Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

PENGERTIAN SAMPAH DAN LOKASI


Menurut beberapa sumber, ada beberapa pengertian air limbah yaitu antara
lain:
a.

Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung
berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta
tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah
rumah tangga.

b. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa
air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang
dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup.
c.

Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang
mungkin ada.

d. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (waste water) adalah kotoran dari manusia
dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan
lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran
umum.
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air
tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan

Utilitas Lanjut - Sampah | 1

bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah
tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.
Objek pembahasan mengenai sampah pada KD 4 Utilitas Lanjut mengambil
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) SEMANGGI sebagai objek pengamatan.
Lokasi IPAL Semanggi ini bersebelahan dengan Kali Premulung sebagai batas Kota
Surakarta dengan Kabupaten Sukoharjo.

RA, TULUNG IKI DIKEI GAMBAR YAAA...


Gambar : Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi
Sumber : http://solokotakita.org/

1.2

LATAR BELAKANG
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan
kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,
namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan
hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan
dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan
lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan
hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang
mendukung kelangsungan hidup manusia.
Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestic atau rumah tangga disebut limbah. Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus atau biasa
disebut black water, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya
disebut juga grey water. Limbah, sampah, dan kotoran yang berasal dari rumah
tangga, perusahaan, dan kendaraan merupakan masalah serius yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah rumah
tangga dibiasakan pada tempat sampah, karena itu tempat sampah seharusnya selalu
tersedia di lingkungan rumah tempat tinggal sesuai dengan jenisnya, sampah basah
atau garbage, sampah kering atau rubbish, dan sisa-sisa industry atau industrial waste.
Selain itu, kebiasaan meludah, buang air kecil dan besar, air limbah juga harus dikelola
Utilitas Lanjut - Sampah | 2

dengan baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik dapat menjadi sarang hewan penyebar penyakit dan bau yang
tidak sedap.

1.3

PERMASALAHAN
1. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air limbahnya ke jaringan pipa
air limbah.
2. Masyarakat masih menganggap mahalnya pemasangan atau penyambungan air
limbah.
3. Minimnya dana untuk meningkatkan cakupan pelayanan pengolahan air limbah,
sehingga pengembangan pelayanan berjalan lamban.
4. Masih adanya masyarakat yang membuang air limbahnya ke sungai, sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan.
5. Jasa penyedot tinja swasta masih membuang lumpur tinjanya ke sungai.

1.4

SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang pengertian air limbah, lokasi pengamatan objek, latar belakang,
serta permasalahan yang ada pada proses pengolahan air limbah IPAL Semanggi
maupun dalam distribusi menuju IPAL Semanggi.

BAB II PENANGGULANGAN AIR LIMBAH


Menjelaskan

tentang

tahap-tahap

pengolahan

air

limbah

dalam

usaha

penanggulangan air limbah yang semakin meningkat volumenya.

Utilitas Lanjut - Sampah | 3

BAB III
PENANGANAN AIR LIMBAH PADA IPAL SEMANGGI

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi terletak di kelurahan Semanggi,


