Anda di halaman 1dari 72

7

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Keamanan Data dan Informasi


Dalam era digital, komunikasi melalui jaringan komputer
memegang peranan penting. Melalui komunikasi elektronik, seseorang
dapat melakukan transaksi atau komunikasi dengan sangat cepat dan
praktis. Hal ini merupakan pengaruh dari perkembangan yang sangat
signifikan dalam teknologi informasi, dimana bandwidth internet yang
semakin

besar

dengan

biaya

akses

yang

semakin

murah.

Konsekuensinya adalah resiko dalam keamanan informasi semakin


meningkat. Keamanan data adalah perlindungan data di dalam suatu
sistem melawan terhadap otorisasi tidak sah, modifikasi, atau perusakan
dan perlindungan sistem komputer terhadap penggunaan tidak sah atau
modifikasi.
Ada empat aspek utama dalam keamanan data dan informasi
yaitu:
1. Privacy/Confidentiality yaitu usaha menjaga data informasi yang
bersifat pribadi dari orang yang tidak berhak mengakses.
2. Integrity yaitu usaha untuk menjaga data atau informasi tidak diubah
oleh yang tidak berhak.
3. Authentication yaitu usaha atau metode untuk mengetahui keaslian dari
informasi, misalnya apakah informasi yang dikirim dibuka oleh orang

yang benar atau layanan dari server yang diberikan benar berasal dari
server yang dimaksud.
4. Availability berhubungan dengan ketersediaan sistem dan data
(informasi) ketika dibutuhkan.
Keamanan data dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
keamanan fisik dan keamanan sistem. Keamanan fisik merupakan bentuk
keamanan berupa fisik dari server, terminal/client router sampai dengan
cabling. Sedangkan keamanan sistem adalah keamanan pada sistem
pengoperasiannya atau lebih khususnya pada lingkup perangkat lunak,
misalnya dengan penggunaan kriptografi. Dalam penelitian ini akan
dibahas tentang penggunaan kriptografi dalam memberikan keamanan
pada data. (Ayu,2012)

2.2 Kriptografi
2.2.1

Definisi Kriptografi
Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani: crypts

artinya secret (rahasia), sedangkan grphein artinya writing (tulisan).


Jadi, kriptografi berarti secret writing (tulisan rahasia). Ada beberapa
definisi kriptografi yang telah dikemukakan di dalam berbagai literatur.
Definisi yang dipakai di dalam buku-buku yang lama (sebelum tahun
1980-an) menyatakan bahwa kriptografi adalah ilmu dan seni untuk
menjaga kerahasian pesan dengan cara menyandikannya ke dalam
bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya. Definisi ini mungkin

cocok pada masa lalu di mana kriptografi digunakan untuk keamanan


komunikasi penting seperti komunikasi di kalangan militer, diplomat, dan
mata-mata. Namun saat ini kriptografi lebih dari sekadar privacy, tetapi
juga untuk tujuan data integrity, authentication, dan non-repudiation.
Definisi yang kita pakai di dalam buku ini mengutip definisi yang
dikemukakan di dalam [SCHNEIER]:
Kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan
pesan (Cryptography is the art and science of keeping
messages secure)

Sebagai pembanding, selain definisi tersebut di atas, terdapat


pula definisi yang dikemukakan di dalam [MENEZES]:
Kriptografi

adalah

ilmu

yang

mempelajari

teknik-teknik

matematika yang berhubungan dengan aspek keamanan


informasi seperti kerahasiaan, integritas data, serta otentikasi

Kata seni di dalam definisi di atas berasal dari fakta sejarah


bahwa pada masa-masa awal sejarah kriptografi, setiap orang mungkin
mempunyai cara yang unik untuk merahasiakan pesan. Cara-cara unik
tersebut mungkin berbeda-beda pada setiap pelaku kriptografi sehingga
setiap cara menulis pesan rahasia pesan mempunyai nilai estetika
tersendiri

sehingga

kriptografi

berkembang

menjadi

sebuah

seni

merahasiakan pesan (kata graphy di dalam cryptography itu sendiri

10

sudah menyiratkan sebuah seni). Anda akan melihat di dalam bab 3


contoh-contoh teknik kriptografi dari zaman dahulu hingga zaman
sekarang sehingga anda dapat mamahami bahwa kriptografi dapat
dipandang

sebagai

sebuah

seni

merahasiakan

pesan.

Pada

perkembangan selanjutnya, kriptografi berkembang menjadi sebuah


disiplin ilmu sendiri karena teknik-teknik kriptografi dapat diformulasikan
secara matematik sehingga menjadi sebuah metode yang formal.
(Munir,2006)

2.2.2

Tujuan Kriptografi
Kriptografi bertujuan untuk memberi layanan keamanan (yang

juga dinamakan sebagai aspek-aspek keamanan) sebagai berikut


[SCHNEIER][MENEZES]:
1. Kerahasiaan (confidentiality), adalah layanan yang ditujukan untuk
menjaga agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak-pihak yang tidak
berhak. Di dalam kriptografi, layanan ini direalisasikan dengan
menyandikan pesan menjadi cipherteks. Misalnya pesan Harap datang
pukul 8 disandikan menjadi TrxC#45motyptre!%. Istilah lain yang
senada dengan confidentiality adalah secrecy dan privacy.
2. Integritas data (data integrity), adalah layanan yang menjamin bahwa
pesan masih asli/utuh atau belum pernah dimanipulasi selama
pengiriman. Dengan kata lain, aspek keamanan ini dapat diungkapkan
sebagai pertanyaan: Apakah pesan yang diterima masih asli atau tidak
mengalami perubahan (modifikasi)?. Untuk menjaga integritas data,

11

sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi pesan


oleh

pihak-pihak

yang

tidak

berhak,

antara

lain

penyisipan,

penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam pesan yang


sebenarnya. Di dalam kriptografi, layanan ini direalisasikan dengan
menggunakan tanda-tangan digital (digital signature). Pesan yang telah
ditandatangani menyiratkan bahwa pesan yang dikirim adalah asli.
3. Otentikasi (authentication), adalah layanan yang berhubungan dengan
identifikasi,

baik

mengidentifikasi

kebenaran

pihak-pihak

yang

berkomunikasi (user authentication atau entity authentication) maupun


mengidentifikasi kebenaran sumber pesan (data origin authentication).
Dua pihak yang saling berkomunikasi harus dapat mengotentikasi satu
sama lain sehingga ia dapat memastikan sumber pesan. Pesan yang
dikirim melalui saluran komunikasi juga harus diotentikasi asalnya.
Dengan kata lain, aspek keamanan ini dapat diungkapkan sebagai
pertanyaan: Apakah pesan yang diterima benar-benar berasal dari
pengirim yang benar?. Otentikasi sumber pesan secara implisit juga
memberikan kepastian integritas data, sebab jika pesan telah
dimodifikasi berarti sumber pesan sudah tidak benar. Oleh karena itu,
layanan

integritas data

selalu

dikombinasikan

dengan

layanan

otentikasi umber pesan. Di dalam kriptografi, layanan ini direalisasikan


dengan menggunakan tanda-tangan digital (digital signature). Tandatangan digital menyatakan sumber pesan.
4. Nirpenyangkalan (non-repudiation), adalah layanan untuk mencegah
entitas yang berkomunikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengirim

12

pesan menyangkal melakukan pengiriman atau penerima pesan


menyangkal telah menerima pesan. Sebagai contoh misalkan pengirim
pesan memberi otoritas kepada penerima pesan untuk melakukan
pembelian, namun kemudian ia menyangkal telah memberikan otoritas
tersebut.
2.2.3

Kriptografi Kunci-Simetri dan Nirsimetri


Selain berdasarkan sejarah yang membagi kriptografi menjadi

kriptografi klasik dan kriptografi modern, maka berdasarkan kunci yang


digunakan untuk enkripsi dan dekripsi, kriptografi dapat dibedakan lagi
menjadi kriptografi kunci-simetri (symmetric-key cryptography) dan
kriptografi kunci-nirsimetri (asymmetric-key cryptography). Pada sistem
kriptografi kunci-simetri, kunci untuk enkripsi sama dengan kunci untuk
dekripsi, oleh karena itulah dinamakan kriptografi simetri (Gambar 2.1).
Istilah lain untuk kriptografi kunci-simetri adalah kriptografi kunci privat
(private-key

cryptography),

kriptografi

kunci

rahasia

(secret-key

cryptography), atau kriptografi konvensional (conventional cryptography).


Sistem kriptografi kunci-simetri (atau disingkat menjadi kriptografi simetri
saja), mengasumsikan pengirim dan penerima pesan sudah berbagi kunci
yang sama sebelum bertukar pesan. Keamanan sistem kriptografi simetri
terletak pada kerahasiaan kuncinya. Kriptografi simetri merupakan satusatunya jenis kriptografi yang dikenal dalam catatan sejarah hingga tahun
1976. Semua algoritma kriptografi klasik termasuk ke dalam sistem
kriptografi simetri. Di sisi lain, ada puluhan algoritma kriptografi modern

13

yang termasuk ke dalam sistem kriptografi simetri, diantaranya adalah


DES (Data Encryption Standard), Blowfish, Twofish, Triple-DES, IDEA,
Serpent, dan yang terbaru adalah AES (Advanced Encryption Standard).
Secara umum, cipher yang termasuk ke dalam kriptografi
simetri beroperasi dalam mode blok (block cipher), yaitu setiap kali
enkripsi/dekripsi dilakukan terhadap satu blok data (yang berukuran
tertentu), atau beroperasi dalam mode aliran (stream cipher), yaitu setiap
kali enkripsi/dekripsi dilakukan terhadap satu bit atau satu byte data.
Aplikasi kriptografi simetri yang utama adalah adalah melindungi
kerahasiaan data yang dikirim melalui saluran tidak aman dan melindungi
kerahasiaan data yang disimpan pada media yang tidak aman.
Kelemahan dari sistem ini adalah baik pengirim maupun penerima pesan
harus memiliki kunci yang sama, sehingga pengirim pesan harus mencari
cara yang aman untuk memberitahukan kunci kepada penerima pesan.

Gambar 2.1 Skema kriptografi simetri. Kunci enkripsi sama dengan kunci
dekripsi, yaitu K.
(Sumber : Munir,2006)

Jika kunci untuk enkripsi tidak sama dengan kunci untuk


dekripsi, maka kriptografinya dinamakan sistem kriptografi nirsimetri.
Nama lainnya adalah kriptogarfi kunci-publik (public-key cryptography),

14

sebab kunci untuk enkripsi tidak rahasia dan dapat diketahui oleh
siapapun (diumumkan ke publik), sementara kunci untuk dekripsi hanya
diketahui oleh penerima pesan (karena itu rahasia). Pada kriptografi jenis
ini, setiap orang yang berkomunikasi mempunyai sepasang kunci, yaitu
kunci privat dan kunci publik. Pengirim mengenkripsi pesan dengan
menggunakan kunci publik si penerima pesan (receiver). Hanya penerima
pesan yang dapat mendekripsi pesan karena hanya ia yang mengetahui
kunci privatnya sendiri (Gambar 2.2). Contoh algoritma kriptografi kuncipublik diantaranya RSA, Elgamal, DSA, dan sebagainya.

