Anda di halaman 1dari 5

PUSTAKA YAYASAN ENAMGE BAGI PRAKTISI MSDM

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

PMTK&K No. 02/MEN/1981 ttg Tata Cara Melaporkan Ketenagakerjaan di


Perusahaan
| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLakUU-13/2003 |
Acuan Informasi

Tanpa Tuntutan

Dikinikan: 01 Juli 2004

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


NOMOR: 02/MEN/1981
TENTANG
TATA CARA MELAPORKAN KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI:
Menimbang:
bahwa sebagai pelaksanaan pasal 9 Undang-undang No. 7 Tahun 1981 perlu
dikeluarkan Peraturan Menteri mengenai Tata Cara melaporkan Ketenagakerjaan
di Perusahaan.
Mengingat:
1.
2.
3.
4.

Undang-undang No. 7 Tahun 1981;


Keputusan Presiden R.I. No. 44 yo 45 Tahun 1974;
Keputusan Presiden R.I. No. 45/M/1978
Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No. Kep.
1000/Men/1975;
5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kep. 170/Men/1981;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Tata Cara
Melaporkan Ketenagakerjaan di Perusahaan
Pasal 1
1) Laporan Ketenagakerjaan di perusahaan sebagaimana tersebut pada pasal 9
Undang-undang No. 7 Tahun 1981 harus dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja di tempat kedudukan perusahaan atau cabang atgau
bagian yang berdiri sendiri berada.
2) Apabila tempat kedudukan perusahaan atau cabang atau bagian yang berdiri
sendiri tersebut pada ayat (1) belum ada Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan

Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja, maka laporan harus


disampaikan kepada Kepala Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan perusahaan atau cabang atau bagian yang berdiri sendiri
tersebut.
Pasal 2
1) Cara penyampaian laporan ketenagakerjaan tersebut pada pasal 1 disampaikan ke
Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan
Tenaga Kerja secara langsung atau melalui pos.
2) Dalam hal menyampaikan laporan ketenagakerjaan tersebut pada ayat (1) melalui
pos, maka tanggal tertera pada stempel Kantor Pos pengiriman merupakan tanggal
penyampaian laporan.
Pasal 3
1) Laporan ketenagakerjaan tersebut pada pasal 1 dibuat rangkap 4 (empat) dengan
menggunakan bentuk dan isi laporan sebagaimana tersebut pada lampiran
Peraturan Menteri ini.
2) Bentuk laporan ketenagakerjaan tersebut pada ayat (1) disediakan oleh Kantor
Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja.
Pasal 4
1) Laporan Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja yang menerima laporan sebagaimana tersebut pada
pasal 1 wajib mencatat dan memberikan tanda penerimaan dan nomor pendaftaran
pada keempat bentuk laporan tersebut pasal 3.
2) Kepala Kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja setelah menerima laporan ketenagakerjaan tersebut
pada ayat (1) segera:
a. Menyampaikan masing-masing 1 (satu) lembar kepada Kantor Direktorat
Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja
cq. Direktur Pembinaan Norma-norma dan Perlindungan Tenaga Kerja dan
kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
b. Menyampaikan data yang menyangkut bidang pembinaan dan penggunaan
tenaga kerja termasuk jumlah buruh yang ada kepada Kantor Ditjen
Binaguna setempat.
Pasal 5

Pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Menteri ini ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku sejak berlakunya Undang-undang No. 7 Tahun
1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 5 Oktober 1981
------------------------------------MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
ttd
HARUN ZAIN
Ke awal halaman

