Anda di halaman 1dari 14

Zat Aktif : Dapson

Jumlah Tablet : 25.000 tablet


Dosis : 50 mg
1. Praformulasi
1.1 Nama Zat Aktif
-

Struktur : Dapson: Diaminodiphenylsofone

Berat Molekul : 248,30


Pemerian : serbuk hablur, putih atau putih kuning gading, tidak berbau,
Rasa agak pahit ( FI.III )
Kelarutan : larut dalam 7000 bagian air dan dalam 30 bagian etanol
(95%), larut dalam aseton dan dalam asam Mineral encer. ( FI. III )
Titik Leleh : 175,5 derajat C
pH : 4,9
pKa : 1,0
Inkompability : penggunaan bersamaan dengan trimetoprim, diklofenak,
doksisiklin, erytromysin, isoniazid dengan Dapson dapat meningkatkan
efek toksik kedua obat.Penggunaan fenobarbital, pirimidon dan
rifampicinDapat mengurangi efek dapson. (Scior t, raddatz G, Moleculer
modelling study on dapson . j. Mol model 1997,3 : 332-337)
Penggunaan terapi : dapson diberika dalam bentuk tablet 25 dan 100 mg
Pengobatan dimulai dengan dosis 25 mg. Dalam 2 Minggu pertama dosis
ini diberikan sekali seminggu. Kemudian tiap 2 minggu frekuensi
pemberian di tambah hinga tercapai pemberian 5 kali seminggu. Dosis
dinaikan 50 mg , 3x seminggu bulan pertama. 4x seminggu bulan kedua,
5x seminggu dalam bulan Ke tiga . dosis dinaikkan 100 mg 3 x seminggu
selama 1 bulan dinaikkan 4x seminggu untuk tak terbatas. Pemberian
dapon 100 mg 2x semingguuntuk pengobatan jangka panjang. ( Buku
farmakologi dan Kemoteraeutik ).

1.2 ADME
-

Absorpsi Oral : diabsorbsi lambat disaluran cerna, tetapi tablet hampir


sempurna. Diserap kurang sempurna sehingga banyak terbuang bersama
feses. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
Biotransformasi : dapson diserap lambat disaluran cerna, tetapi tablet
hampir sempurna. Diserap kurang sempurna sehingga banyak terbuang
bersama feses. terdistribusi pada seluruh cairan tubuh dan terdapat dalam
Semua jaringan terutama ginjal dan hati mengalami metabolisme didalam
hati dan kecepatan asetil-lasinya ditentukan oleh faktor genetik. Ekskresi
melalui urine berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan Sulfon . Dapson dosis
tunggal diekskresi sebanyak 70-80 % terutama dalam bentuk
metabolitnya. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
Waktu paruh : 10-15 jam dengan rata-rata 28 jam
Distribusi : terdistribusi pada seluruh cairan tubuh dan terdapat dalam
Semua jaringan terutama ginjal dan hati ( Buku farmakologi dan
Kemoteraeutik )
Metabolisme : mengalami metabolisme didalam hati dan kecepatan
asetil- Lasinya ditentukan oleh faktor genetik. ( Buku farmakologi dan
Kemoteraeutik )
Eliminasi : ekskresi melalui urine berbeda jumlahnya bagi setiap sediaan
sulfon. Dapson dosis tunggal diekskresi sebanyak 70-80 % Terutama
dalam bentuk metabolitnya. ( Buku farmakologi dan Kemoteraeutik )
Dosis : sekali = 400 mg
Mekasime kerja : antagonis kompetitif dengan para-aminobenzoic acid
(PABA) dan mencegah penggunaan PABA secara normal Oleh bakteri
untuk sintesis asam folat. (Scior t, raddatz G, Moleculer modelling study
on dapson . j. Mol model 1997,3 : 332-337)
Efek samping : hemolisis, anoreksia, mual dan muntah, sakit kepala,
gugup Sukar tidur, pengelihatan kabur, perestesia,neuropati perifer yang
mampu pulih, demam, hematuria, pruritus, psikosis dan Berbagai kelainan
kulit. (Scior t, raddatz G, Moleculer modelling study on dapson . j.Mol
model 1997,3 : 332-337)

