Anda di halaman 1dari 25

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KEGIATAN RENOVASI SARANA DAN PRASARANA GEDUNG
KANTOR PUSAT PENGEMBANGAN KESELAMATAN KERJA DAN
HIPERKES DAN KEGIATAN SOSIALISASI UNDANG-UNDANG
NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL TAHUN ANGGARAN 2004
PADA
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
DI
JAKARTA

Nomor

: 10/S/III-XI.3/02/2006

Tanggal : 2 Pebruari 2006

DAFTAR ISI

Hal
i
ii
1
1
1
1
2
2
3

Daftar Isi
Resume Hasil Pemeriksaan
Gambaran Umum
1.
Tujuan Pemeriksaan
2.
Sasaran Pemeriksaan
3.
Metode Pemeriksaan
4.
Jangka Waktu Pemeriksaan
5
Obyek Pemeriksaan
6.
Cakupan dan Hasil Pemeriksaan

II

Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern


1.
Lingkungan Pengendalian
2.
Penilaian Resiko
3.
Aktivitas Pengendalian
4.
Komunikasi dan Informasi
5.
Monitoring

4
4
4
5
6
6

III

Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut

IV

Temuan Pemeriksaan

1.

Hasil pekerjaan renovasi Gedung Laboratorium dan Gedung Asrama


Hiperkes senilai Rp.2.676.808.921,46 belum dimanfaatkan

2.

Beberapa item pekerjaan lebih tinggi dari seharusnya serta terdapat


kekurangan pekerjaan atas pelaksanaan renovasi Gedung Pusat
Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes seluruhnya senilai
Rp63.145.827,28

3.

Terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp18.180.000,00 kepada


rekanan pelaksana kegiatan Sosialisasi Undang-undang Nomor 2 Tahun
2004

13

4.

Prosedur perhitungan biaya langsung personil pada kegiatan Sosialisasi


Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 senilai Rp 1.440.000.000,00 tidak
mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan

15

Lampiran-lampiran
Lampiran : Kekurangan pekerjaan renovasi Hiperkes

18

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E perubahan ketiga Undang-undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 2 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1973, Badan Pemeriksa Keuangan telah memeriksa
pelaksanaan anggaran kegiatan Renovasi Sarana dan Prasarana Gedung
Kantor Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes dan Kegiatan
Sosialisasi Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Tahun Anggaran 2004 pada
Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi dan Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi di
Jakarta.
Audit atas pengelolaan anggaran tersebut dilakukan dengan berpedoman
pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI pada
tahun 1995.
Tanpa mengurangi keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai,
hasil pemeriksaan masih menemukan kelemahan-kelemahan:
1. Analisa atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern yang meliputi unsurunsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan
komunikasi dan informasi pada Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi dan Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial atas pelaksanaan
kegiatan renovasi gedung hiperkes dan kegiatan sosialisasi UU belum
memadai sehingga pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan secara taat
azas.
2. Temuan Pemeriksaan yaitu:
a. Beberapa item pekerjaan lebih tinggi dari seharusnya serta terdapat
kekurangan pekerjaan atas pelaksanaan renovasi Gedung Pusat
Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes seluruhnya senilai
Rp63.145.827,28 yang terdiri dari harga satuan pekerjaan dalam kontrak
lebih tinggi dari seharusnya senilai Rp8.942.108,28 dan kekurangan
pekerjaan senilai Rp54.203.719,00. Kondisi tersebut tidak sesuai
dengan Kontrak No. SPK.383/BLF-SES/IX/2004 tanggal 30 September
2004 dan Adendum kontrak No. AMD.1720.A/BLF-SES/XI/2004 tanggal
22 Nopember 2004 Pasal 5 ayat 2 mengenai prestasi pekerjaan.
Kekurangan pekerjaan tersebut terjadi karena Konsultan Pengawas dan
Tim

Asisten

Teknis

pengawas

lapangan

lalai,

tidak

cermat
3

melaksanakan

tugasnya,

dan

Panitia

Pelelangan

Pengadaan

Barang/Jasa kurang cermat dalam melaksanakan tugasnya.


b. Terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp 18.180.000,00 atas
pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004
sehingga merugikan negara. Kondisi tersebut tidak sesuai Keppres No.
42 Tahun 2002 Pasal 12 ayat 2. Kelebihan pembayaran tersebut terjadi
karena Pimpro Peningkatan Sumberdaya Hubungan Industrial dan
Kesejahteraan Tenaga Kerja kurang cermat dalam melaksanakan serah
terima hasil pekerjaan.
c. Hasil pekerjaan renovasi Gedung Laboratorium dan Gedung Asrama
Hiperkes senilai Rp2.676.808.921,00 belum dimanfaatkan sehingga
tujuan dari perenovasian gedung tersebut belum tercapai. Kondisi
tersebut tidak sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 44, Keppres No. 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Pasal 10
butir b, dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) kegiatan renovasi
gedung hiperkes. Belum dimanfaatkannya gedung yang telah direnovasi
tersebut terjadi karena peralatan dan perlengkapan kantor untuk
gedung-gedung tersebut belum tersedia.
d. Prosedur perhitungan biaya langsung personil kegiatan Sosialisasi
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 senilai Rp1.440.000.000,00 tidak
mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan sehingga kewajaran
harganya diragukan. Kondisi tersebut tidak sesuai Surat Edaran
Bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen
Keuangan No.1203/D.II/03/2000 dan SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret
2000 tentang Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Prosedur pengadaan yang tidak mengacu kepada ketentuan tersebut
terjadi karena panitia pengadaan barang/jasa tidak sepenuhnya
melaksanakan

ketentuan

tentang

pengadaan

barang/jasa

dan

pengawasan pimpinan proyek lemah.

Atas masalah tersebut BPK-RI menyarankan agar:


a. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi menginstruksikan secara tertulis
kepada Kepala Balitfo supaya melengkapi peralatan laboratorium dan
perlengkapan

asrama

dan

segera

memanfaatkan

asrama

dan

laboratorium hasil pekerjaan renovasi tersebut.