Gambar 2.2 Skema kriptografi nirsimetri. Kunci enkripsi tidak sama


dengan kunci dekripsi. Kunci enkripsi bersifat public (tidak rahasia),
sedangkan kunci dekripsi privat (rahasia)
(Sumber : Munir,2006)

A. Konsep Kriptografi Kunci-Publik


Konsep kriptografi kunci publik sederhana dan elegan, tetapi
memiliki konsekuensi penggunaan yang hebat. Seperti telah
dijelaskan di awal, pada kriptografi kunci publik, setiap pengguna
memiliki sepasang kunci, satu kunci untuk enkripsi dan satu kunci
untuk dekripsi (Gambar 2.2); kunci untuk enkripsi diumumkan
kepada publik oleh karena itu tidak rahasia sehingga

15

dinamakan kunci publik (public key), disimbolkan dengan e. Kunci


untuk dekripsi bersifat rahasia sehingga dinamakan kunci privat
(private key), disimbolkan dengan d. Karena kunci untuk enkripsi
tidak sama dengan kunci dekripsi itulah maka kriptografi kunci
public dinamakan kriptografi nirsimetri.
Misalkan E adalah fungsi enkripsi dan D adalah fungsi
dekripsi. Misalkan (e,d) adalah pasangan kunci untuk enkripsi dan
dekripsi sedemikian sehingga
Ed(m) = c dan Dd(c) = m
untuk suatu plainteks m dan chiperteks c. Kedua persamaan ini
menyiratkan bahwa dengan mengetrahui e dan c, maka secara
komputasi hampir tidak mungkin menemukan m. Asumsi lainnya,
dengan mengetahui e, secara komputasi hampir tidak mungkin
menurunkan d. Ee digambarkan sebagai fungsi pitu kolong
(trapdoor) satu-arah dengan d adalah informasi trapdoor yang
diperlukan untuk menghitung fungsi inversinya, D, yang dalam hal
ini membuat proses dekripsi dapat dilakukan. Konsep ini menjadi
penting

bila

mengamankan

kriptografi
pertukaran

kunci
pesan

publik
dari

digunakan
dua

entitas

untuk
yang

berkomunikasi. (Munir,2006)
B. Kelebihan kriptografi kunci-publik (asimetri)
1. Hanya kunci privat yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh seiap
entitas yang berkomuniaksi (tetapi, otentikasi kunci publik tetap

16

harus terjamin). Tidak ada kebutuhan mengirim kunci kunci


privat sebagaimana pada sistem simetri.
2. Pasangan kunci publik/kunci privat tidak perlu diubah, bahkan
dalam periode waktu yang panjang.
3. Dapat digunakan untuk mengamankan pengiriman kunci
simetri.
4. Beberapa

algoritma

kunci-publik

dapat

digunakan

untuk

memberi tanda tangan digital pada pesan.

2.3 Algoritma RSA


Dari sekian banyak algoritma kriptografi kunci-publik yang
pernah dibuat, algoritma yang paling populer adalah algoritma RSA.
Algoritma RSA dibuat oleh 3 orang peneliti dari MIT (Massachusetts
Institute of Technology) pada tahun 1976, yaitu: Ron (R)ivest, Adi
(S)hamir, dan Leonard (A)dleman. Keamanan algoritma RSA terletak pada
sulitnya memfaktorkan bilangan yang besar menjadi faktor-faktor prima.
Pemfaktoran

dilakukan

untuk

memperoleh

kunci

privat.

Selama

pemfaktoran bilangan besar menjadi faktor-faktor prima belum ditemukan


algoritma yang mangkus, maka selama itu pula keamanan algoritma RSA
tetap terjamin. (Munir,2006)

Algoritma RSA memiliki besaran-besaran sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

p dan q, bilangan prima


n=p.q
(n) = (p-1)(q-1)
e (kunci enkripsi )
d (kunci dekripsi)

(rahasia)
(tidak rahasia)
(rahasia)
(tidak rahasia)
(rahasia)

17

6. m (plainteks)
7. c (chiperteks)

2.3.1

(rahasia)
(tidak rahasia)

Perumusan Algoritma RSA


Algoritma

RSA

didasarkan

pada

teorema

Euler

yang

menyatakan bahwa
a(n) 1 (mod n)(2.1)
dengan syarat:
1. a harus relatif prima terhadap n
2. (n) = n(1 - 1/p1)(1 - 1/p2)(1 - 1/pr), yang dalam hal ini p1, p2, p3,,pr
adalah faktor prima dari n. (n) adalah fungsi yang menentukan berapa
banyak dari bilangan-bilangan 1, 2, 3, , n yang relatif prima terhadap
n.
Berdasarkan sifat ak bk (mod n) untuk k nilangan bulat 1, maka
persamaan (2.1) di atas dapat ditulis menjadi
ak(n) 1k (mod n)..(2.2)
atau
ak(n) 1 (mod n)...(2.3)
Bila a diganti dengan m, maka persamaan (2.3) dapat ditulis menjadi
mk(n) 1k (mod n)....(2.4)
Berdasarkan sifat ac bc (mod n) maka bila persamaan (2.4) dikalikan
dengan m menjadi :
mk(n)+1 m (mod n).....(2.5)
yang dalam hal ini relatif prima terhadap n.

18

Misalkan e dan d dipilih sedemikian sehingga


e . d 1 (mod (n))......(2.6)
atau
e . d k(n) + 1....(2.7)
Sulihkan persamaan (2.7) ke dalam persamaan (2.5) menjadi
me . d m (mod n)......(2.8)
Persamaan (2.8) dapat ditulis kembali menjadi
(me) d m (mod n)....(2.9)
yang artinya, perpangkatan m dengan e diikuti dengan perpangkatan
dengan d menghasilkan kembali m semula. Berdasarkan persamaan
(2.9), maka enkripsi dan dekripsi dirumuskan sebagai berikut:
Ee(m) c me mod n.....(2.10)
Dd(c) m cd mod n......(2.11)
Karena e . d = d . e, maka enkripsi diikuti dengan dekripsi ekivalen dengan
dekripsi diikuti enkripsi:
Dd(Ee(m)) = Ee(Dd(m)) = md mod n..(2.12)
Oleh karena md mod n (m + jn)d mod n untuk sembarang bilangan bulat
j, maka tiap plainteks m, m + n, m + 2n, , menghasilkan cipher yang
sama. Dengan kata lain, transformasinya dari banyak ke satu. Agar
transformasinya satu ke satu, maka m harus dibatasi dalam himpunan {0,
1, 2, , n - 1} sehingga enkripsi dan dekripsi tetap benar seperti dalam
persamaan (2.10) dan (2.11).

19

2.3.2

Algoritma Membangkitkan Pasangan Kunci

1. Pilih dua buah bilangan prima sembarang, p dan q.


2. Hitung n = p . q (sebaiknya p q, sebab jika p = q maka n = p2
sehingga p dapat diperoleh dengan menarik akar pangkat dua dari n).
3. Hitung (n) = (p-1)(q-1).
4. Pilih kunci publik, e, yang relatif prima terhadap (n).
5. Bangkitkan kunci privat dengan menggunakan persamaan (2.6), yaitu e
. d 1 (mod (n)). Perhatikan bahwa e . d 1 (mod (n)) ekivalen
dengan e . d = 1 + k(n), sehingga secara sederhana d dapat dihitung
dengan

.(2.13)
Hasil dari algoritma di atas adalah:
1. Kunci publik adalah pasangan (e,n)
n, modulus yang digunakan.
e, kunci publik, kunci untuk enkripsi
2. Kunci privat adalah pasangan (d,n)
n, modulus yang digunakan.

d,

kunci

privat,

kunci

untuk

dekripsi,

yang

harus

dijaga

kerahasiaannya.
Catatan : n tidak bersifat rahasia, sebab ia diperlukan pada perhitungan
enkripsi/dekripsi.
Berikut

ini

akan

djelaskan

lebih

lanjut

tentang

proses

pembangkitan kunci pada algoritma RSA :


1. Pilih dua buah bilangan prima secara random yakni p dan q akan tetapi

20

nilai p q.
Tabel 2.1 Menentukan p dan q

(Sumber : Munir,2006)

Misal nilai p adalah 47 dan q adalah 71, p dan q adalah bilangan prima,
akan tetapi nilai p q.
2. Hitung n = p.q, sehingga nilai n = 47 x 71 adalah 3337
3. Hitung (n) = (p-1)(q-1), sehingga nilai (n) = (53-1)(71-1) adalah 3220
4. Pilih kunci publik (e), sehingga nilai e relatif prima terhadap (n)

Tabel 2.2 Menentukan e

(Sumber : Munir,2006)

Misalkan ditentukan nilai e secara acak yang relatif prima terhadap


nilai (n) adalah 17. 17 relatif prima terhadap 3220. maka nilai e adalah
17.
5. Hitung kunci privat (d) dengan menggunakan persamaan e.d 1
(mod (n)). Perhatikan bahwa e.d 1 (mod (n)) ekivalen dengan
e.d = 1 + k

(n), sehingga secara sederhana d dapat dihitung

dengan d = 1+k (n) / e. Dengan rumus tersebut maka di dapat nilai


d = (1+k 3220) / 17. k=1,2,3,4,.... Dengan mencoba nilai-nilai k =

21

1,2,3,..... sehingga diperoleh d yang bulat adalah 1019.

2.3.3

Algoritma Enkripsi/Dekripsi
A. Enkripsi
1. Ambil kunci publik penerima pesan, e, dan modulus n.
2. Nyatakan plainteks m menjadi blokblok m1, m2, ,
sedemikian sehingga setiap blok merepresentasikan nilai di
dalam selang [0, n-1].
3. Setiap blok mi dienkripsi menjadi blok ci dengan rumus ci =
mie mod n.