1.3 Zat Tambahan


A. Ludipress
Nama : Lactosa monohidrat, povidion
Rumus Kimia : Povidon : (C6H9NO)n, laktosa monohidrat: C12H22O11.H2O

Pemerian : Laktosa monohidrat dan povidon merupakan granul putih yang mudah
mengalir, warna lemah dan tidak berasa.
Kegunaan : Zat pengisi , pengikat
Aplikasi pada teknologi formulasi farmasetika : Lakosa monohydrate dan
povidon dapat digunakan untuk tablet kunyah, lozenges (tablet hisap), tablet
effervescent, dan kontrol realease tablet untuk obat kempa langsung. Tersedia
dalam dosis rendah.
Deskripsi : Laktosa monohydrate dan povidon berbentuk granul berwarna putih,
tidak berbau, dan tidak berasa, mengandung 96,5% 1,8% laktosa monohydrate
dan 3,5% 0,5% povidon K30.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan etanol, larut dalam air
Stabilitas : Simpan di suhu ruangan dan wadah tertutup rapat

(sumber HOPE, hal. 373)

B. Magnesium Stearat
C36H70MgO4

BM = 591,24

Pemerian : Serbuk halus; putih; licin dan mudah melekat pada kulit; bau lemah
khas.
Kegunaan : Antasidum; zat tambahan, lubrikan untuk tablet dan kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi : Digunakan untuk kosmetik, makanan, dan formulasi
obat. Biasanya digunakan sebagai lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet
dengan jumlah antara 0,25 5,0 %.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol 95% P, dan dalam eter P.
Densitas : 1,03 1,08 g/cm3.
Sifat aliran : Sulit mengalir, bubuk kohesif.

Polimorfisme : Trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar


Titik leleh : 117-150 C.
Stabilitas : Stabil.
Inkompatibilitas : Dengan asam kuat,alkali, dan garam besi.
Penyimpanan : Disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th ed, 2009, hal.404 406,
Farmakope Indonesia 3 halaman 354)
II. Formula dan Kesimpulan Metode
a. Formula yang akan dibuat :
R/

Propanolol

10 mg

Laktosa : povidon

96,5 % : 3,5 %

Mg-stearat

2,5 mg

(sumber Generic Drug Formulation, hal 214 )


b. Metoda / teknik pembuatan :
Metoda Kempa Langsung.

c. Alasan pemilihan metode dan zat tambahan.

Dapson memiliki sifat alir yang baik dan tablet yang akan dibuat
memiliki kandungan zat aktif yang kecil sehingga dipakai metode
kempa langsung.

III. Perhitungan
Tiap tablet Dapson mengandung Dapson 50 mg.
Bobot tablet yang akan dibuat : 200 mg.
Jumlah tablet Dapson yang akan dibuat : 25.000 tablet
Untuk tiap tablet :
Fasa luar :
Magnesium Stearat

: 2,5 mg

Fasa dalam :
Ludipress = 200 mg 2,5 50 mg = 147,5 mg

Bahan-bahan dalam fase dalam ( tanpa zat aktif) : 147,5 mg

Maka:
Povidon 96,5 % = 142,34 mg
Lactose

3,5 % = 5,16 mg

Untuk ( 25.000 tablet )


Bobot granul teoritis :
Fasa dalam : Dapson = 50 mg x 25.000 = 1.250.000 mg
= 1.250 g
Povidon =142,34 mg x 25.000 = 3.558.500 mg = 3.558,5 g
Lactose = 5,16 mg x 25.000 = 129.000 mg
= 129 g
Fasa luar

: Mg stearat = 2,5 mg x 25.000 = 62.500 mg

= 62.5 g

JUMLAH: 5.000 g
IV. Penimbangan
1.

Propanolol

= 1.250 gram

2.

Povidon

= 3.558,5 gram

3. lactosa

= 129 gram

4. Mg stearat

= 62,5 gram

IV. Prosedur

1. Dapson dan bahan pembantu ditimbang sesuai dengan formula yang


dibuat.
2. Semua bahan kecuali Mg-stearat dicampur dengan
pencampur hingga homogen (20 menit)

menguunakan alat

3. Mg-stearat ditambahkan dan diaduk kembali (5 menit )


4. Hasil campuran dikempa langsung menjadi tablet
5. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang telah dicetak

Evaluasi yang dilakukan


V.1 sebelum dicetak
1. ( Kecepatan Alir ) : ditimbang beker glass kosong, lalu di set skala
pada posisi nol, dimasukkan granul ke corong dan alat dihidupkan .
dicatat waktu alir dan ditimbang beker glass berisi granul serta
dihitung aliran granul : Wt-Wo
t
2. ( Sudut Istirahat ) : Dilakukan prosedur yang sama seperti kecepatan
alir, setelah terbentuk seperti gundukan , diukur tinggi puncak taburan
granul, dan diukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan
granul . dan dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut
antara bidang datar dengan tinggi granul. Tan a = h/r
3. ( Penetapan Bobot Jenis Sejati ) : dilakukan dalam piknometer 10 ml
dengan menambahkan cairan pendispersi yang tidak melarutkan granul
atau serbuk.
4. ( Penetapan bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, kadar
kemampatan dan porositas ) : zat yang telah diuji kecepatan alir
dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml , dan dicatat volumenya. Serta
dilakukan pengetukan alat. Volume ketukan ke 10, 50 dan 500 ukur.
Lalu dilakukan perhitungan.

