BAB II
LANDASAN TEORI
besar
dengan
biaya
akses
yang
semakin
murah.
yang benar atau layanan dari server yang diberikan benar berasal dari
server yang dimaksud.
4. Availability berhubungan dengan ketersediaan sistem dan data
(informasi) ketika dibutuhkan.
Keamanan data dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
keamanan fisik dan keamanan sistem. Keamanan fisik merupakan bentuk
keamanan berupa fisik dari server, terminal/client router sampai dengan
cabling. Sedangkan keamanan sistem adalah keamanan pada sistem
pengoperasiannya atau lebih khususnya pada lingkup perangkat lunak,
misalnya dengan penggunaan kriptografi. Dalam penelitian ini akan
dibahas tentang penggunaan kriptografi dalam memberikan keamanan
pada data. (Ayu,2012)
2.2 Kriptografi
2.2.1
Definisi Kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: crypts
adalah
ilmu
yang
mempelajari
teknik-teknik
sehingga
kriptografi
berkembang
menjadi
sebuah
seni
10
sebagai
sebuah
seni
merahasiakan
pesan.
Pada
2.2.2
Tujuan Kriptografi
Kriptografi bertujuan untuk memberi layanan keamanan (yang
11
pihak-pihak
yang
tidak
berhak,
antara
lain
penyisipan,
baik
mengidentifikasi
kebenaran
pihak-pihak
yang
integritas data
selalu
dikombinasikan
dengan
layanan
12
cryptography),
kriptografi
kunci
rahasia
(secret-key
13
Gambar 2.1 Skema kriptografi simetri. Kunci enkripsi sama dengan kunci
dekripsi, yaitu K.
(Sumber : Munir,2006)
14
sebab kunci untuk enkripsi tidak rahasia dan dapat diketahui oleh
siapapun (diumumkan ke publik), sementara kunci untuk dekripsi hanya
diketahui oleh penerima pesan (karena itu rahasia). Pada kriptografi jenis
ini, setiap orang yang berkomunikasi mempunyai sepasang kunci, yaitu
kunci privat dan kunci publik. Pengirim mengenkripsi pesan dengan
menggunakan kunci publik si penerima pesan (receiver). Hanya penerima
pesan yang dapat mendekripsi pesan karena hanya ia yang mengetahui
kunci privatnya sendiri (Gambar 2.2). Contoh algoritma kriptografi kuncipublik diantaranya RSA, Elgamal, DSA, dan sebagainya.
15
bila
mengamankan
kriptografi
pertukaran
kunci
pesan
publik
dari
digunakan
dua
entitas
untuk
yang
berkomunikasi. (Munir,2006)
B. Kelebihan kriptografi kunci-publik (asimetri)
1. Hanya kunci privat yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh seiap
entitas yang berkomuniaksi (tetapi, otentikasi kunci publik tetap
16
algoritma
kunci-publik
dapat
digunakan
untuk
dilakukan
untuk
memperoleh
kunci
privat.
Selama
(rahasia)
(tidak rahasia)
(rahasia)
(tidak rahasia)
(rahasia)
17
6. m (plainteks)
7. c (chiperteks)
2.3.1
(rahasia)
(tidak rahasia)
RSA
didasarkan
pada
teorema
Euler
yang
menyatakan bahwa
a(n) 1 (mod n)(2.1)
dengan syarat:
1. a harus relatif prima terhadap n
2. (n) = n(1 - 1/p1)(1 - 1/p2)(1 - 1/pr), yang dalam hal ini p1, p2, p3,,pr
adalah faktor prima dari n. (n) adalah fungsi yang menentukan berapa
banyak dari bilangan-bilangan 1, 2, 3, , n yang relatif prima terhadap
n.
Berdasarkan sifat ak bk (mod n) untuk k nilangan bulat 1, maka
persamaan (2.1) di atas dapat ditulis menjadi
ak(n) 1k (mod n)..(2.2)
atau
ak(n) 1 (mod n)...(2.3)
Bila a diganti dengan m, maka persamaan (2.3) dapat ditulis menjadi
mk(n) 1k (mod n)....(2.4)
Berdasarkan sifat ac bc (mod n) maka bila persamaan (2.4) dikalikan
dengan m menjadi :
mk(n)+1 m (mod n).....(2.5)
yang dalam hal ini relatif prima terhadap n.
