Latar Belakang Pulau 9
Latar Belakang Pulau 9
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut; kearah
darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan
ke arah laut wilayah pesisir mencakup wilayah dengan ciri-ciri yang dipengaruhi oleh prosesproses alami yang terjadi di darat, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Definisi diatas memberikan suatu pengertian bahwa ekosistem pesisir merupakan
ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam dan saling berinteraksi
antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan
ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia.
Umumnya kegiatan
Berdasarkan potensi tersebut, maka pertimbangan konsep ekologi pesisir harus menjadi
suatu keharusan, untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, aspek ekologi menjadi bagian yang tidak tepisahkan dalam
perencanaan dan pembangunan kota, tetapi sebaliknya terintegrasi
kebijakan pembangunan. Sasaranya adalah setiap aktifitas urban fisik maupun social, tetap
berorientasi kepada pemeliharaan kualitas udara, air, tanah dan keragaman hayati. Upaya untuk
mencapi tujuan ini akan sangat terkait dengan kebijakan transportasi, tata guna lahan dan
konsep bangunan dan lingkungan pada ruang kota.
Pulau Batang Lampe merupakan salah satu kawasan pesisir yang terdapat di Kabupaten
Sinjai tepatnya di Kecamatan Pulau Sembilan. Keberadaan Pulau Batang Lampe merupakan
potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata kedepannya. Dari segi fisik, Pulau
Batang Lampe masih terjaga dan belum ada rekayasa teknik yang mengubah keadaan fisik
geografis pantai. Selain itu, ekosistem mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi pantai,
Kondisi air laut yang masih terjaga dengan baik, serta keberadaan biota laut yang beraneka
ragam menambah nilai estetika Pulau Sembilan.
Kelestarian Pulau Batang lampe merupakan faktor utama yang menjadi daya tarik
sehingga Pulau Batang lampe dapat dijadikan kawasan wisata. Hal ini jugalah yang menjadi
bahan pertimbangan kami untuk mengadakan survey lapangan di Pulau Batang lampe dalam
studi kasus kami. Berdasarkan penjelasan diatas,
untuk
C. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana kondisi ekologi wilayah pesisir di Pulau Batang Lampe.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab
sistematika penulisan
Bab II Kajian Teori berisi tentang pengertian pantai, ekosistem pantai, manfaat pantai bagi
kehidupan, ekologi budaya pariwisata.
Bab III Gambaran Umum berisi tentang gambaran umum Pulau Batang lampe.
Bab IV Pembahasan berisi tentang kondisi eksisting, potensi dan permasalahan serta biota yang
terdapat pada Pulau Batang lampe.
Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.