Anda di halaman 1dari 7

Unsur kalimat tunggal

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas


Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Unsurunsur kalimat terdiri dari : Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan.
A. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas,
kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4)
menegaskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan,
dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh :
Ardi bermain bola di halaman.
Siswa kelas VI sedang menjalani ujian matematika.
Melukis itu melatih kreatifitas.
B. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal,
kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau
gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan
makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan

subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
Contoh :
Rini menyanyi dengan merdu.
Tono membaca buku cerita.
Ayah bekerja di sawah.

C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah
demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat
serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek.
Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya:
mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam
kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2)
memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
Obyek terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta :
1. Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok
kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh
subjek.
Makna objek penderita :
Penderita
Contoh : Pak Ali membajak sawah
Penerima
Contoh : Ibu menjahit baju adik
Tempat
Contoh : Wisatawan mengunjungi Pulau Bali.
Alat
Contoh : Andi melempar bola ke arah Budi.
Hasil
Contoh : Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami
sesuatu.
Makna objek penyerta :
Penderita.
Contoh : Ibu membelikan adik buku baru.
Hasil.
Contoh : Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.
D. Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat.


Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya
terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat,
waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan
tidak lengkap.
2. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif
ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata
bahwa).
Jenis-jenis keterangan :
Keterangan tempat
Contoh : Ayah akan perdi ke Surabaya
Keterangan alat
Contoh : Ibu memotong sayuran dengan pisau
Keterangan waktu
Contoh : Andi belajar matematika pukul 8 malam
Keterangan tujuan
Contoh : Bayi harus minum susu supaya sehat
Keterangan penyerta
Contoh : Ibu pergi ke pasar bersama kakak.
Keterangan cara
Contoh : Bacalah buku itu dengan seksama
Keterangan sebab
kalimat deklaratif, kalimat imperatif, kalimat introgatif dan kalimat ekslamatif.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi. Lalu, sebagai
penghubung di antara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen
leksikon, komponen gramatika, dan komponen fonologi.
Kalau bahasa itu merupakan suatu sistem, maka sistem bahasa itu memiliki tiga buah sibsistem,
yaitu subsistem leksikon, subsistem gramatika, dan subsistem fonologi. Komponen makna berisi
konsep-konsep, ide-ide, pikiran-pikiran, atau pendapat-pendapat yang berada dalam otak atau
pemikiran manusia. Komponen leksikon dengan satuannya yang disebut leksem merupakan wadah
penampung makna secara leksika, juga bersifat abstrak. Komponen gramatika atau subsistem
gramatika terbagi lagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuansatuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana.

Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Setiap
kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan
rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yang
dihasilkan.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk.
Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat deklaratif
(kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya), kalimat imperatif (kalimat perintah), kalimat
eksklamatif (kalimat seruan), dan kalimat emfatik (kalimat penegas)
Dilihat dari namanya, sudah tampak makna macam-ragam kalimat itu : kalimat berita
menyampaikan berita pernyataan, kalimat tanya mengajukan pertanyaan, dan kalimat perintah
memberikan perintah kepada yang bersangkutan. Kalimat seruan mengungkapkan perasaan
keheranan atau kekaguman atas sesuatu, dan kalimat penegasan khusus kepada pokok
pembicaraan.
Makalah ini akan membahas secara khusus tentang penggunaan kalimat deklaratif, kalimat
imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat ekslamatif dalam Bahasa Indonesia dan contoh-contoh
penggunaannya yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat imperatif?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat introgatif?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat ekslamatif?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat deklaratif.
2. Untuk mengetahui pengertian kalimat imperatif.
3. Untuk mengetahui pengertian kalimat introgatif.
4. Untuk mengetahui pengertian kalimat ekslamatif.
D. Manfaat
Dengan tercapainya tujuan di atas, makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan dengan pemakaian
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya.
2. Bagi penulis, merupakan langkah awal dalam pembuatan makalah mengenai bentuk-bentuk
kalimat agar selanjutnya lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalimat Deklaratif (Kalimat Berita)

Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat yang mengandung maksud
memberitakan sesuatu kepada lawan tutur. Sesuatu yang diberitakannya, umumnya, merupakan
pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan langsung maupun
tidak langsung.
Kalimat deklaratif yang lebih dikenal dengan kalimat berita atau kalimat pernyataan, jika
dibandingkan dengan kalimat lainnya tidak bermarkah khusus. Kalimat deklaratif umumnya
digunakan untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita informasi tanpa
mengharapkan responsi tertentu. Contohnya apabila kita melihat suatu keadaan dan menyiarkan
(menyampaikan) kepada orang lain tentang hal itu maka kita dapat menyampaikannya dalam
bermacam-macam kalimat berita (deklaratif).
Contoh kalimat deklaratif
a. Tadi pagi ada tabrakan mobil dekat Monas.
b. Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
c. Waktu ke kantor, saya lihat ada yang menabrak becak sampai hancur.
d. Saya ngeri melihat tabrakan antara bus PPD dan sedan Fiat tadi pagi.
e. Tadi pagi ada sedan Fiat ditabrak bus PPD.
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat tersebut bermacam-macam, ada yang berbentuk aktif, pasif,
inversi, dan sebagainya, tetapi dilihat dari fungsi komunikatifnya, kalimat di atas sama yaitu
merupakan kalimat berita.
B. Kalimat Imperatif
Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan. Kalimat perintah adalah
kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.
Kalimat imperatif adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa
tindakan.Kalimat imperatif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir kalimat.
b. Pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permintaan dan
larangan.
c. Susunan inversi sehingga menjadi tidak selalu terungkap predikat subjek jika diperlukan.
d. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.
Kalimat imperatif dapat diperinci menjadi enam golongan :
1) Perintah atau suruhan biasa.
Contoh : Masuk !
Tenang, anak-anak !
2) Perintah halus
Contoh : Tolong kirimkan kontrak ini.
Tolong kontrak ini dikirim segera.
3) Permohonan, permintaan

