Anda di halaman 1dari 2

DISPEPSIA

Dispepsia merupakan istilah yang digunakan untuk suatu sindrom atau kumpulan
gejala/keluhan yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung,
mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut rasa penuh/begah. Keluhan ini
tidak perlu selalu semua ada pada tiap pasien, dan bahkan pada satu pasien pun
keluhan dapat berganti atau bervariasi baik dari segi jenis keluhan maupun
kualitasnya. Terdapat berbagai definisi tentang dispepsia. Salah satunya yang dapat
dipakai adalah dyspepsia refers to pain or discomfort centered in the upper abdomen.
Definisi ini berdasarkan kriteria Roma II tahun 1999-2000. Jadi dispepsia bukanlah
suatu penyakit tetap merupakan suatu sindrom yang harus dicari penyebabnya
Etiologi Dispepsia
Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak gaster/duodenum,
gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori.
Obat-obatan: anti inflamasi non steroid (OAINS) , aspirin, beberapa jenis
antibiotik, digitalis, teofilin dsb.
Penyakit pada hati, pankreas, sistem bilier: hepatitis, pankreaatitis, kolesistisis
kronik.
Penyakit sistemik: diabetes mellitus, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.
Bersifat fungsional: yaitu dispepsia yang terdapat pada kasus yang tidak terbukti
adanya kelainan/gangguan organik/ struktural biokimia. Tipe ini dikenal sebagai
dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus.
Pendekatan Diagnostik
Anamnesis yang akurat untuk memperoleh gambaran keluhan yang terjadi,
karakteristik keterkaitan dengan penyakit tertentu, keluhan bersifat lokal atau
manifestasi gangguan sistemik. Harus terjadi persepsi yang sama untuk
menginterpretasikan keluhan tersebut antara dokter dan pasien yang dihadapinya.
Pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi kelainan intra abdomen atau intra lumen
yang pada (misalnya tumor), organomegali, atau nyeri tekan yang sesuai dengan
adanya rangsang peritoneal/peritonitis
Laboratorium: untuk mengidentifikaasi adanya faktor infeksi (lekositosis),
pankreatitis (amilase, lipase), keganasan saluran cerna (CEA, CA 19-9, AFP).
Ultrasonografi: untuk mengidentifikasi kelainan padat intra abdomen, misalnya
adanya batu kandung empedu, kolesistisis, sirosis hati dsb.
Endoskopi (esofagogastroduodenoskopi): pemeriksaan ini sangat dianjurkan
untuk dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai keadaan yang disebut alarm
symptom yaitu adanya penurunan berat badan, anemia, muntah hebat dengan

dugaan adanya obstruksi, muntah darah, melena, atau keluhan sudah berlangsung
lama dan terjadi pada usia lebih dari 45 tahun.
Radiologi (dalam hal ini pemeriksaan barium meal): Pemeriksaan ini dapat
mengidentifikasi kelainan struktural dinding/mukosa saluran cerna bagian atas
seperti adanya tukak bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah
tumor.

Anda mungkin juga menyukai