BAB 1
PENDAHULUAN
asuhan
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
(2) supervisi (3) discharge planning (4) timbang terima (5) dokumentasi
(6) ronde keperawatan (7) sentralisasi obat.
5. Mengevaluasi Pelaksanaan (1) Pelaksanaan MAKP Primer (2) supervisi
6. (3) discharge planning (4) timbang terima (5) dokumentasi (6) ronde
keperawatan (7) sentralisasi obat.
MOTTO
Jujur, Ramah dan terpercaya dalam pelayanan.
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA UPT
MEDIS
PEREKAM
SEKURITI
HOUSE
KEEPER
IPSRS
PROTESA &
ORTOSA
PERLENGKA
PAN
SIM
FISIOTERA
PIS
RADIOGRA
FER
ANALIS
KESEHATAN
FARMASIS
PERAWAT
MEDIS
KOORDINATOR
POKJA FUNGSIONAL
NUTRISIO
NIS
HUKTALA
KEUANGAN
SPI
MODAL
MANUSIA
KOMITE
MEDIS
Kualifikasi
Jmlh
Masa Kerja
Jenis
1.
2.
S1 Keperawatan
D3
18
Keperawatan
5 tahun: 1 orang
PNS
3 tahun: 1 orang
PNS
PNS /
5-10 tahun:14
Honorer
orang
b. Non-Keperawatan
No
Kualifikasi
Jml
Masa Kerja
Jenis
1.
Perhotelan
5 tahun: 4 orang
PNS
2.
D3 Asper
PNS
Honorer
Gizi
PNS
Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan
Jumlah pasien
Minimal Care
23
Partial Care
Total Care
Jumlah
34
Tingkat
ketergantungan
klien
di
Ruang
Anggrek
rumah
sakit
Klasifikasi
Pasien
Pagi
Sore
Malam
Minimal Care
23 x 0,17 = 3,91
23 x 0,14 = 3,22
23 x 0,07 = 1,61
Partial care
5 x 0,27 = 1,35
5 x 0,15 = 0,75
5 x 0,1 = 0,5
Total Care
4 x 0,36 = 1,44
4 x 0,30 = 1,2
4 x 0,20 = 0,8
Total
6,7 = 7
5,17 = 5
2,91 = 3
No Shift
Angrek
BOR
1.
Pagi
34 bed (2 kosong)
32/34x100= 94 %
2.
Sore
34 bed (2 kosong)
32/34x100= 94 %
3.
Malam
34 bed (2 kosong)
32/34x100= 94 %
ruangan juga
perawat baik tenaga pengawai negri maupun tenaga honorer dengan kesempatan
yang sama Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang profesionalisme
perawat mengingat tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat,
masyarakat juga membutuhkan pelayanan yang baik, rumah sakit juga
bekerjasama dengan fihak ke tiga ( Ansuransi kesehatan Jamkesmas, Jamkesda,
Askes , Jamsostek , Prima Medika )
Dari hasil observasi, didapatkan data bahwa Ruangan rawat Ruang
Anggrek rumah sakit Sumberglagah Pacet Mojokerto mengacu pada sistem
organisasi lintas fungsi dimana ada 1 orang Manager Sistem rawat inap, 1 orang
koordinator fungsional perawat ruangan, 3 orang
perawat di support system yang bertugas sebagai house keeping. Dari data
didapatkan tingkat ketergantungan pada tanggal 22 November 2010 sebagai
berikut : 67,6% pasien di Ruangan rawat inap Angrek dengan tingkat
ketergantungan minimal, 14,7 % dengan tingkat ketergantungan parsial dan 11,7
% dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas per hari di
ruangan adalah 3 orang, total jumlah perawat adalah 18 orang.Adapun pendidikan
perawat terdiri dari orang berpendidikan S1 1 orang, DIII dan 17 orang yang
dibagi menjadi 3 shift kerja yakni, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.0021.00) dan shift malam (21.00-07.00). perawat mendapatkan kesempatan untuk
mengambil libur 1 kali dalam seminggu. Sedangkan berdasarkan hasil
perhitungan, BOR pasien di ruangan adalah 94 %.
2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
1. Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang
Ruang Anggrek rumah sakit Sumberglagah Pacet Mojokerto dengan uraian
Nama Barang
Jumlah
Kondisi
Ideal
Usulan
1.
Tempat Tidur
34 bed
Cukup baik 1 :1
2.
Meja Pasien
34 buah
3.
Kursi Roda
3 buah
Perlu dikurangi
4.
Branchart
3 buah
5.
Timbangan
6.
Kamar Mandi
7.
dan WC
8.
Pantry
1 buah
9.
Wastafel
5 buah
2 buah
9 buah
Baik
1/ruangan
Kls 3= 1:5
Cukup baik 1/ruangan
Baik
DATA
NO
1.
NAMA ALAT
Ambu Bag
2/ruangan
STANDAR
PASIEN : ALAT
PASIEN :
ALAT
34 : 3
1 ruangan 1
1 kamar mandi
-
KETERANGAN
Standar terpenuhi
10
2.
34 : 1
3.
Cucing
34 : 5
4.
Dressing Cart
34 : 2
5.
34 : 4
6.
Gunting Aj kecil
34 : 1
7.
Humidifier dan
Flowmet
34 : 1
Standar terpenuhi
34 : 13
34 : 13
34 : 10
5:1
Standar terpenuhi
34 : 2
1 ruangan 2
Standar terpenuhi
34 : 4
34 : 3
1 ruangan 2
Standar terpenuhi
34 : 3
34 : 2
5:1
Standar terpenuhi
34 : 3
minimal 1
Standar terpenuhi
34 : 3
minimal 1
Standar terpenuhi
34 : 3
minimal 1
Standar terpenuhi
34 : 6
minimal 1
Standar terpenuhi
34 : 1
34 : 3
34 : 8
34 : 6
34 : 1
minimal 1
Standar terpenuhi
34 : 2
minimal 1
Standar terpenuhi
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Pinset anatomi
Pinset Chirrurghi
Standar Infus
Stetoscope
Tempat Korentang
Tensimeter
Termometer raksa
Termometer digital
Tromol kecil (gas)
Tromol sedang (gas)
Tromol besar (gas)
Tromol tabung
Arteri klem
Masker O2
Masker O2
Nasal Kanul
Venasektio set
Gunting verband
11
26.
Suction pump
34 : 4
1 ruangan 3
Standar terpenuhi
27.
Nebulizer
24 : 2
1 ruangan 3
28.
Manset anak
24 : 0
Standar tdk
terpenuhi
29.
Bak Injeksi
34 : 3
minimal 2
30.
Bak Instrumen
34 : 4
minimal 2
31.
34 : 7
minimal 2
32.
Nose speculum
34: 10
33.
Tongoe Spatel
34 : 10
minimal 5
34.
Tampon hidung
34 : 2
35.
Tampoling lokal
34 : 2
36.
Kereta/trolly
34 : 6
37.
Kursi roda
34 : 6
38.
Lemari es
34 : 1
39.
Rontgen lamp
34 : 1
40.
Head lamp
34 : 3
41.
Senter
34 : 2
minimal 1
42.
Bengkok besar
34 : 4
43.
Bengkok sedang
34 : 5
5:1
44.
Bengkok Plastik
34 : 4
45.
Sterilisator
34 : 1
46.
Gelas objek
34: 30
47.
34: 1
48.
Bak
Emergency/Emergency
kit
Standar terpenuhi
Standar terpenuhi
Standar terpenuhi
Standar terpenuhi
Standar terpenuhi
Standar terpenuhi
34 : 1
12
49.
Branchart
34 : 3
50.
Urinal
34 : 10
4:1
Standar terpenuhi
51.
Pot
24 : 10
4:1
Standar terpenuhi
52.
Lampu darurat
34 : 2
53.
Komputer, printer
34 : 1
54.
Telpon
34 : 1
oleh ruangan secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak
ada standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan
kriteria kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan
a.
b.
c.
13
dan ruangan pasien.. Fasilitas, sarana dan prasarana yang tersedia sudah menunjang
pemberian pelayanan kesehatan pada pasien.
3. Administrsi Penunjang
a. Scored Card Unit Rawat Inap
b. Buku Injeksi
c. Buku Observasi
d.Lembar Dokumentasi
e. Buku Observasi Suhu dan Nadi
f. Buku Timbang Tarima
Ruang rawat inap Angrek mempunyai sarana dan prasarana sudah cukup
baik. Fasilitas penunjang seperti 9 kamar mandi I gazebo sebagai tempat istirahat
keluarga dan penunggu pasien, 1 ruang sarana PKMRS kondisinya cukup baik.