Tepatnya di kampung Kenteng Surakarta. IPAL Semanggi merupakan bagian dari Perusahaan
Air Minum ( PDAM ) Kota Surakarta Tirta Dharma .
PDAM Surakarta dibagi menjadi dua bagian untuk pengolahan air yaitu air limbah dan air
bersih. Untuk air limbah di bagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah selatan di Semanggi dan
wilayah utara di Mojosongo.
Yang membedakan dua tempat pengolahan ini adalah di Semanggi pengolahan dengan
ruang tertutup sedangkan di Mojosongo pengolahan dengan ruang terbuka. IPAL Semanggi
ini bekerja sama dengan Selfila dari Spanyol dan Bank Dunia yang dimana selalu diadakan
peninjauan selfila dan Bank dunia untuk perbaikan kinerja IPAL yang ada di Semanggi ini.
Awalnya IPAL Semanggi berkapasitas 30 lt / dt, melayani kawasan selatan ada 26 Kelurahan
dengan sejumlah sambungan rumah (SR) hingga saat ini jumlah pelanggan sekitar 6.297 SR.
Pada saat ini IPAL Semanggi mengalami peningaktan kapasitas dari 30 lt / dt menjadi 60 lt /
dt, pada tahun 2008 juga mengalami perubahan peningkatan cakupan pelayanan dari 6000
menjadi 12000 SR.
IPAL semanggi ini membantu pengolah limbah domestik rumah tangga yang akan diteruskan
di sungai Bengawan Solo. Karena pemerintah kota Surakarta menggunakan air sungai
bengawan solo untuk dikonsumsi masyarakat kota Surakarta, sehingga dapat memenuhi
standar air bersih dan turut memudahkan PDAM untuk mengolah air dari sungai bengawan
solo, sehingga aman untuk di konsumsi masyarakat kota Surakarta.
3.1 Asal Limbah Yang Diolah Oleh IPAL Semanggi
Asal limbah yang diolah oleh IPAL Semanggi adalah sebagai berikut.
a) Sistem Mangkunegaran : Kelurahan Mangkubumen, Timuran, Ketelan, Punggawan,
Kampung Baru, dll)
b) Sistem Kasunanan (Kelurahan Pajang, Tipes, Sondakan, Panularan, Sriwedari,
Baluwarti, Kauman, dll)
c) Tambahan baru yaitu Kelurahan Joyosuran dan Kelurahan Semanggi.

Utilitas Lanjut - Sampah | 4

Lokasi IPAL Semanggi terletak searah dengan Pasar Klitikan Notoharjo, di Semanggi
Selatan. IPAL tersebut mengelola air limbah di tiga kawasan, Sistem Mangkunegaran
(Kelurahan Mangkubumen, Timuran, Ketelan, Punggawan dan lain-lain), Sistem Kasunanan
(Kelurahan Pajang, Sondakan, Tipes, Sriwedari, Kauman dan lain-lain), serta tambahan baru,
yakni Kelurahan Semanggi dan Joyosuran. Dengan kemampuan 30 liter/detik menjadi 60
liter/detik diharapkan mendongkrak jumlah pelanggan IPAL Semanggi dari 6.285 sambungan
rumah menjadi 13.000 pada tahun 2015 nanti.
Sejak dibangun pada 2001 hingga 2008, jumlah pelanggan air kotor Surakarta
dapameningkat lebih dari 60 persen dari semula 6.600 sambungan rumah (SR) menjadi
10.839 SR. IPAL Semanggi melayani wilayah selatan surakarta, sementara untuk wilayah
utara dilayani oleh IPAL Mojosongo dengan kapasitas 24 liter per detik. Pelanggan IPAL
Semanggi sendiri berjumlah 6.285 sambungan rumah yang sebagian besar merupakan
rumah tangga dan sisanya merupakan limbah industri dan rumah sakit.
3.2 Sistem Pengolahan Limbah IPAL Semanggi

Penjelasan Alat-Alat
a) Unit Grit Chamber, terdiri dari :

Bar Screen untuk menyaring kotoran dan ampas, sampah yang mengapung supaya
aliran tidak terhambat

Pompa lumpur untuk menguras lumpur yang terendapkan

Pintu air sebagai gerbang masuk aliran air

V notch untuk mengatur limpasan air menuju bakekualisasi

b) Unit Ekualisasi berfungsi untuk meratakan fluktuasi debitharian, terutama pada jam
jam puncak, untuk dapat dipompa secara kontinu ke bak aerasi
c) Unit Aerasi Berfungsi untuk mencampurkan dan meratakan seluruh isi bak, selain itu
udara yang dialirkan juga turut mensuplai oksigen yang dibutuhkan bagi
mikroorganisme
d) Unit Sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan lumpur sehingga terpisah antara air
yang siap buang dan lumpur yang terbentuk

Utilitas Lanjut - Sampah | 5

e) Bak Pengering Lumpur berfungsi untuk media penjemuran lumpur dari unit sebelumnya
yaitu bak sedimentasi supaya didapatkan lumpur yang kering dan digunakan sebagai
kompos
Gambar Fi haha :D (alat-alat)
Setelah dijelaskan alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan limbah di IPAL
Semanggi maka kemudian dijelaskan kembali alur pengolahan limbah yang diterapkan di
IPAL Semanggi.

