Anda di halaman 1dari 16

1.

Mineral Bauksit

Mineral bauksit terbentuk karena adanya endapan dari pelapukan batuan induk.
Bauksit terbentuk dari bahan baku aluminia dan aluminium. Bauksit terjadi dari
hasil pelapukan prapis yang efektif pada batuan beku alumunial.
Ciri-ciri mineral Bauksit :
Struktur, Mineral bauksit merupakan mineral yang tersusun oleh mineral
anorganik yakni merupakan senyawa kimia yang ada secara alami. Tekstur,
Secara alami, alumunium oksida terdapat dalam Kristal corundum. Terdapat
adanya kristal-kristal berwarna hitam dengan lebih banyak bintik merah agak
orange. Jenis Bauksit merupakan jenis mineral sekunder karena bauksit terbentuk
dari mineral-mineral primer yang mengalami pelapukan. Warna, Jika dilihat
dengan menggunakan mata telanjang bauksit memiliki warna coklat orange agak
kekuning-kuningan. Namun apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop akan
terlihat adanya Kristal yang berwarna kehitaman.

Genesa mineral bauksit :


Genesa bijih bauksit, alumina dapat bersumber dari batuan primer (magmatic dan
hidrotermal) maupun dari batuan sekunder (pelapukan dan metamorphosis).
Namun, secara luas yang berada dipermukaan bumi ini berasal dari batuan
sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian. Genesa dari bauksit sendiri dapt
terbentuk dari 4 proses yaitu : magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan
pelapukan

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara
lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate,
kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut
mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral
mineral alkali, sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan
terakumulasikan.

Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat

dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida


alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung
terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan
menghasilkan endapan lateritik.

Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama
dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan
lamanya proses laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara
optimum adalah ;
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5.Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan
terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

Kegunaan mineral Bauksit :

Bauksit memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Kandungan alumina


yang terdapat di dalam mineral bauksit dapat dimanfaatkan sebagai penyangga
(buffer) katalis yang digunakan dalam proses Hydrotreating yang bertujuan untuk
menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terdapat pada minyak bumi seperti
senyawa sulfur, nitrogen dan logam. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat perabotan rumah tangga seperti wajan, panci dan lain-lain. Bauksit juga
dapat digunakan sebagi bahan industry, keramik, logan dan abrasive.

2.

Mineral Nikel

Nikel logam yang sangat keras dan putih mengkilap terdapat di dalam kerak bumi
sebanyak kl. 0,02%. Berdasarkan cara terjadinya, endapan nikel dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu endapan sulfida nikel tembaga berasal dari mineral
pentlandit, yang terbentuk akibat injeksi magma dan konsentrasi residu (sisa)
silikat nikel hasil pelapukan batuan beku ultramafik yang sering disebut endapan
nikel laterit. Menurut Bateman (1981), endapan jenis konsentrasi sisa dapat
terbentuk jika batuan induk yang mengandung bijih mengalami proses pelapukan,
maka mineral yang mudah larut akan terusir oleh proses erosi, sedangkan mineral
bijih biasanya stabil dan mempunyai berat jenis besar akan tertinggal dan
terkumpul menjadi endapan konsentrasi sisa.
Ciri-ciri Mineral Nikel :
Warna putih kebiruan, kilap logam, transparasi opak, sistem kristal isometrik,
morfologi kristal sangat jarang membentuk kristal, kadang ditemukan berbentuk
kubik tetapi biasanya granular atau masif, pecahan Hackly (bergerigi), kekerasan
4-5, berat jenis 7,8 8,2 (meskipun untuk mineral logam)
Genesa mineral Nikel :
Terbentuk pada batuan ultramafik yang terserpentinisasi dari aktivitas hidrotermal
bertemperatur rendah dan tempat jatuhnya meteor.
Kegunaan mineral Nikel :
Nikel digunakan untuk membuat campuran logam (non Ferros Alloy),missal alloy
nikel-besi dengan kandungan nikel antara 50-80% sisanya besi. Alloy alni yaitu
campuran alminium nikel dan besi,yang dalam penggunaanya sama dengan
penggunaan baja karbon,alloy Ferrid yang mengadung nikel oksida dan seng .
Alloy tersebut biasanya dimanfaatkan untuk peralatan elektronika. Disamping itu
nikel digunakan untuk pelapis logam dengan cara elekro pllating,baja tahan karat
,bahan campuran keramik .