Idealnya kamar mandi Kls 2= 1:2 sehingga perlu ditambah kamar mandi pasien,
tempat parkir menjadi satu untuk seluruh pengunjung rumah sakit termasuk
kantin.Ventilasi udara cukup karena satu kamar pasien 2 tempat tidur 2 jendela
kondisinya cukup baik. Setiap saat
cleaning service dan House keeping dan kondisi ruangan cukup tenang lokasi di
pedesaan di dukung 30 titik oksigen central di tiap bed pasien. Semua perawat
ruangan mampu menggunakannya dengan baik. Kondisi administrasi penunjang
satu server billing sistem,dan buku buku bantu yang terdiri dari: 1 buah buku
injeksi, 1 buah buku observasi, 30 lembar dokumentasi, 1 buah buku observasi
suhu dan nadi, dan
meja kerja
Nurse Station
Koordinator fungsional
perawat ruangan dan dokter ruangan dan dokter jaga ruang rawat inap Angrek.
4. Alur Pasien yang dirawat di Ruang rawat inap rumah Sakit
Sumberglagah
PASIEN
14
IRJ
IGD
ICU
Sembuh
Tdk Sembuh
Pulang
Dirujuk ke RS Lain
Meninggal
Kamar Jenazah
Pulang Paksa
Bagan 2.2: Alur Perawatan Pasien di Ruang inap Angrek rumah Sakit
Sumberglagah
15
bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik serta rencana askep
antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya data dokumentasi
secara billing sistem yang ada.
Structur organisasi yang diterapkan dengan menggunakan pendekatan
organisasi lintas fungsi termasuk diruang rawat inap Angrek pada saat
pengakajian
16
akan
dibutuhkan
dalam
timbang
terima,
meliputi
catatan
17
18
format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada
salah satu dari keduanya.
Alur penerimaan obat yang didapat obat yang diperoleh dari keluarga
langsung dibawa ke ruang jaga dan di tuliskan di data rekam medis pasien
selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan khusus
obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah
terbatas. Selama ini obat-obatan bagi pasien sendiri dengan etiket
kepemilkikan. akan tetapi proses keluar masuknya didokumentasikan. Dan
semua perawat mengatakan bahwa selalu memberi etiket kepemilikan pada
obat-obat yang ada.
Adapun data yang diperoleh tentang cara penyiapan obat menunjukkan
bahwa 8 dari 18 perawat (44,4%) memberi jawaban bahwa tidak
menginformasikan jumlah kepemilikian sisa obat yang belum diberikan.
Dan format yang ada hanya obat oral dan injeksi selain itu tidak ada.
e. Discharge Planning
Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah
dilaksanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh
dilaksanakan saat pasien akan pulang dan isinya hanya penjelasan tentang
cara minum obat dan kontrol untuk pasien datang dilakukan discharge
planning sebatas penjelasan yang belum terdokumentasikan sehingga pasien
kadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.
Dari hasil kuisioner yang sudah dibagikan dan wawancara yang sudah
dilakukan pada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 8 perawat
(44,4%) mengatakan sudah memahami discharge planning dan sisanya
belum memahami apa sebenarnya discharge planning yang benar, kemudian
hanya 6 perawat (33,3%) yang bersedia melakukan discharge planning dan 8
perawat (44,4%) mengatakan bahwa discharge planning hanya dilakukan
19
f. Supervisi
Dari observasi yang dilakukan manager sistem rawat inap didapatkan
data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan belum memenuhi standar yang
telah ditetapkan. Manager Sistem dengan Koordinator Fungsional perawat
secara langsung melakukan supervisi kepada ketua tim dan ketua tim secara
langsung melakukan supervisi kepada perawat pelaksana. Kemudian ketua
tim melaporkan hasil supervisi perawat pelaksana kepada Koordinator
Fungsional perawat (supervisi tidak langsung) dan hasil ini dijadikan acuan
dalam memperbaiki kinerja tim.
Dari wawancara dan angket dengan Koordinator Fungsional perawat
beserta Perawat Ruangan, di dapatkan data bahwa 15
orang (83,3%)
g. Dokumentasi
Dari Observasi yang dilakukan, model dokumentasi keperawatan yang
digunakan di ruang interna wanita adalah model dokumentasi POR.
Dokumentasi
Keperawatan
yang
dilakukan
meliputi
pengkajian
20
6 perawat (33,3%)
21
BAB 3
ANALISIS SWOT
No.
ANALISIS SWOT
1. M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. 16 dari 18 perawat (88,9%) Perawat
menyatakan bahwa struktur organisasi
yang ada sesuai dengan kemampuan
perawat
2.Organisasi
lintas
fungsi
yang
diterapkan membuat perawat berani
melakukan improvement
3.Perawat menyatakan coordinator
fungsional perawat ruangan sudah
optimal dalam melaksanakan tugastugas nya.
4. Jenis ketenagaan di ruangan :
S1 Kep = 1 Orang
D-III = 17 Orang
5.Adanya perawat yang mengikuti
seminar dan workshop.
6. Beban kerja perawat di ruangan tidak
terlalu tinggi.
TOTAL
BOBOT
RATING
0,15
0,6
0,15
0,45
0,25
0,5
0,25
0,75
0,10
0,3
0,10
0,2
WEAKNESS
1.Jumlah
perawat
masih
belum
sebanding dengan jumlah pasien.
2.Sebagian perawat belum memahami
peran dan fungsinya.
3. Kurang disiplinnya kehadiran .
TOTAL
0,2
0,6
0,3
0,9
0,25
0,75
17
0,3
S-W =
2,8-2,25=
0,55
2,57
OPPORTUNITY
1.60% perawat mempunyai kemauan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah Sakit memberikan kebijakan
BOBOT X RATING
2,25
0,9
O-T=
2,7-2,5
=0,2
22
0,3
0,6
0,4
1,2
TOTAL
1
THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih
professional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan
berkaitan terbukannya SPM.
2,7
0,5
0,5
0,5
0,1
2,5
TOTAL
2.
0,2
0,8
0,25
0,5
0,3
0,6
0,6
1,2
0,6
2,4
0,4
0,8
3,2
S-W =
3-2 =
-0,85
23
OPPORTUNITY
1. Adanya RKBU stiap tahun
anggaran
2. Adanya kerjasama dengan pihak
ketiga .
3. Lingkungan kebersihan didukung
house kepiping 24 jam
4. Lingkungan ventilasi cukup
TOTAL
THREATENED
1. Mobilitas pasien yang tinggi 3 hari.
2. Adanya kerusakan alat elektronik
kesehatan .
TOTAL
1.
0,2
0,4
0,25
0,75
0,35
1,4
0,2
0,4
O-T =
2,95-2,6
=
0,35
2,95
0,4
0,8
0,6
1,8
2,6
M3-METHOD (MAKP)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. sudah ada model asuhan
keperawatan yang digunakan yaitu
TIM.
2. Model yang digunakan sesuai
dengan visi dan misi ruangan.
3. Kebanyakan/hampir semua perawat
mengerti/memahami model yang
digunakan dan menyatakan cocok
dengan model yang ada.
4. Model yang digunakan cukup
efisien.
5. Memiliki SOP dan SAK
6. Adannya dokumen SOR
7. Karu mempunyai Sertifikasi
Managemen Kepala Ruangan
8. Adannya jalinan komunikasi yang
baik antar tim
9. Tingkat ketergantungan 14,7 %
minimal Care
10. Kemauan berubah tinggi.
0,15
0,45
0,05
0,1
0,1
0,3
0,15
0,45
0,1
0,05
3
2
0,3
0,1
0,05
0,1
0,1
0,05
3
2
0,3
0,1
0,1
0,2
SW=
2,7-3 = 0,3
24
0,1
0,3
2,7
0,3
0,3
3
3
0,9
0,9
0,2
0,6
0,2
0,6
3
OT=
2,75 2,5
= 0,25
0,25
0,75
0,25
0,75
0,25
0,75
0,25
0,5
TOTAL
1
THREATENED
1. Undang undang pelayanan public
menuntut pelayanan kesehatan
yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentinngnya
kesehatan
3. Kebebasan pres mengakibatkan
mudahnya penyebaran informasi di
dalam ruangan ke masyarakat
4. Persainag RS yang seakin kuat
2,75
0,25
0,75
0,15
0,45
0,25
0,5
0,10
0,3
25
2.
0,25
0,5
2,50
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk klien dan keluarga
2. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR
3. 70 % perawat sudah mendapatkan
pelatihan ASKEP secara internal
4. Format pengkajian sudah ada dan
dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya.
5. 8 perawat (44,4%) mengatakan
mengerti cara pengisian format
dokumentasi
yang
digunakan
dengan benar dan tepat
6. 6 perawat (33,3%) mengatakan
melakukan dokumentasi segera
setelah melakukan tindakan
7. Manager
sistem
mendukung
kegiatan
pendokumentasian
perawatan
TOTAL
WEAKNESS
1. Pelaksanaan
pendokumentasian
belum optimal
2. Format pendokumentasian askep
belum lengkap
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan
setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat
pasien mau pulang atau apabila
keadaan ruang memungkinkan
4. Catatan
perkembangan
pasien
kurang berkesinambungan dan
kurang lengkap
5. Kurangnnya evaluasi SAK dan
kepatuhan Pelaksanaan SAK
0,2
0,4
0,13
0,26
0,25
0,75
0,15
0,3
0,17
0,24
0,05
0,1
0,05
0,1
2,15
0,15
0,45
0,15
0,3
0,15
0,15
0,2
0,4
0,1
0,3
S-W=
2,15-2,35
= -0,2
26
0,1
0,3
0,1
0,3
0,05
0,15
2,35
TOTAL
TREATHENED
1. Dokumentasi
sebagai
dasar
tanggung jawab dan tanggung
gugat
2. Akreditasi rumah sakit tentang
sistem dokumentasi
TOTAL
3.