Sumber
Limbah

Grit
Chamber

Barscreen

Keterangan:

Equalisasi

Aerasi

Finescreen

Bak
Lumpur

Bak
Pembuangan

Truck Tinja

Outlet Kali
Permulung

IPLT
Putri Cempo

Ef f luent
ke sungai

Aliran Air
Aliran Lumpur

Diagram Aliran IPAL Semanggi


Sumber : Analisis Kelompok
a) Unit pengolahan terdiri dari: Grit Chamber, Ekualisasi, Aerasi, Sedimentasi dan
Pengeringan Lumpur
b) Bak sedimentasi yang diusulkan merupakan perubahan fungsi dari bak aerasisedimentasi yang terbangun saat ini menjadi sepenuhnya sebagai bak sedimentasi.
Sistem aerasi tetap menggunakan submersible aerator sebagaimana kondisi sistem
yang terbangun saat ini
c) Sistem pengaliran: dilakukan secara gravitasi dari grit chamber menuju bak ekualisasi,
sedangkan pengaliran limbah dari bak ekualisasi ke bak aerasi dilakukan dengan
pemompaan dengan memanfaatkan 6 (enam) unit pompa submersible yang terpasang

Utilitas Lanjut - Sampah | 6

saat ini.Selanjutnya pengaliran air limbah dari bak aerasi ke baksedimentasi dilakukan
secara graviasi hingga sampaidengan pengaliran menuju enffluent.
d) Adanya aliran return sludge dari bak sedimentasi menuju bak aerasi untuk menjaga
kestabilan konsentrasi MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) yangditetapkan
e) Sludge diskrit terendapkan dalam Grit Chamber harus secara rutin dilakukan.
Berikut ini adalah alur pengolahan air limbah di IPAL Semanggi berdasarkan data wawancara
dengan petugas IPAL Semanggi.
Dari Rumah-rumah masyarakat, baik itu dari kamar mandi atau dapur dialirkan melalui pipa
menuju screen. Ketika melewati screen ini sampah yang terangkut bersama air limbah
tersebut akan tersaring tertinggal di screen. Setelah melewati screen air dialirkan menuju
grit chamber. Di dalam grit chamber terdapat inlet (jalan masuk air limbah yang berasal dari
pipa-pipa disepanjang jalan setelah melalui screen yang terdapat di jalan. Pada proses ini air
limbah sudah sampai pada instalasi). Selain itu juga terdapat screen berjumlah dua buah.
Sampah-sampah yang lolos dari screen pertama (yang terdapat di jalan), akan disaring lagi
pada screen yang terdapat di grit chamber ini. Di dalam grit chumber juga terdpat pompa
untuk memompa air limbah menuju bak kualisasi. Bebeda dengan dari proses sebelumnya.
Jika dalam proses sebelumnya air limbah mengalir memanfaatkan gaya gravitasi, dari grit
chamber menuju bak kualisasi air dipompa karena kondisi tanah bak kualisasi lebih tinggi
dari grit chamber. Bak kualisasi berfungsi meratakan aliran. Pada umumnya jaringan air
limbah akan padat ketika pagi dan sore hari. Bak kualisasi mengatur agar aliran yang masuk
ke tahap selanjutnya seimbang setiap waktu, baik pagi, siang , sore dan malam. Selanjutnya
air limbah dialirkan menuju bak aerasi. Dalam bak aerasi inilah tempat pengolahan limbah.
Terdapat bakteri untuk mengolah limbah agar ketika dibuang ke sungai air tersebut sudah
memenuhi standar baku mutu. Dari bak aerasi air dialirkan ke bak sedimentasi. Setelah zatzat berbahaya suda dihilangkan dalam proses di bak aerasi, selanjutnya kandungan lumpur
dan pasir dalam air diendapkan. Hal ini bertujuan agar air yang nantinya akan dibuang ke
sungai tidak mengandung banyak lumpur dan pasir karena hal terebut dapat mengakibatkan
pendangkalan pada sungai. Ini adalah proses terakhir untuk kemudian air langsung dibuang
ke sungai. Dan endapan lumpur ini nantinya akan dialirkan ke sludge drying BED untuk
dikeringkan. Lumpur yang telah kering selanjutnya dibuang (dijadikan kompos), namun