18
19
2.3.2
.(2.13)
Hasil dari algoritma di atas adalah:
1. Kunci publik adalah pasangan (e,n)
n, modulus yang digunakan.
e, kunci publik, kunci untuk enkripsi
2. Kunci privat adalah pasangan (d,n)
n, modulus yang digunakan.
d,
kunci
privat,
kunci
untuk
dekripsi,
yang
harus
dijaga
kerahasiaannya.
Catatan : n tidak bersifat rahasia, sebab ia diperlukan pada perhitungan
enkripsi/dekripsi.
Berikut
ini
akan
djelaskan
lebih
lanjut
tentang
proses
20
nilai p q.
Tabel 2.1 Menentukan p dan q
(Sumber : Munir,2006)
Misal nilai p adalah 47 dan q adalah 71, p dan q adalah bilangan prima,
akan tetapi nilai p q.
2. Hitung n = p.q, sehingga nilai n = 47 x 71 adalah 3337
3. Hitung (n) = (p-1)(q-1), sehingga nilai (n) = (53-1)(71-1) adalah 3220
4. Pilih kunci publik (e), sehingga nilai e relatif prima terhadap (n)
(Sumber : Munir,2006)
21
2.3.3
Algoritma Enkripsi/Dekripsi
A. Enkripsi
1. Ambil kunci publik penerima pesan, e, dan modulus n.
2. Nyatakan plainteks m menjadi blokblok m1, m2, ,
sedemikian sehingga setiap blok merepresentasikan nilai di
dalam selang [0, n-1].
3. Setiap blok mi dienkripsi menjadi blok ci dengan rumus ci =
mie mod n.
Dalam
pengenkripsian
pesan
dalam
RSA
dapat
agar
tranformasi
menjadi
satu-ke-satu,misal
22
m2 = 582
m3 = 733
m4 = 273
m5 = 787
m6 = 003
B. Dekripsi
Setiap blok chiperteks ci didekripsi kembali menjadi blok mi
dengan rumus mi = ci d mod n.
Dalam pendekripsian pesan dalam RSA, B harus melakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. B menerima cipherteks (c) dari A.
23
24
merupakan integrated circuit yang terdiri dari prosesor dan memori. Chip
seperti layaknya CPU (Central Processing Unit) di komputer yang
bertugas melaksanakan perintah dan menyediakan power ke smart card.
Smart card merupakan pengembangan dari kartu magnetis, namun
berbeda dengan kartu magnetis yang hanya dipakai sebagai tempat
penyimpanan
data.
Smart
card
mempunyai
kemampuan
untuk
25
26
2.4.2
sebagai berikut :
1.
Function,
yang
merupakan
perbedaan
paling
3.
27
2.4.3
program
2.4.4
28
dan
letak
dari
kontak
tersebut
didefinisikan
didalam
ISO
7816
Untuk smart card ada alat perangkat penerima yaitu CAD (Card
Acceptance Device). Smart card dimasukkan ke dalam perangkat
penerima smart card atau CAD (Card Acceptance Device). Dimana CAD
(Card Acceptance Device) ini yang akan menghubungkan smart card
dengan komputer. Ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk CAD
(Card Acceptance Device) adalah reader smart card, terminal smart card,
dan perangkat antarmuka smart card atau IFD (Inter Face Device).
Semuanya mempunyai fungsi dasar, yaitu menyediakan power ke smart
card dan membangun hubungan pertukaran data atau antar muka dengan
sebuah media alat.
