A.tradisional
Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tumbuhan yang banyak ditemui di Indone-sia dan secara
turun-temurun
diketahui mempunyai banyak hasiat dan dipakai untuk menyembuhkan berbagai jenis pe-nyakit. Salah
satu khasiat dari buah mengkudu adalah sebagai antioksidan dan penurun tekanan darah.
Tulisan ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui pe-ranan buah mengkudu (Morinda
citrifolia fructus)pada pengobatan preeklamsi.
B.farmakoterapi
6-8 mg/dl, hilangnya refleks tendon pada kadar 8-10 mg/dl, depresi pernafasan pada
kadar 12-17 mg/dl, koma pada kadar 13-17 mg/dl dan henti jantung pada kadar 19-20
mg/dl. Bila terdapat tanda keracunan magnesium, dapat diberikan kalsium glukonat 1
g. IV secara perlahan. Magnesium sulfat harus dipikirkan untuk wanita hamil dengan
eklampsia karena harganya murah, cocok digunakan di negara yang pendapatannya
rendah. Pemberian intravena lebih disukai karena efek sampingnya lebih rendah dan
masalah yang disebabkan oleh tempat penyuntikan lebih sedikit. Lamanya pengobatan
umumnya tidak lebih dari 24 jam, dan bila rute intravena digunakan untuk terapi
rumatan maka dosisnya jangan melebihi 1 g/jam.Pemberian dan pengawasan klinik
selama pemberian magnesium sulfat dapat dilakukan oleh staf medik, bidan dan
perawat yang sudah terlatih.
2. Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik, namun diduga
menyebabkan bradikardi dan hipotensi. Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas
neuron dengan menurunkan flux ion di seberang membran depolarisasi. Keuntungan
fenitoin adalah dapat dilanjutkan secara oral untuk beberapa hari sampai risiko kejang
eklamtik berkurang. Fenitoin juga memiliki kadar terapetik yang mudah diukur dan
penggunaannya dalam jangka pendek sampai sejauh ini tidak memberikan efek
samping yang buruk pada neonatus.
Dosis awal: 10 mg/kgbb. IV per drip dengan kecepatan < 50 mg/min, diikuti dengan
dosis rumatan 5 mg/kgbb. 2 jam kemudian. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap
fenitoin, blok sinoatrial, AV blok tingkat kedua dan ketiga, sinus bradikardi, sindrom
Adams-Stokes. Interaksi : Amiodaron, benzodiazepin, kloramfenikol, simetidin,
flukonazol, isoniazid, metronidazol, miconazol, fenilbutazon, suksinimid, sulfonamid,
omeprazol, fenasemid, disulfiram, etanol (tertelan secara akut), trimethoprim dan
asam valproat dapat meningkatkan toksisitas fenitoin. Efektivitas fenitoin dapat
berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat golongan barbiturat, diazoksid,
etanol, rifampisin, antasid, charcoal, karbamazepin, teofilin, dan sukralfat. Fenitoin
dapat menurunkan efektifitas asetaminofen, kortikosteroid, dikumarol,disopiramid,
doksisiklin, estrogen, haloperidol, amiodaron, karbamazepin, glikosida jantung,
kuinidin, teofilin, methadon, metirapon, mexiletin, kontrasepsi oral, dan asam
valproat.
Kategori keamanan pada kehamilan: D-Tidak aman untuk kehamilan. Peringatan:
Diperlukan pemeriksaan hitung jenis dan analisis urin saat terapi dimulai untuk
mengetahui adanya diskrasia darah. Hentikan penggunaan bila terdapat skin rash, kulit
mengelupas, bulla dan purpura pada kulit. Infus yang cepat dapat menyebabkan
kematian karena henti jantung, ditandai oleh melebarnya QRS. Hati-hati pada porfiria
intermiten akut dan diabetes (karena meningkatkan kadar gula darah). Hentikan
penggunaan bila terdapat disfungsi hati.
3. Diazepam
Pasien dengan infark miokard, memiliki penyakit jantung koroner; Efek sampingnya
kemerahan, sakit kepala, pusing-pusing, palpitasi, angina dan sindrom seperti
idiosinkratik lupus.(biasanya pada penggunaan kronik).
2. Labetalol
Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral.
Digunakan sebagai pengobatan alternatif dari hidralazin pada penderita eklampsia.
Aliran darah ke uteroplasenta tidak dipengaruhi oleh pemberian labetalol IV. Dosis:
Dosis awal 20 mg, dosis kedua ditingkatkan hingga 40 mg, dosis berikutnya hingga
80 mg sampai dosis kumulatif maksimal 300 mg; Dapat diberikan secara konstan
melalui infus; Aksi obat dimulai setelah 5 menit, efek puncak pada 10-20 menit,
durasi kerja obat 45 menit sampai 6 jam. Kontraindikasi: Hipersensitif pada labetalol,
shock kardiogenik, edema paru, bradikardi, blok atrioventrikular, gagal jantung
kongestif yang tidak terkompensasi; penyakit saluran nafas reaktif, bradikardi berat.
Interaksi: Menurunkan efek diuretik dan meningkatkan toksisitas dari metotreksat,
litium, dan salisilat. Menghilangkan refleks takikardi yang disebabkan oleh
penggunaan nitrogliserin tanpa efek hipotensi. Simetidin dapat meningkatkan kadar
labetalol dalam gula darah. Glutetimid dapat menurunkan efek labetalol dengan cara
menginduksi enzim mikrosomal. Kategori keamanan pada kehamilan : C-keamanan
penggunaanya pada wanita hamil belum ditetapkan. Peringatan: Hati-hati bila
digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Hentikan penggunaan bila
terdapat tanda disfungsi hati. Pada pasien yang berumur dapat terjadi keracunan
ataupun respons yang rendah.
3. Nifedipin:
Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat
arteriolar. Hanya tersedia dalam bentuk preparat oral. Dosis: 10 mg per oral, dapat
ditingkatkan sampai dosis maksimal 120 mg/ hari. Kontraindikasi: Hipersensitif
terhadap nifedipin. Interaksi: Hati-hati pada penggunaan bersamaan dengan obat lain
yang berefek menurunkan tekanan darah, termasuk beta blocker dan opiat; H2 bloker
(simetidin) dapat meningkatkan toksisitas. Kategori keamanan pada kehamilan: C
Keamanan penggunaannya pada wanita hamil belum ditetapkan. Peringatan: Dapat
menyebabkan edema ekstremitas bawah, jarang namun dapat terjadi hepatitis karena
alergi. Masalah utama penggunaan nifedipin adalah hipotensi. Hipotensi biasanya
terjadi bila mengkonsumsi kalsium. Sebaiknya dihindari pada kehamilan dengan
IUGR dan pada pasien dengan fetus yang terlacak memiliki detak jantung abnormal.
4. Klonidin
Merupakan agonis selektif reseptor 2 ( 2-agonis). Obat ini merangsang adrenoreseptor
2 di SSP dan perifer, tetapi efek antihipertensinya terutama akibat perangsangan
reseptor 2 di SSP. Dosis: dimulai dengan 0.1 mg dua kali sehari; dapat ditingkatkan
0.1-0.2 mg/hari sampai 2.4 mg/hari. Penggunaan klonidin menurunkan tekanan darah
sebesar 30-60 mmHg, dengan efek puncak 2-4 jam dan durasi kerja 6-8 jam. Efek
samping yang sering terjadi adalah mulut kering dan sedasi, gejala ortostatik kadang