NAMA
: ALISHA BALQIS
NIM
: H3414006
KELOMPOK
:9
CO-ASS
: MBA ARYANI
PENGENALAN EKOSISTEM
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Seluruh kehidupan di muka bumi ini merupakan ciptaan Tuhan
Yang
MahaEsa.
Gerak-gerik
kehidupan
makhluk
pasti
saling
peristiwa
makan
dan
dimakan
(rantai
makanan).
keharmonisan
hubungan
antar
penyusun eksositem
b. Mendiskripsikan fungsi dan penyusun ekosistem
c. Mengenal tingkat tropic dalam ekosistem
factor-faktor
beredar kembali ke lingkungan fisik. Oleh karena itu, daur ini dapat di
pandang sebagai bentuk interaksi antara komponen abiotik suatu ekosistem
(Soemarwoto, 1999).
C. Pembahasan
Ekosistem Darat Berupa Tegalan
Perkebunan karet di daerah desa Karangpelem, Sragen merupakan
salah satu bentuk ekosistem buatan yang diciptakan atau dibuat oleh
manusia. Pada ekosistem perkebunan karet terdapat komponen biotik dan
abiotik. Komponen
biotik
antara lain manusia, semut, nyamuk, ulat, burung, belalang, rumputrumputan, pohon karet, tanaman jagung, tanama padi, dan tanaman cabai.
Sedangkan komponen abiotiknya antara lain suhu, sinar matahari,
kelembaban tanah, udara, air, iklim, dan intensitas cahaya matahari.
Perkebunan karet merupakan tanaman homogen karena hampir seluruh
tanaman yang berada di perkebunan karet adalah pohon karet. Tanaman ini
berfungsi sebagai produsen untuk para konsumen seperti belalang, semut,
ulat, dan nyamuk. Disamping itu tanaman juga berfungsi menghasilkan
oksigen melalui proses fotosintesis. Oksigen tersebut digunakan oleh
komponen biotik untuk proses respirasi (pernafasan). Di dalam tanah juga
terkandung dekomposer (pengurai) yang berfungsi menghancurkan sisa-sisa
organisme dari hewan dan tanaman yang telah mati.
Dari pengamatan yang dilakukan pada ekosistem perkebunan karet
dan perkebunan heterogen dapat diketahui bahwa pada ekosistem darat
selalu terjadi interaksi antar faktor biotik dan abiotik. Komponen abiotik
seperti air, oksigen, cahaya matahari, dan tanah sangat menunjang
kelangsungan hidup komponen biotik yang ada akan terjadi keseimbangan
ekosistem yang disebut homeostasis ekosistem (kestabilan ekosistem).
Kestabilan ekosistem merupakan suatu keteraturan yang terbentuk karena
adanya komponen ekosistem (biotik dan abiotik) yang saling bekerja sama.
Kestabilan ekosistem terjaga karena adanya keseimbangan interaksi antar
komponen ekosistem (biotik dan abiotik) serta adanya transfer materi dan
energi. Kestabilan ekosistem akan berubah apabila ada komponen yang
sakit atau rusak.
Manusia memiliki peranan besar dalam mempengaruhi kestabilan
ekosistem melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan di lingkungannya.
Manusia dapat mempengaruhi evolusi flora dan fauna disuatu tempat
sehingga merubah komponen ekosistem yang ada. Salah satu contoh
ekosistem yang dapat dirubah oleh manusia adalah perkebunan karet.
Penebangan pohon karet tanpa adanya reboisasi (penanaman hutan kembali)
dan pengawalan secara tidak langsung akan memusnahkan dan merusak
berbagai spesies flora dan fauna sehingga keseimbangan ekosistem akan
terganggu. Gangguan atau kerusakan terhadap ekosistem perkebunan karet
ini juga akan berpengaruh terhadap iklim mikro di daerah perkebunan
tersebut. Penebangan pohon yang tidak dikoordinasi dengan baik dapat
menyebabkan erosi (pengikisan tanah), banjir, dan tanah longsor karena
proses penyerapan air di dalam tanah menjadi terganggu.
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Komponen Biotik
Ekosistem
Darat 1
1. Individu
Ulat
Burung
Nyamuk
Belalang
2. Populasi
Perkebunan
Karet
(Homogen)
Komponen
Komponen Biotik
Semut
3. Komunitas
Rumput
Abiotik
Tanah
Angin
Suhu
Sinar matahari
Kelembaban
Udara
Batu
Air
Iklim
Oksigen
Luas Lahan
20.70 HA
Pohon Karet
Hewan
1. Individu
Petani
Darat 2
Burung
Belalang
Kupu-kupu
Kambing
2. Populasi
Semut
3. Komunitas
Tegalan
(Heterogen)
Tanaman
Tanah
Angin
Suhu
Sinar matahari
Kelembaban
Udara
1500m2
Batu
Air
Iklim
Oksigen
Jagung
Padi
Cabai
Nama Tanaman
Keliling Batang
Jarak Tanaman
Darat 1
Pohon Karet
20cm-25cm
2m-3,5m
Tegalan
(Homogen)
Darat 2
1. Jagung
1. 5cm
1. 1m-2.5m
Tegalan
2. Lombok
2. 0.5cm-
2. 10cm
(Heterogen)
3. Padi
1cm
tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan
tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak
rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk
ditubuhi tanaman pertanian.Tegalan termasuk kedalam ekosistem buatan
karena heterogenitasnya yang tidak terlalu tinggi. Perkebunan karet juga
merupakan ekosistem buatan yang di mana ada hubungan timbale balik
antara makhluk hidup di sekitar tempat perkebunan karet tersebut.
E. Daftar Pustaka
Anonim. 2007. www.ekologi lingkungan.id. Di akses pada hari Senin, 27
Oktober 2014 pukul 11.56 WIB.
Otto, Sumarwoto. 1999. Ekologi Lingkungan hidup dan Pembangunan.
Jakarta : Djambatan.
Indriyanto. 2008. Ekologi. Jakarta:Erlangga
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:
Erlangga