Oleh :
Nama
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Tidak lupa Salam dan sholawat tetap tercurah kepada Rasulullah sebagai
penyempurna akhlak umat manusia dan pembawa kabar bahagia bagi orang-orang
yang beriman.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas akhir praktek
Keperawatan Komunitas Gerontik Program Studi Profesi Ners. Dalam penyusunan
penulisan makalah ini penulis mendapatkan banyak bimbingan, dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam penyusunan
makalah ini, karena itu penulis dengan tulus mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sehingga dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi pembacanya. Khususnya
para mahasiswa mendatang yang melakukan praktek keperawatan komunitas gerontik
pada kajian yang sama. Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbilitas dan mortilitas.
Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian
epidemologi menunjukan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan
menyertai gagal jantung. Faktor resiko yang ada dapat di modifikasi artinya dapat
terkontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi yang non
modifiable yang merupakan konsekuensi genetic yang tak dapat terkontrol
contohnya jenis kelamin dan ras. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik
dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolism jaringan (Nurhadi, 2003).
Gagal
jantung
Kongestif
(Congestif
Heart
Failure)
adalah
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)/
GAGAL JANTUNG KONGESTIF
A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding
otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan,
kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak
(congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai
peninggian
volume
diastolik
secara
abnormal
2. kelas 2
Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktivitas
keluhan.
4. kelas 4
Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan
C. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif
(CHF) dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum Defect
(ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari normal.
Dapat dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di mana curah jantung
(CO: Cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) x Volume
Sekuncup (SV: Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung
untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal
untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap
kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim
dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah yang
mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh
panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada
perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium); (3) Afterload
(mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi
baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel
berkurang akibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat meningkat,
maka volume dan tekanan pada akhir diastolik di dalam kedua ruang jantung akan
meningkat. Hal ini akan meningkatkan panjang serabut miokardium pada akhir
diastolik dan menyebabkan waktu sistolik menjadi singkat. Jika kondisi ini
berlangsung lama, maka akan terjadi dilatasi ventrikel. Cardiac output pada saat
istirahat masih bisa berfungsi dengan baik tapi peningkatan tekanan diastolik
yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan ke kedua atrium, sirkulasi
pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang
akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru atau edema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan
tekanan arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa sistem
saraf dan humoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan memacu
kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan
meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya meningkatkan preload.
Meskipun adaptasi-adaptasi ini dirancang untuk meningkatkan cardiac output,
adaptasi itu sendiri dapat mengganggu tubuh. Oleh karena itu, takikardi dan
peningkatan kontraktilitas miokardium dapat memacu terjadinya iskemia pada
pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload dapat
memperburuk kongesti pulmoner.
ktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer.
Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital, tetapi
jika aktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke ginjal dan
jaringan. Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah penurunan
aliran darah ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus, yang akan
menimbulkan retensi sodium dan cairan. Sitem rennin-angiotensin-aldosteron
juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resistensi vaskuler perifer
selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikel kiri sebagaimana retensi sodium
dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin vasopresin
dalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat ekskresi
cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial akibat
peningkatan tekanan atrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi
terhadap efek natriuretik dan vasodilator.
E. Manifestasi klinik
1. Peningkatan volume intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung.
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan
dengan batuk dan nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
tekanan vena sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap
latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah
dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
2. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA Tn. Ny. T DENGAN
CHF DI BANDUNG KEL. BANDUNG KECAMATAN TEGAL
SELATAN KOTA TEGAL
Pengkajian riwayat kesehatan
(1) Identitas/Data Biografis Klien
Nama
: Ny.T
TTL/Umur
: 65 tahun
Pendidikan terakhir
: SD
Golongan Darah
:-
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Janda
Alamat
: RT 02 RW 05 Ds.Bandung
Telepon
:-
Jenis Kelamin
: Perempuan
Riwayat Keluarga
(a) Pasangan
: Tn.S
Hidup/mati
Kesehatan
:-
Umur
:-
Pekerjaan
Alamat
Kematian
Sebab Kematian
Tahun meninggal
: Hidup
Kesehatan
:-
Umur
: Lupa
Pekerjaan
Alamat
Kematian
Sebab Kematian
: Baik
Integument
Hemopoetik
: Tidak dikaji
Kepala
Mata
Telinga
Leher
Genitor reproduksi
: Tidak di kaji
Musculoskeletal
Sistem endokrin