4

b. Kepala Balitfo menginstruksikan secara tertulis kepada Sekretaris Balitfo


supaya:
1) Mempertanggungjawabkan ketidakhematan senilai Rp8.942.108,28,
jika tidak dapat dipertanggungjawabkan ditarik dan disetor ke kas
negara.
2) Menarik kembali kelebihan pembayaran senilai Rp54.203.719,00
dari kontraktor PT Daya Merry Persada dan menyetorkannya ke kas
negara dan/atau kelebihan pembayaran tersebut dikompensasikan
dalam bentuk penambahan pekerjaan.
c. Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial menginstruksikan secara tertulis
kepada Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial supaya
memerintahkan Pimpro Peningkatan Sumberdaya Hubungan Industrial
dan Kesejahteraan TK menarik kembali kelebihan pembayaran dari PT
Diksa

Intertama

Consultant

sebesar

Rp

18.180.000,00

dan

menyetorkannya ke Kas Negara dan copy bukti setor disampaikan


kepada BPK-RI. Selanjutnya pengawasan dan pengendalian oleh
Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial lebih ditingkatkan
untuk mencegah terjadinya hal yang sama.
d. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial agar menginstruksikan Sesditjen
Pembinaan Hubungan Industrial memberikan teguran tertulis, yang
tembusannya disampaikan kepada atasan langsung, kepada panitia
pengadaan barang/jasa yang tidak cermat dan teliti dalam menghitung
biaya

langsung

personil

dan

pengawasan

Pimpro

Peningkatan

Sumberdaya Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja


lebih ditingkatkan untuk mencegah hal yang sama terulang di masa
mendatang.
Hasil pemeriksaan secara lengkap disajikan pada halaman terlampir.

Jakarta,

2006

Penanggung Jawab

Drs. Mahendro Sumardjo, MM


NIP 240001895

HASIL PEMERIKSAAN
I.

Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan
Untuk menguji dan menilai apakah:
a. Informasi keuangan yang disajikan telah sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan;
b. Kegiatan

pengelolaan

DPKK

telah

mematuhi

persyaratan

kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku;


c. Pelaksanaan kegiatan proyek telah mematuhi persyaratan dan
peraturan tertentu;
d. Sistem pengendalian intern telah dirancang dan dilaksanakan
secara memadai untuk mencapai tujuan pengendalian.

2. Sasaran Pemeriksaan
a. Penyajian

informasi

keuangan

(pertanggungjawaban

dan

pelaporan);
b. Pelaksanaan kegiatan penggunaan DPKK;
c. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;
d. Sistem pengendalian intern dan pengawasan.

3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen dan buktibukti pertanggungjawaban keuangan, wawancara dan konfirmasi
kepada pejabat terkait dan pemeriksaan fisik di lapangan.

4. Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan dilakukan selama 22 hari kerja terhitung mulai tanggal 8
Agustus 2005 sampai dengan 8 September 2005 berdasarkan Surat
Tugas BPK-RI Nomor 56/ST/III-XI.3/7/2005 Tanggal 15 Juli 2005.

5. Objek Pemeriksaan
Obyek pemeriksaan adalah kegiatan Renovasi Sarana dan
Prasarana Gedung Kantor Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja
dan Hiperkes dan Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial.
Kegiatan Renovasi Sarana dan Prasarana Gedung Kantor Pusat
Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes bersumber dari
anggaran Daftar Isian Kegiatan Suplemen Dana Pengembangan dan
Keahlian Tenaga Kerja Indonesia (DIKS-DPKKTKI) pada Badan
Penelitian Pengembangan dan Informasi.
Sedangkan Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial yang bersumber dari Proyek Peningkatan Sumber Daya
Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja pada Direktorat
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi di Jakarta.
Adapun tujuan dan sasaran dari penggunaan anggaran tersebut adalah:
No.
Nama Kegiatan
1. Renovasi
sarana
dan
prasarana Gedung Kantor
Pusat
Pengembangan
Keselamatan Kerja dan
Hiperkes

2.

Sosialisasi
Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 2
Tahun
2004
tentang
Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial

Tujuan Kegiatan
Untuk mewujudkan kondisi
lingkungan kerja yang nyaman,
tenaga kerja yang sehat dan produktif
serta terpenuhinya tenaga ahli dan
peralatan yang sesuai dengan
perkembangan teknologi dengan
kegiatan utama meliputi renovasi
pada asrama, laboratorium, kantor,
prasarana, perencanaan dan supervisi.

Tersosialisasikannya pemahaman
tentang materi Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubung-an
Industrial di 32 lokasi secara
menyeluruh dan merata terutama bagi
para pelaku hubungan industrial dan
aparat penyelenggaraan peradilan
perselisihan hubungan industrial.

Sasaran Kegiatan
Sasaran dari perenovasian
Hiperkes adalah:
1. Perbaikan drainage dan
pengendalian banjir.
2. Renovasi Kantor Gedung
Utama Hiperkes.
3. Renovasi dan penambahan
Gedung Laboratorium.
4. Memfungsikan asrama yang
terbengkalai.
5. Penataan lingkungan.
1. Didapatkan pemahaman
publik mengenai ketentuan
dan pemikiran yang termuat
dalam UU No. 2 Tahun 2004
tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan
Industrial.
2. Menggali permasalahan dan
mencari solusi atas kendala
dalam pelaksanaan UU
tersebut.

Berikut ini adalah realisasi anggaran untuk kedua kegiatan


dimaksud :
No

Jenis Kegiatan

Anggaran (Rp)

1.

Renovasi Sarana dan Prasarana Gedung


Kantor Pusat Pengembangan Keselamatan
Kerja dan Hiperkes

9,800,372,000

2.

Sosialisasi Pelaksanaan Undang-undang


Nomor
2 Tahun 2004
tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial

5,428,050,000

15,228,422,000

Jumlah

Realisasi Keuangan
(Rp)
%
9,738,630,000
99.37

5,427,300,000

15,165,930,000

100.00

99.59

100.00

kegiatan Renovasi Sarana dan Prasarana Gedung Kantor Pusat


Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes sampai dengan
tanggal 31 Desember 2004 mencapai Rp9.738.630.000,00 atau 99,37%
dari anggaran sebesar Rp9.800.372.000,00 dengan prosentase fisik
sebesar 100%.
Sedangkan kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 mencapai Rp
atau

99,99%

dari

anggaran

100.00

99.99

Data di atas menunjukkan bahwa realisasi anggaran untuk

5.427.300.000,00

Fisik %

sebesar

Rp

5.428.050.000,00 dengan prosentase fisik sebesar 100%.