0,3
0,9
0,3
0,6
0,2
0,6
0,2
0,6
2,7
0,6
1,2
0,4
0,8
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Koordinator fungsional perawat
pernag
mengikuti
pelatihan
manajemen kepala runagan
2. Manager
sistim
rawat
inap
0,2
0,6
0,2
0,6
O-T =
2,7-2=
0,7
27
mendukung
perbaikan
kwalitasmelalui kegiatan ronde
keperawatan
3. Adanya kemauan perawat untuk
berubah
4. Adanya kasus yang memerlukan
perhatian khusus oleh perawat
ruangan dan kepala ruangan
misalnya gangren
5. Sosialisasi dan pembentukan tim
dalam
pelaksanaan
ronde
keperawatan
TOTAL
WEAKNES
1. Protap tentang ronde Keperawatan
yang sudah dibuat belum berjalan
maksimal
2. Ronde keperawatan adalah kegiatan
yang belum dapat dilaksanakan
secara optimal di ruang rawat
angrek
3. Tim yang dibentuk cukup mampu
dalam pelaksanaan ronde dan
penyelesaian tugas
4. Sebagian
perawat
belum
memahami sepenuhnnya tentang
ronde keperawat
TOTAL
0,2
0,6
S-W=
2,6-2,9
= -0,3
0,2
0,4
0,2
0,4
2,6
0,3
1,2
0,2
0,6
0,3
0,9
0,2
0,6
2,9
0,4
1,2
0,3
0,9
0,3
0,9
0,9
O-T=
3-2,8
= 0,2
28
3
TREATENED
1. Tuntutan yang tinggi dari pasien
akan pelayanan yang berkwalitas
2. Kesadaran pasien dan keluarga
tentang hak untuk mendapatkan
pelayanan
3. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari pasien dan keluarga pasien
untuk mendapatkan pelayanan yang
lebih professional
4. Persaingan antar ruang rawat inap
TOTAL
0,3
0,9
0,3
0,9
0,2
0,4
0,2
2,4
2,8
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)
4.
STRENGTH
1. Adannnya sarana dan prasarana
tentang sentralisasi obat
2. Koordinator dan manager sistem
mendukung sentralisasi obat
3. Dukungan farmasi untuk sentralisasi
obat di ruangan Anggrek
4. Semua perawat mengemukakan
jawaban mengerti tentang sentralisasi
obat.
5. Adannya sarana pendukung buku
obat dan injeksi di ruangan.
6. Sebagian besar perawat pernah
berwenag mengurusi sentralisasi obat
0,15
0,6
0,15
0,45
0,25
0,5
0,25
0,75
0,10
0,3
0,10
0,2
2,8
TOTAL
WEAKNESS
1. Mobilitas pasien yang tinggi
2. Selama ini format yang ada masih
obat oral dan injeksi. dan yang lain
tercampur pada salah satu dari
keduanya.
3. Belum ada format persetujuan
sentralisai obat untuk pasien.
TOTAL
0,2
0,6
0,3
1,9
0,25
0,75
2,25
SW=
2,8 2,25
= 0,55
29
0,3
0,9
0,3
0,6
0,4
1,2
OT=
2,7 2,5
= 0,2
2,7
0,5
1,5
0,5
2,5
Supervisi
a. Internal factor (IFAS)
5.
STRENGTH
1. Manager
sistem
rawat
inap
mendukung peningkatan mutu
pelayanan keperawatan .
2. Strategi
pelayanan
tertumpu
diruanga anggrek sebagai tempat
pelayanan ansuransi
3. Adanya kemauan perawat untuk
berubah.
4. Manager
sistem
melakukan
supervise secara tidak langsung
5. RS bersatus BLUD
TOTAL
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas tentang
supervisi.
0,3
0,9
0,15
0,45
0,1
0,3
0,2
0,4
0,3
0,9
0,4
2,95
1,2
S-W=
2,95-5,4=
-2,45
30
TOTAL
0,5
0,5
0,3
3
4
1,5
1,5
1,2
5,4
1,7
1,5
0,3
0,9
0,4
0,8
0,3
0,9
0,3
0,6
0,5
4,7
1,8
TOTAL
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai
dengan peningkatan biaya
perawatan.
2. Adannya pemberi pelayanan
kesehatan antar tempat pelayanan
yang lain
3. Makin tinggi tuntutan tanggung
jawab dan tanggung gugat
TOTAL
Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang
terima
merupakan
kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan
0,3
0,9
0,6
1,2
0,5
0,5
0,5
0,15
0.2
0,8
O-T=
3,1-3=
0,1
31
6.
0.05
0,15
0.15
0,6
0.1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,05
0,15
0,1
0,3
0,1
0,3
TOTAL
WEAKNESS
1. Isi timbang terima belum semua
mencakup dignosa Keperawatan
hanya sebatas Masalah utama
2. Perawat kurang disiplin waktu
timbang terima
3. Perawat
kesulitan
mendokumentasikan
timbang
terima karena form nya kurang
sistematis
4. Adannya Form timbang terima
tetapi belum semua konsisten untu
mengisi dengan lengkap dan benar
5. Dokumentasi
masih
terbatas
sehingga rencana tindakan belum
spesifik
0,3
0,9
0,15
0,45
0,2
1,4
0,15
0,15
0,2
0,4
2,30
S-W=
3-2,3=
0,7
32
TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Berfariasinnya Masalah pasien
2. Adanya kerjasama yang baik
antara lintas fungsi
3. Sarana dan prasarana penunjang
cukup tersedia
0,3
0,3
0,4
3
3
3
0,9
0,9
1,2
O-T=
3-2,5=
0,5
TOTAL
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL
0,5
0,15
0,5
2,5
Discharge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
7.
STRENGTH
1. Adanya ruangan khusus Discharge
Planning oleh perawat
2. Adanya kemauan untuk memberikan
pendidikan kesehatan (Discharge
Planning) kepada pasien dan
keluarga pasien.
3. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga saat
akan pulang.
4. Perawat mampu berkomunikasi pada
saat discharge planning sesuai
dengan bahasa yang dimengerti
pasien
5. Telah tersediannya kartu Discharge
Planning di ruang Anggrek
0,2
0,4
0,2
0,6
0,2
0,6
0,2
0,6
0,2
0,6
1
TOTAL
2,7
S-W=
2,7- 3
= -0,3
33
WEAKNESS
1. Pelaksanaan Discharge Planning
belum optimal dilaksanakan kalau
pasien saat pulang saja
2. Pendokumentasien Discharge
Planning oleh perawat belum
optimal
0,5
1,5
0,5
1,5
TOTAL
b. External Factors (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kebijakan direktur tentang
mutu keprawatan yang di tunjuk
2. Adanya kerjasama yang baik antara
perawat dengan komite mutu
keperawatan.
3. Kemauan pasien/keluarga terhadap
anjuran perawat.
0,4
1,2
0,2
0,4
0,4
1,2
0,4
1,2
0,3
0,9
0,3
0,6
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar ruang yang
semakin ketat.
1
TOTAL
KETERANGAN :
M1 : Ketenagaan
M2 : Sarana dan Prasarana
M3 : Metode-Penerapan Model
DK : Metode-Dokumentasi
RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat
2,7
O-T=
2,8-2,7=
0,1
34
SV : Metode-Supervisi
TT : Metode-Timbang Terima
DP : Metode-Discharge Planning
35
BAB 4
PERENCANAAN
36
TT : Metode-Timbang Terima
DP : Metode-Discharge Planning
4.2 Identifikasi Masalah
4.2.1 M1 (Ketenaga)
1. Jumlah perawat masih belum sebanding
dengan jumlah pasien.
34
2. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya.
3. Kurang disiplinnya pegawai.
4.2.3 M3 (Metode)
a. Penerapan Model
1. Belum meratannya kemampuan perawat baru dalam pelaksanaan model
yang telah ada.
2. Beban kerja perawat berat
3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang
berbeda tingkatannya (kurang jelas).
4. Jumlah tenaga kurang sesuai dengan jumlah pasien sehingga penerapan
model kurang optimal
b. Dokumentasi Keperawatan
1. Pelaksanaan pendokumentasian belum optimal
2. Format pendokumentasian askep belum lengkap
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan
ruang memungkinkan
4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang
lengkap
5. Kurangnnya evaluasi SAK dan kepatuhan Pelaksanaan SAK
37
c. Ronde keperawatan
1. Protap tentang ronde Keperawatan yang sudah dibuat belum berjalan
maksimal
2. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara
optimal di ruang rawat anggrek
3. Sebagian perawat belum memahami sepenuhnnya tentang ronde
Keperawatan.
d. Sentralisasi Obat
1. Mobilitas pasien yang tinggi
2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain
tercampur pada salah satu dari keduanya.
3. Belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
e. Supervisi
1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum terlaksanannya jadwal 100 %
f. Timbang Terima
1. Isi timbang terima belum semua mencakup dignosa Keperawatan hanya
sebatas Masalah utama
2. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima
3. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya
kurang sistematis
38
g. Discharge Planning
1. Belum optimalnya pendokumentasian Discharge Planning.
2. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal dilaksanakan kalau pasien
saat pulang saja
3. Pendokumentasien Discharge Planning oleh perawat belum optimal
2. Sarana prasarana
1. Belum temanfaatkannya Nurse Station secara optimal
2. Adannya perawat yang kurang memahami SOP peralatan
3. Metode
a. Penerapan Model
1. Pelaksanaan pendokumentasian belum optimal
2. Format pendokumentasian askep belum lengkap
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila
keadaan ruang memungkinkan
4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang
lengkap
5. Kurangnnya evaluasi SAK dan kepatuhan Pelaksanaan SAK
b. Dokumentasi
39
c. Ronde
1. Protap tentang ronde Keperawatan yang sudah dibuat belum berjalan
maksimal
2. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan
secara optimal di ruang rawat angrek
3. Sebagian perawat belum memahami sepenuhnnya tentang ronde
Keperawatan.
d. Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal
2. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
e. Supervisi
1. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi
2. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum terlaksanannya jadwal 100 %
f. Timbang Terima
1. Perawat kurang disiplin waktu dalam timbang terima
2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis
3. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan
rencana tindakan belum spesifik
40
g. Discharge Planning
1.
2.
41
Masalah
Tujuan
Kegiatan
Indikator keberhasilan
Waktu
PJ
M1
(Ketenagakerjaan)
1. Jumlah perawat
1. Jumlah perawat
masih belum
sebanding dengan
sebanding dengan
jumlah pasien.
jumlah pasien,
sebab menurut
analisa tingkat
ketergantungan
kebutughan tenaga
seharusnnya ada 18
perawat.
2. Kurang disiplinnya
perawat ruangan.
2. Perawat mampu
memahami peran
profesi perawat
yang sudah di
tentukan
Manager
Sistem Rawat
Inap
Minggu I
42
2.
c. Perubahan manset
personil
1. Mensosialisasikan kepada
semua perawat tentang ruangan
dan alat-alat yang masih belum
difungsikan dengan
memberikan data tentang
ruangan dan alat-alat yang
belum digunakan secara
optimal
Minggu ke-2
2. standart operasional
prosedur SAK
dijalankan
Minggu Ke 3
M2
(Sarana &
Prasarana)
1. Sarana dan
prasarana yang
dimiliki ruangan
belum terpakai
secara optimal.
1. Sarana dan
prasarana
ruangan dapat
dimanfaatkan
seoptimal
mungkin.
2. Kurangnnya
pemahaman SOP.
2. Perawat
memahami
standart
operasional
prosedur
2.Mensosialisasikan kepada
semua perawat perawat
43
3.
3.1
M3 (Metode)
Penerapan Model
1. Belum
meratannya
kemampuan
perawat dalam
pelaksanaan
model MAKP
yang telah ada.
1. Meningkatkan
kemampuan
perawat sesuai
dengan model
yang digunakan.
2. Kurangnya
2. Adanya
jumlah tenaga
tambahan
yang membantu
tenaga
optimalisasi
keperawatan
penerapan model
yang digunakan.
2.a.Melakukan penghitungan
dan analisa beban kerja
perawat
b.Membuat Usulan tenaga ke
Koordinator Fungsional
SDM RS
c.Rekrutmen Tenaga Sarjana
Keperawatan
3. Adanya tambahan 4
orang tenaga
keperawatan
2.Tahun Anggaran
2011 melalui
anggaran Pendapatan
Fungsional
Trimester I
Tanngal minggu ke 3
3.2 Dokumentasi
Keperawatan
1. Pemahaman dan
1. Semua perawat
44
pengaplikasian
perawat tentang
format
pendokumentasia
n kurang benar
dan kurang tepat.
2. Kurang
disiplinnya
perawat dalam
melakukan
dokumentasi
yang
komprehensif
mengerti dan
bisa
mengaplikasika
n format
pendokumentasian
keperawatan
dengan benar
dan tepat
2. Meningkatkan
2.a. Manager sistem dan
kedisiplinan
Koordinator perawat ruangan
perawat dalam
melakukan supervisi dan
melakukan
menganalisa terhadap hasil
pendokumentasi
pendoku-mentasian asuhan
an keperawatan
keperawatan yang dilakukan
secara
oleh perawat setiap
komprehensif
dilakukan timbang terima
serta memberikan masukan
yang positif pada perawat
mentasian keperawatan
terisi dengan baik dan
benar oleh semua
perawat ruangan
b. Meningkatnya keinginan
perawat untuk terus
belajar dan melakukan
pendokumentasian
keperawatan yang benar
dan tepat
Bulan Desember
2.a. Penilaian
pendokumentasian
keperawatan didasarkan
pada masalah
keperawatan klien, serta
pendoku-mentasian
keperawatan segera
dilakukan setelah
melakukan tindakan
sehingga respon klien
dapat terpantau pada
lembar evaluasi
b. Meningkatnya minat
semua perawat ruangan
untuk melakukan
pendokumentasian
keperawatan secara
lengkap dan tepat waktu
Setiap minggu
45
Ronde
Keperawatan
1. Ronde
keperawatan
belum terlaksana
secara optimal.
2. Pelatihan dan
diskusi yang
berkaitan dengan
masalah yang
terjadi di ruangan
telah
1. Ronde
keperawatan
dapat terlaksana
dengan optimal
dan rutin sesuai
dengan jadwal
yang telah
ditetapkan oleh
kepala ruangan.
1. a. Pasien menyatakan
kepuasannya dengan
pelayanan yang telah
diberikan oleh perawat
dan dalam hal
mengatasi masalah
keperawatan yang
dialami pasien
b. Ronde keperawatan
dapat terlaksana sesuai
dengan jadwal yang
telah ditetapkan dan
dipimpin oleh kepala
ruangan.
2. Pelatihan dan
diskusi dapat
terlaksana
dengan baik,
terjadwal dan
semua perawat
diharapkan
turut serta
dalam pelatihan
dan diskusi.
Minggu I dan
dilaksanakan selama 60
menit.
46
3.4
Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan
sentralisasi obat
belum optimal
1. Optimalnya
1.Bersama sama dengan
pelaksanaan
coordinator Fungsional
sentralisasi obat
farmasi Koordinator perawat
dan Manager sistem rawat
inap
.a. Supervisi selalu
2. Adanya format
mengontrol terlaksananya
persetujuan
sentralisasi obat
sentralisasi obat
b. Pemahaman pentingnya
bagi pasien
sentralisasi obat oleh
semua perawat
2.a. Mengadakan inventarisasi
keperluan penunjang
sentralisasi obat termasuk
format persetujuan.
b. Pelatihan kemampuan
komunikasi kepada pasien
dalam penyampain
persetujuan sentralisasi obat
1. Pelaksanaan sentralisai
obat berjalan dengan
pengawasan supervisi
secara optimal
3. Alat-alat
kesehatan hanya
sebagian ada
dengan jumlah
terbatas.
3. Alat-alat
kesehatan
tercukupi
4. Teknik
sentralisasi obat
4. Teknik
sentralisai obat
2. Adanya format
persetujuan sentralisai
obat
Tanggal 15 Desember
2010
Tanggal 15 Desember
2010
47
belum jelas
3.5
Supervisi
1. Supervisi sudah
berjalan namun
belum optimal,
belum ada uraian
yang jelas
mengenai
supervisi.
2. Supervisi di
ruangan belum
mempunyai
jelas.
1. Terciptanya
program kerja
dan uraian
yang jelas
sesuai standar
yang telah
ditetapkan
Manager sistem
rawat inap
2. Tersedianya
a. Mensosialisasikan kepada
kepala ruangan dan
Manager
Sistem Rawat
Inap dan
format
48
format yang
baku.
3.6
Timbang Terima
1. Perawat kurang
disiplin
supervisi yang
baku di
ruangan sesuai
standar
keperawatan
untuk setiap
tindakan.
b.
Perawat dapat
menggunakan
waktu seefektif
mungkin
a. Mengingatkan kembali
kesepakatan bersama yang
sudah disepakati.
b. Perawat yang akan
mengikuti timbang terima
harus siap maksimal 15
menit sebelum timbang
terima dimulai
c. Jika terlambat lebih dari tiga
kali dalam sebulan,bonus
akhir bulan tidak akan
diberikan pada perawat yang
coordinator
Fungsional
Perawat ruang
Anggrek
Minggu ke 1
Koordinator
Fungsional
Perawat
Ruangan
49
bersangkutan
3.7
2. Masalah
keperawatan
lebih fokus pada
diagnosa medis
Perawat lebih
mengutamakan
pemenuhan
kebutuhan dasar
pasien
Perawat mencantumkan
masalah keperawatan
dalam setiap laporannya
3. Perawat kesulitan
mendokumentasi
kan timbang
terima karena
form nya kurang
sistematis
Perawat lebih
mudah
mendokumentasika
n laporan timbang
terima
Dokumentasi timbang
terima lengkap
4. Dokumentasi
timbang terima
masih terbatas
sehingga
penyusunan
rencana tindakan
belum spesifik
Perawat dapat
menyusun rencana
tindakan dengan
spesifik
Terlaksananya
discharge planning
1. Membuat perencanaan
tentang discharge planning
1. Perawat melakukan
discharge planning
Discharge Planning
Discharge planning
belum terlaksana
Koordinator
fungsional
50
sesuai dengan
standart yang baku.
sesuai dengan
standard an
meningkatkan
kemampuan
perawat dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan
(discharge planning)
saat pasien akan
pulang.
sesuai dengan
perencanaan
melaksanakan discharge
planning sesuai standar.