Kemudian bahan yang sudah homogen tadi dicetak dengan mesin cetak
tablet kempa . dicetak 1-3 tablet untuk ditimbang sebagai bahan percobaan. Jika
sudah sesuai maka dicetak kembali .
Tablet yang sudah jadi dipisahkan untuk dilakukan evaluasi terhadap
tablet yang telah dicetak.

V.2 Setelah dicetak


1. Penampilan
Tablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogenan zat warna atau
tidak, bentuk tablet, permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau bintikbintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter tebalnya menggunakan jangka
sorong.
3. Keseragaman bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu ditimbang masing-masing tablet, hitung bobot
rata-rata dan penyimpanan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet. Dihitung secara acak.
Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan bahan
yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm 2. Dihitung kekerasan
rata-rata dan standar deviasinya.
5. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Paramter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
selama waktu tertentu. Friabilias dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang
daya ikat seruk, terlalu banyak seerbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat,
masa cetak terlalu kering.
Diambil 20 tablet cetak, tablet dibersihkan dai debu kemmudian ditimbang.lalu
tablet dimasukkan dalam alat, dandinyalakan selama 4 menit kemudian tablet
dibersihkan kembali dan ditimbang lagi. Setelah itu dihitung friabilitasnya :
f = Wo-Wt x 100 %
Wo
6. Friksibillitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilitor terhadap 20 tablet yang diambil
secara acak. Parameter uji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan antara tablet
selama waktu tertentu.

Diambil 20 tablet, tablet dibersihkan dan ditimbang, dimasukkan ke dalam alat


dan dinyalakan selama 4 menit dan tablet dibersihkan dan ditimbang kembali
serta dihitung freksibilitasnya :
f = Wo-Wt x 100 %
Wo

7. Uji waktu hancur tablet tidak bersalut ( FI IV )


Disiapkan 6 tablet, dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dikeranjang,
kemudian masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan dijalankan alatnya.
Digunakan suhu air 37 derajat sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan
cairan laindalam masing-masing monografi. Pada akhir batas waktu seperti yang
tertera pada monografi. Diangkat keranjangnya dan diamati semua tablet : semua
tablet harus hancur sempurna, bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, diulangi
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus
hancur sempurna.

VI . KEMASAN/LABEL DAPSON
VI.1 Logo : Obat Keras

VI.2 Label :

BN

: 05084

MD

: Des 14

ED

: Des 15

No. Reg : GKL


VI.3 Penjelasan yang terdapat pada kemasan brosur produk :

BROSUR DAPSONE
Komposisi
Tiap tablet mengandung :
Dapsone................................................................................50 mg

Indikasi :
Dapson sebagai antibakteri. Obat ini digunakan untuk
mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis herpetiformis). Dapsone juga
dapat dikombinasikan dengan obat lain untuk mengobati penyakit Hansen.
Dapsone termasuk ke dalam kelas obat yang dikenal sebagai sulfones. Cara
kerjanya adalah dengan mengurangi pembengkakan (inflamasi) dan menghentikan
pertumbuhan bakteri.
Kontra indikasi

Hipersensitif terhadap dapson atau salah satu komponen obat ini

Wanita Hamil

Mempunyai tingkat enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)


yang rendah.