Dalam

pengenkripsian

pesan

dalam

RSA

dapat

dimisalkan A ingin mengirim sebuah pesan (m) ke B. Maka A


harus melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. A menentukan kunci publik (e) dan modulus (n) dari
pesan terlebih dahulu yakni nilai e = 17 dan nilai n =3337.
2. Kemudian A memecah plainteks atau pesan (m)
menjadi

blok-blok m1,m2,.... sedemikian sehingga setiap

blok merepresentasikan nilai di dalam selang [0, n - 1]. Misal


pesan yang akan dikirimkan adalah HARI INI. Sebelum
memecah plainteks menjadi blok, A mengubah plainteks
dalam kode ASCII yakni 7265827332737873. Kemudian,
A memecah

plainteks menjadi beberapa blok yang lebih

kecil dan nilai-nilai mi harus terletak dalam selang [0,33371]

agar

tranformasi

menjadi

satu-ke-satu,misal

22

dipecah menjadi 2 blok yang berukuran 3 digit :


m1 = 726

m2 = 582

m3 = 733

m4 = 273

m5 = 787

m6 = 003

3. Setiap blok mi dienkripsi menjadi blok ci dengan rumus ci


= mi e mod n yakni B memberikan kunci publik ke pada A,
e = 79 dan n = 3337. A melakukan enkripsi setiap blok
pesan sebagai berikut :
72679 mod 3337 = 215 = c1
58279 mod 3337 = 776 = c2
73379 mod 3337 = 1743 = c3
27379 mod 3337 = 933 = c4
78779 mod 3337 = 1731 = c5
00379 mod 3337 = 158 = c6
Jadi, hasil dari enkripsi atau cipherteks yang akan dikirimkan ke B
adalah 21577617439331731158. Setelah terenkripsi maka A
dapat mengirimkan Chiperteks pada B.

B. Dekripsi
Setiap blok chiperteks ci didekripsi kembali menjadi blok mi
dengan rumus mi = ci d mod n.
Dalam pendekripsian pesan dalam RSA, B harus melakukan
beberapa langkah sebagai berikut:
1. B menerima cipherteks (c) dari A.

23

2. Kemudian B melakukan dekripsi pesan dari A yang masih


berupa Chiperteks. Setiap blok cipherteks (ci) didekripsi
kembali menjadi blok mi

dengan rumus mi = cid mod n.

Dekripsi dilakukan dengan menggunakan kunci private d =


1019, kemudian blokblok chiperteks didekripsikan sebagai
berikut :
2151019 mod 3337 = 726 = m1
7761019 mod 3337 = 582 = m2
17431019 mod 3337 = 733 = m3
9931019 mod 3337 = 273 = m4
17311019 mod 3337 = 787 = m5
1581019 mod 3337 = 003 = m6
Blok plainteks yang lain dikembalikan dengan cara yang
serupa. Akhirnya kita memperoleh kembali plainteks semula.
m = 7265827332737873
yang dalam karakter ASCII adalah m= HARI INI.

2.4 Smart Card


2.4.1

Pengertian Smart Card


Smart card adalah kartu plastik yang berukuran sama dengan

kartu kredit atau kartu ATM (Asynchronous Transfer Model) yang


didalamnya terdapat chip silikon yang disebut microcontroller. Smart card
sering disebut sebagai chip card atau integrated circuit (IC) card. Chip

24

merupakan integrated circuit yang terdiri dari prosesor dan memori. Chip
seperti layaknya CPU (Central Processing Unit) di komputer yang
bertugas melaksanakan perintah dan menyediakan power ke smart card.
Smart card merupakan pengembangan dari kartu magnetis, namun
berbeda dengan kartu magnetis yang hanya dipakai sebagai tempat
penyimpanan

data.

Smart

card

mempunyai

kemampuan

untuk

memproses dan menginterprestasikan data serta menyimpan data


tersebut secara aman.
Smart card sebagai sebuah kartu yang terbuat dari plastik yang
digabung dengan IC (integrated circuit) yang berukuran sebesar kartu
kredit dan bersifat tamper resistant, yaitu usaha ilegal pengambilan data
dari dalam kartu yang tidak dimungkinkan. Smart card didesain untuk
menyimpan data yang bersifat pribadi dengan tingkat keamanan yang
tinggi serta kartu mudah untuk dibawa kemana saja. Penyimpanan dan
pemrosesan informasi dalam smart card dilakukan melalui sirkuit
elektronik yang digabungkan dalam silikon pada bahan plastik dari kartu.
Integrated Circuit (chip) berukuran sangat kecil dan printed circuit
berbentuk plat emas yang tipis. Printed circuit ini memberikan kontak
elektrik dengan lingkungan luar dan juga melindungi chip dari kerusakan
mekanik dan gangguan listrik. Untuk pemrosesan dan penyimpanan data
yang aman digunakan public-key atau shared-key algorithm. Beberapa
smart card memiliki cryptographic coprocessors yang terpisah dan
mendukung algoritma seperti RSA (Rivest-Shamir-Adlemans algorithm),

25

AES (Advanced Encryption Standar) dan Triple DES (Triple Data


Encryption Standard). Cara komunikasi yang dipakai teknologi smart card
adalah half duplex, yaitu komunikasi dua arah, namun tidak dilakukan
secara bersamaan. Fungsi ini bekerja dengan cara proses mengirim dan
menerima harus dilakukan secara bergantian. Data yang dikirimkan dan
diterima dari smart card disimpan dalam buffer yang terdapat dalam RAM
(Random Acces Memory) smart card (Ortiz,2003).
Adapun bentuk ukuran standart komponen smart card dan
bentuk fisik dari smart card ditunjukkan dalam Gambar 2.3 dan Gambar
2.4.

Gambar 2.3 Bentuk ukuran standar komponen smart card


(Sumber : Andreas,2012)

26

Gambar 2.4 Bentuk fisik smart card


(Sumber : Andreas,2012)

2.4.2

Karakteristik Smart Card


Smart card dapat dikelompokan berdasarkan karakteristiknya

sebagai berikut :
1.

Function,

yang

merupakan

perbedaan

paling

mendasar antara memory card dan microprocessor card.


2.

Acces mechanism, yaitu contact dan contactless.

3.

Physical characteris, dilihat dari ukuran dan bentuk.


Adapun bentuk ukuran standart komponen smart card dan

bentuk fisik dari smart card ditunjukkan dalam Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Karakteristik sebuah smart card


(Sumber : Andreas,2012)

27

2.4.3

Jenis Memori Pada Smart Card


Secara umum ada 3 jenis memori yang digunakan :

1. ROM (Read Only Memory), berfungsi untuk menyimpan

program

utama dan sifatnya permanen.


2. RAM (Random Acces Memory), berfungsi untuk menyimpan data
sementara ketika proses sedang berjalan atau hasil penghitungan
selama mengeksekusi perintah. Data yang disimpan didalamnya akan
hilang begitu smart card dicabut (power hilang).
3. EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory).
Berfungsi untuk menyimpan program dan data yang sewaktu-waktu
bisa diubah. Seperti halnya hard disk pada komputer, jenis memori ini
akan tetap menyimpan data meskipun tidak ada power (permanen).

2.4.4

Tipe Smart Card


Ada dua tipe smart card, yaitu smart card yang mempunyai

mikroprosessor dan menawarkan kemampuan membaca, menulis dan


melakukan penghitungan, seperti mikrokomputer kecil. Yang kedua adalah
smart card memori yang tidak mempunyai mikroprosesor dan digunakan
hanya untuk tempat menyimpan. Smart card memori menggunakan
security logic untuk mengatur akses ke memori.
Pada umumnya, smart card tidak berisi power supply, display
atau keyboard. Smart card berinteraksi dengan dunia luar dengan
menggunakan antarmuka komunikasi serial melalui 8 titik kontak. Ukuran

28

dan

letak

dari

kontak

tersebut

didefinisikan

didalam

ISO

7816

(International Organization for Standardization). Adapun kontak yang


terdapat di dalam chip smart card ditunjukkan dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Delapan titik kontak smart card


(Sumber : Andreas,2012)

Untuk smart card ada alat perangkat penerima yaitu CAD (Card
Acceptance Device). Smart card dimasukkan ke dalam perangkat
penerima smart card atau CAD (Card Acceptance Device). Dimana CAD
(Card Acceptance Device) ini yang akan menghubungkan smart card
dengan komputer. Ada beberapa istilah lain yang digunakan untuk CAD
(Card Acceptance Device) adalah reader smart card, terminal smart card,
dan perangkat antarmuka smart card atau IFD (Inter Face Device).
Semuanya mempunyai fungsi dasar, yaitu menyediakan power ke smart
card dan membangun hubungan pertukaran data atau antar muka dengan
sebuah media alat.

2.4.5

Komunikasi Antara Smart Card dan Aplikasi Protokol

29

Aplikasi berkomunikasi dengan reader (yang kemudian akan


berkomunikasi

dengan

smart

card)

menggunakan

protokol

yang

mempunyai standarisasi, yaitu protokol ISO 7816 (International Standard


Organization 7816). Smart card merupakan personal hardware yang harus
berkomunikasi atau antar muka dengan perangkat lainnya untuk
mengakses perangkat display. Smart card dapat berkomukasi atau antar
muka dengan menggunakan reader. Reader smart card dapat berfungsi
sebagai pembaca atau penulis data yang mana smart card akan di isi
program (perangkat lunak / sorfware), sehingga dapat melakukan antar
muka dengan perangkat keras (hardware). Adapun bentuk fisik dari reader
smart card ditunjukkan dalam Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Bentuk fisik reader smart card


(Sumber : Andreas,2012)

Komunikasi reader smart card dengan smart card berdasarkan


format APDU (Application Protocol Data Unit). APDU (Application Protocol
Data Unit) merupakan unit dasar untuk pertukaran paket didalam smart
card. Komunikasi anatar kartu dengan reader dilakukan dengan APDU
[ISO7816-95]. APDU (Application Protocol Data Unit) dinyatakan sebagai

30

data paket yang berisi perintah lengkap atau respon yang lengkap dari
smart card. Untuk menyediakan fungsionalitas seperti ini, APDU
(Application Protocol Data Unit) mendefinisikan struktur yang didefinisikan
dalam beberapa dokumen ISO 7816 (International Standard Organization
7816). ISO (International Standard Organization) mendefinisikan standar
bagaimana aplikasi berkomunikasi dengan smart card sehingga untuk
mengirim perintah ke smart card perlu menemukan command yang
dimengerti oleh smart card, kemudian membungkus command tersebut
dengan ISO (International Standard Organization) command paket.
Kemudian dibungkus lagi dengan pembungkus yang diperlukan oleh
reader smart card.
Tabel 2.3 dibawah ini adalah format commad dan respon APDU
(Application Protocol Data Unit). Struktur APDU didefinisikan dalam ISO
7816 (International Standard Organization 7816).