2. Pasien dan keluarga
pasien mengerti dan
memahami penjelasan
tentang penyakitnya,
pencegahan, perawatan,
nutrisi, aktivitas
maupunistirahatnya
sesuai dengan brosur
yang sudah diberikan.
3. Adanya brosur dan
leaflet tentang penyakit
yang di derita oleh
masing-masing pasien.
4. Tercatatnya semua
kegiatan discharge
planning yang sudah
dilakukan oleh para
perawat.
itu.
perawat ruang
angrek.
51
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA UPT
MEDIS
PEREKAM
SEKURITI
HOUSE
KEEPER
IPSRS
PROTESA &
ORTOSA
PERLENGKA
PAN
SIM
FISIOTERA
PIS
RADIOGRA
FER
ANALIS
KESEHATAN
FARMASIS
PERAWAT
MEDIS
KOORDINATOR
POKJA FUNGSIONAL
NUTRISIO
NIS
HUKTALA
KEUANGAN
SPI
MODAL
MANUSIA
KOMITE
MEDIS
52
7. Melindungi
timnya
dari
gangguan
tidak
semestinya
dan
kotraproduktif.
8. Menarik berbagai sumber daya, baik yang berwujud (tangible)
maupun yang tidak berwujud (intangible), dari fungsi utama dan
fungsi pendukung, yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan tim
lintas fungsional dalam mewujudkan tujuan sistem
53
2. Pengorganisasian.
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua
tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga kerawatan : Membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
9) Memberi
wewenang
kepada
tata
usaha
untuk
mengurus
administrasi pasien.
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap.
4) Menginformasikan
hal-hal
yang
dianggap
penting
dan
bawahan
yang
mengalami
kesulitan
melaksanakan tugasnya.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan.
1) Melalui komunikasi
dalam
54
cara
inspeksi,
55
56
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Minggu V
Roni S, S.Kp
Ketua Tim I
Ketua Tim II
Perawat I
Sita A Amd.Kep
Perawat II
Perawat III
Sita A Amd.Kep
Sita A Amd.Kep
Manager Sistem RI
Sita A Amd.Kep
57
4.9 Ganchart
GannChart
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Manajemen Keperawatan
Ruang Rawat inap Angrek
Bulan November - Desember
Minggu 1 (November)
No.
M1
KETENAGAAN
1.
2.
Minggu 2 (November)
Minggu 3 (November)
Minggu 5 (Desember)
nnnnnnKegiatannnnnnn
Memodifikasi dan
memanfaatkan tenaga
pembagian pasien
dengan tanggung jawab
yang jelas.
Pengatur dan
menjadwalkan perawat
Memobilisasi perawat
Usulan Melalui PAK
2010 4 orang tenaga
Sarjana Keperawatan
Mendiskusikan dengan
pokja fungsional SDM
tentang sistim
pengelolaaan yang
sudah ada (
kesepakatan bersama
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
10
11
58
Tranformasi mensedt
personi
M2 SARANA DAN
PRASARANA
3.
Mensosialisasikan
kepada semua perawat
tentang ruangan dan
alat-alat yang masih
belum difungsikan
dengan memberikan
data tentang ruangan
dan alat-alat yang
belum digunakan
secara optimal
Mensosialisasikan
kepada semua perawat
perawat
M3 Metode
Penerapan model
5.
1. Merencanakan di
anggran perawat
ruangan ke pelatihan
maupun jenjang
pendidikan yang
tinggi
2. Diadakan diskusi
rutin bulanan ( study
Kasus ) antara
Koordinator
fungsional perawat
Ruangan , konselor
dan anggotanya
3. Adakan fasilitas
penunjang seperti
59
6.
buku maupun
makalah tentang
kasus-kasus yang ada
di ruangan.
Rekrutmen Tenaga
Sarjana Keperawatan
Dokumentasi
Keperawatan
7.
Melakukan sosialisasi
format dan latihanlatihan
pendokumentasian yang
benar dan tepat kepada
semua perawat
8.
Kepala ruangan
melakukan supervisi
dan menganalisa hasil
pendokumentasian
asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh
perawat serta
memberikan masukan
yang positif pada
perawat.
Ronde Keperawatan
9.
Melaksanakan ronde
keperawatan secara
rutin dengan jadwal
yang teratur.
60
10.
Melaksanakan
Pelatihan dan diskusi
yang berkaitan dengan
masalah yang terjadi di
ruangan
Sentralisasi Obat
11.
Mengontrol
terlaksananya
sentralisasi obat dan
memberikan
pemahaman
pentingnya sentralisasi
obat oleh semua
perawat
12.
Supervisi
14.
Supervisor menetapkan
kegiatan, tujuan, dan
uraian yang jelas pada
tindakan yang akan
disupervisi.
15.
Mensosialisasikan dan
membuat usulan format
supervisi yang baku
untuk setiap tindakan
keperawatn di ruangan
61
17.
Mendokumentasikan
data langsung ditulis
dalam buku timbang
terima.
Discharge Planning
18.
Membuat perencanaan
dan jadwal tentang
discharge planning
yang sesuai dengan
standar.
19.
62
perawatan, nutrisi,
aktivitas dan istirahat.
20.
Mendokumentasikan
pelaksaan discharge
planning.
..........................................
63
INTEGRITAS
KETERBUKAAN
KERENDAHAN HATI
KEYAKINAN DASAR
CUSTOMER VALUE, CONTINUOUS IMPROVEMENT, CROSS- FUNCTIONAL SYSTEM
Visi
RUMAH SAKIT KUSTA DENGAN PELAYANAN MODERN BERTARAF NASIONAL
TUJUAN (GOALS)
Pertumbuhan
Financial Return
Jasa Unggul
Teknologi
Unggul
SDM berdaya
Strategic Objective
KPI (Lag
Indicator)
Target
Strategic Initiative
CUSTOMER PERSPECTIVE
Terkomunikasikannya
informasi
penyembuhan yang
terpercaya
Tersedianya program
inovatif dengan harga
bersaing
Meningkatnya citra
RS sebagai institusi
peduli hidup sehat
Index kesetiaan
customer
Presentasi layanan
yang berbasis IT
Menyediakan layanan
berbasis IT
Jumlah program
baru yang
dilaksanakan
Index persepsi
masyarakat
Menciptakan program
baru dengan harga
bersaing
Meningkatkan citra RS
Jumlah inisiatif
peningkatan citra yg
dilaksanakan
64
Strategic
Objective
KPI (Lag
Indicator)
PDM (Lead
Indicator)
Target
Strategic Initiative
Jumlah
pelanggaran
Jumlah
penyempurnaan
yg
disempurnakan
pelanggaran 0
(nol) mulai
tahun 2010
Jumlah jasa
baru
Strategi
pemasaran
3 Jasa baru
/tahun
Cycle
effectiveness
Jumlah operasi
berbasis IT
cycle
effectiveness
70% mulai
dari th 2010
Membangunmanajemen
proses berbasis IT
Meningkatnya
proses layanan
kompetitif
dengan
unggulan bedah
Jumlah pasien
bedah
Prosentase
tindakan bedah
urologi dan
rekonstruksi
Meningkatan proses
layanan kompetitif
dengan unggulan bedah
Terbangunnya
proses operasi
berbasis IT
Cycle
effectiveness
Jumlah customer
proses berbasis
IT
Jumlah pasien
bedah urologi
91 orang /th
(10 % dari
bedah)
Jumlah pasien
bedah
rekonstruksi
26 orang /th
(35%dari
bedah)
cycle
effectiveness
70% mulai
dari th 2010
Menyempurnakan
proses layanan pada
customer
Meningkatkan proses
kecepatan inovasi
layanan
Membangun customer
relationship berbasis
manajemen sistem
65
Strategic Objective
KPI (Lag
Indicator)
Target
Strategic Initiative
Pendesainan proses
pengembangan
karyawan
Remunerasi personel
Rp?