Dosis
Dapson tersedia dalam tablet dengan takaran 50mg dan 100mg. Dosis
yang dipakai tergantung pada jenis infeksi yang hendaknya dicegah. Kita harus
memakai dapson terus-menerus selama jumlah CD4 kita masih begitu rendah
sehingga kita dapat mengalami tokso atau PCP. Perhatikan bahwa kita harus pakai
obat lain bersamaan dengan dapson untuk mencegah penyakit tokso.
Tidak ada aturan makan untuk penggunaan dapson. Bila kita mengalami
sakit perut setelah memakai dapson, sebaiknya kita pakai bersama dengan makan
Efek Samping
Efek samping utama dari dapson adalah anemia. Ketidaknyamanan pada
perut juga agak umum. Sedikit orang mengalami rasa pegal pada kaki atau tulang
belakang, mual, muntah, sakit kepala, pusing, atau neuropati perifer (kesemutan
pada kaki dan tangan, lihat LI 555).
Jika kita memakai dapson, kita bisa menjadi lebih peka terhadap sinar matahari.
Bila ini terjadi, memakai krim antisinar matahari (sunblock) pada kulit dan/atau
memakai kacamata gelap. Periksa ke dokter jika kulitnya menjadi pucat atau
berwarna kuning, atau jika mengalami sakit tenggorokan, demam, atau ruam,
bahkan setelah beberapa minggu penggunaan dapson. Gejala ini mungkin
menandai reaksi obat yang berat.
Interaksi Obat

Dapson diuraikan oleh hati. Jadi obat ini dapat berinteraksi dengan obat
yang diuraikan oleh hati, termasuk sebagian besar obat antiretroviral
(ARV) yang dipakai untuk menyerang HIV. Namun, belum semua
interaksi ini diteliti. Ada kemungkinan dapson berinteraksi dengan
beberapa obat pengencer darah, obat penyakit jantung, obat antisawan
(antikonvulsi), dan antibiotik lain.

Tingkat dapson dalam darah dapat berkurang bila kita juga memakai
rifampisin, sebuah obat yang dipakai untuk TB (lihat LI 515) dan MAC
(LI 510). Lagi pula, ddI dapat mengurangi penyerapan dapson; memakai
dapson sedikitnya dua jam sebelum atau setelah minum ddI.

Risiko mengembangkan anemia adalah lebih tinggi jika kita memakai


dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya, misalnya AZT.

Risiko mengembangkan neuropati perifer adalah lebih tinggi jika kita


memakai dapson sekaligus dengan obat lain yang menyebabkannya,
misalnya ddI dan d4T. (www. Spiritia.or.id// Yayasan Spiritia berdasarkan
FS 533)

KEMASAN PRIMER

Logo

Label :

BN

: 05084

MD

: Des 14

ED

: Des 15

No. Reg : GKL

Komposisi : Tiap tablet mengandung : Dapsone 50mg

Indikasi : Untuk mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis


herpetiformis)

Cara penyimpanan : Simpan di tempat sejuk (15-25C) dan terlindung


dari cahaya

HET : 21,034

KEMASAN SEKUNDER

Logo :

Label : BN

MD

: Des 14

ED

: Des 15

No. Reg

: GKL

Generik

: 05084

Komposisi : Tiap tablet mengandung : Dapsone 50mg

Indikasi : Untuk mengobati beberapa jenis gangguan kulit (dermatitis


herpetiformis)

Dosis : Sesuai dengan petunjuk dokter

Cara penyimpanan : Simpan di tempat sejuk (15-25C) dan terlindung


dari cahaya

HET : 21,034

VII

DAFTAR PUSTAKA

Niazi, Sarfaraz K., 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing


Formulations, Second Edition Volume One : Compressed Solid Products, Informa
healthcare, New York, 511
Mutschler, Ernst, 1991, Dinamika Obat, Edisi Kelima, Penerbit ITB, Bandung,
606-607
Agoes, Goeswin, 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung,
198-206
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association, London, 48-50, 389-394, 725-730, 737-739
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 39, 771
Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed
Carstensen, J. T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms, John
Wiley & Sons, New York, p. 230.
Carstensen, J.T., and Ping Ching Can, 1977, Flow Rate and Repose Angles of Wet
Process Granulations, J. Pharm. Sci., 66 p. 1235-1328
Dep. Kes. RI, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta, 1979
Dep. Kes. RI, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta, 1995
Handbook of Pharmaceutical Excipients, p. 363.
Ohaus, 2001, Instruction Manual MB45 Moisture Analyzer, Ohaus Corporation
19A Chapin Road, Pine Brook, NJ 07058-9878, USA
Remmington, The Science And Practice Of Pharmacy, 19th Ed.
Sucker, H., 1982, Test Methods for Granulates, Pharm. Ind., 44, Nr. 3. p. 312
316.

The United States Pharmacopoeia, 1990, 22nd Ed., United States Pharmacopeial
Convention Inc., p. 1602.
Wells, J.I., 1988, Pharmaceutical Preformulation : The Physicochemical
Properties of Drug Substances, Ellis Horwood Ltd., England, p. 211-214

Anda mungkin juga menyukai