6. Cakupan dan Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan


Data secara rinci tentang anggaran, realisasi, nilai yang diperiksa dan
nilai penyimpangan dimuat dalam daftar berikut ini:

DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN


TAHUN ANGGARAN 2004
ATAS
KEGIATAN RENOVASI SARANA DAN PRASARANA GEDUNG KANTOR PUSAT PENGEMBANGAN KESELAMATAN KERJA DAN HIPERKES DAN
KEGIATAN SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
TAHUN ANGGARAN 2004
PADA
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI DAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
DI
JAKARTA

No.

1
I

II

Jumlah/
Target
Anggaran
(Rp)
2
Gabungan kegiatan
15.228.422.000

Kegiatan Renovasi
9.800.372.000

Realisasi
Anggaran
(Rp)
(%)
3

Nilai
Total
Rincian
Kode
Temuan/
Yg Diperiksa Penyimpangan
(Rp)
(Rp)
Penyimpangan
(%)
(%)
4
5
6
7

15.165.930.000

14.407.633.500

4.198.134.748

99,59%

95,00%

29,14%

9.738.630.000

9.251.698.500

2.739.954.748

99,37%

95,00%

29,62% Penyimpangan
Terhadap
Kriteria/
Peraturan
yang ditetapkan

Indikasi
Kerugian
Negara
(Rp)
8

Kekurangan
Penerimaan
Negara
(Rp)
9

Uang
tidak Dapat
dipertanggung
jawabkan
10

Pem
Efekborosan tivitas

11

81.325.827
0,56%

4.116.808.921
28,57%

63.145.827
0,68%

2.676.808.921
28,93%

2.676.808.921
28,93%

63.145.827
0,68%

12

0,00%

Keterangan

13

- Hasil Pemeriksaan Gabungan Kegiatan


-

- Hasil Pemeriksaan Kegiatan Renovasi

1 Hasil
pekerjaan
renovasi
Gedung
Laboratorium dan Gedung Asrama Hiperkes
senilai
Rp2.676.808.921,00
belum
dimanfaatkan
Halaman : 7.

2 Beberapa item pekerjaan lebih tinggi dari


seharusnya serta terdapat kekurangan
pekerjaan
atas
pelaksanaan
renovasi
Gedung Pusat Pengembangan Keselamatan
Kerja dan Hiperkes seluruhnya senilai
Rp63.145.827,28
Halaman : 9.

No.

1
III

Jumlah/
Target
Anggaran
(Rp)
2
Kegiatan Sosialisasi
5.428.050.000

Realisasi
Anggaran
(Rp)
(%)
3

Nilai
Total
Rincian
Kode
Temuan/
Yg Diperiksa Penyimpangan
(Rp)
(Rp)
Penyimpangan
(%)
(%)
4
5
6
7

5.427.300.000

5.155.935.000

99,99%

95,00%

1.458.180.000

28,28% Penyimpangan
Terhadap
Kriteria/
Peraturan yang
ditetapkan

Indikasi
Kerugian
Negara
(Rp)
8

Kekurangan
Penerimaan
Negara
(Rp)
9

18.180.000
0,35%

18.180.000
0,35%

Uang
tidak Dapat
dipertanggung
jawabkan
10

Pem
Efekborosan tivitas

11

1.440.000.000
27,93%

1.440.000.000
27,93%

12

Keterangan

13

- Hasil Pemeriksaan Kegiatan Sosialisasi

3 Terdapat kelebihan pembayaran sebesar


Rp18.180.000,00 kepada rekanan pelaksana
kegiatan Sosialisasi Undang-undang Nomor
2 Tahun 2004
Halaman : 13.

4 Prosedur
perhitungan
biaya langsung
personil pada kegiatan Sosialisasi Undangundang Nomor 2 Tahun 2004 senilai
Rp1.440.000.000,00 tidak mengacu kepada
ketentuan yang telah ditetapkan
Halaman : 15.

II. Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern


Pemeriksaan terhadap Sistem Pengendalian Intern (SPI) untuk kedua
kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan pokok-pokok pengujian
SPI kerangka Coso yang meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan

pengendalian

pada

kedua

kegiatan

tersebut

belum

memadai, karena setiap kebijakan dan perencanaan atas kegiatan


belum seluruhnya dapat dilaksanakan secara efektif. Hal tersebut
tampak pada pelaksanaan beberapa item pekerjaan renovasi gedung
yang tidak sesuai dengan kontrak yang telah ditandatangani. Selain itu
pada kegiatan sosialisasi Undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dalam penetapan biaya
langsung personil dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
tidak berdasarkan pada daftar gaji (audited payroll) sesuai dengan
peraturan

yang

tertuang

dalam

Surat

Edaran

Bersama

Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen Keuangan No.


1203/D.II/03/2000 dan SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang
Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

(RAB) Untuk Jasa

Konsultasi.

2. Penilaian Resiko
Tujuan dan sasaran kedua kegiatan tersebut telah sesuai dengan misi
penggunaan anggaran kegiatan tersebut yaitu untuk membangun sektor
ketenagakerjaan melalui pengembangan keselamatan kerja dan higiene
perusahaan, ergonomi dan kesehatan kerja serta pemasyarakatan
hubungan industrial.
Berdasarkan penilaian resiko atas pelaksanaan dan pemanfaatan
kegiatan renovasi diketahui bahwa perencanaan kegiatan belum
sepenuhnya memperhitungkan sarana pendukung dan perlengkapan
kantor sehingga terdapat beberapa gedung hasil kegiatan renovasi yang
belum dapat dimanfaatkan.

3. Aktivitas Pengendalian
Penilaian lebih lanjut atas aktivitas pengendalian diketahui adanya
beberapa kelemahan antara lain:
a. Perencanaan
Perencanaan

kedua

kegiatan

tersebut

belum

dibuat

secara

profesional, sehingga antara rencana dan pelaksanaan belum


sepenuhnya mengarah pada efisiensi. Hal tersebut tampak pada
pelaksanaan beberapa item pekerjaan dalam kegiatan renovasi
gedung Pusbang KK dan Hiperkes yang tidak sesuai dengan kontrak
dan penyusunan biaya langsung personil pada kegiatan Sosialisasi
UU No.2 Tahun 2004 yang tidak mengacu pada daftar gaji.

b. Pelaporan
Penyampaian laporan kegiatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan
yang

berlaku.