Utilitas Lanjut - Sampah | 7

sebagian lagi mengalami recycling kembali ke grit chamber untuk digunakan kembali dalam
pengolahan air limbah.
3.3 Kelayakan Baku Mutu Air Limbah IPAL Semanggi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak IPAL Semanggi terkait baku mutu limbah yang
dihasilkan dari pengolahan di IPAL Semanggi, diperoleh data sebagai berikut. Limbah yang
dibuang dari hasil pengilaan IPAL Semanggi sendiri sudah sesuai standar baku mutu. Dalam
baku mutu, BOD ditetapkan <50, di IPAL Semnggi BOD berkisar 30-40. Untuk COD
ditetapkan <100, IPAL Semanggi COD sudah <100. Untuk mengukur apakah sudah sesuai
baku mutu dilakukan penelitian di laboratorium yang terdapat di kawasan IPAL Semanggi.
3.4 Permasalah IPAL Semanggi dan Solusinya
Masalah hanya terdapat pada masyarakat yang kurang sadar dan terus membuang sampahsampah mereka pada saluran air limbah. Hal ini sangat memberatkan kinerja screen karena
harus menyaring sampah yang demikian banyak, sehingga sangat sering sampah-sampah
tersebut lolos saring sehingga masuk ke grit chamber pada kawasan instalasi. Sosialisasi
sebenarnya sudah dilakukan, baik independent dari pihak IPAL sendiri, maupun dibarengkan
dengan agenda masyarakat seperti kumpulan Ibu-Ibu PKK, arisan RT, sarasehan warga dan
sebagainya. Solusi dari permasalahan tersebut, dilakukan pembersihan pada screen. Screen
yang berada di jalan dibersihkan setiap tiga bulan sekali sedangkan screen yang berada di
kawasan instalasi dibersihkan lebih intens lagi, yaitu dua kali sehari, bahkan ketika kondisi
sampahnya sedang membludak, dibersihkan tiga hingga empat kali sehari.
Untuk memperdalam bahasan, kami melakukan studi literatur. Dari studi literatur yang kami
lakukan, kami memperoleh data mengenai permasalahan di IPAL Semanggi beserta
solusinya sebagai berikut.
A. Permasalahan
1. Kurangnya koordinasi yang baik antara dinas, maupun instasi lembaga dengan
masyarakat dalam pengelolaan IPAL
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air limbahnya ke jaringan pipa
air limbah
3. Masyarakat masih menganggap mahalnya pemasangan /penyambungan air limbah
4. Minimnya dana untuk meningkatkan cakupan pelayanan pengolahan air limbah,
sehingga pengembangan pelayanan berjalan lamban
Utilitas Lanjut - Sampah | 8

5. Masih adanya masyarakat yang membuang air limbahnya kesungai, sehingga


menyebabkan pencemaran lingkungan
6. Jasa pennyedot tinja swasta masih membuang lumpur tinjanya ke sungai
B. Solusi
1. Pelaksanaan Koordinasi serta Kerja Sama dengan Dinas atau Instansi/Lembaga Lain
Guna Kelancaran Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan koordinasi dengan dinas atau instansi lain dalam pengelolaan IPAL masih
terbatas dan belum ada kooordinasi secara rutin yang diselenggarakan oleh UPL
Surakarta.
Koordinasi dan kerja sama dianggap juga sebagai salah satu cara terbaik untuk
mencegah ketidakefisienan. Mekanisasinya berawal dan bersumber pada kesadaran dan
kesediaan setiap instansi untuk berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi atau
lembaga lainnya dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan direncanakan.
Pembahasan mengenai pelaksanaan kooordinasi serta kerjasama dengan dinas atau
instansi lain yaitu mencakup :

P2SP (Proyek Pengembangan Sarana Perkotaan) Jawa Tengah


P2SP ini merupakan tangan panjang dari Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah
yang bekerja sama dengan UPL dalam hal pembangunan proyek sanitasi di
perkotaan dan juga menopang dana operasioanl IPAL selama dua tahun yaitu tahun
2002 dan 2003.

