Sel Bakteri
Bagian luar
Dinding sel
Lapisan lendir
Kapsul
Membran sel
Flagela
Pili/fimbriae
Bagian dalam
Plasma sel
Nukleoid
Ribosom
Mesosom
1) Bagian luar
Dinding sel bakteri disusun oleh peptidoglikan, yaitu polisakarida yang
berikatan dengan protein. Berdasarkan perbedaan kandungan peptidoglikan
pada dinding sel, Hans Christian Gram (1880), seorang ahli bakteri Denmark
berhasil mengelompokan bakteri menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram
negative.
1. Bakteri gram positif merupakan bakteri yang dinding selnya banyak
mengandung peptidoglikan dan akan berwarna ungu jika diberikan
pewarna gram. Contohnya, Vibrio choleae dan Neisseria gonorrhoeae.
2. Bakteri gram negative merupakan bakteri yang dinding selnya
mengandung sedikit peptidoglikan dan akan berwarna merah muda
atau merah jika diberikan pewarnaan gram. Contohnya, Escherichia coli
dan Steptococcus mutans.
Pada bakteri tertentu, dinding sel terbungkus oleh lapisan lendir atau kapsul.
Lapisan lendir merupakan bahan lendir yang melekat pada sel secara tidak erat,
sedangkan kapsul berupa bahan lendir yang tebal dan memiliki bentuk
(misalnya, bulat atau kotak). Kapsul dan lendir tersebut ada yang terbuat dari
karbohidrat, nitrogen, atau fosfor. Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai
sebagai pelindung sel terhadap dehidrasi, menyatukan bakteri dalam bentuk
koloni, menempel pada substrat, dan perlindungan terhadap sistem pertahanan
sel inang. Pada umumnya, kapsul dimiliki oleh bakteri virulen.
Membran sel (membrane plasma) bakteri tersusun dari protein dan lemak.
Fungsinya adalah mangatur transportasi zat dari luar ke dalam sel.
Flagela berfungsi sebagai alat gerak. Flagela dapat berotasi sebesar 360
sehingga bakteri dapat berputar atau bergerak maju. Berdasarkan jumlah dan
tempat kedudukan flagella, bakteri dapat dibedakan menjadi lima kelompok,
yaitu sebagai berikut.
1. Bakteri atrik, bakteri yang tidak memiliki flagella
2. Bakteri monotrik, bakteri yang hanya memiliki sebuah flagella.
3. Bakteri lofotrik, bakteri yang memiliki banyak flagella yang berada di
salah satu ujung tubuh.
4. Bakteri amfitik, bakteri yang memiliki banyak flagella pada kedua
ujung tubuh.
5. Bakteri peritrik, bakteri yang seluruh permukaan tubuh ditumbuhi
flagella.
Pili merupakan struktur berbentuk rambut halus yang muncul dari dinding sel.
Fungsinya untuk melekatkan diri ke suatu permukaan benda dan sebagai
saluran untuk menyalurkan materi genetika dalam peristiwa konjugasi.
2) Bagian dalam
Plasma sel atau sitosol merupakan larutan tidak berwarna yang mengandung
garam, zat makanan, dan enzim. Di dalam sitosol terdapat nukleoid yang
mengandung DNA.
c. Reproduks bakteri
Bakteri bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan satu sel
menjadi dua sel yang sama (identik). Proses pembelahan sel diawali dengan pembagian
bahan inti dan dilanjutkan dengan pembagian sitoplasma. Apabila sitoplasma telah
terbagi menjadi dua bagian, maka akan terbentuk dinding pemisah sehingga dihasilkan
dua anak sel. Proses pembelahan biner biasanya terjadi setiap 20 menit.
Reproduksi seksual terjadi melalui proses pertukaran materi genetika antar bakteri.
Peristiwa yang demikian dikenal sebagai rekombianan genetika atau rekombianan
DNA. Rekombinasi genetika pada bakteri dapat menghasilkan dua sel bakteri yang
masing-masingnya memiliki kombinasi materi genetika dari dua sel induk. Proses
pertukaran materi genetika dapat terjadi dengan cara konjugasi, trasformasi, dan
transduksi.
1. Konjugasi
Merupakan pemindahan materi genetika secara langsung melalui pili dari dua sel
bakteri yang berdekatan sehingga membentuk stuktur jembatan sitoplasma.
2. Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri
lainnya. Contohnya, Sterptococcus sp.
3. Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri
lainnya melalui suatu organism atau perantara. Conthnya, pemindahan materi
genetika melalui virus T(bakteriofag)
3. Fase Stasioner
Pertumbuhan bakteri tidak berlangsung secara terus-menerus. Pada suatu saat akan
tercapai kepadatan populasi yang konstan karena jumlah bakteri tidak meningkat
lagi. Populasi konstan berarti pertambahan sel (bakteri) yang dihasilkan dari
prosesproses pembelahan sama dengan jumlah bakteri yang mati. Hal ini dapat
disebabkan nutrisi yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan populasi, limbah
metabolisme, atau perubahan pH lingkungan. Periode dengan jumlah bakteri dalam
populasi yang tetap disebut fase stasioner.
4. Fase kematian
Apabila populasi bakteri telah mengalami fase stasioner, maka populasi bakteri akan
masuk ke dalam fase kematian atau penurunan. Pada fase ini, jumlah bakteri yang
mati lebih besar dibandingkan dengan jumlah penambahan bakteri.
CH3CH2OH + O2
(Etanol)
Sebaliknya, bakteri yang tidak menggunakan oksigen bebas dalam perombakan zat
organic disebut bakteri anaerob. Contohnya, Lactobacillus, Clostridium, Streptococcuss,
Bacillus, Escheria, dan Enterobacter. Pada umumnya, bakteri anaerob memperoleh
energy dilakukan melalui proses ferentasi. Contoh reaksi fermentasi adalah sebagai
berikut.
C6H12O6
(Glukosa)
2CH3CHOHCOOH + energy
(Asam susu/ laktat)
Bakteri jga memerlukan makanan agar dapat menyuplai energy. Sebagian bakteri
memperoleh makanan (nutrisi) dari organism lain atau lingkungannya. Bakteri yang
tidak mampu membuat makanannya sendiri disebut bakteri hetorotrof.
CH2O + 2S + H2O
Bakteri yangmenggunakan energy dari hasil reaksi kimia disebut bakteri kemoautotrof.
Reaksi kimia terjadi melalui proses oksidasi senyawa anorganik sederhana seperti nitrit,
nitrat, atau sulfide. Contohnya, Nitrobacter, Nitrosococcus, Nitrosomonas, Thiobacillus,
dan bakteri belerang.
2S + 2H2O + 3O2
(Sulfur)
f.
2H2SO4 + energy
(Asam sulfat)