3.

Mineral Kuarsa
Mineral Kuarsa (quartz) ini di alam ditemukan di dalam batuan beku dan

batuan metamorf, terutama dalam pegmatit granit. Kuarsa merupakan mineral


paling umum ditemukan dalam mineral gang dari urat-urat hidrothermal. Mineral
tersebut juga ditemukan dalam bentuk pasir kuarsa lantaran terjadi pelapukan
pada batuan beku ataupun metamorf.
Ciri-ciri mineral kuarsa :
Sistem Cristal Trigonal, Warna ;Tak-berwarna sampai putih, kadang-kadang
berwarna karena pengotoran, Goresan : Putih, Belahan dan pecahan : Tak-ada ;
konkoidal, Kekerasan : 7 Berat jenis : 2,65

Genesa mineral Kuarsa :


Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, pegmatit, hidrotermal, metamorfik
dan sedimen.

Kegunaan mineral kuarsa :

Kegunaan mineral kuarsa dalam kehidupan sehari-hari: untuk alat optik, batu asah
(gerinda), dan kaca. Bila berbentuk pasir, kuarsa digunakan untuk sandpaper,
sandblasting, refractories, fluxs dalam proses metalurgi, industri kimia, industri
cat, bahan pengisi, industri keramik (kaca dan gelas), decorative material,
insulation, stuctural materials, bahan bangunan dalam tongkat rod work and
blocks digunakan dalam tube mills (pabrik pipa), industri semen, elektronik, dan
arloji.
4.

Emas (Au)

Tempat ditemukan : Sulida, Sumatra Barat


Sistem Kristal : Isometrik
Warna : Kuning Emas

Goresan : Kuning
Kilap : Metalik
Belahan dan pecahan : Tak ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan
ujung yang tajam ).
Kekerasan : 2,5 3
Berat jenis : 19,3
Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk
melalui proses hidrotermal; dan sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral
sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila urat-urat
mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian
mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap
di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama pasir, dan atau
kerikil-kerakal.
Manfaat : sumber logam emas; dipakai untuk membuat perhiasan, instrumeninstrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.
5.

Sulfur (S)

Tempat ditemukan : Kawah Papandayan, Jawa Barat


Sistem Cristal : Ortorombik.
Warna : Kuning sampai coklat kekuningan.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Tak ada ; Konkoidal sampai tidak rata.
Kekerasan : 1,5 2,5.
Berat jenis : 2,07.
Genesis : Sulfur dapat terbentuk di daerah gunungapi aktif, di sekitar mata air
panas, dan hasil aktivitas bakteri yang memisahkan sulfur dari sulfat. Dapat pula
terbentuk karena oksidasi sulfida-sulfida pada urat-urat yang berasosiasi dengan
sulfida-sulfida metal. Dijumpai juga pada batuan-batuan sedimen yang berasosiasi
dengan anhidrit, gipsum dan batugamping.
Manfaat : sulfur digunakan untuk membuat senyawa-senyawa sulfur, seperti asam
sulfat (H2SO4); dalam pembuatan insektisida, pupuk buatan, vulkanisasi karet,
sabun; dalam industri tekstil, kulit, kertas, cat, pencelupan dan penggilingan
minyak.

6.

Khromit, ( Mg,Fe ) Cr2O4

Tempat Ditemukan : Padamarang, Sulawesi.