Meningkatkan
kapabilitas personel
Produktivitas
karyawan
Meningkatnya
komitmen personel
Remunerasi
personel
Rasio pekerjaan
strategic yang
berkapabilitas yang
mendekati 100%
(Strategic Job
Coverage Ratio)
Job covered ratio
Terimplementasikannya
integreted performa
manajemen sistem
sebagaimana
direncanakan
Information capital
:
Terbangunnya
modal informasi
Kesiapan modal
informasi sesuai
dengan rencana
Insfrastruktur
manajemen
Organization
capital :
Terbangunnya
Organisasi nirbatas
dan kapabilitas
Boundaryless
Index
Learning
Capability Index
Capacity to
Change Index
Accountability
Index
Membangun
integreted sistem
manajemen
Terpasangnya
insfrastruktur
Itsebagaimana
direncanakan
Jumlah insfrastruktur
manajemen yang
dioperasikan secara
efektif
Dioperasionalakan
organisasi nirbatas
sebagaimana yang
direncanakan
Dioperasionalkannya
learning organisasi
yang direncanakan
Jumlah ide karyawan
yang diaplikasikan
Membangun
organisasi nirbatas
dan kapabilitas
Mengembangkan
learning organisasi
Terwujudnya capaian
program sesuai dengan
bisnis plan
Mengembangkan
kapasitas organisasi
untuk berubah
Mengembangkan
sistem perencanaan
90% teraplikasi
Membangun
infrastruktur IT
Mendesain,
memasang dan
mengoperasikan
infrastruktur
manajemen informasi
terpadu
66
Strategic Objective
KPI (Lag
Indicator)
Target
FINANCI AL PERSPECTIVE
Economic Value
Added
Bertumbuhnya
pendapatan RS
Tingkat
pertumbuhan
pendapatan
Penghematan
biaya operasional
Berkurangnya biaya
Pertumbuhan
pendapatan serta
berkurangnya biaya
operasional dan biaya
modal
Pangsa Pasar
Cost Effectivenees
Proses
Strategic Initiative
67
Setiap bertatap muka penjelasan hal yang akan dikerjakan harus ada penjelasan dengan standart keilmuan .
68
STRATEGI
Differentiaton Strategi
PERSPEKTIF CUSTOMER
SASARAN
STRATEGIC
Tersedianya
informasi
kesehatan
yang
terpercaya
Tersedianya
competitifve
healthcare
scheme
Meningkatnya
citra Rumah
Sakit
UKURAN
HASIL
(LAG)
Jumlah
kunjungan
Customer
baru
Index
persepsi
masyarakat
UKURAN
PEMACU
KINERJA
(LEAD)
Presentasi
layanan
yang
berbasis IT
di Rawat
Inap
Cost
efectiveness
Jumlah
inisiatif
peningkatan
citra yg
dilaksanakan
TARGET
Jumlah
kunjungan
meningkat
10 % per
tahun
Jumlah
Costume
baru
Index 4
dari skala
5 dari
tahun..
INISIATIF
STRATEGIK
PROGRAM
Menyediakan
layanan
berbasis IT
Mewujudkan
pelayanan
cepat
dan
tepat
bagi
costumer.
Mewujudkan
pola
pembiayaan
yang
kompetitif
Meningkatkan
program
promosi
kesehatan di
rawat inap
Meningkatkan
citra Rawat
Inap
Membangun
kerjasama
dengan
media masa
Mendesain sistem
dengan media
kerjasama
69
STRATEGI
Differentiaton Strategi
PERSPEKTIF PROSES
SASARAN
STRATEGIC
UKURAN
HASIL (LAG)
Meningkatnya
kualitas
proses
layanan
terhadap
customer
Jumlah
pelanggaran
Meningkatnya
proses
kecepatan
inovasi jasa
Terbangunnya
proses
manajemen
customer
berbasis IT
Terbangunnya
sistem jejaring
Jumlah
inovasi
UKURAN PEMACU
KINERJA (LEAD)
Jumlah proses
layanan yang
disempurnakan
Kebutuhan customer
TARGET
pelanggaran
0 (nol) mulai
tahun 2010
3 inovasi
/tahun
INISIATIF
STRATEGIK
PROGRAM
Menyempurnakan
proses layanan
pada customer
Program standarisasi
layanan di Rawat Inap
Mewujudkan
MAKP pada sistem
Rawat Inap
Menyempurnakan
proses layanan
pada customer
Program peningkatan
dan pemantaun layanan
Meningkatkan
proses kecepatan
inovasi layanan
Mewujudkan
sistem pelayanan
komprehensif (
one point contact)
Mendesain dan
melaksanakan sistem
pelayanan komprehensif
( one point contact)
Cycle
ceffectiveness
Jumlah managemen
proses berbasis IT
cycle
effectiveness
70% mulai
dari th 2010
Mewujudkan
managemen
proses berbasis IT
Pelaksanaan Billing
System di Rawat Inap
Kualitas dan
kuantitas
jejaring
Terimplementasikannya
jejaring dengan mitra
bisnis
Relathionship
dengan mitra
bisnis
Mewujudkan
sistem jejaring
Desain mewujudkan
sistem jejaring
70
STRATEGI
Differentiaton Strategi
PERSPEKTIF L & G
SASARAN
STRATEGIC
UKURAN
HASIL (LAG)
Human
capital :
Meningkatnya
kompetensi
Produktivitas
personel
UKURAN PEMACU
KINERJA (LEAD)
Rasio pekerjaan
strategic yang
berkapabilitas yang
mendekati 100%
(Strategic Job
Coverage Ratio)
TARGET
Target EVA
(economic
value added
)Rp
20.000.000,-/
personel
INISIATIF
STRATEGIK
Pendesainan
proses
pengembangan
personel
Mendidik dan
melatih perawat
pada sistem rawat
inap
Melaksanakan
program
peningkatan
kompetensi intern
dan ekstern
perawat
Meningkatnya
komitmen
personel
Remunerasi
personel
RemunerasiPer
personel
Terimplementasikannya
integreted performa
manajemen sistem
sebagaimana
direncanakan
Information
capital
:Terbangunnya
modal
informasi
Organization
Capital
:Terbangunnya
Organisasi
Kesiapan
modal
informasi
sesuai
dengan
rencana
Boundaryless
Index
PROGRAM
Meningkatkan
kapabilitas
personel
Membangun
integreted sistem
manajemen
Terpasangnya
infrastruktur IT
sebagaimana
direncanakan
100 % sistem
bisnis berbasis
IT mulai tahun
2010
Membangun
infrastruktur IT
Program keterjaminan
program IT
Dioperasionalakan
organisasi nirbatas
sebagaimana yang
direncanakan
Index 4 dari
skala 5 mulai
tahun 2010
Membangun
organisasi nirbatas
dan kapabilitas
Mendesain sistem
pelaksanaan pelayanan
secara cross fungsional
71
nirbatas dan
kapabilitas
Learning
Capability
Index
Dioperasionalkannya
learning organisasi
yang direncanakan
Index 4 dari
skala 5 mulai
tahun 2010
Mengembangkan
learning organisasi
Program improvement
dan jadwal 6 bulan
Capacity to
Change Index
Index 4 dari
skala 5 mulai
tahun 2010
Mengembangkan
kapasitas
organisasi untuk
berubah
Accountability
Index
Terwujudnya capaian
program sesuai dengan
bisnis plan
Index 4 dari
skala 5 mulai
tahun 2010
Mengembangkan
sistem
perencanaan
RKBU dll
72
STRATEGI
Differentiaton Strategi
PERSPEKTIF KEUANGAN
SASARAN
STRATEGIC
UKURAN
HASIL (LAG)
Tercapainya
value for
money dan
kesinambungan
anggaran
Bertumbuhnya
pendapatan RS
CRR : Cost
recovery
Rate
Berkurangnya
biaya
Penghematan
biaya
operasional
CRR : Cost
recovery Rate
UKURAN PEMACU
KINERJA (LEAD)
Pertumbuhan
pendapatan serta
berkurangnya biaya
operasional dan biaya
modal
Pertumbuhan
pendapatan serta
berkurangnya biaya
operasional dan biaya
modal
Cost Effectivenees
Proses
TARGET
CRR 60 %
tahun 2010
CRR 60 %
tahun 2010
PAD
Rp.7.000.000.000
Th. 2010
INISIATIF
STRATEGIK
PROGRAM
73
2.
3.
4.
PENYEBAB
1. RAA yang belum sesuai dengan
kebutuhan.
2. Produk pelayanan yang dihasilkan
kurang memuaskan.
1. Sarana dan prasarana rumah sakit
kurang memadai.
2. Sumber daya manusia yang masih
rendah disebabkan pengetahuan
perawat masalah pendidikan
kesehatan masih rendah.
1. UP belum optimal.
2. Protap belum jelas
3. Belum ada model askep yang sesuai.
1. Keterbatasan lulusan S1
Keperawatan.
2. Soft skill perawat yang masih
rendah.
3. Keterbatasan tempat dan biaya
operasional.
74
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan tim diruang rawat
inap angrek mengalami peningkatan pada segi kejelasan job description karena di
Ruang rawat inap angrek telah dilakukan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional primary nursing oleh mahasiswa.
2. Kualitas pelaksanaan discharge planning di ruang rawat inap angrek meningkat
karena telah dilaksanakan kegiatan discharge planning oleh perawat.
3. Penerapan timbang terima telah sesuai standar timbang terima, format timbang
terima yang disediakan manager sistem rawat inap
sudah disosialisasikan
ruangan, dan makin meningkat dengan adanya juknis dan sosialisasi rutin tentang
kegiatan timbang terima.
