Anda di halaman 1dari 18

Teori Belajar Menurut Para Ahli

Jenis
Teori

Prinsip Teorinya

Behaviorist
ik

Belajar adalah
proses
interaksi
antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah
apa
yang
merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat
indera. Sedangkan respon adalah
reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan /tindakan.

Tokoh

Perubahan tingkah
laku akibat kegiatan
belajar
dapat
berwujud
konkrit,
yaitu yang dapat
diamati, atau tidak
konkrit yaitu yang
tidak dapat diamati.
Edward Lee
Thorndike

Belajar sebagai proses interaksi


antara stimulus dan respon, namun
stimulus dan respon yang dimaksud
harus dapat diamati (observable) dan
dapat diukur.

John Broadus
Watson
Kebutuhan
biologis
(drive)
dan
pemuasan kebutuhan biologis (drive
reduction)
adalah
penting
dan
menempati posisi sentral dalam
seluruh kegiatan manusia, sehingga
stimulus (stimulus dorongan) dalam
belajarpun hampir selalu dikaitkan
dengan
kebutuhan
biologis,
walaupun respon yang akan muncul
mungkin dapat berwujud macammacam.

Penekanan
Teori

adanya perubahanperubahan mental


dalam
diri
seseorang
selama
proses
belajar,
namun
dia
menganggap faktor
tersebut sebagai hal
yang tidak perlu
diperhitungkan
karena tidak dapat
diamati
Penguatan tingkah
laku yang dikaitkan
dengan kondisi
biologi

Clark Leonard Hull

Belajar
terjadi
karena
gerakan
terakhir yang dilakukan mengubah
situasi stimulus sedangkan tidak ada
respon lain yang dapat terjadi.
Penguatan sekedar hanya melindungi
hasil belajar yang baru agar tidak
hilang dengan jalan mencegah
perolehan respon yang baru. Serta
hukuman
(punishment)
juga
memegang peranan penting dalam
proses belajar.

Hubungan antara stimulus dan


respon yang terjadi melalui interaksi
dengan
lingkungannya,
yang
kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku, tidaklah sesederhana
yang dikemukakan oleh tokoh tokoh
sebelumnya.
Menurutnya
respon
yang
diterima
seseorang
tidak
sesederhana itu, karena stimulusstimulus yang diberikan akan saling
berinteraksi dan interaksi antar
stimulus itu akan mempengaruhi
respon yang dihasilkan.

Edwin Ray Guthrie

Burrhus Frederic
Skinner

Hubungan
antara
stimulus dan respon
bersifat sementara,
oleh karena dalam
kegiatan
belajar
peserta didik perlu
sesering
mungkin
diberi stimulus agar
hubungan stimulus
dan respon bersifat
lebih
kuat
dan
menetap.
Serta
Hukuman
yang
diberikan pada saat
yang tepat akan
mampu mengubah
tingkah
laku
seseorang.
memahami tingkah
laku
seseorang
secara benar harus
memahami
hubungan
antara
stimulus yang satu
dengan
lainnya,
serta
memahami
konsep
yang
mungkin
dimunculkan
dan
berbagai
konsekuensi
yang
mungkin
timbul
akibat
respon
tersebut.

Kognitivis
me

Belajar
adalah
proses
mengembangkan
insight(wawasan,
pengertian/pengetahuan). Insight ini
adalah
pemahaman
terhadap
hubungan antarbagian di dalam
suatu
situasi
permasalahan.
,
manusia bukanlah sekedar makhluk
yang hanya bisa bereaksi jika ada
stimulus yang mempengaruhinya.
Tetapi lebih dari itu, manusia adalah
makhluk individu yang utuh antara
rohani dan jasmaninya. Pada saat
manusia
bereaksi
dengan
lingkungannya,
manusia
tidak
sekedar merespons, tetapi juga
melibatkan unsur subyektivitasnya
yang antara masing-masing individu
dapat berlainan

Belajar
sebagai
proses stimulus dan
respons
serta
manusia
bersifat
mekanistik.