Contoh : Mohon surat ini ditandatangani.


Minta perhatian, saudara-saudara !
4) Ajakan dan harapan
Contoh : Ayo cepat !
Marilah kita bersatu !
Harap duduk dengan tenang !
5) Larangan atau perintah negatif
Contoh : Jangan berangkat hari ini.
Janganlah membaca di tempat gelap.
6) Pembiaran
Contoh : Biarlah saya pergi dulu, kau tinggal di sini.
Biarlah saya yang menggoreng ikan.
C. Kalimat Introgatif
Kalimat tanya adalah kalimat yang dibentuk untuk mendapatkan responsi berupa jawaban.
Secara formal, kalimat tanya ditandai oleh hadirnya kata tanya seperti apa, siapa, berapa,
kapan, dan juga diakhiri oleh tanda tanya (?) pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan,
ditandai dengan intonasi naik jika ada kata tanya atau intonasi turun.
Dalam bahasa Indonesia ada empat cara untuk membentuk kalimat tanya dari kalimat berita :
1) Dengan menentukan partikel penanya apa, yang dibedakan dari kata tanya apa.
Contoh :Dia direktur di perusahaan itu.
Apa dia direktur di perusahaan itu ?
Pemerintah akan menaikkan harga BBM
Apa pemerintah akan menaikkan harga BBM ?
2) Dengan membalikkan susunan kata (Inversi)
Contoh ;Dia dapat pergi sekarang.
Dapatkah dia pergi sekarang ?
Narti harus segera kawin.
Harusklan Narti segera kawin ?
3) Dengan menggunakan kata bukan (kah) atau tidak (kah)
Contoh ; Dia sakit
Dia sakit, bukan ?
Bukankah dia sakit ?
4) Dengan menggunakan intonasi menjadi naik.
Contoh : Dia pergi ke Medan
Dia pergi ke Medan ?
Penjahat itu belum tertangkap
Penjahat iru belum tertangkap ?
Kalimat introgatif juga ditandai dengan kata tanya seperti apa, siapa, kapan, mengapa, berapa.
Sebagian besar dari kalimat tanya itu dapat menanyakan unsur wajib dalam kalimat seperti pada
contoh (1) dan (2), sebagian lain menanyakan unsur tak wajib seperti pada contoh (3) dan (4).
Jawaban atas pertanyaan itu bukan ya atau tidak.

Contoh : 1). Dia mencari Pak Akhmad.


Dia mencari siapa ?
2). Pak Tariga membaca buku.
Pak Tarigan membaca apa ?
3). Minggu depan mereka akan berangkat ke Amerika.
Kapan mereka akan berangkat ke Amerika ?
4). Keluarga Daryanto akan pindah ke Surabaya.
Keluarga Daryanto akan pindah kemana ?
Letak kata tanya dapat berpindah tanpa mengakibatkan perubahan apapun. Kalimat (3) dan (4)
menjadi Mereka akan berangkat ke Amerika kapan?, Kemana keluarga Daryanto akan pindah?.
Kalimat interogatif yang memakai kata tanya apa atau siapa, yang menanyakan unsur wajib dalam
kalimat, apabila urutannya dipindah ke depan mengakibatkan perubahan struktur kalimat.
Contoh:
Dia mencari siapa ?
Siapa yang dia cari ?
Pak Tarigan membaca apa ?
Apa yang dibaca Pak Tarigan ?
D. Kalimat Ekslamatif
Kalimat eksklamatif yang dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai oleh kata
alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektiva. Kalimat eksklamatif yang
dinamakan kalimat interjeksi digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran.
Cara pembentukan kalimat eksklamatif dari kalimat deklaratif dengan langkah :
a. Balikkan urutan unsur dari Subjek Predikat menjadi Predikat Subjek.
b. Tambahkan partikelnya pada (adjektiva) Predikat.
c. Tambahkan kata (seru) alangkah, bukan main atau betapa di muka predikat jika perlu.
Contoh : Pergaulan mereka bebas (deklaratif)
Bebas pergaulan mereka (kaidah a)
Bebasnya pergaulan mereka (kaidah b)
Alangkah bebasnya pergaulan mereka (kaidah c)
Betapa bebasnya pergaulan mereka
Bukan main bebasnya pergaulan mereka.

Anda mungkin juga menyukai