PENDAHULUAN
Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidaktidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai
dengan daerah fokal otak yang terganggu (World Health Organization, 2005). Stroke adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global,
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Centers for Disease
Control and Prevention, 2009).
Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang
penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif. Saat ini
Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia (Yastroki,
2009). Angka ini diperberat dengan adanya pergeseran usia penderita stroke yang semula
menyerang orang usia lanjut kini bergeser ke arah usia produktif. (Gemari, 2008).
Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke adalah faktor yang
tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti usia, ras, gender, genetik, dan
riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi (modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes,
obesitas, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol, dislipidemia (PERDOSSI, 2007).
Stroke perdarahan lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan stroke iskemik ( stroke
iskemik 85%,stroke hemoragik 15%),tetapi berhubungan dengan prognosis yang secara
signifikan lebih buruk di dalam populasi Asia. Kemungkinan ini mencerminkan tingkat
penyakit pembuluh kecil yang lebih tinggi, hipertensi, dan adanya faktor genetik. Tingkat
mortalitas perdarahan intraserebral (PIS) dalam 30 hari 30-52% dan separuh dari kematian
tersebut terjadi dalam dua hari pertama (Broderick et al., 2007).
Teori perdarahan mikroaneurisma untuk stroke perdarahan kini mendapat sanggahan, dan
disimpulkan bahwa nekrosis fibrinoid pada arteri kecil dan arteriola yang disebabkan karena
hipertensi mungkin berakibat langsung pada perdarahan serebral. Etiopatologi untuk infark
serebral menjadi lebih dipahami, dan penyebabnya dapat dibagi secara garis besar menjadi
trombosis dan emboli atau penyakit arteri besar dan lakunar, keduanya berhubungan dengan
atherosklerosis. Hipertensi adalah faktor penentu yang paling penting pada perdarahan
intraserebral dan infark serebral (Leppalla et al., 1999)
BAB II
PENYAJIAN KASUS
1.1 Identitas
Nama
: Tn. N
Usia
: 84 tahun
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Budha
Status
: Menikah
Alamat
: Coma
Tanda vital
TD
: 170/90 mmHg
Nadi
: 102 x/menit
Nafas
: 28x/menit
Suhu
: 40,4 oC
Kepala
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Paru:
Pergerakan statis dinamis simetris, fremitus taktil kanan=kiri, sonor +/+, bunyi
nafas dasar: vesikular +/+, bunyi nafas tambahan: rhonki -/-, wheezing -/-.
Abdomen:
Bentuk soepel, nyeri tekan (+) di regio epigastrium, hati tidak teraba, lien
tidak teraba, asites (-), bising usus (+)10x/menit.
Ekstremitas:
Teraba hangat, oedema (-), sianosis (-), jari tabuh (-), capillary refill < 2 detik.
Status Neurologis
GCS 4, E1M1V2
Kanan
Kiri
N. 1
Daya pembau
N.II
Daya penglihatan
N. III
Ptosis
Ukuran pupil
3mm
Bentuk pupil
Bulat
Strabismus divergen
N. IV
Gerakan
mata
ke
lateral
bawah
Strabismus konvergen
N. V
Menggigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka
Refleks kornea
Trismus
N. VI
Strabismus konvergen
Kanan
N. VII
Kedipan mata
Kiri
+
Lipatan nasolabial
Tidak simetris
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Meringis
Mengembungkan pipi
Tes rinne
N. VIII
Tes swabach
Tes weber
Arkus faring
N. IX
Daya
kecap
lidah
belakang
1/3
Refleks muntah
Sengau
Tersedak
Arkus faring
N. X
Bersuara
Menelan
Memalingkan kepala
N. XI
Sikap bahu
Mengangkat bahu
Kanan
N. XII
Kiri
Sikap lidah
Artikulasi
Menjulurkan lidah
Tremor lidah
Fasikulasi lidah
Refkes Fisiologi
Brudzinski I
:-
Brudzunski II
:-
Laseque
: > 70/>70
Kernig
: > 135/135
Refleks Patologis :
Motorik
:-
Bicep
: (++/++)
Tricep
: (++/++)
Patella
: (++/++)
Achilles
: (++/++)
Hoffman-tromner
: (-/-)
Babinski
: (-/-)
Oppenheim
: (-/-)
Gordon
: (-/-)
Chaddock
: (-/-)
Kekuatan
Tonus
222
555
222
555
normal
normal
normal
normal
Trofi otot
eutrofi
eutrofi
Eutrofi
eutrofi
Resume
Pasien Laki-laki 84 tahun datang dengan penurunan kesadaran . Kelemahan anggota gerak
(+), Muntah (+) saat serangan, nyeri kepala (+), sesak (+). Tekanan darah saat masuk IGD
170/90 mmHg. Suhu 40,4oC. GDS DBN. Keluarga menyatakan bahwa ini merupakan
kejadian pertama kalinya. Pasien mempunyai riwayat Hipertensi namun tidak minum obat
teratur. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 170/90 mmHg (Hipertensi Stadium I). Lidah
menyimpang ke kiri. Sudut bibir dan lipatan nasolabial pasien kanan lebih rendah. Terdapat
kelemahan motorik pada lengan dan tungkai dextra.
Skor Siriraj
(2,5x2)+(2x1)+(2x1)+(0,1x90)-(3x0)-12 =
5+2+2+9-0-12= 6
1 suspect Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Leukosit
14
K/L
4-12
Hb
11,3
g/dL
11-17
Hematokrit
33,5
40-54
Eritrosit
6,30
M/ L
4-6,2
Trombosit
179
Ribu/L
150-400
Urea
33,7
Mg/dL
10,0-50,0
kreatinin
0,7
Mg/dL
0,6-1,4
SGOT
16,3
U/L
<32,0
SGPT
8,8
U/L
<31,0
EKG
Diagnosis
Diagnosis klinis
Diagnosis topis
Diagnosis etiologis
Diagnosis banding
Terapi
Nonmedikamentosa : Oksigen 3 liter/menit
Infus NaCl 15 tetes/menit
Pasang Cateter Urin dan NGT
Elevasi kepala 30 derajat
Rawat di ICU
Tirah baring dan pencegahan dekubitus
Penjelasan kepada pasien dan keluarga
Memberikan dukungan dan edukasi pasien
Medikamentosa : Infus paracetamol 3x1 gr IV
Injeksi ceftriakson 2x1 gr IV
Injeksi ranitidin 2x1 amp
Injeksi Citicholine IV 2 x 250 mg
Injeksi Vitamin C 1x400 mg
Drip manitol loading 250 cc dalam 30 menit.