Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ISOLASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh :
Eva Wardah Maolidah
1211702023

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2012

Judul Praktikum

: Media Pertumbuhan

Waktu Praktikum

: 19 Oktober 2012

Tujuan praktikum
: Dapat memisahkan mikroba dari campurannya sehingga
didapat kultur murni.
I.

Dasar Teori

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani,
2007).
Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang
disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai
bergantung pada beberapa faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme
yang akan ditumbuhkan (Volk, 1993).
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan
estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam
bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan
mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media pertubuhan, sehingga
pengamatan mirfologi ini sangat penting untuk diperhatikan ( Ratna, 1990 ).
Bakteri dari kata latin bacterium (jamak, bacteria) adalah kelompok
organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke
dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri
dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya
dapat memberikan manfaat di bidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur
sel bakteri relatif sederhana tanpa nukleus / inti sel, kerangka sel, dan organelorganel lain seperti mitokondria dan kloroflas. Hal inilah yang menjadi dasar
perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks (Wahyu,
2010).
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 m, tetapi
ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 m, yaitu Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi
dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Selain itu jenis bakteri tertentu dapat membentuk tubuh istirahat yang disebut
endospora. Endospora adalah tubuh kecil yang tahan lama (panas, zat kimia),

terbentuk dalam sel dan mampu tumbuh menjadi organisme vegetatif yang baru
jika lingkungan menguntungkan (Putri, 2011).
Peranan jamur dalam alam sangat besar, ada yang merugikan, berbahaya
dan ada yang menguntungkan. Spesies jamur yang nonpatogen meliputi spesies
yang melakukan perombakan bahan organik dalam tanah, perusak kayu dan bahan
lain. Penyebaran jamur di alam sangat luas. Jamur terdapat dalam tanah, buahbuahan, dalam air, bahan organik, bahan makanan, sebagai saprofit atau parasit
pada tanaman, hewan dan manusia. Spora jamur beterbangan diudara dan spora
tersebut akan berkecambah menjadi sel vegetatif jika jatuh di tempat yang
memungkinkan untuk hidupnya.Walaupun jamur dapat dilihat, namun masingmasing sel adalah mikroskopik. Jamur tersusun atas benang-benang sel yang
disebut hifa. Jika jamur tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk massa
benang yang disebut miselium yang cukup besar untuk dilihat dengan mata
(wahyu, 2010).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara
lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri
kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari
satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage ialah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya (Waluyo, 2008).
Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol
dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan
membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Pradika, 2008).
Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara penggoresan
dan cara penaburan (Dwidjoseputro, 1992).
1.

Isolasi mikroba dengan cara penggoresan


Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni
bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. Cara ini lebih
menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan
ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
a. Goresan T
Cara kerja antara lain bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol
marker, inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag, panaskan jarum inokulan dan
tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2. Cawan diputar

untuk memperoleh goresan yang sempurna, dan lakukan hal yang sama pada
daerah 3.
b. Goresan kuadran
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu
dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung
banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan
dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah
menjadi koloni tunggal.
c. Goresan sinambung

Sentuhkan inokolum loop pada koloni dan goreskan secara kontinu sampai
setengah permukaan agar.
Jangan pijarkan loop, lalau putar cawan 1800C lanjutkan goreskan sampai
habis.
Goreskan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni
tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cendawan atau medium baru.

Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan
waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang
dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum
sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi
ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk
digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).
2.

Isolasi mikroba dengan cara penaburan


Cara penaburan (pour plate) merupakan cara yang kedua di samping
penggoresan untuk memperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba.
Cara ini berbeda dari cara penggoresan dimana media agar diinokulasi dalam
keadaan tetap cair yaitu pada suhu 450C, dan demikian pula koloni-koloni akan
berkembang di seluruh media, tidak hanya pada permukaan.
Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada
agar-agar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah
sebagai berikut :
1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk,
permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat
berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni

dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung,


timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada
yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang dan ada yang keriting.
2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk
dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa
pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan
serupa akar.
3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat
mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga
berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan
gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin
dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri
mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa
kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.
II.

Alat dan Bahan


Alat
Bahan
Tabung reaksi
Suspensi bakteri
Jarum Inokulum
Suspensi jamur
Buncen burner
kapas
Cawan petri
Medium PDA
Medium NA
III.

Prosedur Kerja
1. Pembuatan NA (Nutrien Agar)

Serbuk NA

di timbang dengan neraca analis


dilarutkan ke dalam erlenmeyer yng berisi aquadest

di panaskan diatas api sampai mendidih

larutan NA dituangkan kedalam cawan petri atau


tabung reaksi

hasil

2. Pembuatan PDE (Potato Dextros Agar)

komponen
media

ditimbang dengan neraca analitic


kentang direbus dengan aquadest sampai
lunak kemudian diambil ekstraknya

agar

di panaskan dalam 50ml aquadest ditambahkan


dekstoxsa dan dihomogenkan
agar dan ekstrak kentang dicampurkab dan di
tmbhankn HCl/ NaOH

media

IV.
No.
1.

Hasil Pengamatan
Gambar dan Nama Alat

dituangkan kedalam tabung reaksi atau


cawan petri dan siap disterilisasi

Keterangan
Untuk
membiakkan
bakteri pada medium
tegak dan miring dalam
tabung reaksi.