Tim

pengawas

lapangan

setiap

minggu

menyampaikan perkembangan hasil pekerjaan kepada pimpinan


proyek/penanggung jawab kegiatan yang kemudian diteruskan
kepada Sekretaris Ditjen/Badan. Kemudian Sekretaris Ditjen/Badan
menyampaikan perkembangan kegiatan kepada Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi sebagai bahan evaluasi dan pengambilan
keputusan.

c. Pengawasan intern
Pengawasan oleh Atasan Langsung Bendaharawan DIK-S DPKKTKI
Balitfo dan Pimpro Peningkatan Sumber Daya Hubungan Industrial
dan Kesejahteraan Tenaga Kerja belum dilakukan secara optimal.
Hal tersebut tampak pada pelaksanaan beberapa item pekerjaan
renovasi gedung yang tidak sesuai dengan kontrak yang telah
ditandatangani dan penyusunan HPS pekerjaan jasa konsultansi
tidak

mengacu

pada

ketentuan

Bappenas

dan

Departemen

Keuangan.

10

4. Komunikasi dan Informasi


Komunikasi dan informasi di lingkungan Balitfo dan Ditjen PHI telah
dilaksanakan secara memadai. Selama ini proses komunikasi dan
informasi dilakukan melalui pengumpulan data, penyebaran quesioner
dan monitoring pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya data tersebut
diproses dan dilaporkan kepada Pimpinan sebagai bahan masukan,
analisa dan evaluasi untuk perencanaan kegiatan yang akan datang.

5. Monitoring
Pengawasan oleh Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial,
Atasan Langsung Bendaharawan DIK-S DPKKTKI Balitfo dan Pimpro
Peningkatan Sumber Daya Hubungan Industrial dan Kesejahteraan
Tenaga Kerja belum dilakukan secara optimal. Hal tersebut tampak
antara lain pada pelaksanaan beberapa item pekerjaan renovasi
Gedung Pusbang KK dan Hiperkes yang tidak sesuai dengan kontrak,
dan belum dimanfaatkannya asrama dan laboratorium yang telah
direnovasi.

III. Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut


DIKS-DPKKTKI Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi
terakhir diperiksa oleh BPK-RI pada Tahun 2003 berdasarkan Surat Tugas
BPK-RI

Nomor

103/ST/III.XI.3/10/2003

tanggal

30

Oktober

2003.

Berdasarkan Rapat Pra Pembahasan Tindak Lanjut (Pra PTL) tanggal 16


Januari 2004 ditetapkan bahwa seluruh temuan dinyatakan telah selesai
ditindaklanjuti.
Proyek

Peningkatan

Sumber

Daya

Hubungan

Industrial

dan

Kesejahteraan Tenaga Kerja terakhir diperiksa oleh BPK-RI pada Tahun


2004 berdasarkan Surat Tugas BPK-RI Nomor 46/ST/III-XI.3/6/2004 tanggal
30 Juni 2004. Berdasarkan Rapat Pra PTL tanggal 8 April 2005 ditetapkan
bahwa seluruh temuan dinyatakan telah selesai ditindaklanjuti.

11

IV. Temuan Pemeriksaan


1. Hasil pekerjaan renovasi Gedung Laboratorium dan Gedung Asrama
Hiperkes senilai Rp 2.676.808.921,46 belum dimanfaatkan
Pada Tahun Anggaran 2004 Badan Penelitian Pengembangan dan
Informasi

(Balitfo)

(Depnakertrans)

Departemen

melalui

Daftar

Tenaga
Isian

Kerja
Kegiatan

dan

Transmigrasi

Suplemen

Dana

Pengembangan Keahlian dan Keterampilan Tenaga Kerja Indonesia (DIKSDPKKTKI) telah melakukan perikatan perjanjian dengan PT Daya Merry
Persada untuk melaksanakan pekerjaan Renovasi Sarana dan Prasarana
Gedung Kantor Pusbang KK & Hiperkes.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut dituangkan dalam Kontrak No.
SPK.383/BLF-SES/IX/2004

tanggal 30 September 2004 dengan nilai

sebesar Rp 9.177.400.000,00. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan


selama 75 (tujuh puluh lima) hari kalender terhitung sejak tanggal 30
September 2004 s.d 13 Desember 2004. Berdasarkan surat Konsultan
Pengawas (PT Cipta Multi Kreasi) No. 49/CMK/XI/2004 tanggal 10
Nopember 2004 perihal usulan perubahan penambahan/pengurangan
volume pekerjaan, telah dilakukan adendum kontrak (Amandemen I)
dengan No. AMD.1720.A/BLF-SES/XI/2004 tanggal 22 Nopember 2004,
sehingga

nilai

kontrak

setelah

adendum

menjadi

sebesar

Rp

9.177.620.000,00. Pembayaran pekerjaan dilakukan dalam 2 (dua) termin.


Berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) kedua dengan No.
BA.645.A/BLF-SES/XII/2004 tanggal 13 Desember 2004, dinyatakan bahwa
pekerjaan telah selesai 100% dan telah dilakukan pembayaran penuh
(lunas)

terakhir

dengan

Surat

Perintah

Membayar

(SPM)

No.

884424/088/118 Tanggal 21 Desember 2004.


Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 18 Agustus 2005 menunjukkan
bahwa:
a. Pekerjaan renovasi tersebut seluruhnya telah selesai dilaksanakan yang
meliputi perenovasian drainage, gedung kantor, gedung asrama/mess
dan gedung laboratorium.
b. Terdapat hasil renovasi sarana dan prasarana Gedung Kantor Pusbang
KK & Hiperkes senilai Rp2.676.808.921,46 belum dimanfaatkan yaitu:

12

No

Uraian

Nilai pekerjaan (Rp.)

