subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
Contoh :
Rini menyanyi dengan merdu.
Tono membaca buku cerita.
Ayah bekerja di sawah.
C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah
demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat
serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek.
Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya:
mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam
kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2)
memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
Obyek terdiri dari dua macam yaitu objek penderita dan objek penyerta :
1. Objek penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok
kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh
subjek.
Makna objek penderita :
Penderita
Contoh : Pak Ali membajak sawah
Penerima
Contoh : Ibu menjahit baju adik
Tempat
Contoh : Wisatawan mengunjungi Pulau Bali.
Alat
Contoh : Andi melempar bola ke arah Budi.
Hasil
Contoh : Anak-anak mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Objek penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami
sesuatu.
Makna objek penyerta :
Penderita.
Contoh : Ibu membelikan adik buku baru.
Hasil.
Contoh : Penjahit itu membuatkan ibu baju kebaya.
D. Keterangan
A. Latar Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi. Lalu, sebagai
penghubung di antara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen
leksikon, komponen gramatika, dan komponen fonologi.
Kalau bahasa itu merupakan suatu sistem, maka sistem bahasa itu memiliki tiga buah sibsistem,
yaitu subsistem leksikon, subsistem gramatika, dan subsistem fonologi. Komponen makna berisi
konsep-konsep, ide-ide, pikiran-pikiran, atau pendapat-pendapat yang berada dalam otak atau
pemikiran manusia. Komponen leksikon dengan satuannya yang disebut leksem merupakan wadah
penampung makna secara leksika, juga bersifat abstrak. Komponen gramatika atau subsistem
gramatika terbagi lagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem morfologi dan subsistem sintaksis.
Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuansatuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan
wacana.
Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Setiap
kata termasuk kelas kata atau kategori kata, dan mempunyai fungsi dalam kalimat. Pengurutan
rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam kalimat menentukan pula macam kalimat yang
dihasilkan.
Jika ditinjau dari segi bentuknya, kalimat dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk.
Sedangkan jika dilihat dari segi maknanya kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat deklaratif
(kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya), kalimat imperatif (kalimat perintah), kalimat
eksklamatif (kalimat seruan), dan kalimat emfatik (kalimat penegas)
Dilihat dari namanya, sudah tampak makna macam-ragam kalimat itu : kalimat berita
menyampaikan berita pernyataan, kalimat tanya mengajukan pertanyaan, dan kalimat perintah
memberikan perintah kepada yang bersangkutan. Kalimat seruan mengungkapkan perasaan
keheranan atau kekaguman atas sesuatu, dan kalimat penegasan khusus kepada pokok
pembicaraan.
Makalah ini akan membahas secara khusus tentang penggunaan kalimat deklaratif, kalimat
imperatif, kalimat interogatif, dan kalimat ekslamatif dalam Bahasa Indonesia dan contoh-contoh
penggunaannya yang akan dibahas pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat imperatif?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimat introgatif?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat ekslamatif?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat deklaratif.
2. Untuk mengetahui pengertian kalimat imperatif.
3. Untuk mengetahui pengertian kalimat introgatif.
4. Untuk mengetahui pengertian kalimat ekslamatif.
D. Manfaat
Dengan tercapainya tujuan di atas, makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan dengan pemakaian
kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya.
2. Bagi penulis, merupakan langkah awal dalam pembuatan makalah mengenai bentuk-bentuk
kalimat agar selanjutnya lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia merupakan kalimat yang mengandung maksud
memberitakan sesuatu kepada lawan tutur. Sesuatu yang diberitakannya, umumnya, merupakan
pengungkapan suatu peristiwa atau suatu kejadian, baik dalam bentuk tuturan langsung maupun
tidak langsung.
Kalimat deklaratif yang lebih dikenal dengan kalimat berita atau kalimat pernyataan, jika
dibandingkan dengan kalimat lainnya tidak bermarkah khusus. Kalimat deklaratif umumnya
digunakan untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita informasi tanpa
mengharapkan responsi tertentu. Contohnya apabila kita melihat suatu keadaan dan menyiarkan
(menyampaikan) kepada orang lain tentang hal itu maka kita dapat menyampaikannya dalam
bermacam-macam kalimat berita (deklaratif).
Contoh kalimat deklaratif
a. Tadi pagi ada tabrakan mobil dekat Monas.
b. Saya lihat ada bus masuk Ciliwung tadi pagi.
c. Waktu ke kantor, saya lihat ada yang menabrak becak sampai hancur.
d. Saya ngeri melihat tabrakan antara bus PPD dan sedan Fiat tadi pagi.
e. Tadi pagi ada sedan Fiat ditabrak bus PPD.
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat tersebut bermacam-macam, ada yang berbentuk aktif, pasif,
inversi, dan sebagainya, tetapi dilihat dari fungsi komunikatifnya, kalimat di atas sama yaitu
merupakan kalimat berita.
B. Kalimat Imperatif
Kalimat ini disebut juga dengan kalimat perintah atau permintaan. Kalimat perintah adalah
kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.
Kalimat imperatif adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa
tindakan.Kalimat imperatif mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
a. Intonasi yang ditandai nada rendah di akhir kalimat.
b. Pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permintaan dan
larangan.
c. Susunan inversi sehingga menjadi tidak selalu terungkap predikat subjek jika diperlukan.
d. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.
Kalimat imperatif dapat diperinci menjadi enam golongan :
1) Perintah atau suruhan biasa.
Contoh : Masuk !
Tenang, anak-anak !
2) Perintah halus
Contoh : Tolong kirimkan kontrak ini.
Tolong kontrak ini dikirim segera.
3) Permohonan, permintaan