infra merah,
yaitu dengan merubah jarak antara rangkaian pemancar dan penerima
infra merah dan diberi penghalang atau tidak diberi penghalang.

Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

6. Kesimpulan :
Dari pengujian yang dilakukan terhadap sistem optocoupler
inframerah termodulasi dapat disimpulkan :
- Jarak maksimal antara pemancar dan penerima agar sistem masih
mampu bekerja dengan baik adalah 30 cm
- Untuk jarak yang melebihi jarak maksimal maka kinerja sistem sudah
mulai mengalami penurunan.
- Dengan teknik modulasi, maka pengaruh sinar matahari dan cahaya
lain dapat diminimalisasi sehingga akan meningkatkan kinerja
optocoupler dalam penerapannya sebagai sensor.

7. Referensi :
[1].
[2].
[3].
[4].

Albert Paul Malvino, Ph.D, Prinsip-Prinsip Elektronika, edisi


kedua, Erlangga tahun 1996.
Frank D. Petruzella, Elektronika Industri, Penerbit Andi tahun
2000.
....., Komunikasi Data Infra merah dengan DST-51, Delta
Electronics.
....., IC 74132 Data sheet, Texas Instrument.

Meningkatkan Kinerja Infrared Optocoupler Dengan Teknik Modulasi Cahaya

Anda mungkin juga menyukai