1 Gedung Asrama/Mess

825,961,270.72

2 Gedung Laboratorium

1,850,847,650.74

Jumlah

2,676,808,921.46

Gedung-gedung tersebut dalam keadaan kotor, berdebu dan tidak


terawat. Tim Teknis Pengawas Renovasi Hiperkes menjelaskan bahwa
keadaan tersebut terjadi karena sarana pendukung untuk gedung-gedung
tersebut yaitu peralatan dan perlengkapan kantor (meubelair dan air
conditioner) belum tersedia. Selain itu khusus untuk mobilisasi peralatan
laboratorium KK dan Hiperkes dari gedung laboratorium lama ke gedung
yang baru membutuhkan biaya yang relatif besar. Sehingga sampai dengan
pemeriksaan berakhir pada tanggal 8 September 2005, gedung-gedung
tersebut belum dimanfaatkan oleh Pusbang KK & Hiperkes.

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan:


a. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 44 yang menetapkan bahwa Pengguna Barang dan/atau Kuasa
Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik
negara/daerah yang berada dalam penguasaannya dengan sebaikbaiknya.
b. Keppres RI No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara Pasal 10 butir b menetapkan
bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsipprinsip

efektif,

terarah

dan

terkendali

sesuai

dengan

rencana,

program/kegiatan, serta fungsi setiap Departemen/Lembaga Pemerintah


Non Departemen.
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) menetapkan bahwa tujuan
pekerjaan renovasi tersebut adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai
Pusbang KK & Hiperkes dan meningkatkan layanan kepada masyarakat
dalam bidang perlindungan tenaga kerja melalui penelitian dan
pengembangan standar-standar serta pengujian keselamatan kerja dan
hiperkes.

13

Keadaan tersebut mengakibatkan tujuan dari renovasi Gedung Kantor


Pusbang KK & Hiperkes senilai Rp2.676.808.921,00 belum tercapai.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena sarana pendukung gedunggedung tersebut berupa peralatan dan perlengkapan kantor (meja, kursi,
lemari, tempat tidur dan lain-lain) belum tersedia.

Atasan Langsung Bendaharawan DIKS DPKKTKI Balitfo menjelaskan


bahwa

beberapa

ruangan

atau

gedung

tersebut

memang

belum

dimanfaatkan karena sarana dan prasarana belum ada terutama untuk


asrama. Untuk hal tersebut, Balitfo telah mengusulkan pengadaan sarana
dan prasarana gedung dimaksud dalam Program ABT TA 2005.

BPK-RI menyarankan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


menginstruksikan secara tertulis kepada Kepala Balitfo supaya melengkapi
peralatan

laboratorium

dan

perlengkapan

asrama

dan

segera

memanfaatkan asrama dan laboratorium hasil pekerjaan renovasi tersebut.

2. Beberapa item pekerjaan lebih tinggi dari seharusnya serta terdapat


kekurangan pekerjaan atas pelaksanaan renovasi Gedung Pusat
Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiperkes seluruhnya senilai
Rp63.145.827,28
Pusat Pengembangan Keselamatan Kerja dan Hiegine Perusahaan
dan Kesehatan Kerja (Pusbang KK & Hiperkes) merupakan unit Eselon II di
lingkungan Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo)
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) yang
mempunyai tugas dan fungsi antara lain perlindungan tenaga kerja melalui
penelitian dan pengembangan standar-standar serta pengujian keselamatan
kerja dan hiperkes. Kompleks kantor Pusbang KK & Hiperkes terdiri atas 5
gedung, yaitu: Kantor Pusat, Asrama/Mess, Laboratorium, Balai KK dan
Hiperkes DKI Jakarta dan Gedung JICA yang dibangun atas kerjasama
Pemerintah Indonesia dan Jepang pada tahun 1979.
Kondisi sebagian besar gedung-gedung ini cukup memprihatinkan,
terutama mess dan gedung kantor yang sudah berusia sekitar 25 tahun.
Exterior, lantai, plafon, kamar mandi, perkabelan listrik dan telepon serta
14

saluran sanitasi atau pembuangan banyak yang sudah rusak dan tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut diperparah
dengan banjir tahunan yang sering terjadi dan merendam lantai dasar
kantor sampai dengan 60 cm. Banjir ini tidak dapat ditanggulangi secara
parsial karena kompleks kantor ini terletak dibawah elevasi jalan raya dan
saluran kota, sehingga berfungsi sebagai kantong banjir. Kondisi di atas
membawa dampak negatif dalam pembangunan kinerja pegawai Pusbang
KK & Hiperkes dan pemberian layanan kepada masyarakat, sehingga
renovasi terhadap kompleks perkantoran tersebut merupakan sesuatu yang
sangat mendesak.
Untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan Renovasi Sarana dan
Prasarana Gedung Kantor Pusbang KK & Hiperkes, Balitfo Depnakertrans
membentuk Panitia Pelelangan Pengadaan Barang/Jasa sesuai Surat
Keputusan Sekretaris Balitfo No.KEP 73/BLF/III/2004 tanggal 29 Maret
2004. Selanjutnya, Balitfo mengadakan perikatan perjanjian dengan
pemenang lelang yaitu PT Daya Merry Persada untuk melaksanakan
pekerjaan renovasi tesebut yang dibebankan pada anggaran Daftar Isian
Kegiatan Suplemen Dana Pengembangan Keahlian dan Keterampilan
Tenaga Kerja Indonesia (DIKS-DPKKTKI) TA 2004.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut dituangkan dalam Kontrak No.
SPK.383/BLF-SES/IX/2004

tanggal 30 September 2004 dengan nilai

sebesar Rp 9.177.400.000,00. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan


adalah selama 75 (tujuh puluh lima) hari kalender terhitung sejak tanggal 30
September 2004 s.d 13 Desember 2004 dan masa pemeliharaan selama 90
hari serta adendum kontrak (Amandemen I) No. AMD.1720.A/BLFSES/XI/2004 tanggal 22 Nopember 2004, dengan nilai kontrak setelah
adendum menjadi sebesar Rp 9.177.620.000,00. Pembayaran pekerjaan
dilakukan dalam 2 (dua) termin. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima
(BAST) kedua dengan No. BA.645.A/BLF-SES/XII/2004 tanggal 13
Desember 2004, dinyatakan bahwa pekerjaan telah selesai 100% dan telah
dibayar

lunas

terakhir

dengan

Surat

Perintah

Membayar

No.884424/088/118 Tanggal 21 Desember 2004.


Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan renovasi telah ditunjuk
konsultan pengawas yaitu PT Cipta Multi Kreasi sesuai kontrak No.
SPK.381/BLF-SES/IX/2004 tanggal 30 September 2004. Selain itu, sesuai

15

Surat Keputusan Sekretaris Balitfo No.75/BLF/III/DIK-S/2004 tanggal 29


Maret 2004 telah dibentuk Tim Asisten Teknis Pengawas Lapangan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak dan fisik pada tanggal 19
dan 22 Agustus 2005 yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Fisik
yang ditandatangani oleh PT Daya Merry Persada selaku rekanan
pelaksana pekerjaan, Tim Asisten Teknis, dan Tim Pemeriksa BPK-RI
menunjukkan bahwa:
a.

Beberapa item pekerjaan yang tercantum dalam anggaran biaya


(RAB) kontrak tidak didukung dengan analisa harga satuan (AHS).
Atas item-item pekerjaan tersebut telah dilakukan perhitungan
bersama antara Tim Pemeriksa, Tim Asisten Teknis dan Panitia
Pelelangan Pengadaan Barang dan Jasa dan ternyata harga
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak lebih tinggi dari seharusnya
senilai Rp 8.942.108,28 dengan rincian sebagai berikut:
Harga Satuan

1 Pintu Single Kayu - P1


2 Pintu
Single Double
Teakwood - PU1
3 Pintu
Single Double
Teakwood - PT1
4 Pintu Single PVC - PT2
5 Pintu Double Teakwood
- PU2 & PU2'

1,949,811.20
1,949,811.20

Hasil
Perhitungan
Tim
1,771,022.54
1,777,027.62

1,750,000.00

6 Pintu Double Aluminium PA2' & PA2


7 Pintu Double Aluminium PJ2
8 Jendela Aluminium JA5
9 Jendela Aluminium JA4
10 Jendela Aluminium JA3
11 Jendela Aluminium JA2
12 Jendela Aluminium JA2'
13 Jendela Aluminium JA1
14 Jendela Aluminium - J2K

No.

Deskripsi Pekerjaan
Kontrak

Selisih

Volum e

Jum lah (Rp.)

178,788.66
172,783.58

8
10

1,430,309.28
1,727,835.80

1,608,580.55

141,419.45

14

1,979,872.30

550,000.00
3,789,731.20

588,500.00
2,955,994.96

(38,500.00)
833,736.24

14
11

(539,000.00)
9,171,098.64

3,156,122.40

2,976,739.34

179,383.06

717,532.24

3,789,731.20

3,676,261.23

113,469.97

226,939.94

3,000,000.00

2,949,395.02

50,604.98

2,400,000.00

2,600,530.00

(200,530.00)

(802,120.00)

1,800,000.00

2,326,819.98

(526,819.98)

(526,819.98)

1,200,000.00

1,833,359.96

(633,359.96)

(5,066,879.68)

1,750,000.00

1,409,827.50

340,172.50

1,000,000.00

1,143,341.48

(143,341.48)

10

1,300,000.00

986,295.04

313,704.96

21

1,062,704.58

680,345.00
(1,433,414.80)
313,704.96

Total

b.

8,942,108.28

Terdapat beberapa jenis pekerjaan yang volume pekerjaannya tidak


sesuai dengan volume pekerjaan yang ditetapkan dalam kontrak
senilai Rp54.203.719,00 yaitu:
16

No.

Pekerjaan Renovasi

Nilai Kekurangan Pekerjaan (Rp.)

Bangunan Kantor

13.145.777,00

Laboratorium

16.840.085,00

Asrama

11.481.307,00

Taman

12.736.550,00

Jumlah

54.203.719,00

Rincian kekurangan pekerjaan lihat lampiran I.

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan:


a. Kontrak No. SPK.383/BLF-SES/IX/2004

tanggal 30 September 2004

dan Adendum kontrak No. AMD.1720.A/BLF-SES/XI/2004 tanggal 22


Nopember 2004.
b. Lampiran Keppres No. 80 Tahun 2003 pada Bagian (D.) Pelaksanaan
Kontrak huruf (f) pembayaran prestasi pekerjaan dinyatakan bahwa
pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dapat dilakukan
dengan sistem bulanan atau sistem termin yang didasarkan pada
prestasi pekerjaan sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak.

Kondisi tersebut diatas mengakibatkan terjadi kelebihan pembayaran


sebesar Rp54.203.719,00 dan ketidakhematan penggunaan keuangan
negara sebesar Rp8.942.108,28.

17

Keadaan tersebut di atas disebabkan :


a. Konsultan Pengawas dan Tim Asisten Teknis Pengawas Lapangan lalai,
tidak cermat melaksanakan tugasnya.
b. Panitia pelelangan pengadaan barang/jasa kurang cermat dalam
mengevaluasi harga satuan yang terdapat dalam anggaran biaya.
c. Pengawasan dan pengendalian oleh Sekretaris Balitfo selaku Atasan
Langsung Bendaharawan DPKK Balitfo lemah.

Atas masalah tersebut, Atasan Langsung Bendaharawan DIKS


DPKKTKI Balitfo menyatakan bahwa pada prinsipnya sependapat dengan
temuan pemeriksaan dan mengenai kekurangan pekerjaan dimaksud akan
diarahkan untuk penambahan daya listrik dan pembelian beberapa unit AC.

BPK-RI menyarankan kepada Kepala Balitfo agar menginstruksikan


secara tertulis kepada Sekretaris Balitfo supaya :
a. Mempertanggungjawabkan ketidakhematan senilai Rp8.942.108,28, jika
tidak dapat dipertanggungjawabkan ditarik dan disetor ke kas negara.
b. Menarik kembali kelebihan pembayaran senilai Rp54.203.719,00 dari
kontraktor PT Daya Merry Persada dan menyetorkannya ke kas negara
dan/atau kelebihan pembayaran tersebut dikompensasikan dalam
bentuk penambahan pekerjaan.