2.

V.

Untuk
membiakkan
bekteri pada medium
datar sehingga dapat
dilihat dengan jelas.

Pembahasan
Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk
memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih
dahulu harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya
pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama 2 menit, tujuan hal ini yaitu
untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum
ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan
diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.
Teknik isolasi yang dilakukan pada praktikum ini untuk media PDA
yaitu dengan dengan hanya dititikan saja pada media sedangkan nutrient agar
(NA) dengan metode isolasi goresan sinambung. Adapun teknik isolasi
media potato dextrose agar (PDA) dan nutrient agar (NA) ini dilakukan dengan
cara pertama-tama jarum ose disiapkan, diambil botol media dan cawan petri
berisi biakan murni. Cawan petri tersebut dipegang ditangan kiri dan ose di tangan
kanan. Dipanaskan ose dengan api bunsen sampai pijar. Digerakan naik turun agar
pemanasan yang terjadi hingga batas jarum, ose didinginkan selama 30 detik
untuk mencegah mikroba mati. Dibuka cling warp cawan petri dan dipanaskan
dengan api bunsen, diambil biakan bakteri atau jamur dengan ujung jarum ose.
Pada botol diangkat sumbat botol terseut, kemudian dipanaskan mulut tabung
dengan bunsen bolak-balik sebanyak 2 kali. Jarum ose digoreskan dengan motode
gores untuk biakan bakteri dan untuk biakan cendawan hanya di titikkan saja pada
media tersebut. Panaskan kembali mulut tabung reaksi dan tutup lagi dengan
disumbat.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara
goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan
jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada

alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada
permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,
Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu
bakteri dan menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam
mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk
menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari
bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium
steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian
sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh
kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan
penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar
terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan
untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan
sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk
kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di
inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai
untuk petumbuhan.
Dari hasil pengamatan pada hari ke 3 setelah dilakukannya isolasi jamur
tampak jamur tersebut sudah mulai berkembang dengan ukuran 5,3 cm, warna
koloninya putih, penampakannya seperti kapas, dan tepiannya seperti berbenangbenang sedangkan bakteri untuk 3 hari setelah isolasi tampak berkembang dengan
warna koloninya tampak putih, penampakannya licin seperti berlendir, dan
tepiannya tak beraturan.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui perbedaan antara
jamur maupun bakteri. Jamur merupakan organisme eukariotik yang pada
umumnya multiseluler atau bersel banyak. Tubuh jamur tersusun dari komponen
dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium,
miselium menyusun jalinan semu menjadi tumbuh buah. Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Warna koloninya
putih, penampakannya seperti kapas, dan tepiannya seperti berbenang-benang
sedangkan bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofildan berukuran renik (mikroskopis). Struktur bakteri terbagi
menjadi dua yaitu struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, dna, dan
granula penyimpanan dan struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
yang meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas dan
endospora. Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara
aseksual (vegetatif) dengan membelah diri. Dapat diketahui warna koloninya
tampak putih, penampakannya licin seperti berlendir, dan tepiannya tak beraturan.

VI.
Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
VII. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro. 1994. Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.
Afrianto,
L., 2004, Menghitung
Mikroba
Pada
Bahan
Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek),
Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Djida, N., 2000, Metode Instrumental dalam Mikrobiologi
Umum, UNHAS
Press: Makassar.
Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan :
Jakarta.
Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek,
Gramedia : Jakarta.
Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Akuatik,
Fakultas
Perikanan
dan
Ilmu
Kelautan, Unhalu : Kendari.
Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta :
Gramedia.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT
Gramedia, Jakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.
Madigan. 2005 MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi keEdisi ke-12). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.
hlm. hlm. 2.
Pradika.
2008. Isolasi
mikroorganisme. Http://ekmonsaurus.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Desember 2011.
Putri.
2011. Mikrobiologi. http://auzaibulan.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2011.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Wahyu.
2010. Mikroorganisme. http://wahyuaskari.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 2 Desember 2011.
Waluyo. 2008. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS. Malang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Apa Aja
    Apa Aja
    Dokumen1 halaman
    Apa Aja
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Laporan Va
    Laporan Va
    Dokumen8 halaman
    Laporan Va
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii.2
    Bab Ii.2
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii.2
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Laporan Va
    Laporan Va
    Dokumen9 halaman
    Laporan Va
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Laporan Va
    Laporan Va
    Dokumen11 halaman
    Laporan Va
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Laporan Va
    Laporan Va
    Dokumen12 halaman
    Laporan Va
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Eva Wardah M Firdaus
    Belum ada peringkat