2.4.5
29
dengan
smart
card)
menggunakan
protokol
yang
30
data paket yang berisi perintah lengkap atau respon yang lengkap dari
smart card. Untuk menyediakan fungsionalitas seperti ini, APDU
(Application Protocol Data Unit) mendefinisikan struktur yang didefinisikan
dalam beberapa dokumen ISO 7816 (International Standard Organization
7816). ISO (International Standard Organization) mendefinisikan standar
bagaimana aplikasi berkomunikasi dengan smart card sehingga untuk
mengirim perintah ke smart card perlu menemukan command yang
dimengerti oleh smart card, kemudian membungkus command tersebut
dengan ISO (International Standard Organization) command paket.
Kemudian dibungkus lagi dengan pembungkus yang diperlukan oleh
reader smart card.
Tabel 2.3 dibawah ini adalah format commad dan respon APDU
(Application Protocol Data Unit). Struktur APDU didefinisikan dalam ISO
7816 (International Standard Organization 7816).
(Sumber : Andreas,2012)
31
(Sumber : Andreas,2012)
32
10. Mandatory trailer terdiri dari status byte SW1 dan SW2 menyatakan
status proses dari command APDU (Application Protocol Data Unit)
didalam kartu.
2.5
Eclipse
Dalam membuat aplikasi berbasis android pada sistem ini
perancangan
seperti
class
app,
class
view, widget
yang
dan
33
Micro Edition), 4 karena file yang dihasilkan berextensi .apk bukan .jar.
APK adalah paket aplikasi android (Android Package). APK umumnya
digunakan untuk menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan
dijalankan pada perangkat android. APK pada dasarnya seperti zip file,
karena berisi dari kumpulan file. APK dapat diperoleh melalui berbagai
metode, seperti menginstall sebuah aplikasi melalui
Android Market,
download dari sebuah situs web, atau membuat sendiri dengan bahasa
Java. Apabila dalam sebuah komputer telah memiliki file APK, dan ingin
menginstallnya
kedalam
telepon,
maka
dapat
dilakukan
dengan
Pengertian ATMega64
Microcontroller
ATMEGA64
termasuk
salah
satu
jenis
beberapa
perintah
instruksi
saja.
Microcontroller
34
Analog Comparator
2.6.2
35
hardware pada AVR tersebut, selain itu triger pada timer juga bisa
diaktifkan dari eksternal pin pada AVR. Sementara Counter / pencacah
juga terdapat pada AVR yang berfungsi untuk menghitung kenaikan nilai
registernya secara eksternal dan dapat diamati oleh hardware. Timer dan
Counter pada AVR mempunyai dua buah dengan sistem prescaling
selection 10 bit. Adapun block diagram timer/counter pada AVR
ditunjukkan dalam Gambar 2.8.
36
CS01
0
0
1
1
0
0
1
1
CS00
0
1
0
1
0
1
0
1
Description
Stop, the timer/counter0 is stopped.
CK
CK/8
CK/64
CK/256
CK/1024
External Pin T0, falling edge
External Pin T0, falling edge
Timer/Counter0 TCNT0
37
2.6.3
pin sumber tegangan, pin osilator, pin control, pin I/0 dan pin untuk proses
interupsi luar. Adapun konfigurasi pin ATMEGA64 ditunjukkan dalam
38
Gambar 2.12 dan Fungsi dari pin-pin ATMEGA64 ditunjukkan dalam Tabel
2.6.