Kurt Koffka

Max Wertheimer

Wolfgang Khler

individu selalu berada dalam suatu


medan atau ruang hidup (life space),
Dalam medan hidup ini ada sesuatu
tujuan yang ingin dicapai, tetapi
untuk mencapainya selalu saja
ada barier atau hambatan. Individu
memiliki
satu
atau
sejumlah
dorongan dan berusaha mengatasi
hambatan untuk mencapai tujuan
tersebut. Apabila individu tersebut
telah berhasil mencapai tujuan, maka
masuk ke dalam medan atau
lapangan psikologis baru yang di
dalamnya berisi tujuan baru dengan
hambatan-hambatan
baru
pula.
Demikian seterusnya individu keluar
dari suatu medan dan masuk ke
dalam medan psikologis berikutnya

Teori ini lebih


menekankan
keseluruhan dan
keterpaduan

Kurt Lewin

Tahap - tahap yang harus dilalui


seorang anak
dalam mencapai
tingkatan
perkembangan
proses
berpikir formal ada empat tahapan
yaitu:
a) Tahap

sensori-motor dari

lahir

hingga 2 tahun. Anak mengalami


dunianya

melalui

inderanya

serta

gerak

dan

mempelajari

permanensi obyek. Seorang anak


sedikit

demi

sedikit

mengembangkan kemampuannya
untuk

membedakan

dirinya

dengan bena-benda lain.


b) Tahap
hingga

pra-operasional dari
7

tahun.

Anak

mulai

memiliki kecakapan motorik. Pada

Jean Piaget

Pengetahuan yang
dikonstruksi
oleh
anak
sebagai
subyek, maka akan
menjadi
pengetahuan yang
bermakna;
sedangkan
pengetahuan yang
hanya
diperoleh
melalui
proses
pemberitahuan
tidak akan menjadi
pengetahuan yang
bermakna.
Pengetahuan
tersebut
hanya
untuk
diingat
sementara, setelah
itu dilupakan

masa

ini

anak

menjadi

pusat

tunggal yang mencolok dari suatu


obyek.

Misalnya

seorang

anak

melihat benda cair yang sama


banyak tetapi yang sat berada
dalam gelas panjang dan satu lagi
berada di cawan datar, dia akan
mengatakan bahwa air di gelas
lebih banyak dari pada air di
cawan datar.
c) Tahap operasional konkret dari 7
hingga

11

berpikir

tahun.

secara

Anak

logis

mulai

tentang

kejadian-kejadian konkret. Anak


sudah dapat membedakan benda
yang sama dalam kondisi yang
berbeda.
d) Tahap operasional formal setelah
usia 11 tahun. Pada masa ini anak
mulai

memasuki

dunia

kemungkinan dari dunia yang


sebenarnya atau anak mengalami
perkembangan penalaran abstrak

Belajar bermakna, yaitu suatu proses


dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang.
Teori
belajar
bermakna
adalah
pengaturan
kemajuan
belajar
(advance organizers). Pengaturan
kemajuan belajar ini merupakan
kerangka dalam bentuk abstrak dari
apa yang harus dipelajari dan
hubungannya dengan apa yang ada
pada struktur kognitif yang dimiliki
peserta didik. Apabila dirancang
dengan
baik, advance
organizers akan
mempermudah
peserta
didik
mempelajari
isi
pembelajaran karena kegiatannya
sudah diarahkan. Hubungan dengan
apa yang telah dipelajari dan adanya
abstrak atau ringkasan mengenai
apa yang dipelajari menyebabkan isi
pembelajaran yang baru bukan
dipelajari secara hafalan, melainkan
sebagai kelanjutan yang merupakan
kesatuan

David P. Ausubel

belajar
bermakna
dengan
belajar
menghafal
harus
dipisah.
Karena
ketika
seorang
peserta
didik
melakukan belajar
dengan menghafal,
maka
ia
akan
berusaha menerima
dan
menguasai
bahan
yang
diberikan oleh guru
atau yang dibaca
tanpa makna. Hal
ini berbeda dengan
belajar bermakna,
dimana
dalam
belajar
bermakna
ini terdapat dua
komponen penting,
yaitu bahan yang
dipelajari,
dan
struktur
kognitif
yang
ada
pada
individu.
Struktur
kognitif ini adalah
jumlah,
kualitas,
kejelasan
dan
pengorganisasian
dari
pengetahuan
yang
sekarang
dikuasai
oleh
individu.