3. Terdapat kelebihan pembayaran sebesar Rp18.180.000,00 kepada


rekanan pelaksana kegiatan Sosialisasi Undang-undang Nomor 2
Tahun 2004
Pada
Hubungan

Tahun
Industrial

Anggaran
(Ditjen

2004
PHI)

Direktorat

Jenderal

Departemen

Tenaga

Pembinaan
Kerja

dan

Transmigrasi melalui Proyek Peningkatan Sumberdaya Hubungan Industrial


dan Kesejahteraan TK (Proyek PPSDHIK) telah melakukan perikatan
perjanjian dengan PT Diksa Intertama Consultant untuk melaksanakan
kegiatan Sosialisasi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dengan nilai kontrak
sebesar

Rp5.427.300.000,00

sebagaimana

tertuang

dalam

Kontrak

No.66/PHI/ PPSDHIK/XI/2004 tanggal 12 Nopember 2004 dan Adendum


Kontrak No.66/PHI/PPSDHIK/XI/04 tanggal 12 Nopember 2004. Jangka
18

waktu penyelesaian pekerjaan tersebut selama 35 (tiga puluh lima) hari


kalender terhitung sejak tanggal 12 Nopember 2004 s.d 16 Desember 2004.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) No. Tanggal
18B/PHI/ PPSDHIKTK/XII/2004 Tanggal 16 Desember 2004 pekerjaan
dinyatakan telah selesai 100% dan telah dibayar lunas dengan SPM No.
884735/088/118 Tanggal 22 Desember 2004.
Kegiatan sosialisasi tersebut diselenggarakan di 32 daerah/provinsi
seluruh Indonesia dengan nara sumber para Hakim Agung yang berasal
dari Mahkamah Agung RI dan pejabat teknis terkait dilingkungan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Untuk setiap lokasi kegiatan
diikuti oleh rata-rata 60 orang peserta yang berasal dari unsur-unsur
pekerja/buruh, pengusaha, organisasi serikat pekerja, dinas tenaga kerja,
pengadilan negeri dan pengadilan tinggi.
Pada tanggal 12 Agustus 2005 Tim Pemeriksa telah melakukan
konfirmasi secara uji petik kepada beberapa pengelola hotel tempat
pelaksanaan kegiatan dimaksud. Dari hasil konfirmasi diketahui terdapat
kelebihan pembayaran kepada rekanan sebesar Rp 18.180.000,00 dengan
rincian sebagai berikut:
No.
1
2
3
4

Tempat pelaksanaan
Hotel Grace Horizon Bengkulu
Hotel Pengeran Pekanbaru
Hotel Relat Indah Jayapura
The Patra Bali Resort & Villas

Kontrak
66,990,000
66,990,000
66,990,000
66,990,000

Pembayaran
senyatanya
62,950,000
61,580,000
62,300,000
62,950,000

Kelebihan
Pembayaran
(Rp.)
4,040,000
5,410,000
4,690,000
4,040,000
18,180,000

Hal tersebut di atas tidak sesuai Keppres No. 42 Tahun 2002 pasal 12
ayat 2 yang menyatakan bahwa belanja atas beban anggaran belanja
negara dilakukan atas hak dan bukti-bukti yang sah untuk memperoleh
pembayaran.

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadi kelebihan pembayaran kepada


rekanan sebesar Rp18.180.000,00.

19

Keadaan ini disebabkan:


a. Pimpro

Peningkatan

Sumberdaya

Hubungan

Industrial

dan

Kesejahteraan TK lalai, tidak cermat melaksanakan tugas kewajibannya.


b. Pengawasan dan pengendalian oleh Sekretaris Ditjen Pembinaan
Hubungan Industrial lemah.

Pimpro

Peningkatan

Sumberdaya

Hubungan

Industrial

dan

Kesejahteraan TK menyatakan akan mengupayakan untuk menarik


kelebihan pembayaran dari rekanan pelaksana pekerjaan.

BPK-RI menyarankan kepada Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial


agar menginstruksikan secara tertulis kepada Sekretaris Ditjen Pembinaan
Hubungan

Industrial

supaya

memerintahkan

Pimpro

Peningkatan

Sumberdaya Hubungan Industrial dan Kesejahteraan TK menarik kembali


kelebihan pembayaran dari

PT Diksa Intertama Consultant sebesar Rp

18.180.000,00 dan menyetorkannya ke Kas Negara dan copy bukti setor


disampaikan kepada BPK-RI. Selanjutnya pengawasan dan pengendalian
oleh Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial lebih ditingkatkan
untuk mencegah terjadinya hal yang sama.

4. Prosedur
Sosialisasi

perhitungan

biaya

Undang-Undang

1.440.000.000,00

tidak

langsung
Nomor

mengacu

personil
Tahun

kepada

pada

2004

ketentuan

kegiatan

senilai
yang

Rp
telah

ditetapkan

Pada
Hubungan

Tahun
Industrial

Anggaran
(Ditjen

2004
PHI)

Direktorat

Jenderal

Departemen

Tenaga

Pembinaan
Kerja

dan

Transmigrasi melalui Proyek Peningkatan Sumberdaya Hubungan Industrial


dan Kesejahteraan TK (Proyek PPSDHIK) telah melaksanakan pekerjaan
jasa konsultasi berupa kegiatan Sosialisasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2004 di 32 lokasi/propinsi. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut
dilakukan melalui prosedur penunjukan langsung setelah mendapat ijin
prinsip/persetujuan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor

B.903A/MEN/PHI-SES/X/04 tanggal 26 Oktober 2004.


Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh PT. Diksa Intertama Consultant
dengan Kontrak No.66/PHI/PPSDHIK/XI/04 Tanggal 12 Nopember 2004.
20

Pada tanggal yang sama (12 Nopember 2004) telah dilakukan adendum
kontrak berupa pergeseran beberapa komponen biaya tanpa mengubah
nilai kontrak yaitu sebesar Rp5.427.300.000,00 dengan rincian sebagai
berikut:
Biaya langsung personil
Biaya tiket penerbangan tim
Biaya perjalanan domestik tim
Biaya perjalanan darat tim
Biaya transportasi peserta (lokal)
Biaya akomodasi konsumsi
Biaya perlengkapan
Biaya lain-lain

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

1,440,000,000
708,532,000
8,250,000
111,650,000
345,600,000
2,217,600,000
475,935,000
119,733,000
5,427,300,000

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 35 (tiga puluh


lima) hari kalender terhitung sejak tanggal 12 Nopember 2004 s.d 16
Desember 2004. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima pekerjaan
No.18B/PHI/PPSDHIKTK/ XII/2004 Tanggal 16 Desember 2004 pekerjaan
dinyatakan telah selesai 100% dan telah dibayar lunas dengan Surat
Perintah Membayar No. 884735/088/118 Tanggal 22 Desember 2004.
Dari hasil pemeriksaan atas dokumen pengadaan barang/jasa
dimaksud ternyata panitia pengadaan barang/jasa dalam menyusun HPS
khususnya mengenai biaya langsung personil dengan nilai sebesar
Rp1.440.000.000,00

ternyata

tidak

mengacu

pada

ketentuan

yang

dikeluarkan oleh Surat Keputusan Bersama Bappenas dan Depkeu yaitu


No.1203/D.II/03/2000

dan

SE-38/A/2000

tanggal

17

Maret

2000.