Tabel 2.3 Command APDU

(Sumber : Andreas,2012)

Header terdiri dari 4 filed : class (CLA), perintah (INS) serta


parameter 1 dan 2 (P1 dan P2). Masing masing field berukuran 1 byte :

31

1. CLA : class byte. Di beberapa smart card digunakan untuk


mengidentifikasikan aplikasi.
2. INS : Instruction byte. Byte ini menyatakan kode instruksi/perintah.
3. P1 dan P2 : Parameter byte. Menyediakan qualifikasi lebih lanjut untuk
perintah APDU (Application Protocol Data Unit).
4. Conditional body terdiri dari 3 field, yaitu Lc, datafield dan Le.
5. Lc menyatakan jumlah byte didalam data field dari command APDU
(Application Protocol Data Unit).
6. Data field menyatakan data yang diperlukan oleh command APDU
(Application Protocol Data Unit).
7. Le menyatakan jumlah maksimal dari byte yang diharapkan didalam
data field dari respon APDU (Application Protocol Data Unit).
8. Respon APDU (Application Protocol Data Unit) terdiri dari conditional
body dan mandatory trailer. Adapun Respon APDU ditunjukkan dalam
Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Respon APDU (Application Protocol Data Unit)

(Sumber : Andreas,2012)

9. Conditional body berisi data field yang menyatakan data yang


diperlukan oleh respon APDU (Application Protocol Data Unit).

32

10. Mandatory trailer terdiri dari status byte SW1 dan SW2 menyatakan
status proses dari command APDU (Application Protocol Data Unit)
didalam kartu.

2.5

Eclipse
Dalam membuat aplikasi berbasis android pada sistem ini

diperlukan software Eclipse yang sudah terinstal di dalamnya System


Development Kit (SDK), Java Development Kit (JDK), dan Android
Development Tool (ADT). Ada banyak platform dalam pembuatan aplikasi
berbasis android, salah satu contohnya adalah Java Platform Android.
Java platform android merupakan salah satu pengembangan edisi java
yang digunakan dalam membuat aplikasi perangkat mobile dengan basis
system operasi android. Hal ini dikarenakan terdapat
memudahkan

perancangan

seperti

class

app,

class

view, widget

yang
dan

sebagainya. Selain hal tersebut, kombinasi dari Java API (Application


Programming Interface) dan JVM(Java Virtual Machine) memudahkan
aplikasi dijalankan pada perangkat mobile.
Platform java Android mirip dengan Java2 Standart Edition
(J2SE) dikarenakan struktur perintah untuk kondisi dan perulangan, tipe
variabel yang dapat digunakan dan operator yang digunakan hampir
sama. Platform ini dapat dikatakan merupakan pengembangan dari J2SE
yang ditetapkan untuk aplikasi mobile yang berbeda dari J2ME(Java 2

33

Micro Edition), 4 karena file yang dihasilkan berextensi .apk bukan .jar.
APK adalah paket aplikasi android (Android Package). APK umumnya
digunakan untuk menyimpan sebuah aplikasi atau program yang akan
dijalankan pada perangkat android. APK pada dasarnya seperti zip file,
karena berisi dari kumpulan file. APK dapat diperoleh melalui berbagai
metode, seperti menginstall sebuah aplikasi melalui

Android Market,

download dari sebuah situs web, atau membuat sendiri dengan bahasa
Java. Apabila dalam sebuah komputer telah memiliki file APK, dan ingin
menginstallnya

kedalam

telepon,

maka

dapat

dilakukan

dengan

menjalankan perintah adb install apkname.apk dengan menggunakan


USB untuk meng-instal aplikasi ke dalam telepon, atau dapat juga
langsung di transfer ke penyimpanan smartphone Android dan langsung
dapat di instal dari smartphone itu sendiri. (Yusron, 2013)

2.6 Mikrokontroler ATMega64


2.6.1

Pengertian ATMega64
Microcontroller

ATMEGA64

termasuk

salah

satu

jenis

mikrokontroler AVR RISC (Reduce Instruction Set Compiler), dalam


penerapannya, instruksi yang dituliskan dikemas menjadi lebih simple dan
secara umum ditulis dalam bentuk bahasa C, Basic dan Assembler
sehingga user dapat membuat aplikasi yang cukup banyak hanya dengan
menggunakan

beberapa

perintah

instruksi

saja.

Microcontroller

ATMEGA64 mempunyai performa tinggi dan stabilitas yang kuat dan

34

kemasan 64 pin (PLCC64/TQFP64 package) sehingga sangat cocok


digunakan pada perancangan ini karena mempunyai 2 buah USART yang
dapat diprogram. Adapun alasan menggunakan AVR ATMEGA64 adalah
sebagai berikut:

Kapasitas memory program sebesar 64 KByte.

Kapasitas SRAM internal sebanyak 4 KByte.

Kapasitas EEPROM internal sebanyak 2 KByte.

Timer/Counter 8 bit dengan separate prescaler dan mode compare

Timer/Counter 16 bit dengan separate prescaler, mode compare


dan Capture

Jumlah port I/O sebanyak 53 buah

2 Serial USART programmable

2 chanel PWM 8bit

Analog Comparator

Dan Internal RC Oscilator yang dapat dikalibrasi

8 channel 10bit ADC

Mempunyai JTAG da SPI Interface

Mempunyai 130 instruksi assembler

2.6.2

Timer dan Counter Pada AVR ATMega64


Timer merupakan pewaktu yang dapat diseting dan diaktifkan

dengan durasi waktu berdasarkan detak oscilator yang diproses secara

35

hardware pada AVR tersebut, selain itu triger pada timer juga bisa
diaktifkan dari eksternal pin pada AVR. Sementara Counter / pencacah
juga terdapat pada AVR yang berfungsi untuk menghitung kenaikan nilai
registernya secara eksternal dan dapat diamati oleh hardware. Timer dan
Counter pada AVR mempunyai dua buah dengan sistem prescaling
selection 10 bit. Adapun block diagram timer/counter pada AVR
ditunjukkan dalam Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Block diagram timer


(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

Sementara itu untuk mengaktifkan timer atau counter pada


AVR, maka ada beberapa register yang harus diset. Adapun registerregister pada Timer/Counter Control Register ditunjukkan dalam Gambar
2.9.
- Timer/Counter0 Control Register TCCR0

36

Gambar 2.9 Register TCCR0


(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

Register TCCR0 digunakan pada Timer/Counter0 untuk pengaturan


prescale pada timer/counter 8bit. Bit-bit yang diisi pada register TCCR0
adalah bit CS01, CS01 dan CS00 sebagaimana Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Setting prescale ATMEGA64


CS02
0
0
0
0
1
1
1
1

CS01
0
0
1
1
0
0
1
1

CS00
0
1
0
1
0
1
0
1

Description
Stop, the timer/counter0 is stopped.
CK
CK/8
CK/64
CK/256
CK/1024
External Pin T0, falling edge
External Pin T0, falling edge

(Sumber : ATMEGA 64 Datasheet)

Timer/Counter0 TCNT0

Register ini merupakan register yang menampung hitungan naik timer


pada mode 8 bit. Register TCNT0 diisi suatu nilai yang digunakan sebagai
interval waktu berdasarkan clock yang dibangkitkan/diatur system. Adapun
register-register pada Timer/Counter TCNT0 ditunjukkan dalam Gambar
2.10.

37

Gambar 2.10 Register TCNT0


(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

Timer/Counter Interupt Mask Register TIMSK

Register-register pada Timer/Counter TIMSK ditunjukkan dalam Gambar


2.11.

Gambar 2.11 Register TIMSK


(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

Bit 1 TOEI0 Timer/Counter0 Overflow Interupt Enable


Jika TOEI0 diset ( 1 ) dan I-bit pada register 1 diset ( 1 ), maka interupsi
Overflow timer 0 akan diaktifkan.
Bit 0 OCIE0 Timer/Counter0 Output Compare Match Interupt Enable
Jika OCIE0 diset ( 1 ) dan I-bit pada register 1 diset ( 1 ), maka interupsi
Compare Match timer 0 akan diaktifkan.

2.6.3

Konfigurasi PORT MCU ATMega64


Konfigurasi mikrokontroller ATMEGA64 digolongkan menjadi

pin sumber tegangan, pin osilator, pin control, pin I/0 dan pin untuk proses
interupsi luar. Adapun konfigurasi pin ATMEGA64 ditunjukkan dalam

38

Gambar 2.12 dan Fungsi dari pin-pin ATMEGA64 ditunjukkan dalam Tabel
2.6.

Gambar 2.12 Susunan pin ATMEGA64


(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

Tabel 2.6 Fungsi dari pin-pin ATMEGA64


Pin

Nama

Tipe Pin

PEN

PE0

I/O

PE1

I/O

PE2

I/O

PE3

I/O

PE4

I/O

PE5

I/O

Fungsi Lain
Programing Enable Pin untuk SPI serial
programing
Programing Data Input / UART0
Receive Pin
Programming Data Output / UART0
Transmit Pin
Analog Comparator Positive Input atau
USART0 external clock input/output
Analog Comparator Negative Input atau
Output Compare dan PWM Output A
untuk Timer/Counter3
External Interrupt Input atau Output
Compare dan PWM Output B for
Timer/Counter3
External Interrupt 5 Input atau Output

39

PE6

I/O

PE7

I/O

10
11

PB0
PB1

I/O
I/O

12

PB2

I/O

13

PB3

I/O

14

PB4

I/O

15

PB5

I/O

16

PB6

I/O

17

PB7

I/O

18
19
20
21
22
23
24

PG3
PG4
Reset
VCC
GND
XTAL2
XTAL1

I/O
I/O
I

25

PD0

I/O

26

PD1

I/O

27

PD2

I/O

28

PD3

I/O

29
30
31
32
33

PD4
PD5
PD6
PD7
PG0

I/O
I/O
I/O
I/O
I/O

Compare dan PWM Output C for


Timer/Counter3
External Interrupt 6 Input atau
Timer/Counter3 Clock Input
External Interrupt 7 Input or
Timer/Counter3 Input Capture Trigger
SS (SPI Slave Select input)
SCK (SPI Bus Serial Clock)
MOSI (SPI Bus Master Output/Slave
Input)
MISO (SPI Bus Master Input/Slave
Output)
OC0 (Output Compare and PWM Output
for Timer/Counter0)
OC1A (Output Compare and PWM
Output A for Timer/Counter1)
OC1B (Output Compare and PWM
Output B for Timer/Counter1)
OC2/OC1C (Output Compare and PWM
Output for Timer/Counter2 or Output
Compare and PWM Output C
for Timer/Counter1)
TOSC2 (RTC Oscillator Timer/Counter0)
TOSC1 (RTC Oscillator Timer/Counter0)
Untuk mereset program
Tegangan sumber 5 v
Ground
Output osilator
Input osilator
External Interrupt0 Input or TWI Serial
Clock
External Interrupt1 Input or TWI Serial
Data
External Interrupt2 Input or UART1
Receive Pin
External Interrupt3 Input or UART1
Transmit Pin
Timer/Counter1 Input Capture Trigger
USART1 External Clock Input/Output
Timer/Counter1 Clock Input
Timer/Counter2 Clock Input
WR (Write strobe to external memory)