Belajar penemuan sesuai dengan


pencarian pengetahuan secara aktif
oleh manusia, dan dengan sendirinya
memberi hasil yang paling baik.
Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan
masalah
serta
pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna.

Jerome Bruner

Belajar itu lebih dari sekedar


perubahan perilaku. Belajar adalah
pencapaian
pengetahuan
dan
perilaku
yang
didasari
oleh
pengetahuannya
tersebut
(teori
kognitif
sosial).
Prinsip
belajar
menurut Bandura adalah usaha
menjelaskan belajar dalam situasi
alami. Hal ini berbeda dengan situasi
di laboratorium atau pada lingkungan
sosial yang banyak memerlukan
pengamatan tentang pola perilaku
beserta konsekuensinya pada situasi
alami

Albert Bandura

belajar akan lebih


bermakna
bagi
peserta didik jika
mereka
memusatkan
perhatiannya untuk
memahami struktur
materi
yang
dipelajari.
Untuk
memperoleh
struktur informasi,
peserta didik harus
aktif
di
mana
mereka
harus
mengidentifikasi
sendiri
prinsipprinsip kunci dari
pada
hanya
sekedar menerima
penjelasan
dari
guru. Oleh karena
itu
guru
harus
memunculkan
masalah
yang
mendorong peserta
didik
untuk
melakukan kegiatan
penemua
Perilaku seseorang
dan lingkungan itu
dapat dimodifikasi.
Buku
tidak
berpengaruh pada
seseorang, kecuali
ada orang yang
menulisnya
dan
orang yang memilih
untuk
membaca.
Oleh karena itu,
hadiah
atau
hukuman
tidak
akan
banyak
bermakna, kecuali

diikuti oleh lahirnya


perilaku
yang
diharapkan.
Diperolehnya
perilaku
yang
kompleks
bukan
hanya disebabkan
oleh hubungan dua
arah antara pribadi
dan
lingkungan,
melainkan
hubungan tiga arah
antara perilaku
lingkungan

peristiwa
batiniah
(reciprocal
determinism/ deter
minasi
timbal
balik).
Contoh:
seorang yang telah
berlatih,
akan
timbul
perasaan
percaya
diri.
Perilakunya
menimbulkan reaksi
baru, yang pada
akhirnya reaksi ini
mempengaruhi
kepercayaan
dirinya
yang
kemudian
menimbulkan
perilaku berikutnya
dan
dapat
melukiskan perilaku
yang
baru
itu,
meskipun dia tidak
melakukannya

Humanistik

Tujuan belajar yang dikemukakannya

Pembagian
zona
teori belajar yang
sering
dikenal
dengan
nama
Taksonomi Bloom

dirangkum ke dalam tiga kawasan


yang

dikenal

dengan

sebutan

Taksonomi Bloom. Secara ringkas,


ketiga

kawasan

Bloom

dalam

tersebut

adalah

Taksonomi
sebagai

berikut :
a.

Domain Kognitif, terdiri atas 6


tingkatan, yaitu :
1)

Benjamin Bloom

Pengetahuan
(mengingat, menghafal)

2)

Pemahaman(menginter
pretasikan)

3)

Aplikasi (menggunakan
konsep untuk memecahkan
masalah)

4)

Analisis (menjabarkan
suatu konsep)

5)

Sintesis
(menggabungkan bagianbagian konsep menjadi suatu
konsep utuh)

6)

Evaluasi
(membandingkan nilai-nilai,
ide, metode, dsb.)

b.

Domain psikomotor, terdiri


atas 5 tingkatan, yaitu :
1)

Peniruan (menirukan
gerak)

2)

Penggunaan
(menggunakan konsep untuk
melakukan gerak)

3)

Ketetapan (melakukan
gerak dengan benar)

David Krathwohl

4)

Perangkaian (melakukan
beberapa gerakan sekaligus
dengan benar)

5)

Naturalisasi (melakukan
gerak secara wajar)

c.