Sistem Cristal : isometrik .
Warna : hitam besi sampai hitam - kecoklatan
Goresan : coklat gelap
Belahan dan pecahan : tak ada ; tidak rata
Kekerasan : 5,5
Berat jenis : 5,09
Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan beku ultra basa, seperti peridotit dan
serpentit. Dapat pula pada lingkungan redimen, yaitu terdapat dalam pasir
Manfaat : mineral bijih sumber logam khrom
7.

Hematit, Fe2O3

Tempat Ditemukan : Ciater, Jawa Barat


Sistem Cristal : Heksagonal.
Warna : Abu-abu baja, atau coklat kemerahan sampai hitam.
Goresan : Merah atau coklat kemerahan
Belahan dan pecahan : Tak ada; tidak rata.
Kekerasan : 5,5 6,5
Berat jenis : 5,26
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, hidrotermal temperatur
tinggi dan metamorfisme kontak; juga dalam lingkungan sedimen, merupakan
hasil pelapukan dari magnetite
Manfaat : sumber logam besi; juga digunakan sebagai bubuk pigmen, oker merah
dan bubuk pengilap. Kristalnya yang berwarna hitam dapat dibuat batupermata.
8.

Psilomelan,( Ba, H2O )2Mn5O10

Tempat Ditemukan : Kliripan, Jawa Tengah


Sistem Cristal : Monoklin.
Warna : Hitam besi sampai abu-abu baja gelap
Goresan : Hitam kecoklatan sampai hitam.
Belahan dan pecahan : Tak-ada
Kekerasan : 5 6
Berat jenis : 4,71

Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen oksidat ; sebagai mineral sekunder


yang sering berasosiasi dengan pirolusit, gutit, limonit, dan hausmanit. Dapat pula
sebagai deposit residu, dari hasil pelapukan silikat atau karbonat mengandung
mangan ; juga sebagai massa konkresi dalam lempung, dan dalam deposit danau
atau rawa.
Manfaat : Sumber logam mangan.
9.

Pirolusit, MnO2

Tempat Ditemukan : Tasik, Jawa Barat


Sistem Cristal : Tetragonal.
Warna : abu-abu baja terang sampai gelap, sampai abu-besi, Madang-kadang
kebiruan.
Goresan : hitam
Belahan dan pecahan : {110} sempurna ; tidak rata.
Kekerasan : 6-6,5 (cristal-kristal), 2-6 (material masiv)
Berat jenis : 4,75
Genesis : terbentuk pada lingkungan sedimen oksidat; sering ditemukan sebagai
deposit rawa(bog), danau, atau depoisit laut dangkal; pada mintakat oksidasi dari
statu deposit bijih, atau batuan yang mengandung mangan.
Manfaat : sumber logam mangan
10.

Kalsit , CaCo3

Tempat Ditemukan : Kliripan, Yogyakarta


Sistem Cristal : Trigonal.
Warna : Tak-berwarna sampai putih, sering diwarnai oleh warna abu-abu, merah,
hijau, biru, kuning, bahan coklat sampai hitam bila tidak murni.
Goresan : Putih sampai keabuan.
Belahan dan pecahan : {10 11} sempurna.
Kekerasan : 3
Berat jenis : 2,71
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, sedimen, metamorf dan
melalui proses hidrotermal. Merupakan mineral utama dalam batugamping, atau
pulam/marmer (marble). Dapat juga diendapkan di sekitar/di sekeliling mata air,
atau aliran air, berupa travertin, tufa, atau sinter-gamping.

Manfaat : Kalsit merupakan sumber senyawa CaO, yang digunakan untuk


membuat semen, campuran adulan semen, pupuk, kapur tohor, industri kimia,
industri besi baja dan pembenah tanah.
11.