Nama
Tipe Pin
PEN
PE0
I/O
PE1
I/O
PE2
I/O
PE3
I/O
PE4
I/O
PE5
I/O
Fungsi Lain
Programing Enable Pin untuk SPI serial
programing
Programing Data Input / UART0
Receive Pin
Programming Data Output / UART0
Transmit Pin
Analog Comparator Positive Input atau
USART0 external clock input/output
Analog Comparator Negative Input atau
Output Compare dan PWM Output A
untuk Timer/Counter3
External Interrupt Input atau Output
Compare dan PWM Output B for
Timer/Counter3
External Interrupt 5 Input atau Output
39
PE6
I/O
PE7
I/O
10
11
PB0
PB1
I/O
I/O
12
PB2
I/O
13
PB3
I/O
14
PB4
I/O
15
PB5
I/O
16
PB6
I/O
17
PB7
I/O
18
19
20
21
22
23
24
PG3
PG4
Reset
VCC
GND
XTAL2
XTAL1
I/O
I/O
I
25
PD0
I/O
26
PD1
I/O
27
PD2
I/O
28
PD3
I/O
29
30
31
32
33
PD4
PD5
PD6
PD7
PG0
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
40
34
35
36
37
38
39
40
41
42
PG1
PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
PC7
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
43
PG2
I/O
44
PA7
I/O
45
PA6
I/O
46
PA5
I/O
47
PA4
I/O
48
PA3
I/O
49
PA2
I/O
50
PA1
I/O
51
PA0
I/O
52
53
VCC
Gng
54
PF7
I/O
55
PF6
I/O
56
PF5
I/O
57
PF4
I/O
58
59
60
61
62
PF3
PF2
PF1
PF0
AREF
I/O
I/O
I/O
I/O
41
63
64
Converter
Ground
Tegangan Input untuk Port F dan ADC
GND
AVCC
42
(Sumber : Suhata,2005)
switch
adalah
suatu
alat
yang
berfungsi
untuk
43
44
45
2.10 LCD
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika
yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan
tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.
LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam
bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca
bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan
seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika
elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik
yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari
segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan
polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor.
Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang
telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap
dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Adapun bentuk fisik
dari solenoid locked ditunjukkan dalam Gambar 2.18.
46
Dalam
modul
LCD
(Liquid
Cristal
Display)
terdapat
47
dengan
bus
data
dari
rangkaian
lain
dapat
seperti
48
2.11 Buzzer
Buzzer merupakan suatu alat bunyi elektronik yang bekerja
berdasarkan piezoelectric yang dipicu freqwensi secara continyue,
sehingga
menyebabkan
lempengan
piezoelectric
didalam
buzzer
49
2.12 Transistor
2.12.1 Transistor Sebagai Saklar
Rangkaian transistor sebagai switching adalah mengerjakan
transistor pada daerah saturasi ketika mendapat sinyal saat melakukan
transmitter. Oleh karena itu, diperlukan hfe dari transistor yang cukup
besar sehingga arus Ib dapat menyebabkan transistor saturasi. Adapun
rangkaian lengkap transistor sebagai switching ditunjukkan dalam
Gambar 2.21.
RC
RB
TR
VCC
VBB
50
Ib
= Vbb Vbe
Ic
= Vcc
Rb ..
(2.14)
Rc .....
(2.15)
Keterangan:
Vcc = tegangan inputan pada kolektor
Vbb = tegangan inputan pada basis
Ic
= arus kolektor
Ib
= arus basis
Rb
51
Gambar 2.22 (a) Kedua sambungan dibias maju, (b) Kedua sambungan
dibias balik
(Sumber: DR.Malvino Barmawi)
(cut-off).
52
Ib = hfe ...........
.(2.16)
Keterangan:
Ib
= arus basis
Ic
= arus kolektor
= tahanan basis
= arus basis
Adapun daerah jenuh saklar yang beroperasi dalam daerah
kurva karakteristik ditunjukkan dalam Gambar 2.23.
53
54
ini sering dituliskan dengan notasi atau h FE. Adapun symbol transistor
darlington ditunjukkan dalam Gambar 2.24.
55
bisa mencapai 1000 kali atau lebih. Dari luar transistor Darlington nampak
seperti transistor biasa dengan 3 buah kutub: B (basis), C (Kolektor), dan
E (Emitter). Dari segi tegangan listriknya, voltase base-emitter rangkaian
ini juga lebih besar, dan secara umum merupakan jumlah dari kedua
tegangan masing-masing transistornya, seperti nampak dalam rumus
berikut:
....(2.18)
2.13 Optocoupler
Optocoupler disebut juga optoisolator atau isolator yang
tergandeng optic, menggabungkan LED dan fototransistor dalam satu
kemasan. Komponen ini memiliki LED pada sisi masukan dan
fototransistor pada sisi keluaran. Keuntungan utama optocoupler adalah
pemisah secara listrik antara rangkaian masuk dengan rangkaian
keluarnya. Dengan optocoupler, hubungan yang ada antara masukan dan
keluaran hanya seberkas cahaya. Karena hal ini dapat memperoleh
resistansi penyekatan diantara dua rangkaian tersebut. Optocoupler yang
dipakai adalah yang terdiri dari satu LED dan satu transistor. Adapun
Konstruksi dan Simbol Optocoupler ditunjukkan dalam Gambar 2.25.