Domain efektif, terdiri atas 5


tingkatan, yaitu :
1)

Pengenalan (ingin
menerima, sadar akan adanya
sesuatu)

2)

Merespon (aktif
berpartisipasi)

3)

Penghargaan (menerima
nilai-nilai, setia kepada nilainilai tertentu)

4)

Pengorganisasian
(menghubung-hubungkan nilainilai yang dipercayainya)

5)

Pengalaman
(menjadikan nilai-nilai sebagai
dari pola hidupnya)

Tahap-tahap belajar dibagi menjadi


empat, yaitu:
a. Tahap Pengalaman Konkrit
Pada tahap paling awal dalam
peristiwa belajar adalah seseorang
mampu atau dapat mengalami
suatu
kejadian
sebagaimana
adanya. Ia dapat melihat dan
merasakannya, dapat menceritakan
peristiwa tersebut sesuai dengan
apa yang dialaminya. Namun dia
belum memiliki kesadaran tentang
hakekat dari peristiwa tersebut. Ia
hanya dapat merasakan kejadian
tersebut apa adanya, dan belum
dapat
memahami
serta
menjelaskan bagaimana peristiwa
itu terjadi. Ia juga belum dapat
memahami
mengapa
peristiwa
tersebut harus terjadi seperti itu.
Kamamupan inilah yang terjadi dan
dimiliki seseorang pada tahap
paling awal dalam proses belajar.
b. Tahap Pengamatan Aktif dan
Reflektif
Tahap
kedua
dalam
peristiwa
belajar adalah bahwa seseorang
makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif
terhadap peristiwa yang dilaminya.
Ia mulai berupaya untuk mencari
jawaban dan memikirkan kejadian
tersebut. Ia melakukan refleksi
terhadap
peristiwa
yang
dialaminya,
dengan
mengembangkan
pertanyaanpertanyaan bagaimana hal itu bisa
terjadi, dan mengapa hal itu mesti
terjadi. Pemahamannya terhadap

David A. Kolb

gaya belajar yang


melibatkan
pengalaman
baru
siswa,
mengembangkan
observasi/merefleks
i,
menciptakan
konsep,
dan
menggunakan teori
untuk memecahkan
masalah.

peristiwa yang dialaminya semakin


berkembang. Kemampuan inilah
yang terjadi dan dimiliki seseorang
pada tahap kedua dalam proses
belajar.

c. Tahap Konseptualisasi
Tahap
ketiga dalam peristiwa
belajar adalah seseorang sudah
mulai berupaya untuk membuat
abstraksi, mengembangkan suatu
teori, konsep atau hukum dan
prosedur tentang sesuatu yang
menjadi
obyek
perhatiannya.
Berpikir induktif banyak dilakukan
untuk memuaskan suatu aturan
umum
atau
generalisasi
dari
berbagai contoh peristiwa yang
dialaminya. Walaupun kejadiankejadian yang diamati tampak
berbeda-beda,
namun
memiliki
komponen-komponen yang sama
yang dapat dijadikan dasar aturan
bersama.
d. Tahap Eksperimentasi Aktif
Tahap tarakhir dari peristiwa belajar
adalah melakukan eksperimentasi
secara aktif. Pada tahap ini
seseorang sudah mampu untuk
mengaplikasikan
konsep-konsep,
teori-teori
atau
aturan-aturan
kedalam
situasi
yang
nyata.
Berpikir deduktif banyak digunakan
untuk mempraktekkan dan menguji
teori-teori
serta
konsep-konsep
dilapangan.
Ia
mampu
menggunakan teori atau rumusrumus untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya.