DPU (Dinas Pekerjaan Umum)


Koordinasi serta kerja sama yang dilakukan dengan DPU dalam rangka pengelolaan
limbah yaitu melihat bahwa jaringan limbah yang ada khususnya peninggalan
Belanda ini lebih detail yang memiliki gambarnya adalah DPU. Maka dari itu UPL
berkoordinasi serta bekerja sama dalam hal menangani keluhan-keluhan dari
pelanggan mengenai saluran pipa yang mampet atau tersumbat juga mengontrol
jaringan perpipaan yang merupakan peninggalan Belanda itu.

KLH (Kantor Lingkungan Hidup)


Bahwa koordinasi serta kerja sama yang dilakukan terkait dengan pengecekan hasil
olahan air limbah. Apakah sudah layak sebagai mutu air buangan atau belum, dan
juga pengurangan dari kadar kimia ataupun unsur-unsur beracun lainnya yang

Utilitas Lanjut - Sampah | 9

terkandung dalam air limbah hasil olahan tersebut untuk dibuang ke sungai.
Biasanya pengecekan ini dilakukan sebulansekali langsung dari KLH sendiri yang
melaksanakan.

Kelurahan dan Warga


Yaitu kelurahan sebagai media atau tempat untuk diadakan penyuluhan ataupun
sosialisasi antara UPL dengan warga, terkait pengelolaan limbah dan juga memberi
pengetahuan mengenai pentingnya menggunakan fasilitas saluran sanitasi air limbah
yang dialirkan ke IPAL itu sendiri.

2. Subyek penetapan tarif pengelolaan limbah cair adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh jasa pelayanan pengelolaan limbah, badan yang dimaksud dalam
hal ini yaitu badan yang berbentuk badan hukum dan badan yang tidak berbentuk
badan hukum. Penetapan tarif pengelolaan limbah didasarkan pada fungi bangunan.
penetapan struktur dan besarnya tarif pengelolaan limbah ditentukan oleh golongan
pelanggan. Sehingga pengelolaan yang dilakukan lebih terkondisikan tidak
membuang limbah langsung ke sungai. Dengan adanya tarif yang ditentukan
diharapkan ada pengelolaan yang lebih baik.

Golongan
Pelanggan
Rumah Tangga I

Rumah Tangga II

Komersial I

Tarif

Tarif Per
Bulan
luas Rp. 5.000

Status Peruntukan Bangunan

Rumah Tangga dengan


bangunan < 21 m2
Tempat Ibadah
Panti Asuhan
Yayasan sosial
Rumah Tangga dengan luas Rp. 7.500
bangunan > 21 m2
MCK
Puskesmas
Sekolah (TK, SD, SMP, SMA, Rp. 20.000
Perguruan Tinggi)
Pemerintahan (Saranan Instansi
Pemerintahan,
Pasar
milik
Pemerintah)
Toko kecil, warung kecil, wartel,
bengkel sepeda motor, tempat cuci
sepeda motor

Utilitas Lanjut - Sampah | 10

Komersial II

Niaga I

Niaga II

Praktek Dokter (Dokter Umum,


Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter
Hewan)
Kasatrian (TNI dan POLRI)
Pondok Pesantren
Toko Obat dan Apotek
Toko Sedang dan Besar
Rp. 30.000
Katering
Bengkel mobil dan tempat cuci
mobil
Kantor swasta (Asuransi, Keuangan,
Laboratorium swasta)
Tempat Hiburan (Diskotik, Karaoke,
Pub, Panti Pijat, Bioskop, Salon,
Cafe)
Poliklinik Swasta
Tempat Indekost, asrama
Hotel Melati
Rp. 50.000
Perusahaan Kecil (Pegawai < 100
orang)
Supermarket
Rumah Sakit Pemerintah
Rumah Makan
Show Room kendaraan bermotor
Hotel Berbintang
Rp. 100.000
Perusahaan Besar (Pegawai > 100
orang)
Restoran
Kantor Bangunan tinggi
Rumah sakit Swasta
Sumber : PDAM Surakarta

3. Pengembangan sistem jaringan pemipaan untuk peningkatan cakupan layanan


4. Melakukan kampanye kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang
pentingnya penanganan air limbah.Forum : RT / RW, Kelurahan, PKK, Serta Media
Masa dll.