Magnesit, MgCO3

Tempat Ditemukan : Lalangsilawo, Sulawesi


Sistem Cristal : Trigonal.
Warna : Tak-berwarna, putih, putih-keabuan, dan kekuningan sampai coklat.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada {10 11}
Kekerasan : 3,5 5
Berat jenis : 3,0 3,2
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen ; secara hidrotermal,
sehingga terdapat dalam urat-urat, atau sebagai hasil ubahan pada batuan yang
banyak mengandung silikat kalsium (serpentin, olivin, dan piroksen) yang
disebabkan oleh air karbonat.
Manfaat : Sumber senyawa MgO yang digunakan dalam pembuatan batubara
tahan api, industri kimia, dan sebagai sumber logam magnesium.
12.

Siderit, FeCO3

Tempat Ditemukan : Antigonis, Nova Scotia


Sistem Cristal : Trigonal.
Warna : Coklat kekuningan dan coklat keabuan sampai coklat dan coklat
kemerahan, dapat juga abu-abu, abu-abu kekuningan , atau abu-abu kehijauan.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada {10 11}.
Kekerasan : 3,5 4
Berat jenis : 3,96 untuk FeCO3 murni, dan menjadi rendah dengan hadirnya
Mn2+ dan Mg.
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen, dan terdapat sebagai lapisanlapisan yang sering berasosiasi dengan lapisan lempung, serpih, atau batubara.
Dapat pula terbentuk melalui proses hidrotermal dan terdapat dalam urat-urat,
atau terbentuk sebagai pegmatit. Sering berasosiasi dengan bijih-bijih metal yang
mengandung mineral-mineral perak seperti pirit, khalkopirit, tetrahedrit, dan

galena.
Manfaat : Sumber logam besi
13.

Dolomit, CaMg(CO3)2

Tempat Ditemukan : Essex.Co, New York


Sistem Cristal : Trigonal.
Warna : Tak-berwarna, putih, abu-abu, atau kehijauan, yang menjadi coklat
kekuningan, atau coklat, dengan semakin meningkatnya kadar Fe2+, dapat juga
merah muda, atau merah-mawar
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada {10 11}
Kekerasan : 3,5 4
Berat jenis : 2,85.
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen, melaluia proses hidrotermal
dan terdapat dalam urat-urat, serta berasosiasi dengan fluorit, barit, kalsit, siderit,
kuarsa dan mineral-mineral bijih metalik. Dapat juga terbentuk secara
metamorfisme.
Manfaat : Sumber logam magnesium, atau kalsium, dan senyawa magnesium
oksida yang digunakan untuk membuat batubara tahan api.dapat juga dibuat batu
hias.
14.

Malakhit, Cu2(CO3)(OH)2

Tempat Ditemukan : Broken Hill, New South Wales, Australia


Sistem Cristal : Monoklin.
Warna : Hijau cemerlang.
Goresan : Hijau pucat.
Belahan dan pecahan : {201} sempurna, {010}baik ; tak-rata
Kekerasan : 3,5 4
Berat jenis : 3,9 4,03
Genesis : Malakhit adalah mineral tembaga sekunder, umumnya terdapat dalam
mintakat oksidasi atas pada suatu deposit bijih tembaga, khususnya pada derah
yang berbatugamping, dan sering berasosiasi dengan azurit, limonit, kalsit,
kalsedon, khrisokola, dan mineral-mineral sekunder tembaga, timbal, atau seng,
dan lainnya.

Manfaat : Mineral bijih sumber minor logam tembaga, digunakan juga sebagai
batu-hias, dan batupermata.
15.

Anhidrit, CaSO4

Tempat Ditemukan : Nants, Nova Scotia


Sistem Cristal : Ortorombik.
Warna : Tak-berwarna sampai kebiruan atau lembayung (violet), kadangkala abuabu sampai abu-abu gelap.
Goresan : Putih sampai putihkeabuan.
Belahan dan pecahan : {010}sempurna,{100} hampir sempurna dan {001} baik.
Kekerasan : 3 3,5
Berat jenis : 2,89 2,98
Genesis : Terbentuk pada lingkungan sedimen, dan sering berasosiasi dengan
gipsum, batugamping, dolomit, dan garam-garam. Dapat juga terbentuk melalui
proses hidrotermal, dan terdapat sebagai mineral geng dalam urat-urat metaliferus.
Manfaat : Sebagai pembenah tanah dan van untuk membuat semen Prtland.
16.