40

34
35
36
37
38
39
40
41
42

PG1
PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
PC7

I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O
I/O

43

PG2

I/O

44

PA7

I/O

45

PA6

I/O

46

PA5

I/O

47

PA4

I/O

48

PA3

I/O

49

PA2

I/O

50

PA1

I/O

51

PA0

I/O

52
53

VCC
Gng

54

PF7

I/O

55

PF6

I/O

56

PF5

I/O

57

PF4

I/O

58
59
60
61
62

PF3
PF2
PF1
PF0
AREF

I/O
I/O
I/O
I/O

RD (Read strobe to external memory)


Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
Hanya Pin I/O dua arah
ALE (Address Latch Enable to external
memory)
AD7 (External memory interface
address and data bit 7)
AD6 (External memory interface
address and data bit 6)
AD5 (External memory interface
address and data bit 5)
AD4 (External memory interface
address and data bit 4)
AD3 (External memory interface
address and data bit 3)
AD2 (External memory interface
address and data bit 2)
AD1 (External memory interface
address and data bit 1)
AD0 (External memory interface
address and data bit 0)
Tegangan Input 5V
Ground
ADC input channel 7 or JTAG Test Data
Input)
ADC input channel 6 or JTAG Test Data
Output
ADC input channel 5 or JTAG Test Mode
Select
ADC input channel 4 or JTAG Test
ClocK
ADC input channel 3
ADC input channel 2
ADC input channel 1
ADC input channel 0
Tegangan Referensi untuk A/D

41

63
64

Converter
Ground
Tegangan Input untuk Port F dan ADC

GND
AVCC

(Sumber : ATMEGA64 Datasheet)

2.7 Keypad 3x4


Keypad adalah rangkaian tombol yang berfungsi untuk
memberi sinyal pada suatu rangkaian dengan menghubungkan jalur-jalur
tertentu. Keypad terdiri dari beberapa macam berdasarkan jumlah tombol
dan fungsinya. Contohnya adalah keypad matrik 4x3.
Keypad ini tersusun atas tombol matriks 4x3 dan masingmasing tombol terhubung ke ground. Tiap tombol dari rangkaian ini akan
terhubung langsung ke alamat register P0 pada mikrokontroler. Bentuk
dari keypad matrik 4x3 dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Bentuk keypad matrix 3x4


(Sumber : Suhata,2005)

Gambar 2.14 Rangkaian keypad matrix 3x4

42

(Sumber : Suhata,2005)

Dari rangkaian keypad pada Gambar 2.14 dapat diketahui


bahwa bila tidak ada penekanan tombol pada keypad maka kondisi pada
PB.0 sampai PB.6 adalah high atau 1. Jika terjadi penekanan pada tiap
tombol pada keypad, kaki port B pada baris dan kolom terhubung ke
ground sehingga baris dan kolom akan berlogika low atau 0. Dari
rangkaian keypad pada gambar 2.14 data yang dibandingkan adalah data
yang terletak pada alamat port.B mikrokontroler. Konversi dari tiap
penekanan tombol pada keypad ditunjukkan dalam Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Konversi dari penekanan tombol keypad
Tombol PB.7 PB.6 PB.5 PB.4 PB.3 PB.2 PB.1 PB.0 Hexa
1
1
1
1
1
0
1
1
0
F6
2
1
1
1
1
0
1
0
1
F5
3
1
1
1
1
0
0
1
1
F3
4
1
1
1
0
1
1
1
0
EE
5
1
1
1
0
1
1
0
1
ED
6
1
1
1
0
1
0
1
1
EB
7
1
1
0
1
1
1
1
0
DE
8
1
1
0
1
1
1
0
1
DD
9
1
1
0
1
1
0
1
1
DB
*
1
0
1
1
1
1
1
0
BE
0
1
0
1
1
1
1
0
1
BD
#
1
0
1
1
1
0
1
1
BB
(Sumber : Suhata,2005)

2.8 Limit Switch


Limit

switch

adalah

suatu

alat

yang

berfungsi

untuk

memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada suatu rangkaian,


berdasarkan struktur mekanik dari limit switch itu sendiri. Limit switch
memiliki tiga buah terminal, yaitu: central terminal, normally close (NC)
terminal, dan normally open (NO) terminal. Sesuai dengan namanya, limit
switch digunakan untuk membatasi kerja dari suatu alat yang sedang

43

beroperasi. Terminal NC, NO, dan central dapat digunakan untuk


memutuskan aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya. Adapun
bentuk fisik dari limit switch ditunjukkan dalam Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Bentuk fisik limit switch


(Sumber : Dedi Rusmadi,2007)

Limit switch umumnya digunakan untuk memutuskan dan


menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau benda lain,
menghidupkan daya yang besar, dengan sarana yang kecil. Sebagai
sensor posisi atau kondisi suatu objek. Prinsip kerja limit switch diaktifkan
dengan penekanan pada tombolnya pada batas/daerah yang telah
ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau penghubungan
rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO
(NormallyOpen) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu
kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Adapun kontruksi dan simbol
limit switch ditunjukkan dalam Gambar 2.16.

44

Gambar 2.16 Kontruksi dan simbol limit switch


(Sumber : Dedi Rusmadi,2007)

2.9 Solenoid Locked


Solenoid Locked (Door lock) atau solenoid kunci pintu adalah
alat elektronik yang dibuat khusus untuk pengunci pintu. Alat ini sering
digunakan pada kunci pintu otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja
apabila diberi tegangan. Tegangan solenoid kunci pintu ini bermacammacam, dari 6volt, 12volt, hingga 24volt. Apabila anda akan merangkai
kunci pintu elektronik tentunya anda akan membutuhkan alat ini sebagai
penguncinya. Pada kondisi normal solenoid dalam posisi tuas memanjang
/ terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan memendek/terbuka. Solenoid ini
bisa digabungkan dengan sistem pengunci elektrik berbasis RFID dan
password. Cocok dipakai untuk pengunci pintu ataupun locker/lemari.
Adapun bentuk fisik dari solenoid locked ditunjukkan dalam Gambar 2.17.

45

Gambar 2.17 Bentuk fisik solenoid locked


(Sumber : elektrorangkaian.blogspot.com,2013)

2.10 LCD
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika
yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan
tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di
sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.
LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam
bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca
bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan
seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika
elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik
yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari
segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan
polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor.
Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang
telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap
dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan. Adapun bentuk fisik
dari solenoid locked ditunjukkan dalam Gambar 2.18.

46

Gambar 2.18 Contoh LCD 2x16


(Sumber : Malik,2009)

Dalam

modul

LCD

(Liquid

Cristal

Display)

terdapat

microcontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD


(Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal
Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan
microcontroler internal LCD adalah:
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk
dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola
tersebut merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara
permanen oleh pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display)
tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat
memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam
CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya
adalah.

47

1. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari


mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses
penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal
Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.
2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari
atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan
data tersebut keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur
sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid
Cristal Display) diantaranya adalah:
1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display)
dihubungkan

dengan

bus

data

dari

rangkaian

lain

dapat
seperti

mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.


2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah.
Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan
logika high menunjukan data.
3. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low
tulis data, sedangkan high baca data.
4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau
keluar.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras)
dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan
dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar
5 Volt.

48

2.11 Buzzer
Buzzer merupakan suatu alat bunyi elektronik yang bekerja
berdasarkan piezoelectric yang dipicu freqwensi secara continyue,
sehingga

menyebabkan

lempengan

piezoelectric

didalam

buzzer

berdenging. Buzzer umumnya digunakan sebagai bunyi tada peringatan


alarm atau keperluan lain yang membutuhkan nada seperti maianan
piano, mainan anak-anak dan lain sebagainya. Karakteristik frekuensi
yang dihasilkan Buzzer ditunjukkan dalam Gambar 2.19.

Gambar 2.19 Karakteristik frekuensi yang dihasilkan buzzer


(Sumber: Datasheet)

Adapun bentuk fisik dari Buzzer ditunjukkan dalam Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Bentuk fisik buzzer


(Sumber: Datasheet)

49

Sementara itu spesifikasi elektrik berdasarkan datasheet buzzer


adalah:
1.
2.
3.
4.

Sound Pressure Level: 80dB min./30cm./9VDC


Oscillating Frequency: 2.5 0.5KHz
Current Consumption: 8mA max./9VDC
Operating Voltage: 3 to 30VDC

2.12 Transistor
2.12.1 Transistor Sebagai Saklar
Rangkaian transistor sebagai switching adalah mengerjakan
transistor pada daerah saturasi ketika mendapat sinyal saat melakukan
transmitter. Oleh karena itu, diperlukan hfe dari transistor yang cukup
besar sehingga arus Ib dapat menyebabkan transistor saturasi. Adapun
rangkaian lengkap transistor sebagai switching ditunjukkan dalam
Gambar 2.21.

RC

RB

TR

VCC

VBB

Gambar 2.21 Rangkaian transistor


(Sumber: DR.Malvino Barmawi)

50

Persamaan yang dapat diperoleh dari rangkaian di atas adalah:

Ib

= Vbb Vbe

Ic

= Vcc

Rb ..

(2.14)

Rc .....

(2.15)
Keterangan:
Vcc = tegangan inputan pada kolektor
Vbb = tegangan inputan pada basis
Ic

= arus kolektor

Ib

= arus basis

Rb

= resistansi pada basis

Transistor adalah suatu komponen semikonduktor yang pada


dasarnya seperti dua buah dioda sebab mempunyai dua junction yaitu
yang pertama adalah antara emitor dan basis, sedangkan yang kedua
adalah antara basis dan kolektor. Selain itu transistor disebut juga suatu
monokristal semikonduktor dimana terjadi pertemuan antara PN dan N-P
yang dapat dibuat menjadi dua kemungkinan. Transistor disebut juga
sebagai junction transistor atau transistor bipolar yang memiliki tiga pin
basis, kolektor, emitor.

51

Gambar 2.22 (a) Kedua sambungan dibias maju, (b) Kedua sambungan
dibias balik
(Sumber: DR.Malvino Barmawi)

Dalam Gambar 2.22 (a) baterai yang terletak disebelah dibias


maju (forward) dioda emitor dan baterai yang terletak di sebelah kanan
membias maju dioda kolektor. Elektron bebas masuk ke dalam emitor dan
kolektor transistor, bergabung dengan basis menuju polaritas positip.
Dalam Gambar 2.22 (b) menunjukkan cara lain untuk membias transistor.
Kedua dioda dibias balik (reverse). Untuk keadaan ini arus kecil dan
hanya terdiri dari dua jenis pembawa muatan minoritas, yang keluar dari
kaki kolektor dan kaki emitor. Transistor mempunyai dua keadaan yaitu
keadaan kerja jenuh (saturasi) dan keadaan tidak bekerja

(cut-off).