Utilitas Lanjut - Sampah | 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Mengungkapkan tentang uraian kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan serta
memberikan saran dari permasalahan yang terjadi.

Utilitas Lanjut - Sampah | 12

BAB II
PENANGGULANGAN AIR LIMBAH
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat
beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-proses pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya
salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
atau faktor finansial.

Gambar 2.1 Waste Water Treatment Process

2.1

Pengolahan Primer (Primary Treatment)


Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
1.

Penyaringan (Screening)
Air limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan
jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan
cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran
besar dari air limbah.

2.

Pengolahan Awal (Pretreatment)


Air limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan

Utilitas Lanjut - Sampah | 13

cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel


partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk
proses selanjutnya.
3.

Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau
bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan
yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair.
Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel-partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel
tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah
ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga
metode pengapungan (Floation).

4.

Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau
lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron).
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke
permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui
proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses
pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan).
Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit
dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau
senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan
ke proses pengolahan selanjutnya.

2.2

Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/mendegradasi bahan
organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Utilitas Lanjut - Sampah | 14

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu
metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated
sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds/lagoons) .

Gambar 2.2 Pengolahan Pretreatment

1.

Metode Trickling Filter


Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m. limbah cair
kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati
media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung
dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke
dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian disalurkan ke tangki pengendapan.
Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan
untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air
limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih
lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke
proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan

2.

Metode Activated Sludge


Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah
tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri

Utilitas Lanjut - Sampah | 15

aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa


jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen).
Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah.
Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses
pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke
tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
dperlukan.
3.

Metode Treatment Ponds/Lagoons


Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang
murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair
ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan
kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses
penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang
kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan
mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk
endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan
atau diolah lebih lanjut.

2.3

Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan
atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini
disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah.
Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan
primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan
garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan

Utilitas Lanjut - Sampah | 16

pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan


dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan
tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

2.4

Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau
dengan perlakuan fisik.
Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

Daya racun zat

Waktu kontak yang diperlukan

Efektivitas zat

Kadar dosis yang digunakan

Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

Tahan terhadap air

Biayanya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin

(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet (UV), atau dengan ozon (O).Proses


desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah
selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah
dibuang ke lingkungan.

2.5

Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat
dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil
pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob

Utilitas Lanjut - Sampah | 17

(anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut


atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar
(incinerated).

Utilitas Lanjut - Sampah | 18

BAB III
PENANGANAN SAMPAH DI KAMPUNG SANITASI SEMANGGI
3.1

POTENSI SAMPAH DI KAMPUNG SANITASI SEMANGGI

3.2

PENANGANAN SAMPAH DI KAMPUNG SANITASI SEMANGGI

3.3

KELEBIHAN

3.4

KEKURANGAN

Utilitas Lanjut - Sampah | 19

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

KESIMPULAN
1.

4.2

SARAN
1.

Melakukan kampanye kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman


tentang pentingnya penanganan air limbah, misalnya pada forum

RT/RW ,

Kelurahan, PKK, Serta Media Masa, dll.


2.

Pelibatan masyarakat untuk pembangunan sanitasi kota atau kawasan.

3.

Perlunya dukungan dana baik dari berbagai sumber, Pemerintah (Pusat, Pemprov,
maupun Pemkot Surakarta, Swasta , Masyarakat serta pihak donor).

4.

Pengembangan sistem jaringan pemipaan untuk peningkatan cakupan layanan.

5.

Pemberdayaan jasa sedot tinja supaya memasukkan lumpur tinjanya ke IPAL


Semanggi.

Utilitas Lanjut - Sampah | 20

Anda mungkin juga menyukai