OLEH :
NI KOMANG SANTININGSIH
P07120012044
III.2 REGULER
I.
insulin
atau
keduanya
dan
menyebabkan
komplikasi
kronis
kelainan
metabolisme
karbohidrat,
protein
dan
lemak
serta
D. KLASIFIKASI
1. Diabetes tipe 1 (insulin-dependent diabetes) terjadi karena adanya gangguan
pada pankreas, menyebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin
dengan optimal. Pankres memproduksi insulin dengan kadar yang sedikit dan
dan dapat berkembang menjadi tidak mampu lagi memproduksi insulin.
Akibatnya, penderita diabetes tipe 1 harus mendapat injeksi insulin dari luar
(Sutanto, 2013). Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui dan kejadian ini masih
belum dapat dicegah dengan ilmu yang ada pada saat ini. Gejala gejalanya
meliputi frekuensi ekskresi urin yang berlebihan (polyuria), kehausan
(polydipsia), lapar yang terus menerus, berat badan berkurang, gangguan
penglihatan, dan kelelahan. Gejala-gejala ini dapat muncul secara tiba-tiba
(WHO, 2013).
2. Diabetes tipe 2 merupakan penyakit diabetes yang disebabkan karena sel-sel
tubuh tidak merespon insulin yang dilepaskan oleh pankreas (sutanto, 2013).
Diabetes tipe 2 dialami hampir 90% manusia di dunia, dan secara umum
penyakit ini adalah hasil dari berat badan berlebih dan kurangnya aktifitas fisik.
Gejala-gejala mirip dengan diabetes tipe 1, tetapi biasanya tidak terasa.
Hasilnya, penyakit ini terdiagnosa bertahun tahun setelah awal mula terjadinya
penyakit, ketika sudah timbul komplikasi (WHO, 2013).
3. Diabetes gestational adalah diabetes yang disebabkan karena kondisi kehamilan
(sutanto, 2013). Gejala diabetes gestational mirip dengan gejala diabetes tipe 2.
Diabetes gestational lebih sering terdiagnosa melalui prenatal screening dari
pada gejala yang dilaporkan (WHO, 2013).
E. PATOFISIOLOGI
Tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel yang
rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan
makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur
karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999). Pada keadaan normal kurang lebih
50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air
10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada DM
semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan
glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini
menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga
terjadi hiperglikemia. Penyakit DM disebabkan oleh karena gagalnya hormon
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak
dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180
mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Produksi insulin yang
kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel
kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi
menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien
akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia.
Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam
darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Keadaan
asidosis, apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik
(Price, 1995).
F. KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang bersifat akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan
penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat
koma disertai kejang. Penyebab tersering adalah akibat pemakaian obat
hiperglikemik oral golongan sulfonilurea (klorpropamida dan glibenklamid).
hormon
hiperglikemik.
lebih
meningkat
lagi
dan
timbul
hiperosmolar
Mikrovaskular
b.
Makrovaskular
Neuropati
d.
Rentan infeksi
G. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko diabetes melitus adalah sesuatu hal yang dapat memicu terjadinya
penyakit diabetes diabetes sekaligus meningkatkan potensi serangan diabetes
(sutanto, 2013). American Diabetes Association (2013) mengemukakan faktor risiko
diabetes melitus yaitu :
1. Orang dengan impaired glucose tolerance (IGT) dan/atau impaired fasting
2.
3.
4.