Perubahannya dapat berupa arus atau tegangan. Pada keadaan kerja


jenuh (saturasi) tegangan kolektor akan menjadi rendah (mendekati nol),
dengan demikian arus kolektor akan menjadi sangat besar dan arus yang
menuju beban kecil. Pada keadaan tidak bekerja (cut-off) tegangan
kolektor akan menjadi besar, dengan demikian arus kolektor akan menuju
beban. Pada kondisi normal masukannya tidak dibias sehingga titik
kerjanya berada pada kondisi cut-off dan tidak ada arus yang menuju

52

beban. Apabila transistor masukannya diberikan bias maka arus yang


mengalir adalah :
Ic

Ib = hfe ...........
.(2.16)
Keterangan:
Ib

= arus basis

Ic

= arus kolektor

Hfe = penguatan transistor

Sedangkan untuk mencari nilai tahanan basis transistor Rb yang berfungsi


sebagai pembatas arus maka harga Rb dapat ditentukan dengan rumus :
Rb = (Vbb Vbe)
Ib
....
(2.17)
Keterangan :
Rb

= tahanan basis

Vbb = tegangan inputan basis


Vbe = tegangan basis emitor
Ib

= arus basis
Adapun daerah jenuh saklar yang beroperasi dalam daerah
kurva karakteristik ditunjukkan dalam Gambar 2.23.

53

Gambar 2.23 Karakteristik transistor


(Sumber: DR.Malvino Barmawi)

Transistor dapat dibuat sebagai saklar elektronik yang memiliki


kelebihan- kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik biasa antara
lain tidak ada bagian yang bergerak tanpa adanya sobekan (aus), tidak
ada pengapian kontak bekerja dengan kecepatan tinggi serta biaya yang
relatip murah.

2.12.2 Transistor Darlington


Transistor Darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri
dari sepasang transistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara
tandem (seri). Sambungan seri seperti ini dipakai untuk mendapatkan
penguatan (gain) yang tinggi, karena hasil penguatan pada transistor yang
pertama akan dikuatkan lebih lanjut oleh transistor kedua. Keuntungan
dari rangkaian Darlington adalah penggunaan ruang yang lebih kecil dari
pada rangkaian dua buah transistor biasa dengan bentuk konfigurasi yang
sama. Penguatan arus listrik atau gain dari rangkaian transistor Darlington

54

ini sering dituliskan dengan notasi atau h FE. Adapun symbol transistor
darlington ditunjukkan dalam Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Rangkaian darlington menggunakan pasangan transistor


NPN
(Sumber : Surjono,2009)

Rangkaian transistor Darlington ditemukan pertama kali oleh


Sidney darlington yang bekerja di Laboratorium Bell di Amerika Serikat.
Jenis rangkaian hasil penemuannya ini telah mendapatkan hak paten, dan
banyak dipakai dalam pembuatan Sirkuit terpadu (IC atau Integrated
Circuits) chip. Jenis rangkaian yang mirip dengan transistor Darlington
adalah rangkaian pasangan Sziklai yang terdiri dari sepasang transistor
NPN dan PNP. Rangkaian Sziklai sering dikenal sebagai rangkaian
'Complementary Darlington' atau 'rangkaian kebalikan dari Darlington.
Transistor Darlington bersifat seolah-olah sebagai satu transistor tunggal
yang mempunyai penguatan arus yang tinggi. Penguatan total dari
rangkaian ini merupakan hasil kali dari penguatan masing-masing
transistor yang dipakai, dimana penguatan total dari transistor Darlington

55

bisa mencapai 1000 kali atau lebih. Dari luar transistor Darlington nampak
seperti transistor biasa dengan 3 buah kutub: B (basis), C (Kolektor), dan
E (Emitter). Dari segi tegangan listriknya, voltase base-emitter rangkaian
ini juga lebih besar, dan secara umum merupakan jumlah dari kedua
tegangan masing-masing transistornya, seperti nampak dalam rumus
berikut:
....(2.18)

2.13 Optocoupler
Optocoupler disebut juga optoisolator atau isolator yang
tergandeng optic, menggabungkan LED dan fototransistor dalam satu
kemasan. Komponen ini memiliki LED pada sisi masukan dan
fototransistor pada sisi keluaran. Keuntungan utama optocoupler adalah
pemisah secara listrik antara rangkaian masuk dengan rangkaian
keluarnya. Dengan optocoupler, hubungan yang ada antara masukan dan
keluaran hanya seberkas cahaya. Karena hal ini dapat memperoleh
resistansi penyekatan diantara dua rangkaian tersebut. Optocoupler yang
dipakai adalah yang terdiri dari satu LED dan satu transistor. Adapun
Konstruksi dan Simbol Optocoupler ditunjukkan dalam Gambar 2.25.

56

Gambar 2.25 Konstruksi dan simbol optocoupler


(Sumber: 4N35 Datasheet)

Adapun karakteristik dan rangkaian switching optocoupler


ditunjukkan dalam Gambar 2.26.

Gambar 2.26 Karakteristik optocoupler


(Sumber: 4N35 Datasheet)

Nilai RD dicari dengan persamaan:

...(2.19)
Berdasarkan gambar 2.26 maka saat input optocoupler high (1)
aliran arus akan mengalir menuju resistansi RD kemudian menuju LED
didalam opto coupler, sehingga LED didalam optocoupler tersebut
menyala. Pada kondisi tersebut, basis transistor terpicu oleh adanya sinar
LED didalamemasan opto sehingga menyebabkan transistor optocoupler

57

jenuh (ON) dan arus pada output opto mengalir dari Vcc menuju RL dan
meleati collector dan emitter transitor menuju ground. Pada kondisi ini
tegangan output adalah sebesar V CE (mendekati nol),. Jika input opto
negative, maka tidak ada picuan pada basis transistor sehingga arus pada
output mengalirdari Vcc ke RL menuju output. Dengan demikain, maka
saat input high (1),maka output opto adalah low (0) dan saat input low,
output opto menjadi high.

2.14 Modem SMS (Wavecom Modem)


Untuk komunikasi data antara sistem dengan ATMEGA64 via
jaringan seluler, maka digunakan Modem serial merk Wavecom M1306B
yang difungsikan sebagai media pengirimdan penerima SMS (Short
Message Service). Modem ini bertugas mengirim SMS berupa data
peringatan bagi pemilik brankas saat pencurian terjadi, yaitu pada saat
sensor dari alarm aktif. Adapun protokol komunikasi yang digunakan
adalah komunikasi standard modem yaitu AT Command.
Wavecom adalah pabrikkan asal Perancis (bermarkas di kota
Issy-les-Moulineaux, Perancis) yaitu Wavecom.SA yang berdiri sejak 1993
bermula sebagai biro konsultan teknologi dan sistim jaringan nirkabel
GSM, dan pada 1996 Wavecom mulai membuat desain modul wireless
GSM pertamanya dan diresmikan pada 1997, bentuk modul GSM pertama
berbasis GSM dan pengkodean khusus yang disebut AT-command. Sulit
mencari referensi module tipe apa yang pertama dibuat oleh Wavecom

58

SA, namun bisa beberapa module yang telah familiar di Indonesia antara
modem wavecom type Fasttrack M1306B sebagaimana yang digunakan
pada perancangan ini. Wavecom fasttrack M1306B mmerupakan jenis
produksi massal yang paling laris sepanjang masa, dengan dukungan
module Q2406B (open AT) dan Q24plus classic dengan dukungan
penuh terhadap Open AT dan TCPIP stacked, sehingga untuk operasi
yang berbasis TCPIP, GPRS dan aplikasi internet yang sifatnya berdiri
sendiri telah dibenamkan dalam chip ini. modem Wavecom Fastrack ini di
Indonesia cukup dikenal digunakan pada industri bisnis rumahan dan
bahkan skala besar mulai dari fungsi untuk kirim SMS massal hingga
fungsi

sebagai

penggerak

perangkat

elektronik.

Beberapa

fungsi

kegunaan modem ini di masyarakat adalah antara lain:


1. SMS Broadcast application
2. SMS Quiz application
3. SMS Polling
4. SMS auto-reply
5. M2M integration
6. Aplikasi Server Pulsa
7. Telemetri
8. Payment Point Data
9. PPOB, dan sebagainya.
Adapun konfigurasi pin dan kemasan dari wavecom fastrack
M1306B ditunjukkan dalam Gambar 2.27.

59

Gambar 2.27 Konfigurasi pin dan kemasan Wavecom Fasttrack M1306B


(Sumber: www.Wavecom.com)

Berdasarkan Gambar 2.27, fungsi dari pin-pin pada konektor


DB15 ditunjukkan dalam Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Konfigurasi Pin wavecom fasttrack M1306B

(Sumber: Datasheet)

2.14.1 Komunikasi Data Antara Mikrokontroler dan Modem

60

Komunikasi

data

antara

microcontroller

dan

modem

menggunakan komunikasi data serial. IC digital, termasuk pada modem


dan mikrokontroller umumnya bekerja pada level tegangan TTL pada
bagian chipset dan prosesornya, yang dibuat atas dasar tegangan catu
daya +5 volt. Rangkaian input TTL menganggap tegangan kurang dari 0,8
volt sebagai level tegangan 0 dan tegangan lebih dari 2.0 volt dianggap
sebagai level tegangan 1. Level tegangan ini sering dikatakan sebagai
level tegangan TTL. Sedangkan pada ponsel tegangan antara +3 sampai
+15 volt dianggap sebagai level tegangan 0, dan tegangan antara 3
sampai 15 volt dianggap sebagai level tegangan 1. Dari perbedaan
acuan tegangan tersebut diperlukan RS232 sebagai jembatan untuk
menghubungkan antara modem dengan mikrokontroller agar transfer data
dapat dilakukan.
A. Interface Unit RS-232
RS-232 merupakan seperangkat alat yang berfungsi sebagai
interface dalam proses transfer data secara serial. Pada RS 232,
komunikasi didefinikasikan sebagai sebuah metode komunikasi
serial asinkron. Serial merupakan informasi yang dikirim satu bit
dalam satu waktu. Sedangkan informasi asinkron tidak dikirim
pada time slot yang sudah dikenal. Pengiriman data dapat dimulai
pada beberapa waktu yang diberikan dan itu tugas receiver untuk
mendeteksi

kapan

pesan

dimulai

dan

berakhir.

RS

232

menggunakan cara interaksi secara asinkron, dimana sinyal clock

61

tidak dikirim bersamaan dengan data. Setiap word diselaraskan


dengan menggunakan start bit dari RS 232 dan sebuah clock
internal pada setiap sisi menjaga timing yang diinginkan.
Di dalam modem terdapat fasilitas komunikasi serial yang
menggunakan standar RS-232, yaitu terletak pada konektor DB9
dibagian belakangnya. Adapun konektor DB9 ditunjukkan dalam
Gambar 2.28.

Gambar 2.28 Konfigurasi Pin Konektor DB9


(Sumber: www.dallas%20semiconductor.com)

B. Pin-Pin Pada RS-232 dan Kegunaannya


Secara praktis untuk kebutuhan transfer data pada modem
dan begitu juga stadard RS232 yang digunakan pada komputer
cukup 9 pin

yang digunakan. Adapun konfigurasi pin RS-232

dalam DB9 ditunjukkan dalam Tabel 2.9.


Tabel 2.9 Konfigurasi Pin RS-232 pada Konektor DB9
PIN

Abbreviation

DB9 PINOUT
Name

Signal Direction At

62

Device
1

DCD

2
3

RD
TD

DTR

5
6
7
8
9

SG
DSR
RTS
CTS
RI

Data Carrier
Detect
Receive Data
Transmit Data
Data Terminal
Ready
Signal Ground
Data Set Ready
Requist To Send
Clear To Send
Ring Indicator

DCE to DTE
DCE to DTE
DTE to DCE
DTE to DCE
Both ways
DCE to DTE
DTE to DCE
DCE to DTE
DCE to DTE

(Sumber: www.dallas%20semiconductor.com)

Fungsi dari masing-masing sinyal tersebut dapat dijelaskan


sebagai berikut:
DCD (Pin 1) : Dikeluarkan oleh DCE untuk memberitahu DTE
agar siap-siap menerima data kapanpun. Pada full duplex
sinyal DCD akan dikeluarkan secara kontinyu. Karena full
duplex merupakan jalur dua arah yang kontinyu data akan tiba
saat kapanpun. Pada half duplex sinyal DCD dikeluarkan pada
saat data akan dikirimkan ke DTE dan sinyal ini kadang disebut
CD atau CX.
RD (Pin 2): Digunakan oleh DTE untuk menerima data.
TD (Pin 3): Digunakan oleh DTE untuk mengirim data.
DTR (Pin 4): Ketika DTE dihidupkan, DTE mengeluarkan sinyal
DTR. Ini pernyataan kepada DCE bahwa DTE sudah terhubung
dan siap menerima data atau berkomunikasi.
SG (Pin 5): sinyal ini digunakan sebagai tegangan referensi 0
untuk semua sinyal-sinyal yang lain. Ketika DTE mengirim

63

sinyal pada pin TD, DCE akan membandingkan apakah data


yang dikirimkan 1 atau 0.
DSR (Pin 6): Dikeluarkan oleh DCE untuk memberitahu bahwa
DCE sudah dihidupkan dan siap berkomunikasi.
RTS (Pin 7): Dikeluarkan oleh DTE untuk meminta ijin
pengiriman data. Pada full duplex, sinyal ini akan langsung
dikeluarkan dengan segera begitu ada data karena sebuah
peralatan full duplex menginginkan sebuah jalur komunikasi
dua arah yang kontinyu. Pada half duplex, DTE hanya akan
mengeluarkan sinyal ini pada saat dinyatakan bahwa dia
mempunyai data untuk dikirim.
CTS (Pin 8) : Dikeluarkan oleh DCE sebagai respon bahwa
DCE siap menerima data dari DTE.
RI (Pin 9) : Dikeluarkan oleh DCE untuk memberitahu DTE
bahwa

ada

sebuah

peralatan

(DTE/DCE)

lain

ingin

mengadakan komunikasi.
Dari 9 jalur yang disediakan adalah tidak mutlak dipakai
seluruhnya. Sering kali terjadi, misal pada sebuah hubungan
antara komputer dengan sebuah modem, komunikasi hanya
menggunakan 3 jalur yaitu TX, RX dan SG. Dan modem yang
dibuat dalam konfigurasi semacam ini disebut sebagai null
modem.

64

C. Format Data RS-232


Dengan metode komunikasi asinkron, sinyal clock harus ada
untuk mengindikasikan permulaan transfer data. Jika sinyal clock
tidak ada maka akan membuat saluran komunikasi asinkron lebih
mudah untuk digunakan. Kerugiannya adalah receiver

dapat

mulai beroperasi pada waktu yang salah saat menerima informasi.


Kerugian yang lain adalah penggunaan bit - bit yang lebih banyak
dalam laju bit, yang digunakan untuk mengindikasikan awal dan
akhir dari sebuah informasi. Bit-bit yang terlalu banyak digunakan
akan membutuhkan bandwidth yang lebih besar pula. Adapun
format data RS 232 ditunjukkan dalam Gambar 2.29.

Gambar 2.29 Format Data RS 232


(Sumber: www.evergreen.edu)

1. Start Bit
RS 232 di definisikan sebagai jenis komunikasi asinkron. Hal ini
berarti bahwa pengiriman data word dapat dimulai setiap saat.
Jika pengiriman data word dapat dimulai setiap saat, hal ini
dapat menimbulkan beberapa problem pada

receiver untuk

65

mengetahui bit mana yang diterima pertama kali. Untuk


mengatasi hal ini setiap data word dimulai dengan sebuah
attention bit, atau lebih dikenal dengan start bit yang juga
diidentifikasikan oleh level space line. Karena saluran ini
ditandai dengan keadaan saat tidak digunakan (iddle), maka bit
start akan lebih mudah untuk dikenali oleh receiver.
2. Data Bit
Setelah diikuti oleh bit start, maka bit data akan dikirimkan.
Sebuah bit yang bernilai 1 menyebabkan saluran dalam
keadaan marking atau ditandai, sedangkan bit yang bernilai 0
direpresentasikan oleh sebuah jarak. Bit yang pertama
dikirimkan adalah LSBnya.
3. Parity Bit
Untuk mendeteksi kesalahan, penambahan bit- bit yang lebih
banyak ke data word secara otomatis. Pemancar akan
menghitung nilai bit berdasarkan informasi yang dikirimkan.
Receiver akan menampilkan perhitungan yang sama dan
mengecek apakah nilai parity bit sesuai dengan nilai yang telah
terhitung.
4. Stop Bit
Jika receiver kehilangan start bit karena adanya noise dalam
saluran transmisi, maka data bit yang pertama akan diikuti oleh
sebuah space value. Hal ini menyebabkan data yang dikirimkan

66

ke receiver menjadi terbalik. Untuk mengatasi hal ini, maka


diperlukan framing. Framing ini berarti bahwa semua data bit
dan parity bit terkandung dalam sebuah frame bit start dan bit
stop. Periode waktu yang berada antara bit start dan bit stop
adalah tetap yang ditentukan oleh baud rate dan jumlah data
serta parity bit. Start bit selalu mempunyai space value,
sedangkan stop bit selalu dalam keadaan marking. Jika
receiver

mendeteksi

sebuah

nilai

saat

bit

stop

harus

ditampilkan dalam saluran, dapat diketahui bahwa terjadi


kegagalan / kesalahan sinkronisasi, hal ini menyebabkan
kondisi framing menjadi salah. Bit stop mengidentifikasikan
akhir frame data yang dimiliki oleh panjang kabel yang berbeda.
Sebenarnya, bit ini bukanlah bit yang sebenarnya tetapi adalah
periode waktu saat saluran dalam keadaaan tidak dipakai /
iddle ( keadaan marking) dalam setiap akhir word

D. Karakteristik Sinyal RS-232


Karakteristik sinyal yang diatur meliputi level tegangan
sinyal, kecuraman perubahan tegangan (slew rate) dari level
tegangan 0 menjadi 1 dan sebaliknya, serta impedansi dari
saluran yang dipakai. Dalam standar RS-232, tegangan antara +3
sampai +15 Volt pada input Line Receiver dianggap sebagai level

67

tegangan 0, dan tegangan antara 3 sampai 15 Volt dianggap


sebagai level tegangan 1. Agar output Line Driver bisa
dihubungkan dengan baik, tegangan output Line Driver berkisar
antara +5 sampai +15 Volt untuk menyatakan level tegangan 0,
dan berkisar antara 5 sampai 15 Volt untuk menyatakan level
tegangan 1. Beda tegangan sebesar 2 Volt ini disebut sebagai
noise margin dari RS232. Untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya gangguan cross talk antara kabel saluran sinyal RS232, kecuraman perubahan tegangan sinyal dibatasi tidak boleh
lebih dari 30 Volt/mikro-detik. (Makin besar kecuraman sinyal,
makin besar pula kemungkinan terjadi cross talk). Di samping
itu ditentukan pula kecepatan transmisi data seri tidak boleh lebih
besar dari 20 KiloBit/Detik. Impedansi saluran dibatasi antara 3
Kilo-Ohm sampai 7 Kilo-Ohm, dalam standar RS232-ditentukan
pula panjang kabel tidak boleh lebih dari 15 Meter (50 feet).
Adapun level tegangan RS232 ditunjukkan dalam Gambar 2.30.
+15.0V

+15.0V

0
0

+5V

+3V
Noise Margin 2V
- 3V
- 5V

1
1
-15.0V

-15.0V

Saluran RS232
Line
Driver

Line
Driver

68

Gambar 2.30 Level Tegangan RS232


(Sumber: www.evergreen.edu)

2.14.2 Format Data SMS Pada Modem


Data yang mengalir ke atau dari SMS-Centre harus berbentuk
PDU (Protokol Data Unit). PDU berisi bilangan-bilangan heksadesimal
yang mencerminkan bahasa I/O. PDU terdiri atas beberapa header.
Header untuk kirim SMS ke SMS-Centre berbeda dengan SMS yang
diterima dari SMS-Centre.
A. Mode PDU Untuk Kirim SMS ke SMS Center
Adapun format protocol pada mode PDU untuk mode
pengiriman SMS ke SMS Center ditunjukkan dalam Gambar 2.31.
No.

Tipe

No.

No.

Bentuk

SMS-C

SMS

Referensi

Penerima

SMS

Skema
Encodin
g

Waktu

Isi

Validitas

SMS

Gambar 2.31 Format data PDU untuk kirim SMS ke SMS centre
(Sumber : Musthofa Lathif, 2002 : 16)

Fomat PDU untuk mengirim SMS terdiri atas delapan header,


yaitu sebagai berikut :
1. Nomor SMS-Centre
Header pertama ini terbagi atas tiga subheader, yaitu :
a. Jumlah Pasangan Heksadesimal SMS-Centre dalam bilangan
heksa.
b. National/International Code.
Untuk National, kode subhader-nya yaitu 81

69

Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91


c. Nomor SMS-Centre-nya sendiri, dalam pasangan heksa dibalikbalik. Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki
pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F di
depannya. Contoh : untuk nomor SMS-Centre Satelindo dapat
ditulis dengan 2 cara yaitu :

Cara 1, 0816124 diubah menjadi:


1) 05

ada 5 pasang

2) 81

1 pasang

3) 80-61-21-F4 4 pasang
Total ada 5 pasang. Di gabung menjadi : 0581806121F4
Cara 2, 62816124 diubah menjadi:
1) 05

ada 5 pasang

2) 91

1 pasang

3) 26-81-61-42 4 pasang
Total ada 5 pasang. Digabung menjadi : 059126816142
Adapun contoh dari beberapa nomor SMS-Centre operator seluler
di Indonesia ditunjukkan dalam tabel 2.10.
Tabel 2.10 Beberapa nomor SMS-Centre National Code
No

Operator
Seluler

SMS-Centre No

Kode PDU

1.

Telkomsel

081100000

068180110000F0

70

2.

Satelindo

0816124

0581806121F4

3.

Excelcom

0818445009

06818081440590

4.

Indosat-M3

0855000000

06818055000000

(Sumber : Bustam, 2002 : 10)

2. Tipe SMS
Untuk tipe SMS kirim = 1, jadi bilangan heksanya adalah 01 atau
11
3. Nomor Referensi
Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya
adalah 00. Nomor referensi ini akan diberikan secara otomatis
oleh ponsel tersebut.
4. Nomor Ponsel Penerima
Header ini juga terbagi menjadi 3 bagian :
a.

Jumlah bilangan desimal nomor ponsel yang dituju dalam


bilangan heksa

b.

National/International Code
Untuk National, kode subheader-nya yaitu 81
Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91

c.

Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa

dibalik.

Jika tertinggal satu angka heksa atau tidak memiliki pasangan,


angka tersebut dipasangkan dengan huruf F di depannya.
Contoh untuk nomor ponsel yang dituju 628129573337 dapat
ditulis dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :

71

Cara 1, 08129573337 diubah menjadi :


a.

0B ada 11 angka

b.

81 sebagai kode nasional

c.

80-21-59-37-33-F7

Sehingga digabung menjadi : 0B818021593733F7


Cara 2, 629129573337 diubah menjadi :
a.

0C ada 12 angka

b.

91 sebagai kode internasional

c.

26-19-92-75-33-73

Sehingga digabungkan menjadi : 0C91261892753373


5. Bentuk SMS, antara lain :
0 00 dikirim sebagai SMS.
1 01 dikirim sebagai telex.
2 02 dikirim sebagai fax.
Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja
harus memakai kode heksa 00.
6. Skema Encoding Data I/O
Ada dua skema, yaitu :
1. Skema 7 bit, ditandai dengan angka 0 00
2. Skema 8 bit, ditandai dengan angka lebih besar dari 0
kemudian diubah ke heksa.

72

Kebanyakan ponsel/SMS Gateway yang ada di pasaran


sekarang

menggunakan

skema

bit

sehingga

kita

menggunakan kode 00
7. Jangka waktu/waktu validitas
Jika jangka waktu validitas diabaikan (kode 00), itu berarti tidak
membatasi

waktu berlakunya SMS. Sedangkan jika diisi

dengan suatu bilangan integer yang kemudian diubah ke


pasangan heksa tertentu, bilangan yang diberikan tersebut
akan mewakili jumlah waktu validitas SMS tersebut. Adapun
rumus

untuk

menghitung

jangka

waktu

validitas

SMS

ditunjukkan dalam Tabel 2.11.


Tabel 2.11 Rumus untuk menghitung jangka waktu validitas SMS
Integer (INT)

Jangka Waktu Validitas SMS

0 143

(INT + 1) x 5 menit (berarti : 5 menit s/d 12 jam)

144 167

12 jam + ((INT 143) x 30 menit)

168 196

(INT 166) x 1 hari

197 255

(INT 192) x 1 minggu


(Sumber : Bustam, 2002 : 13)

8. Isi SMS
Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu :
a.

Panjang Isi (jumlah huruf dari isi)


Misalnya : untuk kata hello,
penulisannya 05

ada 5 huruf maka

73

b.

Isi berupa pasangan bilangan heksa


Untuk ponsel/SMS gateway berskema encoding 7 bit, jika
mengetik suatu huruf dari keypadnya, berarti telah membuat
7 angka I/O berturutan.

Ada 2 langkah yang harus dilakukan untuk mengkonversikan isi


SMS, yaitu:
Langkah pertama

: mengubah menjadi kode 7 bit.

Langkah kedua

: mengubah kode 7 bit menjadi 8 bit,


yang diwakili oleh pasangan heksa.
Contoh untuk kata hello

Langkah pertama :
Bit

110

1000

110

0101

110

1100

110

1100

110

1111

Proses selanjutnya dari hasil konversi 8bit ke 7bit adalah


mengkonversi hasil 7bit ke karakter ascii. Adapun tabel karakter
ASCII ditunjukkan sebagaimana table 2.12.

Tabel 2.12 Karakter ASCII pada telepon seluler


B7
B6
B5
b4
0

b3
0

b2
0

B1
0

0
0
0
0
@

0
0
1
1

0
1
0
2
SP

0
1
1
3
0

1
0
0
4
-

1
0
1
5
P

1
1
0
6

1
1
1
7
p

74

0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1

0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1

0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1

1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1

1
!
1
2
$

"
2
3

#
3
4

4
5

%
5
6

&
6
7

.
7
8

(
8
9

)
9
10
LF

*
:
11
+
;
12
,
<
13 CR
=
14

.
>
15
/
?
(Sumber : Bustam, 2002 : 15)

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O

Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z

a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o

q
r
s
t
u
v
w
x
y
z

Langkah Kedua:

h
e
l
l
o

E
8
1 110 1000
3
2
00 11 0010 1
9
B
100 1
1011 00
F
D
1111
1101 100
0
6
0000 0 110 1111

Oleh karena total 7 bit x 5 huruf = 35 bit, sedangkan yang kita


perlukan adalah 8 bit x 5 huruf = 40 bit, maka diperlukan 5 bit
dummy (sisa) yang diisi dengan bilangan 0. Setiap 8 bit
mewakili suatu pasangan heksa. Tiap 4 bit mewakili suatu
angka heksa. Dengan demikian kata hello hasil konversinya
menjadi E832BFD06.

B. Mode Text Untuk Kirim SMS ke SMS Center

75

Pada PDU mode text untuk proses pengiriman dan


pembaaan SMS merupakan cara yang paling gampang dan paling
banyak digunakan pada system pengatur SMS saat ini, karena
pada mode ini text dkirim langsung tanpa hasrs mengkonversi
terlebih dahulu dari 7 bit ke 8 bit. Pada mode ini telah dilengkapi
coding untuk menkonversi text terseut kedalam mode PDU untuk
proses penanganan SMS pada software bawaan sistemnya,
biasanya digunakan oleh type HP dan modem terbaru. Sementara
itu langkah-langkah untuk memilih mode text diatur dengan
mengirim ATCommand pada sistemnya diantaranya:
1. AT+CMGF=n
Pada command ini igunakan untuk merubah mode PDU, dimana:
n=0 : Mode PDU dipilih pada mode PDU normal
(heksadesimal 7 to 8 bit)
n=1 : Mode PDU TEXT.
Jadi untuk memilih mode PDU text, perintah yang dkirimkan
adalah AT+CMGF=1 kemudian diakhiri enter (karaketer 13);
2. AT+CMGR=n
Pada perintah ini digunakan untuk membaca sms pada nomor urut
index memory yang ditunjukkan oleh n. saat perintah dikirim,
maka system (modem / HP) akan merespon dengan balasan
sebagai berikut:
CMGR=n ,REC UNREAD,08123456789,Selamat malam,2003-2012,21:00:34;, dengan demikian pesan tersebut isinya
adalah:
- Nomor idex=n
- Kode pesan =REC UNREAD yang menyatakan pesan belum
dibaca.
- Pengirim = 08123456789

76

- Isi pesan = Selamat Malam


- Waktu = jam 21:00:34 pada tanggal 20-03-2012.
3. AT+CMGS=n
Perintah ini digunakan untuk mengirimkan SMS ke nomor tujuan,
dimana variable n merupakan jumlah karakter yang akan
dikirimkan. Saat system (modem/HP) merespon perintah tersebut,
maka akan dikirim balasan dengan karakter > yang menandakan
bahwa system siap menerima data dari teks SMS yang akan
dikirim. Teks SMS kemudian diakhiri dengan karakter CRL+Z
(karakter 26) sesuai standard AT Command SMS Gateway
international. Adapun contoh pengiriman SMS menggunakan
mode PDU TEXT dan AT Command AT+CMGS adalah sebagai
berikut:
Mikrokontroller

: AT+CMGS=5

Modem

:>

Mikrokontroller

: Hello +karakter 26 (CTRL+Z)

Modem

: OK
(Sumber : Bustam, 2002 : 15)

2.15 IC ULN 2803


Driver penggerak selenoid yang digunakan adalah IC ULN
2803. IC ini merupakan piranti yang menghubungkan dua piranti lainnya.
IC ULN 2803 merupakan driver yang didalamnya berisi rangkaian
transistor darlington 8 pasang. Setiap pasangan transistor darlington
mampu mengendalikan beban 600mA, dan apabila diperlukan untuk
mengemudikan beban yang lebih besar maka dapat disusun secara

77

parallel. Adapun konfigurasi pin IC ULN 2803 ditunjukkan dalam Gambar


2.32.

Gambar 2.32 Konfigurasi pin IC ULN 2803


(Sumber : Yuniarto, 2010)

2.16 MAX232
Komunikasi yang berhubungan dengan port serial tidak bisa
dilakukan begitu saja tanpa ada penghubung antara port serial dan
mikrokontroler. Dibutuhkan komponen tambahan untuk berkomunikasi.
Pada mikrokontoler sendiri terdapat buffer yang dapat digunakan sebagai
pendukung proses komunikasi serial. Pada saat ini banyak komponen
yang dapat digunakan untuk pendukung proses komunikasi ini, salah
satunya adalah Max232.
Max232 berfungsi sebagai perantara antara mikrokontoler
dengan port serial, karena mikrokontroler tidak dapat mengirim data begitu
saja, maka diperlukan Max232. Max232 mempunyai 16 kaki yang terdiri
keperluan untuk port serial dan komunikasi mikrokontoler. Adapun
konfigurasi pin MAX232 ditunjukkan dalam Gambar 2.33.

78

Gambar 2.33 Konfigurasi pin MAX232


(Sumber : Seliwatini, 2010)

Anda mungkin juga menyukai