Gipsum, CaSO42H2O

Tempat Ditemukan : Besuku, Jawa Timur


Sistem Cristal : Monoklin.
Warna : Tak-berwarna dan transparan, dapat pula putih, abu-abu,dan kekuningan
bila masiv.
Goresan : Putih
Belahan dan pecahan : {010} sempurna ; {100} dengan permukaan konkoidal,
dan {011} dengan pecahan yang fibrus.
Kekerasan : 2
Berat jenis : 2,32
Genesis : Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan sering berselingan dengan
batugamping, serpih, batupasir, lempung dan garam batuan. Dapat pula ditemukan
dalam urat-urat metalik sebagai mineral geng.
Manfaat : Digunakan dalam industri konstruksi, sebagai pembenah tanah dan
pupuk.
17.

Monasit, (Ce, La, Y, Th)PO4

Tempat Ditemukan : Transvall, Afrika Selatan.

Sistem Cristal : Monoklin.


Warna : kekuningan, atau coklat kemerahan sampai coklat.
Goresan : hampir putih.
Belahan dan pecahan : {100} jelas.
Kekerasan : 5-5,5.
Berat jenis : 4,6-5,4.
Radioactivitas : Radioaktif.
Genesis : Terbentuk pada lingkungan batuan beku, yaitu sebagai mineral asesori
dalam granit, sienit ; pada lingkungan pegmatit, dan sebagai mineral rombakan
berbentuk pasir dalam lingkungan redimen.berasosiasi dengan zirkon, xenotim,
magnetit, apatit, ilmenit, rutil dan kolumbit.
Manfaat : Sumber torium ( Th, eleven radioaktif ) dan torium oksida.
18.

Kuarsa, SiO2

Tempat Ditemukan : Sampit, Kalimantan Tengah


Sistem Cristal : Trigonal.
Warna : Tak-berwarna sampai putih, kadang-kadang berwarna karena pengotoran.
Goresan : Putih.
Belahan dan pecahan : Tak-ada ; konkoidal.
Kekerasan : 7
Berat jenis : 2,65
Genesis : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, pegmatit, hidrotermal,
metamorfik dan sedimen.
Manfaat : Dipakai dalam industri konstruksi, sebagai flux dalam industri
metalurgi, pembuatan gelas, keramik, refraktori, amplas, filter, batupermata dan
optik.
19.

Kaolinit, Al4Si4O10(OH)8

Tempat Ditemukan : Flores, NTT


Sistem Cristal : Triklin.
Warna : Putih, kadangkala berwarna coklat, atau abu-abu karena pengotoran.
Goresan : Putih
Belahan dan pecahan : {001} sempurna, tetapi tidak terlihat dengan mata biasa
karena berukuran Sangat kecil.

