Anda di halaman 1dari 4

HIPERTENSI

a. Definisi, insiden, dan etiologi


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan sistolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, strok dan gagal ginjal.
Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi dan lebih dari 90%
diantara mereka menderita hipertensi esensial (primer) dimana tidak dapat
ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah
dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder) seperti penyempitan arteri
renalis atau penyakit parenkhim, ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor
dan kehamila.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, rangsangan
kopi yang berlebihan, tembakau dan obat-obatan yang merangsang dapat
berperan disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi faktor keturunan,
penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria, tetapai pria khusus
pria keturunan afrika, lebih tidak mampu mentolenransi penyakit ini. Di
Amerika serikat, insiden hipertensi meningkat sesuai proses penuaan dan
insden pada orang Amerika keturuna Afrika jauh melebihi orang kulit putih.
b. Patofisiologi Hipetrtensi Esensial
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari medula
kolumna spinalis ke ganglia simpatis ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkholin yang akan merangsang serabut saraf paska ganglion
kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi
epinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriksi pembuluh
darah, vasokonstriksi yang menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal.hormon ini menyebabkan retensi natrium dan retensi air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskular. Peningkatan
volume ini secara langsung akan menaikkan tekanan darah.

c. Proses keperawatan pada pasien hipertensi


d. Pengkajian
Mengkaji pasien dengan hipertensi yang baru saja terdeteksi meliputi :
Pemantauan teliti tekanan darah dengan interval yang sering dan
kemudian dilanjutkan dengan interval dengan jadwal yang rutin .
Riwayat yang lengkap harus diperoleh untuk mengkaji gejala yang
menun jukkan apakah sistem tubuh lainnya telah terpengaruh oleh
hipertensi, hal ini meliputi : tanda seperti peradangan hidung, nyeri
angina, nafas pendek, perubahan tajam pandang, vertigo, sakit kepala,
atau nokturia.
Pemeriksaan fisik juga harus memperhatikan kecepatan, irama dan
karakter denyut apikal dan perifer untuk mendeteksi efek hipertensi
terhadap jantung dan pembuluh darah perifer.
e. Diagnosa
1) Penurunan curah jantung, risiko terhadap b/d peningkatan after load,
myokard iskemia.
2) Intoleransi aktifitas b/d kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
3) Nyeri sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral
ditandai dengan melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak
pada region suboksipital yang terjadi saat bangun.
4) Nutrisi lebih dari kebutuhan b/d masukan berlebihan, pola hidup
monoton, keyakinan/ budaya.
5) Kopping indifidu tidak efektif b/d krisis situasional, persepsi tidak
realistik, perubahan hidup.
6) Kurang pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan
sehubungan dengan misinpretasi informasi, keterbatasan kognitif
ditandai dengan klien menyatakan masalah, meminta informasi.
f. Intervensi
1) Nyeri sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskular serebral
Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional :
Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher,
tenang, redupkan lampu kamar .
Rasional :
Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang
memperlambat atau memblot respon simpatis efekfif dalam
menghilangkan sakit kepala dan kompulasinya.
Minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala, mis : mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.

Rasional :
Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala
pada adanya peningkatan tatanan vaskular serebral.
Kolaborasi dengan dokter, pemberian analgetik :
Rasional :
Menurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsangan sistem
saraf simpatis.
2) Kurang pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan
Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat
Rasional :
Kegagalan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan
sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien /
orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis.
Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi
dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
Rasional :
Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan
bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika
merasa sehat.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko
kardiovaskuler yang dapat diubah, mis : obesitas, diet tinggi lemak
jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum
alkohol, pola hidup stress.
Rasional :
Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
Bahas pentingnya menghentikan merokok dan bantu pasien dalam
membuat rencana untuk berhenti merokok.
Rasional :
Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan
peningkatan frekuensi jantung, TD dan vasokontriksi mengurangi
oksigenasi jaringan, dan meningkatkan beban miokardium.
g. Evaluasi
1) Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat
a) Tekanan darah dalam rentan yang dapat diterima dengan
pengobatan, terapi diet, dan perubahan gaya hidup.
b) Tidak menunjukkan gejala angina, palpitasi atau penurunan
penglihatan.
c) Teraba denyut nadi perifer
2) Mematuhi program yang diajarkan
a) Minum obat sesuai resep dan melaporkan setiap ada efek
samping

b) Mematuhi aturan diet sesuai yang dianjurkan : pengurangan


natrium, kolesterol dan kalori.
c) Berlari secara teratur dan cukup
d) Mengukur tekanan darahnya sendiri secara teratur.
e) Berhenti mengkonsumsi tembakau, kafein dan alkohol
f) Menepati jadwal kunjungan klinik atau dokter
Kedaruratan Hipertensi
Kedaruratan hipertensi terjadi apabila peningkatan tekanan darah harus
diturunkan dalam 1 jam. Peningkatan tekanan darah akut yang mengancam jiwa ini
memerlukan penanganan segera dalam perawatan intensif karena dapat menimbulkan
kerusakan serius pada orang lain.
Kedaruratan hipertensi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak terkontrol
atau mereka yang tiba-tiba menghentikan pengobatan. Obat pilihan pada kedaruratan
hipertensi adalah yang memiliki efek segera. Nitroprusid dan labetalol hidroklorida
intravena memiliki efek vasodilatasi segeran dengan waktu kerja yang pendek,
sehingga banyak digunakan pada penanganan awal klinis. Efek kebanyakan obat
antihipertensi diperkuat oleh diuretika. Penurunan tekanan darah yang mendadak
dapat terjadi dan memerlukan tindakan segera untuk mengembalikan tekanan darah
ke batas normal.

Anda mungkin juga menyukai