56
...(2.19)
Berdasarkan gambar 2.26 maka saat input optocoupler high (1)
aliran arus akan mengalir menuju resistansi RD kemudian menuju LED
didalam opto coupler, sehingga LED didalam optocoupler tersebut
menyala. Pada kondisi tersebut, basis transistor terpicu oleh adanya sinar
LED didalamemasan opto sehingga menyebabkan transistor optocoupler
57
jenuh (ON) dan arus pada output opto mengalir dari Vcc menuju RL dan
meleati collector dan emitter transitor menuju ground. Pada kondisi ini
tegangan output adalah sebesar V CE (mendekati nol),. Jika input opto
negative, maka tidak ada picuan pada basis transistor sehingga arus pada
output mengalirdari Vcc ke RL menuju output. Dengan demikain, maka
saat input high (1),maka output opto adalah low (0) dan saat input low,
output opto menjadi high.
58
SA, namun bisa beberapa module yang telah familiar di Indonesia antara
modem wavecom type Fasttrack M1306B sebagaimana yang digunakan
pada perancangan ini. Wavecom fasttrack M1306B mmerupakan jenis
produksi massal yang paling laris sepanjang masa, dengan dukungan
module Q2406B (open AT) dan Q24plus classic dengan dukungan
penuh terhadap Open AT dan TCPIP stacked, sehingga untuk operasi
yang berbasis TCPIP, GPRS dan aplikasi internet yang sifatnya berdiri
sendiri telah dibenamkan dalam chip ini. modem Wavecom Fastrack ini di
Indonesia cukup dikenal digunakan pada industri bisnis rumahan dan
bahkan skala besar mulai dari fungsi untuk kirim SMS massal hingga
fungsi
sebagai
penggerak
perangkat
elektronik.
Beberapa
fungsi
59
(Sumber: Datasheet)
60
Komunikasi
data
antara
microcontroller
dan
modem
kapan
pesan
dimulai
dan
berakhir.
RS
232
61
Abbreviation
DB9 PINOUT
Name
Signal Direction At
62
Device
1
DCD
2
3
RD
TD
DTR
5
6
7
8
9
SG
DSR
RTS
CTS
RI
Data Carrier
Detect
Receive Data
Transmit Data
Data Terminal
Ready
Signal Ground
Data Set Ready
Requist To Send
Clear To Send
Ring Indicator
DCE to DTE
DCE to DTE
DTE to DCE
DTE to DCE
Both ways
DCE to DTE
DTE to DCE
DCE to DTE
DCE to DTE
(Sumber: www.dallas%20semiconductor.com)
63
ada
sebuah
peralatan
(DTE/DCE)
lain
ingin
mengadakan komunikasi.
Dari 9 jalur yang disediakan adalah tidak mutlak dipakai
seluruhnya. Sering kali terjadi, misal pada sebuah hubungan
antara komputer dengan sebuah modem, komunikasi hanya
menggunakan 3 jalur yaitu TX, RX dan SG. Dan modem yang
dibuat dalam konfigurasi semacam ini disebut sebagai null
modem.
64
dapat
1. Start Bit
RS 232 di definisikan sebagai jenis komunikasi asinkron. Hal ini
berarti bahwa pengiriman data word dapat dimulai setiap saat.
Jika pengiriman data word dapat dimulai setiap saat, hal ini
dapat menimbulkan beberapa problem pada
receiver untuk
65
66
mendeteksi
sebuah
nilai
saat
bit
stop
harus
67
+15.0V
0
0
+5V
+3V
Noise Margin 2V
- 3V
- 5V
1
1
-15.0V
-15.0V
Saluran RS232
Line
Driver
Line
Driver
68
Tipe
No.
No.
Bentuk
SMS-C
SMS
Referensi
Penerima
SMS
Skema
Encodin
g
Waktu
Isi
Validitas
SMS
Gambar 2.31 Format data PDU untuk kirim SMS ke SMS centre
(Sumber : Musthofa Lathif, 2002 : 16)
69
ada 5 pasang
2) 81
1 pasang
3) 80-61-21-F4 4 pasang
Total ada 5 pasang. Di gabung menjadi : 0581806121F4
Cara 2, 62816124 diubah menjadi:
1) 05
ada 5 pasang
2) 91
1 pasang
3) 26-81-61-42 4 pasang
Total ada 5 pasang. Digabung menjadi : 059126816142
Adapun contoh dari beberapa nomor SMS-Centre operator seluler
di Indonesia ditunjukkan dalam tabel 2.10.
Tabel 2.10 Beberapa nomor SMS-Centre National Code
No
Operator
Seluler
SMS-Centre No
Kode PDU
1.
Telkomsel
081100000
068180110000F0
70
2.
Satelindo
0816124
0581806121F4
3.
Excelcom
0818445009
06818081440590
4.
Indosat-M3
0855000000
06818055000000
2. Tipe SMS
Untuk tipe SMS kirim = 1, jadi bilangan heksanya adalah 01 atau
11
3. Nomor Referensi
Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya
adalah 00. Nomor referensi ini akan diberikan secara otomatis
oleh ponsel tersebut.
4. Nomor Ponsel Penerima
Header ini juga terbagi menjadi 3 bagian :
a.
b.
National/International Code
Untuk National, kode subheader-nya yaitu 81
Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91
c.
dibalik.
71
0B ada 11 angka
b.
c.
80-21-59-37-33-F7
0C ada 12 angka
b.
c.
26-19-92-75-33-73
72
menggunakan
skema
bit
sehingga
kita
menggunakan kode 00
7. Jangka waktu/waktu validitas
Jika jangka waktu validitas diabaikan (kode 00), itu berarti tidak
membatasi
untuk
menghitung
jangka
waktu
validitas
SMS
0 143
144 167
168 196
197 255
8. Isi SMS
Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu :
a.
73
b.
Langkah kedua
Langkah pertama :
Bit
110
1000
110
0101
110
1100
110
1100
110
1111
b3
0
b2
0
B1
0
0
0
0
0
@
0
0
1
1
0
1
0
2
SP
0
1
1
3
0
1
0
0
4
-
1
0
1
5
P
1
1
0
6
1
1
1
7
p
74
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
!
1
2
$
"
2
3
#
3
4
4
5
%
5
6
&
6
7
.
7
8
(
8
9
)
9
10
LF
*
:
11
+
;
12
,
<
13 CR
=
14
.
>
15
/
?
(Sumber : Bustam, 2002 : 15)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
Langkah Kedua:
h
e
l
l
o
E
8
1 110 1000
3
2
00 11 0010 1
9
B
100 1
1011 00
F
D
1111
1101 100
0
6
0000 0 110 1111
75
76
: AT+CMGS=5
Modem
:>
Mikrokontroller
Modem
: OK
(Sumber : Bustam, 2002 : 15)
77
2.16 MAX232
Komunikasi yang berhubungan dengan port serial tidak bisa
dilakukan begitu saja tanpa ada penghubung antara port serial dan
mikrokontroler. Dibutuhkan komponen tambahan untuk berkomunikasi.
Pada mikrokontoler sendiri terdapat buffer yang dapat digunakan sebagai
pendukung proses komunikasi serial. Pada saat ini banyak komponen
yang dapat digunakan untuk pendukung proses komunikasi ini, salah
satunya adalah Max232.
Max232 berfungsi sebagai perantara antara mikrokontoler
dengan port serial, karena mikrokontroler tidak dapat mengirim data begitu
saja, maka diperlukan Max232. Max232 mempunyai 16 kaki yang terdiri
keperluan untuk port serial dan komunikasi mikrokontoler. Adapun
konfigurasi pin MAX232 ditunjukkan dalam Gambar 2.33.
78