Kekerasan : 2
Berat jenis : 2,6
Genesis : Terbentuk sebagai hasil dekomposisi aluminosilikat, khususnya
feldspar, baik oleh aktivitas pelapukan, atau hidrotermal.Suatu deposit yang besar
dapat terbentuk dari alterasi hidrotermal pada feldspar yang terdapat dalam granit,
atau pegmatit granit; atau oleh proses erosi terhadap granit terkaolinisasi, yang
mengendapkan kaolinit.
Manfaat : Digunakan dalam industri yertas, karet, keramik, tembikar dan farmasi.
Kaolinites [Al2Si2O5 (OH) 4], terbentuk di iklim tropis yang lembap di mana Ca,
Na, dan K ion tercuci dan dihapus dalam larutan selama proses pelapukan.
Lempung kaolinit biasa ditemukan di daerah beriklim tropis yang lembap.
Kaolinit adalahmineral tanah liat, b a g i a n d a r i k e l o m p o k mineral
industri, d e n g a n k o m p o s i s i k i m i a Al2Si2O5(OH)4.
Mineral ini berlapismineral silikat, dengansatu lembar tetrahedralterhubung
melaluiatom oksigenk e s a l a h s a t u l e m b a r
oktahedral aluminaoktahedra. Batuan yang k a y a k a o l i n i t d i k e n a l s e b a g a i
t a n a h l i a t cina, tanah liat putih, atau kaolin.
Karakteristik Fisik
Warna: Putih, kadang-kadang merah, biru atau coklat kotor
Crystal habit: Jarang sebagai kristal, platy tipis atau ditumpuk, Lebih
umumseperti piring pseudohexagonal mikroskopis dan kelompok pelat, agregasi
kedalam kompak, massa claylike
Sistem kristal: Triklinik - Pedial
Pembelahan: Sempurna di {001}
Kekuatan: Fleksibel tetapi tidak elastis
Skala Mohs: Kekerasan 2-2.5
Kilap: Mutiara
Cerat: Putih
Transparansi: Tembus, Opaque
Pecahan: Sub-Conchoidal
Berat jenis: 2.16-2.68

Genesa Mineral Kaolin


Kaolin merupakan salah satu anggota dari beberapa kelompok
minerallempung. Grim (1953) menyebutkan bahwa kaolin merupakan kelompok
kristalindalam mineral lempung berdasarkan struktur kimia mineralnya.
Kaolin dapatterbentuk oleh dua proses (Harben & Kuzvart, 1996), yaitu :a. Proses alterasi
hidrotermal. b. Proses pelapukan.

Kaolin digunakan dalamkeramik ,obat-obatan, kertas dilapisi, sebagai aditif


makanan, dalam pasta gigi, sebagai bahan menyebarkan cahaya dalam pijar
putih bola lampu, dan kosmetik . Hal ini biasanya menjadi komponen utama dalam
porselen.Hal ini juga digunakan dalamcatuntuk memperpanjangtitanium dioksida
(TiO 2) dan memodifikasi tingkat gloss, dalam karetuntuk semimemperkuatsifat, dan perekat untuk memodifikasireologi.
Kaolin telah lama digunakan dalam produksi pipa untuk merokok umumdi Eropa
dan Asia.
Penggunaan terbesar adalah dalam produksi kertas, termasuk memastikangloss
pada beberapa nilai kertas. Mutu komersial kaolin dipasok dan
diangkutsebagai bubuk kering, mie semi-kering atau sebagai cairan lumpur .
K a o l i n i t j u g a m e l i h a t b e b e r a p a d i g u n a k a n d a l a m pertanian
organik , sebagai semprotan diterapkan pada tanaman untuk
mencegah serangga kerusakan, dan dalam hal apel, untuk mencegah matahari melepuh.

20.

Montmorillinite - ( Ca, Na) 0,7 (Al, Fe, Mg) 4Si, Al) 8O20 (OH)

4.nH2O, merupakan tanah lempung yang terbentuk dari pelapukan Fe-Mg batuan
beku dan metamorf yang kaya di daerah beriklim sedang, dan juga merupakan
tanah liat yang paling melimpah di sedimen modern.
21.

Illites - K1-1.5Al4Si7-6.5Al1-1.5O20 (OH) 4, tanah liat jenis ini

merupakan tanah liat yang terbentuk dari pelapukan feldspars di daerah beriklim

sedang dan dengan perubahan lempung smektit selama diagenesis. Mereka


memiliki struktur yang mirip dengan muskovit.