Sistem imun
Sistem pencernaan
Sistem Penciuman
Psikososial
: Baik
: Komposmentis
::: Tidak ada
: 36,9 C
: 94 x /i
: 27 x/i
: 140/90 mmHg
: Tidak ada
: Bersih
: Pucat
: Kering
: Suhu : Hangat
: Normal
: tidak ada
: tidak ada
: Tipis
: Normal
: Halus
: Berketombe
: Kotor
: Kasar
:Gangguan pemenuhan personal hygiene
: Simetris : ya
: Bingung
: Tidak ada
: Normal
Sclera
: Normal
Conjungtiva
: Tidak ikterik
Pupil
: Tidak anemis
Reaksi pupil thd cahaya
: Isokor
Keadaan mata
: Bersih
Palpasi : Nyeri tekan
: Tidak
Masalah keperawatan
: Tidak ada
Telinga
Inspeksi
: Normal
Keadaaan Telinga
: Kotor
Masalah keperawatan
: Tidak ada
Hidung dan Sinus
Inspeksi : Simetris
: Ya
Kesulitan Bernafas
: Ya (terutama saat beraktivitas cepat)
Warna kulit hidung
: Cokelat
Pembekakan
: Tidak
Mukosa
: Lembab
Perdarahan
: Tidak
Keadaan Hidung
: Kotor
Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan
Frontal
: tidak
Maxilaris
: tidak
Masalah Keperawatan
: Pola nafas tidak efektif
Mulut
Inspeksi
Bibir
: Normal
Gusi
: Normal
Gigi
: Sisa makanan
Lidah
: Simetris
Keadaan Mulut
: kotor
Masalah Keperawatan
: Gangguan pemenuhan personal hygiene
Leher
Inspeksi
: Normal
Palpasi
: Leher
: Panas
Masalah Keperawatan
: Tidak ada
Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi
: Postur
: Normal
Bentuk
: Normal
Pola nafas
: normal
Retraksi Torakalis : Ada
Batuk : Tidak ada
Palpasi
: RR : 27x/mnt
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri
: Simetris
Taktil Fremitus
: Anterior
: Normal
Posterior
: Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal
Auskultasi : Vesikuler
Masalah keperawatan
: Pola nafas tidak efektif
Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung
: Pulsasi Apikal
: Tidak ada
Inspeksi dan Palpasi
: Pulsasi Apikal
: Normal
Masalah Keperawatan
: Tidak ada
Abdomen/Perut
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi Ringan
Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran
Kontraktur
Tremor
Tulang
Tulang Belakang
Sendi
ROM
Palpasi
Otot
Tulang
Sendi
Masalah Keperawatan
Persarafan/Neurologi
Orientasi
Berbicara
Penciuman
Pengecapan
Ingesti-digesti
Gerakan
Masalah Keperawatan
: Normal
: Tidak
: Tidak
: Normal
: Normal
: Normal
: Tidak normal saat jalan
: Normal
: Normal
: Normal
: Intoleransi aktivitas
: Baik
: Normal
: Baik
: Baik
: Mengunyah
: Menelan
: Berjalan
: Tidak ada
: mampu
: mampu
: mampu
INDEKS KATZ
KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lainlain
Hasil Pengkajian:
PM Tn. W mengatakan saya bisa makan, ke WC, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi sendiri tanpa dibantu. (A)
(b) Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPSMQ)
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPSMQ)
Skore
+
No
1.
2.
3.
Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal,
tahun)
Apa nama tempat ini?
Tidak tahu
Tidak tahu
Di rumah
tetangganya
Tidak punya
Ds. Bandung
9.
Siapa
nama
kecil
ibu
Anda?
Tidak tahu
4.
4a.
Jawaban
(a) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya
berpendidikan sekolah dasar
(b) Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai
pendidikan di atas sekolah menengah atas
(c) Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam
dengan menggunakan kriteria pendidikan yang sama
Hasil Pengkajian:
PM Tn. W mengalami 7 kesalahan dalam menjawab soal, tetapi hal ini bisa
dimaklumi karena klien memiliki pendidikan yang rendah.
Uraian
A. Kesedihan
3
Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimenghadapinya saya tidak dapat
Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya saya tidak dapat
keluar
B. Pesimisme
3
Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat
membaik tidak
C. Rasa kegagalan
3
Saya merasa benar-benar gagal sebagai seseorang (Orang tua, suami, Istri)
Seperti melihat ke belakang hidup saya,semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
D. Ketidakpuasan
3
E. Rasa bersalah
3
Saya merasa seolah olah saya sangat buruk atau tak berharga
Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka semuanya
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
I. Keragu-raguan
3
Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan kerja
3
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
L. Kletihan
3
M. Anoreksia
Penilaian :
0-4
: depresi tidak ada atau minimal
5-7
: depresi ringan
8-15 : depresi sedang
>16 : depresi berat
Hasilnya 3, jadi klien tidak mengalami depresi
(d) Pengkajiaan Sosial
Status social lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.
Penilaian: jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2), kadangkadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0).
APGAR Keluarga
No Fungsi
1
Adaptasi
Uraian
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
Jawaban:
Hubungan
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
Jawaban:
Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru.
Jawaban:
Afeksi
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih,
atau mencintai.
Jawaban:
Pemecahan
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan
saya menyediakan waktu bersama-sama.
Jumlah
Skore
Kadangkadang
(1)
Sering
(2)
Tidak
pernah
(2)
Kadangkadang
(1)
Kadangkadang
(1)
7
ANALISA DATA
No.
DATA
1 DS :
Klien mengatakan sering merasa sesak nafas terutama
saat jalan terlalu cepat. Atau aktivitas yang cepat
DO :
Thorax/Dada dan Paru-paru
Inspeksi
: Postur
: Normal
Bentuk
: Normal
Pola nafas
: normal
Retraksi Torakalis : Ada
Batuk : Tidak ada
Palpasi
: RR : 27x/mnt
Ekspansi paru pd sisi knan & kiri
: Simetris
Taktil Fremitus : Anterior
: Normal
Posterior
: Normal
Perkusi Paru : Resonan/normal
Auskultasi : Vesikuler
2 DS
- Klien mengatakan sering merasa sesak nafas
terutama saat jalan terlalu cepat. Atau aktivitas
yang cepat
- Klien mengatakan mengalami kelainan berjalan
sejak kecil
DO
Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran
: Normal
PROBLEM
Pola nafas tidak efektif
ETIOLOGI
Intoleransi Aktivitas
Kelemahan Otot
Kontraktur
: Tidak
Tremor
: Tidak
Tulang
: Normal
Tulang Belakang
: Normal
Sendi
: Normal
ROM
: Tidak normal saat jalan
Palpasi
Otot
: Normal
Tulang
: Normal
Sendi
: Normal
DS :
- Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
- Klien mengatakan tidak pernah berobat ke
Puskesmas atau berkunjung ke Posyandu lansia
DO :
- Klien terlihat bertanya-tanya pada mahasiswa saat
dilakukan pengkajian.
- Pendidikan terakhir: SD
Kurang pengetahuan
Kurangnya informasi
kesehatan