Berdasarkan penjelasan Panitia Pengadaan diketahui bahwa yang menjadi


acuan dalam penyusunan HPS adalah harga kontrak pekerjaan konsultasi
yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

Keadaan tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Bersama Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen Keuangan No.
1203/D.II/03/2000 dan SE-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000 tentang
Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

(RAB) Untuk Jasa

Konsultansi antara lain menyatakan bahwa Biaya Langsung Personil


(Tenaga Ahli) untuk Jasa Konsultan, Jasa lainnya dan untuk tenaga
pendukung dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku dan wajar serta
didasarkan pada dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui
21

daftar gaji yang diperiksa (audited payroll) disertai bukti pembayaran pajak
terhadap gaji yang diterima.

Kondisi di atas mengakibatkan harga kontrak kegiatan sosialisasi


khususnya untuk biaya personil dengan nilai sebesar Rp 1.440.000.000,00
sulit dinilai kewajarannya.

Keadaan tersebut terjadi karena panitia pengadaan barang/jasa tidak


sepenuhnya melaksanakan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa dan
pengawasan pimpinan proyek lemah.

Atasan Langsung Bendaharawan menjelaskan bahwa kegiatan


sosialisasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial sebenarnya telah dibuat HPS (harga
perkiraan sendiri) namun dalam penyusunannya khususnya untuk biaya
langsung personil mengacu pada harga kontrak pekerjaan jasa konsultansi
tahun-tahun sebelumnya. Untuk masa yang akan datang akan lebih
ditingkatkan pengawasannya agar dalam pelaksanaan pekerjaan jasa lebih
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BPK-RI menyarankan kepada Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial


agar

menginstruksikan

Sesditjen

Pembinaan

Hubungan

Industrial

memberikan teguran tertulis, yang tembusannya disampaikan kepada


atasan langsung, kepada panitia pengadaan barang/jasa yang tidak cermat
dan teliti dalam menghitung biaya langsung personil dan pengawasan
Pimpro Peningkatan Sumberdaya Hubungan Industrial dan Kesejahteraan
Tenaga Kerja lebih ditingkatkan untuk mencegah hal yang sama terulang di
masa mendatang.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

22

Lampiran I
Volume Kontrak
No.
A

Item Pekerjaan
B

Sat
C

Jumlah

Halaman

Lt Dsr

G=D+E+F

371.93
12.43

187.00

410.00
25.00
187.00

52.00

0.00

52.00

36.00

40.00

21.20

Lt Dsr

Bangunan Kantor
Lantai Keramik Tile 40/40 ruang dalam
m2
Lantai Keramik Tile 20/20 KM
m2
Partisi Full Double Gypsum
Laboratorium
4 Lantai Keramik Lab APD 40/40 setara
roman
5 Lantai Keramik Tile 20/20 KM dalam &
tempat wudhu
6 Lantai Keramik Tangga 40/40 dengan
stap nosing 20/40
7 Down Light RD 125/E-27 PL 1x18 watt
8 TKI 2 x 36 watt
9 Lampu Emergence
Asrama
10 Pintu Kusen Single Kayu Double
Teakwood P1
Lantai Keramik Tile 40/40 ruang dalam
Lantai Keramik 30/30 Tangga
Lampu Baret 20 watt
Roset SLI E27/SL 20 watt
Wastafel termasuk kran dan cermin
Paper Holder
Taman
17 Rumput Gajah
18 Thabernae Putih
19 Nanas Merah
Jumlah

Lantai
I
F

Halaman

1
2
3

410.00
25.00

11
12
13
14
15
16

2,997.45
20.00
220.00

Volume Cek Fisik


Lantai
I
J

Selisih
Kurang
Jumlah
K=H+I+J L = G - K

Harga
Satuan
(Rp.)

Jumlah
(Rp.)

N=LxM

107.62

371.93
12.43
107.62

38.07
12.57
79.39

98,985
77,985
105,775.00

3,768,557
980,271
8,396,948

0.00

0.00

0.00

52.00

98,985.00

5,147,220

76.00

19.02

11.46

30.48

45.53

77,985.00

3,550,267

0.00

21.20

0.00

0.00

0.00

21.20

111,915.00

2,372,598

18.00
28.00
0.00

0.00
19.00
2.00

18.00
47.00
2.00

8.00
22.00
0.00

0.00
18.00
0.00

8.00
40.00
0.00

10.00
7.00
2.00

185,000.00
360,000.00
700,000.00

1,850,000
2,520,000
1,400,000

2.00

8.00

10.00

1.00

8.00

9.00

1.00

1,949,811.00

1,949,811

215.00
21.00
3.00
2.00
4.00
10.00

205.50
0.00
12.00
0.00
0.00
0.00

420.50
21.00
15.00
2.00
4.00
10.00

192.13
13.42
1.00
0.00
1.00
0.00

189.68
0.00
12.00
0.00
1.00
0.00

381.81
13.42
13.00
0.00
2.00
0.00

38.69
7.58
2.00
2.00
2.00
10.00

98,985.00
85,985.00
250,000.00
200,000.00
1,200,000.00
175,000.00

3,829,730
651,766
500,000
400,000
2,400,000
1,750,000

2,247.28
10.00
108.00

750.17
10.00
112.00

15,000.00
70,000.00
7,000.00

11,252,550
700,000
784,000
54,203,719

2,997.45
20.00
220.00

2,247.28
10.00
108.00

Anda mungkin juga menyukai