Pembelajaran
telah
berlaku
apabila manusia boleh mempamerkan
sesuatu yang baru, sama ada dalam
bentuk
pemahaman,
kesedaran,
kemahiran.
Dalam
proses
pembelajaran ini terdapat beberapa
kecenderungan yang dimiliki dan
diamalkan
oleh
individu.
Kecenderungan
ini
termasuklah
kecenderungan
untuk
memiliki
pengalaman
semasa
mempelajari
sesuatu,
kecenderungan
untuk
mengimbas kembali, kecenderungan
untuk membuat kesimpulan dan
kecenderungan
memastikan
implementasi. Menurut mereka, orang
yang belajar dibagi menjadi empat
macam golongan, yaitu kelompok
aktivis, golongan reflector, kelompok
teoris dan golongan pragmatis.
a. Kelompok Aktivis

b. Kelompok Reflector
melakukan

Peter Honey

Alan Mumford

Orang-orang yang tergolong


dalam
kelompok
aktivis
adalah
mereka yang senang melibatkan diri
dan
berpartisipasi
aktif
dalam
berbagai kegiatan dengan tujuan
untuk
memperoleh
pengalamanpengalaman baru. Orang-orang tipe
ini mudah untuk diajak berdialog,
memiliki
pemikiran
terbuka,
menghargai pendapat orang lain dan
mudah
percaya.
Namun
dalam
melakukan
tindakan
sering
kali
kurang mempertimbangkan secara
matang dan lebih banyak didorong
oleh
kesenangannya
untuk
melibatkan diri. Dalam kegiatan
belajar, orang-orang demikian senang
pada hal-hal yang sifatnya penemuanpenemuan baru, seperti pemikiran
baru, pengalaman baru. Namun
mereka cepat bosan dengan kegiatankegiatan
yang
implementasinya
memakan waktu lama.

Dalam

Penggolongan
karakter
orang
yang
mengalami
pembelajaran

tindakan,

orang-orang tipe reflector sangat


berhati-hati dan penuh pertimbangan.
Pertimbangan baik-buruk, untungrugi, selalu diperhitungkan dengan
cermat dalam memutuskan sesuatu.
Orang-orang demikian tidak mudah
dipengaruhi,
sehingga
cenderung
bersifat konservatif.
c. Kelompok Theorist
Orang-orang
tipe
theorist
memiliki kecenderungan yang sangat
kritis. Mereka suka menganalisis,
berpikir
rasional
dengan
menggunakan penalarannya. Segala
sesuatu dikembalikan kepada teori
dan konsep-konsep atau hukumhukum.
Mereka
tidak
menyukai
pendapat atau penilaian yang sifatnya
subjektif.
Dalam
melakukan
memutuskan sesuatu kelompok teoris
penuh dengan pertimbangan, sangat
skeptif dan tidak menyukai hal-hal
yang bersifat spekulatif.
d. Kelompok Pragmatis
Orang-orang tipe pragmatis
memiliki sifat-sifat yang praktis.
Mereka tidak suka berpanjang lebar
dengan teori-teori, konsep-konsep,
dalil-dalil
dan
sebagainya.
Bagi
mereka yang penting adalah aspekaspek
praktis.
Sesuatu
hanya
bermanfaat jika dipraktikkan. Bagi
mereka, sesuatu adalah baik dan
berguna jika dapat dipraktekkan dan
bermanfaat dalam kehidupan.

Pembelajaran baru akan terjadi jika


ada interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan belajar
yang
dimaksud
di
sini
adalah
lingkungan alam maupun lingkkungan
sosial, sebab antara keduanya tidak
dapat
dipisahkan.
Dengan
pandangannya
yang
demikian,
habbermas membagi tipe belajar
menjadi tiga, yang masing-masing
tipe memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Belajar
learning)

teknis

(technical

Yang dmaksud belajar teknis


adalah
belajar
bagaimana
seseorang
dapat
beinteraksi
dengan
lingkungan
alamnya
secara benar. Pengetahuan dan
keterampilan apa yang dibutuhkan
dan perlu dipelajari agar dapat
mereka dapat menguasai dan
mengelola
lingkungan
alam
sekitarnya dengan baik. Oleh
sebab itu, ilmu-ilmu alam atau
sain amat dipentingkan dalam
belajar teknis.
b. Belajar
praktis
learning)

(practical

Sedangkan yang dimaksud belajar


praktis adalah belajar bagaimana
seseorang
dapat
berinteraksi
dengan
lingkungan
sosialnya,
yaitu dengan orang-orang di
sekelilingnya
dengan
baik.
Kegiatan
belajar
ini
lebih
mengutamakan
terjadinya
interaksi yang harmonis antar
sesama
manusia.
Untuk
itu
bidang-bidang
ilmu
yang
berhubungan
sosiologi,
komunikasi, psikologi, antropologi,

Pembagian
tipe
belajar bedasarkan
interaksi
antara
individu
dengan
lingkungannya.