5.
glucose (IFG)
Orang di atas 45 tahun
Orang dengan riwayat keluarga diabetes
Orang yang kelebihan berat badan
Orang yang tidak olahraga rutin
6. Orang dengan rendah kolesterol HDL atau tinggi triglyserida, tinggi tekanan
darah
7. Ras dan etnis tertentu (e.g., Non-Hispanic Blacks, Hispanic/Latino Americans,
Asian Americans and Pacific Islanders, and American Indians and Alaska
Natives)
8. Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional, atau yang pernah
melahirkan bayi dengan berat lahir 9 pounds atau lebih
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Plasma vena
< 100
100-200
>200
Darah kapiler
<80
80-200
>200
Plasma vena
<110
110-120
>126
Darah kapiler
<90
90-110
>110
Edukasi
DM umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah terbentuk
dengan mapan. Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi
aktif pasien, keluarga dan masyarakat. Untuk mendapatkan hasil pengelolaan
glukosa
darah
mandiri
(PGDM)
dan
Latihan jasmani
Manfaat olahraga bagi diabetisi antara lain meningkatkan penurunan glukosa
darah,
mencegah
kegemukan,
mencegah
komplikasi,
gangguan
lipid,
Intensitas
Time (Durasi)
30-60 Menit
Tipe (Jenis)
Olahraga
endurans
(aerobil)
kemampuan kardiorespirasi
untuk
seperti
meningkatkan
jalan,
joging
Obat
a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 yaitu :
1) Pemicu sekresi insulin
a) Golongan Sulfoniluria
Cara kerja obat ini adalah meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Obat golongan ini diberikan pada pasien diabetes dewasa
baru tanpa memandang berat badan serta tidak pernah mengalami
ketoasidosis sebelumnya. Sulfonilurea sebaiknya tidak diberikan
pada penderita penyakit hati, ginjal, dan tiroid. Obat-obat yang
termasuk golongan ini adalah klorpropamid, glibenklamid, gliklasid,
glikuidon, glipisid, dan glimepirid.
b) Golongan Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan Sulfoniluria,
dengan penekanan pada meningkatnya sekresi insulin fase pertama.
Golongan ini terdiri dari 2 macam obat, yaitu Repaglinid (derivat
jumlah
meningkatkan
transpor
protein
pengangkut
glukosa
ke
glukosa,
dalam
sel.
sehingga
Obat
ini
(1)
II.
mengakibatkan
tubuhnya
tidak
dapat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan diabetik foot
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan pemasukan oral, ketidakcukupan insulin.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan meningkatkan
kebutuhan
metabolisme.
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan aliran
darah ke perifer.
5. Resiko cedera berhubungan dengan penurunan sensasi raba, hipoglikemia,
penurunan tajam pengelihatan.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam darah.
7. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penurunan
insulin.
8. Kerusakan integritas kulit berhubungan, dengan destruksi jaringan kulit,
penurunan suplai darah sekunder terhadap DM, peningkatan kadar glukosa
dalam darah.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan masalah yan ada berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat ( Doenges, 2001).
E. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dsan sumatif:
1. Evaluasi formatif : evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon pasien terhadap
tidakakan yang dilakukan.
2. Evaluasi sumatif : evaluasi yang dilakukan dengan mengetahui secara
keseluruhan apakah tujuan tercapai atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association., 2012. Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care volume 35 Supplement 1 : 64-71.
American Diabetes Association., 2013. Standards of Medical Care in Diabetes 2013.
Diabetes Care Volume 36 Supplement 1 : 11-66.
Anonim. 2012. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan DM. Available at:
http://askepmedia.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan.html. Opened on 18 Mei 2014
Hardiman, Djoko. Sutedjo, Isbianto. Salim, Indrawati. 2013. Tumbuh (Teduh Untuk
Sembuh). Jakarta: Media Komunikasi RS. Dr. Oen Surakarta.
Kurniadi, Rizki. 2013. Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus. Available at:
http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatandiabetes-melitus.html. Opened on 18 Mei 2014
Nanda NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 1. Jakarta : ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta : ECG
2012.
Kumpulan
Nanda
NIC
NOC.
Available
http://dummiesboy.wordpress.com/2012/10/26/kumpulan-nanda-nic-noc/.
Opened on 18 Mei 2014
Mengetahui
Pembimbing Klinik/CI
Mahasiswa
Ni Komang Santiningsih
NIM. P07120012044
Mengetahui
Pembimbing Akademik
at: