Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

PEMBAHASAN
Pada pasien seorang laki-laki usia 52 tahun ini dalam anamnesis didapatkan data
bahwa nyeri pinggang bawah yang dialami oleh pasien bersifat kronik karena munculnya
hilang timbul. Pasien merasakan nyeri pertama kali muncul pada tahun 2009, kemudian
pasien berobat rutin ke polisaraf RSUP Fatmawati dan keluhannya berkurang. Nyeri yang
dirasakan pasien seperti terasa pegal, tidak menjalar, dan terasa lebih berat pada saat
membungkuk, berdiri dari duduk dan bangun dari tidur. Nyeri lebih terasa ringan pada saat
pasien istirahat. Timbulnya nyeri tak tergantung dengan waktu baik siang ataupun malam,
terutama bila berjalan, mengedan dan batuk. Keluhan Kesemutan , baal , demam , batuk lama
, penurunan berat badan, riwayat batu ginjal, riwayat jatuh terduduk, riwayat operasi atau
tumor disangkal pasien. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Pasien bekerja dengan posisi
tubuh sering duduk dan mempunyai riwayat kebiasaan mengangkat barang dengan posisi
yang salah. Pada pemeriksaan fisik pada pungung vertebrae terletak ditengah dan tidak ada
nyeri tekan. Pemariksaan neurologis semua dalam batas normal.
Berdasarkan data tersebut bahwa nyeri pinggang dapat terjadi karena trauma pada
unsur miofasial daerah lumbal yang berulang akibat pekerjaan pasien, namun juga bisa
diperberat adanya penyakit degeneratif mengingat usia pasien yang sudah 52 tahun.
Sedangkan penyebab nyeri pinggang akibat kongenital dapat disingkirkan karena nyeri ini
timbul tidak dari kecil. Penyebab karena inflamasi atau infeksi juga dapat disingkirkan karena
pada pasien tidak ada demam, riwayat batuk lama tidak ada, nyeri tekan daerah pinggang
tidak ada serta pemeriksaan tanda rangsang meningeal normal. Penyebab kerena keganasan
juga dapat disingkirkan karena pada pasien tidak ada riwayat keganasan dan tidak ada
penurunan berat badan.
Untuk menentukan diagnosis pasien diperlukan pemeriksaan foto polos daerah
lumbosakral sehingga nanti dapat dilihat kelainan yang terjadi pada vertebrae
lumbosakralnya. Jika nanti dalam foto polos kelainan yang ditemukan kurang jelas maka
dapat diusulkan pemeriksaan CT scan.
Tatalaksana pada pasien ini diberiksan glukosamin 500 mg yang merupakan senyawa
pembangun penting untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada ujung
tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat bergerak. Kemudian diberikan obat pelemas

otot forres yang berisi eperison HCl 50 mg dan diberikan analgetik kombinasi Tramadol HCl
37.5 mg, acetaminophen 325 mg. Prognosis pada pasien ini baik dengan syarat pasien
menghindari faktor resiko seperti duduk terlalu lama, mengangkat barang dengan posisi yang
salah dan pasien disarankan untuk olahraga teratur untuk melatih ototnya agar tidak terlalu
tegang.

Anda mungkin juga menyukai