Selanjutnya mineral mineral yang dijumpai dilapangan yang dijumpai sebagai


mineral hasil alterasi dari mineral yang telah ada sebelumnya yang kemudian
diklasifikasikan sebagai kelompok mineral Illit adalah mineral serisit, yang
dijumpai pada stasiun delapan 8. Kelompok mineral ini terbentuk pada kondisi pH
antara 4 6 sedangkan pada pH transisi (4 - 5) berasosiasi dengan
kaolin,kelompok mineral ini terbentuk pada temperatur > 200 2500 C. Mineral
serisit yang dijuumpai dilapangan nampak relatif berwarna merah dengan bentuk
pipih melembar. Mineral serisit merupakan hasil ubahan dari mineral feldspar
baik dari mineral plagioklas maupun ortoklas yang menyusun batuan yang
bereaksi dengan unsur hidrogen ,pada proses ubahan feldspar tidak hanya
menghasilkan serisit tetapi menhasilkan juga kuarsa sebagai mineral asosiasi.
Mineral serisit maupun kuarsa ini terbentuk dari hasil ubahan mineral feldspar
yang berubah menjadi serisit serta kuarsa. Mineral serisit yang dijumpai didaerah
penelitian ini berbatasan dengan lapisan mineral klorit dan berdasarkan pada
interpretasi peta topografi yang mana bahwa penyebaran mineral ini relatif
mengikuti arah kemiringan topografi yaitu menyebar dari Barat Laut ke Tenggara.
22.

Mangan

Sumber-sumber Mangan (Mn)

Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat
dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3)
dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama
dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses
pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama
pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar
antara 20 sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan
oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan
pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap
valensi Mn.
Sumber-sumber Mangan adalah:

Batuan mineral Pyroluste Mn O2

Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3

Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3

Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis (Yuni, 2009)


Kegunaan Mangan (Mn)

Sembilan puluh persen dari seluruh Mn di dunia digunakan dalam industri baja
sebagai reagen untuk mereduksi oksigen dan sulfur. Mn juga digunakan pada
produksi baterai sel kering dan produksi kalium permanganat serta senyawasenyawa lainnya, sebagai pelapis elektroda batang-bantang las, senyawasenyawa Mn ttt digunakan sebagai pengering unutk minyak rami, pengelantang
kaca dan tekstil, pewarna, penyamak kulit dan pembuatan pupuk. Senyawasenyawa karbonil organik Mn digunakan sebagai bahan aditif minyak, bahan
bakar, inhibitor asap, dan aditif antiknock dalam bahan bakar.
.

Sifat-sifat Mangan (Mn)


Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh.
Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahanlahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dalam
baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan,
dan kemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut, khususnya dengan
sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik.
Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam
murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah satunya,
jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis gamma,
yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah dipotong
dan ditempa.
Sifat Kimia dari Mangan (III)
Senyawa biner oksida merupakan senyawa terpenting, mangan (III) oksida
merupakan hasil akhir dari oksidasi Mn atau MnO pada 470 6000C membentuk
Mn2O3.
Mangan(III) flourida dibuat dengan flourinasi dari MnCl2 atau senyawa lain dan
membentuk padatan merah anggur yang secara serta merta terhidrolisis oleh air.

Sifat Kimia Mangan (IV)


Senyawa biner, senyawa biner terpenting mangan dioksida yang merupakan
padatan berwarna abu-abu sampai hitam yang di alam terdapat sebagai bijih
pyrolusite
Tetraflourida MnF4, didapat melalui interaksi langsung merupakan padatan biru
yang tidak stabil secara lambat terdekomposisi menjadi MnF3 dan F2.
Sifat Kimia Mangan (VI-VII)
Mangan (VI) yang dikenal sebagai ion manganat MnO42- yang berwarna hijau.
Ion ini dibentuk pada oksidasi MnO2 dalam lelehan KOH dengan KNO3, udara
atau zat pengoksidasi lain atau melalui penguapan KMnO4 dan larutan KOH.

23.

Timah sekunder

Timah Sekunder merupakan Timah yang sudah berpindah dari tempat asalnya
akibat proses pelapukan da erosi. Timah terdapat di pulau Bangka Belitung,
Singkep, Bangkinang, Riau Daratan dan lepas pantai pulau Tujuh.

Anda mungkin juga menyukai