4. Ruang rawat inap angrek telah mencoba melaksanakan ronde keperawatan, dan
sudah sesuai standart namun leaflet belum tersedia.
5. Perawat ruang rawat inap angrek mengalami peningkatan kemauan untuk
melaksanakan sentralisasi obat setelah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh
tim perawat dan tim Fungsional Farmasi yang dikoordinasi oleh coordinator
fungsional.
6. Kesiapan Koordinator fungsional perawat ruangan rawat inap angrek
dalam
angrek
75
5.2 Saran
1.
2.
untuk dokumentasi
format supervisi.
3. Dalam
melakukan
pengkajian
manjemen
keperawatan
hendaknya
65
76
KEPALA
UPT
SUB BAGIAN TATA USAHA
SISTEM RAWAT
JALAN
SISTEM GAWAT
DARURAT
PEREKAM
MEDIS
SEKURITI
HOUSEKEE
PER
IPSRS
PROTESA
SIM
FISIOTERA
PIS
PERLENGKA
PAN
NUTRISION
IS
HUKTALA
RADIOGRA
FER
KEUANGAN
ANALIS
KESEHATA
N
PERAWAT
KOORDINATOR
POKJA
FUNGSIONAL
MODAL
MANUSIA
SPI
FARMASIS
KOMITE
KEPERAW
ATAN
MEDIS
KOMITE
MEDIS
77
78
LAMPIRAN 3:
EKSISTING
Incenerator
P
erawatanKusta
P
erawatan NonKusta
R
adiologi
IP
AL
Protesa
Dapur
Kantor
Laundry
R
umah
Dinas
Kamar Operasi
R
awat Inap
KelasI B
UG
D
,R
awat Jalan, R
M,
Laboratorium
Masjid
79
Inisial Perawat
1.
Perawat Rs S.Kep Ns
2.
Perawat A, Amd.Kep
Tranformasi mendset,MAKP
3.
Perawat D Amd.Kep
4.
Perawat H Amd.Kep
5.
Perawat N Amd.Kep
6.
Perawat S Amd.Kep
Perawat D Amd.Kep
Perawat WAmd.Kep
Tranformasi mendset,MAKP
Perawat AA,Amd.Kep
7.
8.
9.
10.
Perawat Sm,Amd.Kep
11.
12.
13
14
Perawat Ir,Amd.Kep
Perawat Ik,Amd.Kep
Perawat Wh,Amd.Kep
15
Perawat Yu ,Amd.Kep
16
Perawat Dj,Amd.Kep
17
Perawat Wt,Amd.Kep
18
Perawat ,Amd.Kep
80
81
YA
ANGKET M3 - MAKP
No.
Pertanyaan
1.
2.
Jawaban
TIDAK
82
3.
4.
83
a. Sudah mengerti
b. Belum mengerti
b. Tidak
2. Apakah sebagian besar perawat diruang interna wanita mengerti adanya ronde
keperawawatan?
Sebutkan :
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini telah optimal?
Jelaskan :
4. Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan?
Sebutkan:
5. Apakah keluarga pasien mengertitentang adandanya ronde keperawatan?
Jelaskan :
84
b. Tidak
Pertanyaan
1.
2.
3.
Jawaban
a. Ya
b. Tidak
a. Sudah
b. Belum
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
85
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
ANGKET M3 - Supervisi
Ya
Tidak
86
secara lengkap?
Jelaskan jika tidak:
9. Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat?
10. Apakah selalu ada feed back dari supervisor
untuk setiap tindakan?
Jelaskan:
11. Apakah anda puas dengan hasil dari feed back tersebut?
12. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi?
Jelaskan:
13. Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap
Ya
Tidak
87
b. Perawat Primer
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan timbang terima?
a. Ya, sebutkan.......................................................................
b. tidak
6. Tahukah Anda, apa saja yang harus disampaikan dalam pelaporan timbang terima?
a. Ya, sebutkan.....................................................................
b. Tidak
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima?
a. Ya
b. Tidak, dimana Anda mendokumentasikannya...............................
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima?
a. Ya, alasan........................................................................................
b. tidak
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung?
a. Ya, sebutkan contohnya......................................................
b. Tidak
10. Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan
pasien?
a. Ya, jelaskan........................................................................
b. tidak
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing pasien?
a. < 5 menit
b. > 5 menit
(boleh memilih lebih dari 1 jawaban)
12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau penerimaan timbang terima?
a. Ya, siapa yang bertanggung jawab...........................................................
b. tidak
13. Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan?
88
Tidak
89
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Jawa
c. Bahasa Lain, sebutkan
10. Apakah bahasa yang anda gunakan dalam
melakukan Discharge Planning, mengalami
kesulitan untuk dipahami pasien?
11. Apakah setiap selesai melakukan Discharge
Planning, anda melakukan pendokumentasian
dari Discharge Planning yang telah anda
lakukan?
90
2.
Timbang Terima
DATA FOKUS
Metode Tim
Mekanisme pelaksanaan:
a. Ketua Tim sebagai perawat professional harus
mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan.
b. Komunikasi efektif agar kontunuitas rencana
keperawatan terjamin.
c. Anggota Tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim.
Model Tim akan berhasil bila didukung oleh
kepala ruang.
Tanggung jawab Ketua Tim:
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab Anggota Tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
di bawah tanggung jawabnya.
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.
Tanggung jawab Kepala Ruang:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
Kepuasan Pasien:
a. Sedikitnya kritikan kepada ruangan.
b. Semakin pendek lama rawat inap.
c. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
ruangan.
Kualitas perawat:
a. Menjalankan kegiatan sesuai standar.
b. Meningkatkan asuhan keperawatan pada
pasien.
c. Meningkatkan kepuasan kerja.
d. Mempertahankan eksistensi.
e.
Persiapan (Pra)
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian
91
3.
Ronde keperawatan
4.
shift/operan.
b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien
yang memiliki permasalahan yang belum atau
dapat teratasi.
c. Perawat menyampaikan timbang terima pada
perawat berikutnya.
Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap atau shift
jaga.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan.
c. Kepala ruang membuka acara timbang terima
d. Perawat dapat melakukan klarifikasi, Tanya
jawab, dan validasi.
e. Kepala ruang menanyakan kebutuhan pasien
f. Penakajian secara penuh.
g. Mencatat perincian secara khusus.
h. Lama timbang terima 5 menit
Pasca
a. Diskusi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan
secara langsung.
c. Ditutup oleh kepala ruangan.
Persiapan (Pra)
a. Menentukan kasus dan topik.
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan
pengkajian.
f. Diskusi
Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat yang
berfokus pada masalah keperawatan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus
tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.
Pasca
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala
ruangan yang dapat didelegasikan kepada staf yang
92
5.
Discharge Planning
6.
Supervisi
7.
Dokumentasi
ditunjuk.
Format sentralisasi obat berisi: nama, no. register,
umur, ruangan.
Mekanisme penyimpanan:
a. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar
persediaan atau dalam kartu persediaan.
b. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat
untuk penggunaan oral dan obat luar.
Persiapan:
Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan pasien,
kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang, antar lain:
pengetahuan pasien/keluarga ttg penyakit;
kebutuhan psikologis; bantuan yang diperlukan
pasien, pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup
sehari-hari seperti makan, minum, eliminasi, dll;
sumber dan sistem yang ada di masyarakat; sumber
finansial; fasilitas saat di rumah; kebutuhan
perawatan dan supervise di rumah.
Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada.
Supervisi dilakukan oleh ketua tim terhadap kinerja
dari anggotanya dalam melaksanakan ASKEP,
sedangkan untuk keseluruhan proses ASKEP di
supervise oleh Kepala Ruangan.
Supervisi keperawatan sudah dilaksanakan, namun
petunjuk pelaksanaan supervise belum ada, sehingga
tidak ada program kerja supervise.
Pasca-Supervisi-3F:
a. Supervisor memberikan penilaian supervise
(Fair)
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
c. Supervisor memberikan reinforcement dan
follow up perbaikan
Model dokumentasi yang diterapkan POR (Problem
Oriented RecordP
POR: Masalah, waktu melakukan perencanaan,
rencana, waktu melakukan tindakan, dan tindakan.
Kriteria data: Lengkap, akurat, relevan, baru
(LARB)
Data Biologis: pemfis melalui IPPA. Pemeriksaan
diagnostik dan penunjang, laboratorium dan foto.
Data Pskologis, sosial, dan spiritual melalui
wawancara dan observasi.