Catatan penulis
Formulir "Daftar Laporan" dimaksud dapat diperoleh di Kandepnaker setempat.
Formulir isian itu semula mengandung 21 butir isian yang perlu diisi oleh
Pengusaha/Pengurus Perusahaan..
Pada tahun 1990, dengan PMTK No. PER-05/MEN/1990, isian itu disempurnakan
menjadi 16 butir isian.
Isian versi tahun 1990 tersebut sebagai berikut:
1. Nama dan alamat perusahaan, Kantor Cabang atau Bagian perusahaan yang
berdiri sendiri:
2. Nama dan alamat Pengusaha dan Nama dan alamat Pengurus Perusahaan:
3. Tanngal mendirikan Perusahaan atau memindahkan:
4. Akte perusahaan bila perusahaan berbentuk badan hukum:
5. Ada tidaknya cabang atau berapa jumlah cabang di seluruh Indonesia:
6. Jumlah buruh yang ada dan diperinci menurut: Status buruh (bulanan, harian,
borongan/satuan), Warga Negara Indonesia dan Asing, masing-masing
dipisahkan Laki-laki dan Wanita, Dewasa dan Muda.
7. Ada dan tidaknya: (1) Pesawat, (2) Mesin, (3) Listrik, (4) Bahan Berbahaya, (5)
Bahan Mudah Meledak, (6) Bahan Mudah Terbakar, (7) Bahan radio aktif, (8)
Perancak Bangunan.
8. Status Perusahaan: (1) Milik Swasta/ Negara, (2) Persero, (3) Perum, (4) Perjan.
9. Status Permohonan: (1) P.M.A., (2) PMDN, (3) Swasta Nasional
10. Isian dengan X pada : Bipartite, SPSI, Peraturan Perusahaan, KKB, P2K3,
Koperasi.
11.

11. Jumlah upah: Upah minimum dan upah maksimum per bulan, Upah minimum per
hari dan upah maksimum per bulan, Upah minimum borongan dan Upah
maksimum borongan.
12. JAMINAN SOSIAL: Jaminan Kesehatan dan Tunjangan untuk pekerja (dengan
menandai x, (1) Jaminan sakit, (2) Jaminan Hamil, (3) Jaminan bersalin, (4)
Biaya Penguburan, (5) Tunjangan Hari Tua, (6) ASTEK.
13. Waktu Kerja, dengan pilihan : (1) 7 jam/hari & 40 jam/minggu, (2) 8 jam/hari &
40 jam/minggu, (3) lebih lama dari No. 1, (4) lebih lama dari No. 2.
14. Rencana kebutuhan tenaga kerja yang akan datang, dengan isian: nama jabatan,
kode jabatan *), syarat-syarat pendidikan *), WNA/WNI, status tenaga kerja
(1)=bulanan, (2) = harian, (3) Borongan, kapan diperlukan, dan jumlahnya.
15. Jumlah tenaga kerja pada 12 (dua belas) bulan yang lalu
--- Jumlah penerimaan tenaga kerja selama 12 bulan yang lalu
--- Jumlah tenaga kerja yang berhenti selama 12 bulan yang lalu
16. Latihan keahlian dan kejuruan: ada atau tidak ttg. 1) fasilitas latihan; 2) program
latihan bagi tenaga kerja Indonesia; 3) program peng-Indonesiaan tenaga kerja.
*)=Diisi oleh petugas Depnaker

Dalam hal perusahaan memindahkan, menghentikan, atau membubarkan


usahanya, daftar laporan bentuk lain disyaratkan. Formulir tersebut berisi:
1. Nama dan alamat Perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.
2. nama dan alamat pengusaha/ pengurus/ perusahaan.
3. Tanggal: memindahkan, menghentikan, membubarkan.
4. alasan: (pilihan: Failit, Dijual, Dihibahkan, Lain-lain
5. perihal penyelesaian upah pekerja ( dibayar/ belum, kepada berapa buruh dalam 2
tahun terakhir)
6. perihal penyelesaian upah lembur (dibayar/ belum, kepada berapa buruh dalam 2
tahun terakhir)
7. perihal penyelesaian cuti ( diberikan/ belum, kepada berapa buruh dalam 2 tahun
terakhir )
8. perihal penyelesaian tunjangan kecelakaan kerja ( telah/ belum, kepada berapa
buruh dalam 2 tahun terakhir )
9. Hal-hal lain yang perlu diselesaikan dengan pekerja yang tercantum dalam PK,
PP, KKB, lain-lain ( telah diselesaikan/ belum diselesaikan )
10

10. Kewajiban-kewajiban lain yang perlu dilaporkan.


Ke Awal Halaman

| IP | Umum | Rekrutmen | K-3 | PP-KKB-PK-Konvensi | TK Wanita | Jam Kerja & Upah | Benefit | PHI & PHK | Lain-lain | KepLak-UU13/2003 |
Halaman ini disiapkan oleh Gabriel S.T. untuk fasilitasi praktisi MSDM. Dikinikan: 01 Juli 2004

Anda mungkin juga menyukai