TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton terdiri atas agregat, semen dan air dengan perbandingan tertentu
Mulyono (2006) mengungkapkan bahwa beton merupakan fungsi dari bahan
penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus,
air, dan bahan tambah. Dengan campuran tersebut beton mengalami reaksi kimia
yang menghasilkan suatu perkerasan dan pertambahan kekuatan. Beton
mempunyai kelebihan kelebihan seperti mudah di bentuk yang membuat beton
saat ini lebih banyak digunakan dibandingkan bahan konstruksi bangunan yang
lainnya.
Klasifikasi beton berdasarkan kekuatannya, dapat dibagi dalam tiga kelas
yaitu :
a. Kuat tekan karakteristiknya 200-500 kg/cm2 disebut dengan beton normal
Normal Strength Concrete (NSC)
b. Kuat tekan karakteristiknya 500-800 Kg/cm2 disebut beton mutu tinggi
High Strength Concrete (HSN)
c. Kuat tekan karakteristiknya lebih dari 800 kg/cm2 disebut beton sangat
tinggi Very High Strength Concrete ( VHSC).
Aplikasi penggunaan beton sebagai bahan konstruksi yang telah digunakan di
dunia konstruksi ini diantaranya :
-
banyaknya inovasi dan perbaikan sifat beton sesuai dengan kebutuhan. Salah satu
inovasi tersebut adalah penambahan bahan tambah yang mendukung beton untuk
meningkatkan kekuatan beton serta mempengaruhi kemudahan dalam pengerjaan
beton itu sendiri. Khususnya pada beton non struktural banyak kemajuan inovasi
beton yang ditemukan dengan berbagai fungsi dan manfaatnya pada bidang
konstruksi bangunan salah satunya yaitu Pervious concrete.
Lahan parkir
Sidewalks
dari semen, agregat kasar, air dan sedikit atau tanpa agregat halus. Pervious
concrete memiliki porositas tinggi karena komposisi Pervious concrete berbeda
dengan campuran beton biasa tentu saja mempunyai sifat yang berbeda dengan
beton biasa. Beberapa sifat dari Pervious concrete adalah sebagai berikut :
yang
digunakan
pada
Pervious
concrete
dapat
Gradasi agregat
Pemadatan beton
2.2.2
Permeabilitas
Menurut
Ferguson
(2005)
dalam
Pratama
Budi
(2014:7)
10
2.3.1
Semen
Semen adalah material yang paling banyak digunakan pada beton
sebagai pengikat pada beton. Semen merupakan bahan ikat yang penting
dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi
sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah
agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan
dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah
mengeras akan menjadi beton keras (concrete). (Tri Mulyono, 2003).
Semen dibagi menjadi dua bagian, yaitu semen non hidrolis dan semen
hidrolis. Semen non hidrolis dapat mengeras tanpa diberikan air.
Sedangkan semen hidrolis dapat bereaksi dengan air dan menghasluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-slikat kalsium yang bersifat
hidraulis bersama bahan-bahan yang biasa digunakan. Contoh adalah
semen portland.
Semen
portland
ialah
semen
hidrolis
yang
dengan
cara
11
(Fe2O3) dan lain-lain, seperti yang tercantum pada tabel 2.1 mengenai
batas-batas presentase bahan-bahan sebagai berikut :
Persentase
CaO
60-67
SiO2
17-25
AL2O3
3-8
Fe2O3
0,5 - 6,0
MgO
0,5 - 4,0
Alkalis (Na2O)
0,3 1,2
SO3
2,0 3,5
Rumus kimia
Nama
Tricalcium silicate
3CaO.SiO2
C3 S
Dicalcium silicate
2CaO.SiO2
C2 S
Tricalcium aluminate
3CaO.Al2O3
C3 A
Tetracalcium aluminoferrite
4CaO.Al2O3 Fe2O3
C4AF
12
13
14
Persentase Lolos
25 mm
100
19 mm
90-100
9,5 mm
20-55
4,75 mm
0-10
2,36 mm
0-5
surface dry). Menurut (ACI Commite 522, 2010) kondisi agregat yang
terlalu basah dapat menyebabkan pasta terlalu cair, sehingga dapat menutup
pori-pori pada pervious concrete.
15
2.3.3
Air
Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk
bereaksi dengan semen, yang juga berfungsi sebagai pelumas antara butiranbutiran agregat agar dapat dikerjakan dan dipadatkan.
Menurut SK SNI 03 - 2847 - 2002, air yang digunakan untuk
campuran beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
a. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.
b. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm) (ASTM C-109 ).
Pada pervious concrete sendiri sebaiknya direncanakan faktor air
semen yang relatif rendah (0,26 0,35 ), karena jumlah air yang terlalu
banyak dapat membuat pasta semen terlalu cair dan menutup pori-pori yang
ada.
16
+ 6H2O
2 C3 S
+6H
trikalsium silikat
3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
C-S-H gel
+ 3 CH
gel tobermorite
kalsium hidroksida
+4H
dikalsium silikat
C-S-H gel
gel tobermorite
+ CH
kalsium hidroksida
17
3Ca(OH)2 + SiO2 (pada silica fume) + H2O (air) gel C-S-H gel
tambahan
Dengan berekasinya Kalsium 3Ca(OH)2 , SiO2, dan air, maka akan
terbentuk gel C-S-H atau gel Calcium Silicate Hydrate
Berikut adalah komposisi kimia dari silica fume dapat dilihat pada
tabel 2.4.
Tabel 2.4 komposisi kimia silica fume
Berat dalam persen
Kimia
SiO2
92-94
Karbon
3-5
Fe2O3
0,10-0,50
CaO
0,10-0,15
Al2O3
0,20-0,30
MgO
0,10-0,20
MnO
0,008
K2O
0,10
Na2O
0,10
Berat dalam persen
Fisika
Berat jenis
2,02
Rata-rata ukuran partikel, m
0,1
Lolos ayakan no.325 dalam %
99,00
Keasaman pH (10% air dalam slurry)
7,3
Sumber : yogendran,et al,. ACI Material Journal, Maret/April, 1987 :125
Penggunaan silica fume tergantung dari kekuatan serta workability
beton yang diinginkan. Penambahan silica fume pada komponen camuran
beton dilakukan pada waktu sebelum dicampur dengan air. Cara kerja
silica fume pada campuran adalah :
1. Dalam hal reaksi yang disebut reaksi pozzolanic
Reaksi hidrasi antara semen porrtland dan air menghasilkan berbagai
senyawa, termasuk kalsium dalam campuran beton, silica fume
bereaksi dengan CH dan membentuk CSH tambahan. Hal ini dapat
meningkatkan kuat tekan beton.
2. Dalam sifat fisik
18
Ukuran silica fume 100 sampai 150 kali lebih kecil daripada partikel
semen maka silica fume dapat mengisi pori yang terbentuk diantara
agregat kasar, agregat halus dan semen. Keadaan ini memperkecil
struktur beton sehingga menghasilkan struktur yang lebih padat.
2.4
ACI 522R 10. Dari penelitian yang sudah dilakukan, proporsi campuran pervious
concrete secara umum dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Rentang secara umum proporsi campuran pervious concrete.
Material
Proportion (Kg/m3)
Semen
Agregat
4 sampai 4.5 : 1
0 sampai 1 : 1
19
20