Observasi pengkajian data awal menggunakan
model ROS (Review of System)
93
94
a. Format Dokumentasi
MODEL DOKUMENTASI POR
(PROBLEM ORIENTED RECORD)
Nama/Umur
No. Reg
Ruangan
No. Kamar :
Masalah
Waktu
Rencana
Waktu
Tindakan
TTD
95
1. No. Reg :
Diisi sesuai dengan nomor register pasien
2. Nama :
Diisi sesuai dengan nama pasien
3. Jenis kelamin :
Diisi laki-laki atau perempuan
4. Alamat :
Diisi sesuai dengan alamat pasien
5. Ruang rawat :
Diisi sesuai dengan ruang pasien dirawat (Ruang bedah Teratai)
6. Tanggal MRS :
Sesuai klien masuk Rumah Sakit
7. Diagnosa MRS :
Diisi oleh perawat berdasarkan diagnosa medis yang ditentukan oleh dokter
8. Tanggal KRS :
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter
9. Diagnosa KRS :
Diagnosa klien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah klien diperbolehkan pulang
10. Diagnosa keperawatan :
Diagnosa klien berdasarkan masalah keperawatan selama MRS
11. Aturan diit :
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya :
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, jumlahnya, dosisnya
13. Aktivitas :
Diisi perawat sesuai keadaan pasien saat pulang tentang kegiatannya dan istirahatnya di
rumah
14. Tanggal/tempat kontrol :
Diisi sesuai tempat kontrol dimana klien kontrol
15. Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG, dll) :
96
97
Identitas
Pasien
PJ Shift Pagi
Perawat Ruangan
:
:
Dx
Medis
Terapi
Nadi
TTV
RR TD
Suhu
PJ Shift Sore
Keluhan
Utama
Dx
Keperawatan
Tindakan
Keperawatan
Koordinator
Intervensi selanjutnya
Fungsional
98
c.
Waktu
Tahap
5 menit
Pra-Ronde
30 menit
Pelaksanaan
10 menit
Pasca Ronde
Kegiatan
Pembukaan:
1. Salam Pembuka
2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan identitas
dan masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan ronde
Penyajian masalah:
1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan maslah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
Validasi data:
1. Mencocokkan kembali
data yang telah
disampaikan
2. Diskusi antar anggota tim
dan masalah keperawatan
3. Pemberian justifikasi oleh
kepala ruang tentang
masalah pasien dan
rencana tindakan yang
akan dilakukan
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
1. Evaluasi dan rekomendasi
catatan keperawatan
2. Penutup
Pelaksana
Tempat
Koordinator
Perawat
Ruangan
Ruang
Diskusi
Koordinator
Perawat
Ruangan
Ruang
Diskusi
, Koordinator
Perawat
Ruangan
Perawat
Ruang
Diskusi
99
............................................................
Umur
............................................................
Alamat
............................................................
...........................................................
Umur
...........................................................
Alamat
...........................................................
...........................................................
Ruang
No. RM
...........................................................
Penanggung jawab,
............................................
..............................
Saksi-saksi:
Tanda tangan:
1. ....................
2. ....................
.......................
.......................
100
e. Format Supervisi
Contoh 1: FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA
:.
Supervisor :.
Yang disupervisi:.
Ruangan :.
Hari/Tanggal
Aspek
Penilaian
Persiapan
Parameter
A. Menyiapkan Alat Steril
1. Kapas Steril
2. Bak Injeksi
3. Spuit sesuai kebutuhan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
C. Menyiapkan Bahan-bahan
Obat
D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksana
an
Bobot
2
1
3
3
2
3
3
2
2
Dilakukan
Ya
Tidak
Keterang
an
101
1
2
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi penyuntikan dan kelancaran
tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan phlebitis
Total Nilai
1
1
3
3
1
3
40
Kriteria:
Baik
Cukup
30-34
Kurang
<30
Sumberglagah
Koordinator fungsional Ruangan
(.............................................)
102
Supervisor :.
Yang disupervisi:.
Ruangan :.
Hari/Tanggal
Aspek
Penilaian
Persiapan
Parameter
A. Menyiapkan Alat Steril
1. Abocath sesuai dengan ukuran
Dewasa
: 14-20
Anak-anak : 22-24
Infant
: 24-25
2. Infus set
3. Kapas Steril
4. Kasa Steril
Bobot
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
C. Menyiapkan Bahan-bahan
Cairan infuse sesuai kebutuhan pasien.
D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksana Pelaksanaan Injeksi Intravena:
an
1. Cuci tangan atau gunakan alkohol gliserin
2. Siapkan alat dalam satu tempat dan bawa alat
alat-alat ke dekat pasien.
3. Letakkan pengalas di bawah tangan yang akan
dipasang dan dekatkan bengkok dengan pasien.
4. Pasang infus set ke cairan dan pastikan selang
infus tidak berisi udara.
2
1
1
2
1
2
Dilakukan
Ya
Tidak
Keterang
an
103
Kriteria:
Baik
Cukup
50-54
Kurang
<50
1
3
1
3
3
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
60
104
Alamat
Nama
Ruang Rawat :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS :
Tanggal KRS :
Diagnosa MRS :
Diagnosa KRS :
Diagnosa Keperawatan :
Aturan Diet :
105
Pulang paksa
Lari
Pindah ke RS lain
Meninggal
Sumberglagah ..
Pasien / Keluarga
Mengetahui
Manager Sistem Rawat Inap
(
106
1. No. Reg :
Diisi sesuai dengan nomor register pasien
2. Nama :
Diisi sesuai dengan nama pasien
3. Jenis kelamin :
Diisi laki-laki atau perempuan
4. Alamat :
Diisi sesuai dengan alamat pasien
5. Ruang rawat :
Diisi sesuai dengan ruang pasien dirawat (Ruang bedah Teratai)
6. Tanggal MRS :
Sesuai klien masuk Rumah Sakit
7. Diagnosa MRS :
Diisi oleh perawat berdasarkan diagnosa medis yang ditentukan oleh dokter
8. Tanggal KRS :
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter
9. Diagnosa KRS :
Diagnosa klien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah klien diperbolehkan
pulang
10. Diagnosa keperawatan :
Diagnosa klien berdasarkan masalah keperawatan selama MRS
11. Aturan diit :
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya :
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, jumlahnya, dosisnya
13. Aktivitas :
107
Diisi perawat sesuai keadaan pasien saat pulang tentang kegiatannya dan
istirahatnya di rumah
14. Tanggal/tempat kontrol :
Diisi sesuai tempat kontrol dimana klien kontrol
15. Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG, dll) :
Hasil dari pemeriksaan klien yang diperbolehkan dibawa pulang.
16. Dipulangkan dari RS Sumberglagah dengan keadaan :
Diisi berdasarkan kondisi pasien pulang
17. Lain-lain :
Diisi hal di luar ketentuan diatas misal : obat-obat yang di stop/dihentikan.
108
Tgl
No
Nama Obat
Nama
Pasien/No TT
Pagi
Waktu/Jam
Siang
Malam
IC
Jenis Injeksi
SC
IM
IV
TTD
Pelaksana
109
i.
Nama
Tgl
No
Nama/TTD
Nama Obat
Pasien/No TT
Pagi
Siang
Malam
Pelaksana
110
j.
Nama Pasien :....................................
Umur/Jenis Kelamin :.........................
No.
Nama Barang
Ruangan : ..............................
No. Reg :................................
Jumlah Awal
Tgl/Jam
Barang Keluar
Barang Masuk
Jumlah Sisa
TTD PJ
111
Nama
Obat
Dosis
Keterangan
(Diterima/Diserahkan)
Tanda
Tangan/Nama
Terang yang
Diserahkan
Keterangan
112
Umur
Jenis Kelamin :
Alamat
Untuk
: (
(
) Diri Sendiri
) Istri
) Suami
) Anak
) Orang tua
) Lainnya...............
Nama Pasien :
Umur
Jenis Kelamin :
Alamat
Ruang
No.reg
113
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas
saat itu.
3. Obat dari apotek diserahkan kepada perawat.
4. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima
dan ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang menerima.
5. Obat akan disimpan di kantor perawatan.
6. Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
7. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien/keluarga.
Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang
dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan
tersebut.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
digunakan sebagaimana mestinya.
Sumberglagah,................................2010
Perawat yang menerangkan,
(..........................................)
Yang menyetujui,
(.........................................)
Saksi 1 : .....................................(..................................)
Saksi 2 : .....................................(..................................)
NB: harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan Coret yang tidak perlu
114
Nama Pasien :
Nama Obat
:
Ruangan :
Umur :
No. Reg :
Tgl
Terima
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Dosis :
Cara
Pemberian
(Rute) :
Sisa
Nama
Nama Obat
:
Tgl
Terima
Nama
Dosis :
115
Cara
Pemberian
Sisa
Nama
(Rute) :
Nama Obat
:
Tgl
Terima
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Dosis :
Cara
Pemberian
(Rute) :
Sisa
Nama
Nama
Obat :
Tgl
Terima
Nama
Dosis :
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
Jam
Nama
116
Cara
Pemberian
Sisa
(Rute
Nama
Nama Obat
:
Tgl
Terima
Nama
Dosis :
Cara
Pemberian
(Rute
Sisa
Nama
Waktu Pemberian Obat :
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
1x1 Pagi
08.00
1x1 Malam
20.00
2x1
08.00
20.00
3x1
08.00
16.00
24.00
4x1
08.00
14.00
20.00
02.00
5x1
08.00
13.00
18.00
23.00
04.00
6x1
08.00
12.00
16.00
20.00.
24.00.
04.00
117