Jrgen Habermas

dan
semacamnya,
amat
diperlukan. Sungguhpun demikian,
mereka
percaya
bahwa
pemahaman dan keterampilan
seseorang
dalam
mengelola
lingkungan alamnya tidak dapat
dipisahkan dengan kepentingan
manusia pada umumnya. Oleh
sebab itu, interaksi yang benar
antara individu dengan lingkungan
alamnya hanya akan tampak dari
kaitan atau relevansinya dengan
kepentingan manusia.
c. Belajar
emansipatoris
(emancypatory
learning)
Lain
halnya
dengan
belajar
emansipatoris.
Belajar
emansipatoris menekanan upaya
agar seseorang mencapai suatu
pemahaman dan kesadaran yang
tinggi akan terjadinya perubahan
atau informasi budaya dalam
lingkungan
sosialnya.
Dengan
pengertian
demikian
maka
dibutuhkan
pengetahuan
dan
ketrampilan serta sikap yang
benar
untuk
mendukung
terjadinya transformasi kultural
tersebut. Untuk itu, ilmu-ilmu
yang
berhubungan
dengan
budaya
dan
bahasa
amat
diperlukan.
Pemahaman
dan
kesadaran terhadap trasformasi
kultural inilah yang oleh Habermas
dianggap sebagai tahap belajar
yang
paling
tinggi,
sebab
transformasi
kultural
adalah
tujuan tujuan pendidikan paling
tinggi.
Sibernetik

Dalam pembelajaran ada dua jenis


proses berpikir yaitu:
1. Berpikir algoritmik, yaitu proses

Lev Nakhmanovich
Landa

Proses
berpikir
dapat
mempengaruhi

berpikir
linier,
konvergen,
menuju ke satu target tertentu.

bagaimana
metodologi
pembelajaran yang
akan diterapkan

lurus

2. Berpikir heuristik, yakni cara


berpikir divergen, menuju kebeberapa
target sekaligus
Proses belajar akan menjadi efektif
bila sistem informasi yang hendak
dipelajari atau masalah yang hendak
dipecahkan diketahui ciri-cirinya.
Misalnya, dalam menyelesaikan soal
fisika
atau
matematika,
siswa
dibimbing perlahan tahap demi tahap
dalam penyelesaiannya, sampai pada
akhirnya menyelesaikan soal dengan
tepat, ini adalah proses algoritmik.
Contoh dari heuristik adalah ketika
siswa memahami sebuah konsep
binatang, siswa hendaknya dibimbing
keada arah pemikiran heuristik,
dengan maksud agar pemahaman
mereka terhadap objek tidak tunggal

Pendekatan
serialis
yang
dikemukakannya memiliki kesamaan
dengan
pendekatan
algoritmik,
namun cara berpikir menyeluruh
(wholist) tidak sama dengan cara
berpikir heuristik.
Bedanya, cara
berpikir wholist cenderung melompat
ke depan, langsung ke gambaran
lengkap sebuah sistem informasi.
Ibaeat melihat sebuah lukisan, bukan
detail-detail
yang
diamati
lebih
dahulu, melainkan seluruh lukisan itu
sekaligus baru sesudah itu ke bagianbagian yang lebih detail.
Teori sibernetik direfleksikan ke dalam
model belajar dan pembelajaran yang
menggambarkan
proses
mental
dalam belajar yang secara terstruktur

Sistem pengolahan
informasi
dalam
menerima
pembelajaran dan
prinsip
prinsip
belajarnya

Andrew Gordon
Speedie Pask

membentuk suatu sistem kegiatan


mental.
Sehingga
dikembangkan
prinsip-prinsip belajar seperti:
1. Proses mental dalam belajar
terfokus pada pengetahuan
bermakna.
2. Proses mental tersebut mampu
menyandi informasi secara
bermakna.
3. Proses mental bermuara pada
pengorganisasian dan
pengaktualisasian informasi.

Dr Bernard Scott

Anda mungkin juga menyukai